Investasi bisa menjadi pilihan untuk menyiapkan keuangan di masa depan. Tapi gimana cara memulai dan memilih investasi yang tepat?

Temukan jawabannya di artikel berikut ini!

 

Summary:

  • Investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai berbagai tujuan keuangan, termasuk mengamankan keuangan di masa depan.
  • Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi, supaya investasi bisa digunakan sebagaimana mestinya.

 

Jangan Ragu Memulai Investasi

Sobat Finansialku, tahukah kamu bahwa investasi merupakan salah satu kendaraan untuk mencapai berbagai keinginanmu di masa depan?

Dengan berinvestasi, kamu bisa menumbuhkan uang sehingga keinginan pun lebih mudah tercapai.

Sedangkan tanpa investasi, uang justru akan terus berkurang karena nilainya tergerus inflasi.

Ilustrasi Inflasi yang Mengurangi Nilai Uang

Ilustrasi Inflasi yang Mengurangi Nilai Uang. Sumber: Cermati.com

 

Sayangnya masih banyak orang yang ragu untuk berinvestasi. Alasannya beragam, karena belum punya modal besar, tidak tahu harus mulai dari mana, takut rugi, dan banyak alasan lainnya.

Data di tahun 2020, perbandingan jumlah penduduk usia produktif dengan investor ritel pasar modal Indonesia hanya mencapai 2,2 persen. Angka ini jauh di bawah Malaysia yang jumlah investor ritelnya mencapai 9 persen dari penduduk usia produktif dan Singapura yang mencapai 15 persen.

So, kamu jangan ragu untuk mulai berinvestasi dan ikuti langkah-langkahnya di pembahasan berikut ini!

 

6 Langkah Memulai Investasi

Jika Sobat Finansialku ingin memulai investasi, ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dipersiapkan supaya tujuan dari investasinya kelak tercapai. Kira-kira apa saja ya?

 

#1 Tentukan Tujuan Keuangan yang Spesifik

Berinvestasi tanpa tujuan seperti berkendara tanpa arah. Dengan tujuan keuangan yang spesifik, kamu akan lebih termotivasi dan konsisten dalam berinvestasi.

 

#2 Dana Darurat dan Asuransi

Setelah menentukan tujuan keuangan, kamu harus pastikan dulu bagaimana kondisi keuangan saat ini?

Terlebih jika terjadi hal-hal diluar prediksi. Seperti kehilangan penghasilan, sakit, atau tertimpa musibah lainnya.

Karena itu, sebaiknya terlebih dulu miliki dana darurat dan asuransi. Ibarat mengendarai mobil ke suatu tujuan, sebelum berangkat kamu perlu mengisi bensin dan menyiapkan ban cadangan. Supaya perjalanan lancar sampai tujuan.

 

#3 Kenali Profil Risiko

Berikutnya, ketika akan berinvestasi kamu harus kenali profil risikonya.  Profil risiko merupakan tingkat toleransi individu terhadap risiko investasi.

Secara umum, ada tiga jenis profil risiko, yaitu:

  • Agresif, yaitu menggambarkan individu dengan batas toleransi yang tinggi terhadap risiko kerugian.
  • Moderat, yaitu individu dengan tingkat toleransi menengah terhadap risiko kerugian.
  • Konservatif, yaitu individu yang cenderung mencari aman dan menyukai kestabilan dalam berinvestasi.

Profil risiko setiap orang akan berbeda satu sama lain, karena dipengaruhi berbagai faktor. Seperti pengetahuan tentang investasi, jumlah tanggungan dan pendapatan, kondisi keuangan, dan lain-lain.

Nantinya profil risiko ini bisa berubah seiring perubahan pada faktor-faktor tersebut.

Informasi lebih lengkap seputar profil risiko juga bisa kamu akses di artikel Finansialku lainnya:  Apakah Penting Cek Profil Risiko Sebelum Berinvestasi?

 

#4 Ketahui Jenis Investasi dan Pilih Sesuai Kebutuhan

Saat ini ada banyak jenis investasi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Berikut ini beberapa referensinya untuk kamu:

 

#1 Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah investasi yang berisi kumpulan dana para investor. Nantinya dana ini akan dialokasikan ke saham, obligasi, dan deposito oleh manajer investasi.

Berdasarkan alokasi asetnya, ada empat jenis reksa dana, yaitu:

  • Reksa Dana Pasar Uang
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap
  • Reksa Dana Saham
  • Reksa Dana Campuran

Kelebihan investasi reksa dana adalah terdiversifikasi, dikelola oleh pihak profesional, praktis, dan terjangkau.

Apalagi sudah banyak aplikasi Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp10 ribu. Tapi tetap ingat prinsip investasi, ya. Yaitu high risk, high return.

