Resolusi tahun 2022 ini, nggak mau yang muluk-muluk. Nggak mau hidup seperti boneka, tapi ingin hidup seperti Larry!

Gimana caranya, ya?

 

Summary

  • 2020 menjadi tahun terburuk bagi sebagian besar orang; pandemi, layover besar-besaran, semua orang panik.
  • 2021 muncul harapan akan new normal, tren baru, FOMO, investasi tanpa arah, semua orang berusaha mengejar ‘ketertinggalan’.
  • 2022 saatnya berbenah, kembali berjuang tanpa menghasilkan kesia-siaan.

 

2022: Aku Ingin Hidup Seperti Larry

Nggak kerasa, kita sudah masuk ke tahun yang baru. Rasanya 2020 dan 2021 pergi dalam sekejap mata, bahkan nggak memberikan kita kesempatan untuk berhenti sejenak.

2020 bisa dibilang adalah tahun terburuk buat sebagian orang. Klasik, terombang-ambing gelombang ketidakpastian akibat layover pandemi.

Terseok-seok untuk bangkit dari keterpurukan, perlahan jalan menyongsong masa depan yang menanti di 2021, menyiapkan mental menyambut dengan segala keruwetan yang ada di jagat raya ini.

kejadian 2020-2021

 

Entah kenapa, di 2021 kemarin rasanya terlalu banyak terpapar dengan dunia media sosial, yang ironisnya, adalah dunia yang digeluti oleh beberapa dari kita.

Berceceran postingan yang mengotak-kotakkan manusia, membuat kategori baru seolah-olah kita harus jadi bagian di dalamnya.

25 tahun, harus punya rumah sendiri,

30 tahun, harus punya aset ratusan juta hingga miliaran,

dan kategori-kategori lain yang nggak ada habisnya karena faktanya, menghasilkan Engagement Rate yang tinggi di tiap postingan-nya.

Ini membuat kita akhirnya banyak menengok ke belakang. Apa saja yang sudah aku lakukan selama hidup di dunia ini? Kenapa aku nggak bisa masuk kategori tersebut?

 

Merasa tertampar, akhirnya mencoba untuk berlari dua kali lebih cepat, mengejar ketertinggalan entah dari apa dan dari siapa. 

Tidak masalah, yang penting aku bisa masuk ke dalam kategori yang mereka konstruksi.

Cepat-cepat kumpulkan dana darurat dan ikut investasi di berbagai instrumen, menyimpan beberapa aset di platform kripto, hingga ikut investasi di beberapa perusahaan publik di luar negeri. 

Semua dilakukan demi menjadi sosok yang dianggap melek keuangan, dianggap bijak atur keuangan, padahal semua dilakukan asal-asalan.

Dana darurat tidak ubahnya sebagai dana tabungan yang bisa aku ambil kapan saja ketika uang bulanan sudah mulai menipis.

Uang jadi berceceran ke mana-mana tanpa tujuan yang jelas, dengan naif berharap bisa sukses dari penghasilan investasi sebagaimana teman-teman di media sosial.

Stres

 

Ini yang akhirnya membuat setidaknya aku, selalu kecolongan setiap ada peluang. 

2021, banyak teman-teman yang menawarkan rumah dengan harga super miring, yang sebenarnya bisa aku ambil, tapi berakhir dengan kegondokan karena terpaksa kudu diikhlaskan kepada mereka yang lebih siap.

Bukan cuma kesempatan macam ini, kesempatan untuk bekerja di perusahaan bonafid pun aku lewatkan akibat terlalu fokus FOMO, dan nggak investasi leher ke atas.

Kesal rasanya.

Nggak berhenti aku merutuki diri sendiri atas segala kebodohan dan hal-hal nggak penting yang membuat waktu habis sia-sia.

2021 juga membuat aku merasa kalau semua yang aku lakukan sama sekali tidak efektif, karena tidak menghasilkan, pun tidak membawa aku pada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Berkaca pada hal ini, di tahun 2022, aku punya resolusi yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Kalau di 2020, resolusiku ingin punya rumah (yang terpaksa harus dikubur dalam-dalam karena pandemi), kemudian di 2021 aku ingin punya dana darurat dan 20% modal beli rumah (yang nggak juga tercapai), maka di tahun 2022 ini aku tidak mau apa-apa.

