Banyak yang membuka bisnis foodcourt di mall tanpa informasi yang cukup, tapi ini nyatanya berbahaya lho!

Anda perlu mengumpulkan informasi dulu sebelum memulai bisnis. Informasi seperti apa yang dibutuhkan? Yuk simak jawabannya pada artikel berikut.

 

Mengapa Mau Berbisnis?

Pertama-tama saya ingin bertanya kepada Anda semua? Apa sih sebenarnya alasan yang memotivasi Anda untuk mulai berbisnis?

Seperti yang pastinya sudah Anda ketahui, banyak cara untuk menghasilkan uang. Seperti yang dikemukakan oleh Robert Kiyosaki dalam The Cashflow Quadrant, beberapa memilih untuk menjadi jenis B (pemilik usaha) atau jenis S (pekerja lepas).

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan tidak ada yang dapat dinilai lebih baik daripada yang lain.

Semuanya halal lho, lalu mengapa harus berbisnis? Yuk melihat perbedaan sistem antara individu B dan S ini:

4 Sumber Pendapatan - ESBI Quadrant - Cashflow Quadrant - RichDad - Robert T. Kiyosaki - Perencana Keuangan Independen Finansialku

Cashflow Quadrant

 

Salah satu perbedaan signifikan antara bisnis jenis S dan B adalah pada sistemnya.

Individu B dapat meninggalkan bisnis mereka selama setahun dan mungkin menemukan bisnisnya telah berkembang pesat saat dia kembali, namun tidak demikian bagi individu S.

Individu S merupakan sistem itu sendiri sehingga jika dia meninggalkan bisnisnya selama setahun, kemungkinan besar bisnis tersebut sudah hancur tak bersisa.

Sebagai contoh individu S adalah seorang guru. Seorang guru bekerja sebagai sebuah sistem yang bertanggung jawab dengan kemampuannya. Dia setiap hari bekerja keras mendidik murid, dan jika dia cuti atau berlibur, maka tidak ada yang dapat menggantikannya.

Dengan demikian, secara otomatis penghasilannya juga terhenti jika dia mengambil libur panjang.

Berbeda halnya dengan individu B, misalnya seorang pemilik perusahaan asuransi. Saat ia berlibur, perusahaannya masih berjalan seperti biasanya dengan keberadaan staf dan seluruh karyawannya. Saat dia berlibur, penghasilannya tetap mengalir masuk.

Sulit bagi seorang S untuk menjadi seorang B, karena B harus mampu mengendalikan sebuah sistem dan mampu memimpin sejumlah orang, dimana S adalah seorang pribadi yang biasanya tidak mempercayakan pekerjaannya kepada orang lain dan cenderung untuk mengerjakannya sendiri.

Individu S dapat menjadi seorang B jika dia memahami bahwa mungkin mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain tidak akan menghasilkan kesempurnaan seperti jika dikerjakan sendiri, namun bayangkan berapa banyak waktu yang dapat dia gunakan untuk melakukan hal yang jauh lebih penting.

Cashflow-Quadrant-1-Finansialku

[Baca Juga: Tidak Dibutuhkan Uang untuk Menghasilkan Uang: Anda Bisa Kaya]

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa bukan hanya ada 2 jenis individu yang terdapat dalam The Cashflow Quadrant. Anda mungkin pernah mendengar individu E.

Umumnya, seseorang ingin mengawali kariernya dengan menjadi individu E (pegawai) terlebih dahulu untuk memperoleh pengalaman sebagai dasar untuk membuka bisnis sendiri.

Dia kemudian akan berusaha untuk berpindah ke kuadran S (pekerja lepas) untuk melepaskan rutinitas bekerjanya dan mengharapkan peluang kesuksesan yang lebih besar.

Banyak yang memilih untuk berpindah ke kuadran S terlebih dahulu daripada ke kuadran B (pemilik usaha) karena banyak kasus perpindahan ke kuadran B yang macet dan ujung-ujungnya kembali ke kuadran S.

Setelah sukses di kuadran S, barulah biasanya seseorang berpikir untuk pindah ke kuadran B dan I (Investasi).

Cashflow-Quadrant-4-Finansialku

[Baca Juga: Anda Bisa Kaya Hanya Dengan 10 Tips Sukses Jadi Orang Kaya Sebelum Usia 40 Tahun Ala Warren Buffet]

 

Namun perpindahan ini tidaklah mudah.

Untuk dapat memulai kuadran B atau I, seseorang harus memahami gambaran luas dari sebuah bisnis, mulai dari kebutuhan bahan bakunya, sistem pemasarannya, sistem pengembangan sumber dayanya, lokasi dan dekorasinya, kualitas produknya, hingga sistem distribusinya.