 

#2 Emas

Emas telah dipercaya sebagai alat investasi sejak zaman dulu karena sifatnya yang lindung nilai (safe haven). Jadi bisa membantu melindungi asetmu dari inflasi dan penurunan nilai akibat ketidakpastian ekonomi dan politik.

Ada 3 cara investasi emas yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  • Beli Emas Batangan

Jika punya dana lebih, kamu bisa membeli emas batangan atau logam mulia. Umumnya, emas batangan bisa dibeli mulai dari 1 gram.

 

  • Beli Emas Perhiasan

Membeli emas perhiasan seperti mendapat dua keuntungan, selain mudah dijual kembali juga bisa dipakai sebagai aksesoris.

Tapi cara ini kurang direkomendasikan untuk investasi. Karena saat membeli emas perhiasan, ada biaya pembuatan emas yang cukup tinggi. Sayangnya, biaya tersebut tidak akan dihitung saat emas dijual kembali.

 

  • Menabung Emas

Sistem menabung emas sama seperti kamu menabung uang di bank. Ketika mencapai saldo tertentu, kamu punya pilihan untuk mencairkannya dalam bentuk uang tunai atau emas batangan.

Kamu bisa datang langsung ke outlet resmi yang menyediakan layanan emas atau melalui aplikasi. Cara ini tidak akan ada risiko kehilangan seperti membeli emas batangan atau perhiasan yang disimpan di rumah.

 

#3 Obligasi Negara Ritel

Investasi pada obligasi negara ritel artinya kamu meminjamkan uang kepada pemerintah, nantinya akan mendapat kupon (pendapatan rutin) yang dibayarkan setiap bulan.

Uang tersebut biasanya untuk membangun infrastruktur, sumber daya alam dan manusia, menangani perubahan iklim, dan bahkan pandemi.

Selain memberikan passive income, investasi ini risikonya rendah karena dijamin oleh Undang-Undang dan pajak yang lebih rendah daripada deposito.

Pemerintah juga menawarkan obligasi negara syariah yaitu sukuk ritel dan sukuk tabungan. Kamu bisa mulai berinvestasi dari Rp1 juta melalui bank atau aplikasi yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai agen penjual.

 

#4 Peer to Peer (P2P) Lending

Peer to peer (P2P) lending merupakan perantara antara pihak yang membutuhkan modal (borrower) dengan pihak yang memiliki modal (lender). Sistemnya mirip dengan obligasi negara.

Bedanya sebagai lender, kamu akan meminjamkan uang kepada perusahaan bahkan dengan UMKM. Dimana perantara dari P2P lending bukanlah bank melainkan platform P2P lending itu sendiri.

Tingkat risiko dari investasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tiga jenis investasi di atas. Menyiasatinya, untuk tahap awal kamu bisa mencoba dengan modal yang sedikit.

Saat ini, sudah ada beberapa platform P2P lending yang menawarkan fasilitas pendanaan mulai dari Rp100 ribu. Cukup terjangkau, kan?

 

#5 Saham

Investasi di pasar modal atau saham selalu memiliki daya tarik, meski risikonya tinggi karena harga saham fluktuatif.

Tapi jangan khawatir, kamu tetap bisa berinvestasi saham asal menggunakan ‘uang dingin’ atau tidak akan digunakan dalam jangka panjang.

Pastikan juga kamu siap ketika jumlah uang tersebut hilang. Sehingga meski terjadi penurunan harga saham, psikologimu tidak akan terganggu.

 

#5 Pastikan Legalitas Terjamin

Setelah memilih jenis investasi yang sesuai kebutuhan, pastikan tempat kamu berinvestasi telah terdaftar dan memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

#6 Mulai Investasi dan Lakukan Review Berkala

Jika sudah melakukan semua langkah di atas, yuk mulai berinvestasi. Jangan lupa untuk lakukan review investasimu secara berkala setiap 3 atau 6 bulan sekali.

 

Keuangan yang Aman Harus Direncanakan

Sobat Finansialku, untuk mencapai keuangan yang aman di masa depan itu harus direncanakan. Salah satunya dengan berinvestasi sedari dini.

Semoga informasi yang disampaikan bisa menepis keraguanmu untuk memulai investasi, termasuk dalam memilih produk investasi yang tepat.

Supaya lebih yakin, kamu bisa diskusikan produk investasi yang sesuai kebutuhan dengan Perencana Keuangan Finansialku yang sudah tersertifikasi.

Caranya, download Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau App Store dan pilih fitur Konsultasi Keuangan. Selamat mencoba…

 

Semangat untuk kamu! Bagikan juga artikel ini ke teman atau saudaramu yang ingin mulai berinvestasi. Yuk, kita tingkatkan jumlah investor di Indonesia untuk kondisi pasar modal dan perekonomian yang lebih baik!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno