Investasi reksadana ternyata mengandung potensi risiko. Apa saja 6 potensi risiko investasi dana yang perlu Anda ketahui dan pahami?
Â
6 Potensi Risiko Investasi Reksadana
Investasi selalu saja memiliki potensi keuntungan (return) dan potensi risiko (risk). Bagaimana dengan reksadana?
Investasi Reksadana juga memiliki risiko, mulai dari risiko yang melekat pada produk, risiko kondisi ekonomi dan risiko pengelolaan.
Nah berikut ini penjelasan lebih detil mengenai 6 potensi risiko investasi reksadana yang harus Anda ketahui dan buat strategi untuk mengantisipasinya.
Â
Â
[Baca Juga: 3 Jenis Sumber Pendapatan dalam Keluarga, yang Harus Anda Optimalkan!]
Â
Risiko Investasi Reksadana #1 Keuntungan Tidak Dijamim
Satu hal yang harus Anda ingat, ketika Anda investasi reksa dana atau investasi apapun tidak ada jaminan atas keuntungan.
Sekali lagi keuntungan tidak dijamin. Bagaimana dengan modal investasi? Ada beberapa produk investasi (terutama yang berhubungan dengan obligasi) masih memberikan jaminan pada modal. Reksadana terproteksi adalah salah satu reksadana yang memberikan jaminan pada modal.Â
Â
Â
Jika ada tenaga penjual bank atau agen yang menawarkan produk reksa dana kepada Anda, mereka umumnya akan memperlihatkan fund fact sheet atau kinerja reksa dana.
Kinerja tersebut sifatnya laporan kinerja yang sudah lewat. Sebagai catatan yang harus Anda garis bawahi kinerja masa lalu BUKAN JAMINAN keuntungan atau return dimasa yang akan datang.Â
Â
Risiko Investasi Reksadana #2 Risiko Likuiditas
Likuiditas dalam investasi dapat diartikan dengan seberapa mudah sebuah produk keuangan atau aset dapat dijual mendekati atau pada nilai wajarnya.
Aset keuangan seperti reksa dana, saham, dan obligasi cenderung bersifat likuid. Tetapi ada kalanya reksadana jenis tertentu bersifat tidak likuid.
Â
Â
 [Baca Juga: Cara Investasi Reksadana Online di Indonesia]
Â
Risiko Investasi Reksadana #3 Risiko Inflasi
Risiko inflasi adalah potensi kerugian karena hasil investasi reksa dana lebih kecil dari pada kenaikan harga barang (inflasi).
Misal hasil investasi reksa dana sebesar 7% dan inflasi saat ini 8%, maka keuntungan sebenarnya adalah 7%-8% sama dengan -1%.
Risiko Efek
Potensi risiko efek adalah risiko yang terjadi jika ada permasalahan dengan efek. Efek disini adalah produk-produk keuangan yang dijual di bursa, seperti saham dan obligasi.
Contoh risiko efek adalah perusahaan penerbit menyatakan gagal bayar kupon dan/atau pokok obligasi.Â
Â
Â
Risiko Ketidakpatuhan
Potensi risiko karena ketidakpatuhan, terjadi karena kecurangan oknum dari manajer investasi atau oknum tertentu.
Contoh tindak kecurangan: ketidak-sesuaian terhadap hukum, aturan, peraturan, etika dan kebijakan, dan prosedur internal dari manajer Investasi atau bank kustodian.
Â
Risiko Manajer Investasi
Ketika investor membeli reksa dana, artinya investor membeli sebuah portofolio efek. Sama-sama reksa dana saham, kenapa manajer investasi return-nya lebih besar daripada manajer investasi lain?
Perbedaan tersebut bergantung pada: pengalaman, pengetahuan, keahlian, dana yang dikelola, dan teknik atau proses investasi yang dijalankan oleh manajer investasi.
Â
Kesimpulan
Semua investasi, termasuk reksadana juga memiliki potensi risiko. Setidaknya ada enam risiko yang perlu Anda ketahui yaitu keuntungan tidak dijamin, risiko likuiditas, risiko inflasi, risiko efek.
Risiko ketidakpatuhan dan manajer investasi. Risiko tersebut ada, bukan untuk ditakuti atau menjadi alasan untuk tidak berinvestasi.
Satu hal yang harus Anda lakukan adalah membuat strategi untuk mengurangi risiko dan membuat rencana agar tujuan keuangan Anda dapat terwujud.
 Â
Menurut Anda, apakah investor reksadana dapat rugi 100% ?
Subscribe Finansialku
dan dapatkan update mengenai Perencanaan Keuangan
[formcraft id=’4′]
Â
[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
Leave A Comment