Di tahun 2022 ini, aku tidak ingin jadi boneka dan membiarkan orang lain mendefinisikan kebahagiaanku, tapi aku jadi ingin Larry yang mendefinisikan kebahagiaannya sendiri.

Larry Living Life the fullest

Karakter Larry dalam Serial “Spongebob Squarepants”

 

Menjadi Larry yang kebahagiaannya nggak dikebiri akibat terlalu sibuk ikut-ikutan apa yang sedang jadi tren di kalangan anak-anak muda.

Menjadi Larry yang bebas berselancar kapan saja, dan pandai mengambil kesempatan yang muncul di hadapannya.

Di tahun 2022 ini, aku cuma ingin jadi orang yang pandai mengambil dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin, jadi orang keren yang bisa langsung ambil kesempatan ketika ada peluang rumah yang dijual murah.

Membuat diri sendiri jadi orang yang beruntung dengan investasi leher ke atas sampai nanti muncul kesempatan-kesempatan yang datang tanpa permisi.

Munculnya keinginan sederhana ini membuatku berpikir tentang apa saja yang harus kusiapkan sekarang?

 

Adalah ilmu, mental, dan uang.

 

Untuk mendapatkannya dengan sempurna, aku terlebih dulu harus mengubah kebiasaanku berselancar di media sosial dengan memperbanyak waktu untuk membaca.

Aku juga perlu berhenti bersikap seolah-olah bisa melakukan semuanya sendiri dan tidak gengsi untuk meminta bantuan mereka yang berpengalaman dan ahli di bidangnya untuk membenahi hidupku.

Berbekal dari petuahnya, aku mulai menyiapkan semuanya berdasar pada piramida ini, memulainya dari lapisan paling bawah.

Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual Finansialku

 

Adalah dana darurat. Aku tidak ingin gegabah. Aku harus menempatkan dana darurat di tempat yang tepat.

Juga investasikan sebagian uangku berdasarkan kemampuan dan pertimbangan matang.

Mengingat aku berbeda dengan keledai yang selalu jatuh pada lubang yang sama, aku tidak ingin besar kepala dan merasa tidak butuh bantuan, yang akhirnya bisa membuatku terjerembab lagi di kubangan lumpur penyesalan seperti tahun lalu.

Penuh dengan penyesalan karena sebenarnya aku bisa lakukan ini sejak beberapa tahun ke belakang andai saja kesampingkan ego dan tak perlu besar kepala merasa kalau semuanya bisa kulakukan sendirian.

Menerima fakta bahwa tidak semua hal harus kuketahui dan kulakukan sendiri, dan perlu bantuan mereka yang berpengalaman dan ahli.

New year

 

Dan begini lah aku sekarang, menjalani hidup dengan lebih bermakna dan terarah, meski pace aku nggak secepat orang lain, tapi aku menikmati betul setiap prosesnya. 

Aku tidak mau berlari terlalu singkat karena lelah terlalu cepat. Aku ingin berlari sebisaku, tapi terus kulakukan hingga aku menemukan garis finish-ku. Aku harap, kamu juga begitu. 

Mengutip dari salah satu buku yang kubaca,

“그동안, 혼자서 목목히 많은 일들이 해결해 오느라 고생 많았어요.” yang berarti:

“Terima kasih untuk semua kerja keras kamu dalam sepi, menghadapi berbagai masalah yang datang sendirian.” 

 

Ingin kuucapkan terima kasih sudah bekerja keras dan bertahan atas tempaan dari lingkungan dan keadaan, meski kita tahu betul betapa sulitnya bertahan di tengah ketidakpastian.

Tahun 2020 dan 2021 biarlah jadi salah satu potongan puzzle yang membantu kita buat melengkapi kisah hidup kita nanti.

Aku harap, kita dapat bertemu kembali di tahun depan, dan berbagi cerita soal perjalanan menuju kebahagiaan yang tidak pernah berhenti ini.

 

Go on with Finansialku!