Belajar keuangan dari seekor hamster? Apa ga salah? Banyak orang tidak menyadari kehidupan keuangan terkadang mirip dengan seekor hamster yang berlari di roda. Finansialku.com akan membahas mengenai belajar keuangan dari seekor hamster.
Belajar Keuangan dari Hamster?
Hamster atau marmut adalah binatang peliharaan yang banyak digemari anak-anak. Pernakah Anda melihat seekor hamster yang sedang berlari di roda hamster (hamster wheel)? Ketika Kita melihat hamster tersebut berlari, terkadang Kita terhibur. Suatu ketika penulis pernah berpikir hamster itu sebenarnya bergerak tetapi tidak pergi kemana-kemana. Memang hamster tersebut berusaha untuk bergerak, tetapi hamster tersebut tetap kembali ke posisi yang sama. Jangan-jangan manusiapun juga melakukan hal yang sama seperti hamster tersebut.
Sayangnya dugaan tersebut benar, terlebih dalam hal keuangan seseorang. Sebagai contoh pernahkah Anda mendengar investasi bodong? Seseorang akan menjadi kehilangan logika atau akal sehatnya ketika telah dikuasi faktor tamak (greed). Dengan alasan apapun, mereka membenarkan hal yang akan mereka lakukan. Sebagai contoh tawaran investasi emas, yang pada tahun 2013 sempat booming. Anda membeli emas dengan harga yang lebih mahal sebesar 20%-30% dan Anda akan mulai mendapat pembayaran bulanan sebesar angka tertentu dari perusahaan yang menjual emas tersebut. Secara akal sehat investasi tersebut kurang bijak, karena Kita sebagai investor tidak memiliki kendali atas investasi Kita. Sudah tahu kurang bijak tetap saja ada orang yang berinvestasi, dengan alasan tenang saja, karena saya pegang emas fisiknya jadi tidak masalah, jika terjadi masalah di kemudian hari.
Pelajaran kedua dari seekor hamster. Ketika seseorang atau sebuah keluarga baru mulai mengelola keuangan keluarga, seringkali keluarga tersebut melakukan hal yang sama, berpuluh-puluh tahun. Siklusnya adalah bekerja, kemduain mendapatkan penghasilan dari pekerjaan, membelanjakan dan bulan depan bekerja lagi, mendapat penghasilan lagi, membelanjakan lagi dan seterusnya. Kapan berhentinya, apakah bisa tanpa bekerja mendapatkan penghasilan? Jawabannya tentu saja sangat sulit untuk mendapatkan uang tanpa bekerja. Namun hal tersebut bisa saja terjadi, dengan cara terlahir dikeluarga ultra kaya, memiliki pasangan yang kaya, atau mengubah pendapatan aktif menjadi pendapatan pasif.
Opsi pertama dan kedua bisa saja terjadi, tetapi tidak semua orang bisa menikmatinya. Opsi ketiga adalah opsi yang paling mungkin untuk dilakukan oleh banyak orang yaitu mengubah pendapatan aktif menjadi pendapatan pasif. Sederhananya adalah Kita mulai memberikan porsi (bukan menyisihkan) atau anggaran untuk membeli asset (asset: mendatangkan pendapatan ke dompet atau rekening Anda) dari pendapatan Kita. Contoh sederhana mulai menganggarkan pendapatan bulanan untuk membeli sebuah waralaba, membeli rumah untuk dikontrakan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang disebut dengan mengubah pendapatan aktif menjadi pendapatan pasif.
[Baca juga :Â Â 5 Jenis Pendapatan Pasif]
Kesimpulan
Banyak hal yang dapat Kita pelajari dari seekor hamster yang berlari di rodanya, terlebih belajar keuangan. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pembelajaran lebih mengenai keuangan.
Â
Kami akan sangat senang dan berterima kasih jika Anda mau berbagi kisah atau memberi komentar mengenai belajar keuangan.
Â
Artikel Finansialku terkait dengan perencanaan keuangan:
Kode Etik Profesi Perencana Keuangan | ||
Do It Yourself – Perencanaan Keuanga Pribadi | ||
Perencanaan Keuangan Paduan Ilmu Keuangan dan Seni |
Jangan lupa baca artikel-artikel Finansialku:
Investasi Bitcoin di Indonesia menurut Bank Indonesia | ||
5Â Karakteristik Orang yang Bebas Utang Buruk | ||
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menuju 5000 Lagi? |
Leave A Comment