Nyatanya banyak sekali gagasan bagus yang diusulkan, namun hanya sedikit yang mampu membangun usaha dengan produk dan sistem yang hebat.

Oleh karena itulah, Anda perlu membuat perencanaan yang matang sebelum memulai sebuah bisnis. Dalam membuat perencanaan Anda membutuhkan informasi yang lengkap dan terpercaya.

Serupa halnya dengan rencana membuka bisnis foodcourt di mall, Anda membutuhkan beberapa informasi penting berikut ini.

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Belajar dari Kisah Ibu Utik

Tidak dapat dipungkiri, biasanya Anda bisa belajar banyak dari pengalaman seseorang.

Berbeda dengan belajar dari buku atau sumber referensi lain, pengalaman seseorang biasanya bukan hanya mengajarkan apa yang harus dilakukan. Dari pengalaman seseorang Anda juga akan mengetahui apa yang sebaiknya TIDAK dilakukan.

Oleh karena itulah, Finansialku mengajak Anda untuk belajar cara buka bisnis foodcourt di mall melalui kisah Ibu Utik berikut ini:

Ibu Utik merupakan panggilan akrab dari seorang pebisnis di bidang makanan yang sukses meniti bisnisnya. Awalnya, Ibu Utik merupakan seorang penyuplai makanan di hotel tempatnya bekerja.

Namun karena kesulitan memperoleh untung, beliau kemudian memutar otak dan mencari peluang bisnis lain.

Beliau kemudian membuka bisnis kantin sekolah, namun terhenti juga akibat adanya “masalah”.

“Pada waktu buka kantin di daerah MT. Haryono, usaha ini sebenarnya sangat berkembang. Namun akibat pergantian pimpinan pengelola kantin tersebut, kantin kami sering dipermasalahkan karena pimpinan tersebut ingin menggantikan pengelola kantin tersebut dengan saudaranya.”

 

Tidak menyerah dari situ, Ibu Utik kemudian mencoba peruntungannya dengan membuka kantin di London School yang berlokasi di daerah Sudirman Park.

Namun belajar dari pengalaman terdahulunya, Ibu Utik memasang target untuk membuka banyak kantin lainnya dalam 1 tahun ke depan. Hal ini untuk mengantisipasi pemutusan sepihak seperti yang terjadi di kantin MT. Haryono.

Ibu Utik pun akhirnya belajar juga untuk membuka bisnis foodcourt di mall, dan dirinya belajar banyak dari sana.

Bisnis Foodcourt di Mall 02 - Finansialku

[Baca Juga: Daftar 10 Mall Terbesar di Indonesia, No 1 Bukan di Jakarta!]

 

Menurut Ibu Utik, ada 2 prosedur umum dalam membuka outlet makanan dan minuman di foodcourt mall, yakni sebagai berikut:

  • Sistem pertama adalah pembayaran melalui pemotongan harga jual. Umumnya, Anda akan dikenakan pemotongan 20% oleh pihak pengelola kantin (dari harga jual yang Anda berlakukan). Pemotongan inilah yang akan menjadi pembayaran sewa lokasi Anda setiap bulannya.
  • Sistem kedua adalah pembayaran sewa per periode (per bulan atau per tahun). Menurut informasi Ibu Utik, biaya sewa ini bervariasi dari Rp10 juta hingga Rp20 juta per tahunnya. Namun itu bergantung pada lokasinya.

 

Bagaimana? Sudahkah Anda memperoleh informasi penting dari kisah Ibu Utik di atas?

Jika belum, beliau juga meninggalkan beberapa tips dalam membuka bisnis makanan kantin atau foodcourt di mall.

Mau tahu apa tipsnya? Yuk simak ulasannya berikut ini:

 

Tips Membuka Bisnis Foodcourt di Mall

Ibu Utik memberikan beberapa tips bagi Anda yang tertarik membuka bisnis makanan seperti Beliau. Contohnya saja bisnis foodcourt di mall. Adapun beberapa tips tersebut adalah sebagai berikut ini:

728x90 - Entrepreneur
300x250 Kotak - entrepreneur

 

#1 Lokasi adalah yang Utama

Dalam berbisnis makanan atau foodcourt di mall, lokasi merupakan faktor yang menentukan. Bagaimana tidak, setiap lokasi mungkin saja berpeluang membawa untung dan sebagian sisanya mungkin akan stagnan.

Hal ini dipengaruhi beberapa hal, misalnya saja lokasi yang mudah dijangkau dan terpantau pastinya akan memiliki nilai jual lebih tinggi karena terletak di pusat kota.

Namun, perlu diingat juga jika mall yang berada di lokasi tengah kota tentunya memiliki biaya sewa lebih mahal.

Selain itu,  perhatikanlah ramai tidaknya mall tersebut. Semakin ramai lalu lalang orang, tentunya peluang bisnis Anda dilirik pengunjung juga semakin besar.

Lokasi di dalam foodcourt-nya sendiri perlu Anda pertimbangkan, pastikan outlet Anda mudah dijangkau dan mudah ditemukan. Jangan pilih outlet yang terpencil atau berada di ujung karena akan sulit ditemukan oleh pengunjung.

 

#2 Perhatikan Kebutuhan dan Minat Konsumen

Umumnya, seseorang yang akan memulai bisnis sudah memiliki ide utamanya, namun belum berhasil menyeimbangkannya dengan realita. Jadi, penting untuk selalu mengecek dan melakukan riset untuk mengetahui apakah ide Anda memiliki potensi untuk sukses.

Anda bisa melakukan riset, focus group discussion (FGD), dan trial and error.

Begini Ya, 5 Cara Sakti Membuat Karyawan Betah di Kantor 04 Karyawan 4 - Finansialku

[Baca Juga: Apakah Orang-Orang Usia Muda, Baru Lulus Kuliah Bisa Jadi Orang Kaya dan Bebas Keuangan]

 

Untuk dapat mengetahui valid tidaknya ide Anda, Anda bisa melakukan riset kecil-kecilan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut:

  • Apakah ide sudah sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat?
  • Siapa yang membutuhkannya?
  • Apakah ada kompetitor yang menawarkan makanan atau minuman sejenis saat ini?
  • Bagaimana kompetisinya?
  • Bagaimana agar bisnis ini bisa memasuki masyarakat dengan baik?

 

Riset ini adalah sebuah proses validasi terhadap ide Anda. Karena jika tidak valid, Anda hanya buang-buang waktu.

Satu tips buat Anda, sebuah produk atau jasa yang biasanya berhasil sukses adalah produk atau jasa yang bisa menyelesaikan masalah masyarakat, atau mungkin memenuhi kebutuhan dan menawarkan apa yang menjadi minat masyarakat luas.

 

#3 Manfaatkan Sistem Jemput Bola

Apabila mall atau outlet tempat Anda berjualan sepi, Ibu Utik menyarankan sistem jemput bola. Sistem jemput bola, artinya Anda yang berinisiatif untuk mencari pelanggan.

Sebagai contoh, Anda bisa menyebarkan brosur di lokasi yang ramai. Anda juga bisa menyediakan sistem delivery, sehingga konsumen lebih mudah menjangkau produk Anda.

Anda juga bisa menyasar karyawan mall sehingga pasar Anda semakin luas.

728x90 hitung sekarang Kesehatan Keuangan
300x250 - Hitung Sekarang Kesehatan Keuangan

 

#4 Menjaga Keseimbangan Stok Bahan Baku

Tips keempat dari Ibu Utik adalah untuk selalu menjaga keseimbangan stok bahan baku. Ibu Utik sendiri selalu menghindari kehabisan bahan baku karena ini bisa menghambat bisnisnya.

Oleh karena itulah Ibu Utik memiliki 2 supplier, sehingga selalu ada cadangan apabila stok bahan baku mulai menipis.

Sistem yang diterapkan adalah sistem stok 2-3 hari, yang telah turut memperhitungkan waktu pengiriman stok bahan baku. Jangan lupa juga mempertimbangkan risiko keterlambatan bahan baku akibat kondisi jalan.

 

#5 Pertimbangkan Pembiayaannya

Tentunya Anda sudah mengetahui bahwa memulai bisnis makanan memang umumnya memiliki modal awal yang besar. Hal ini disebabkan nilai atau biaya untuk sewa lokasi itu sendiri sudah tergolong besar.

Karena alasan inilah, Anda perlu mempertimbangkan baik-baik kemampuan finansial Anda dan memikirkan pembiayaannya.

Jangan sekali-kali terlalu memaksakan kemampuan finansial Anda karena risikonya terlalu besar. Alih-alih ingin untung, bisa saja Anda malah dililit utang yang tidak ada habisnya.

6 Modal Usaha Penting Untuk Membangun Usaha Kecil-kecilan 02 Modal Bisnis Uang - Finansialku

[Baca Juga: Ketahui Bagaimana Cara Ahli Keuangan Mengatur Keuangan Pribadinya]

 

Oleh karena itu, Finansialku mengajak Anda untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku sebelum memutuskan memulai bisnis makanan foodcourt di mall.

Perencana keuangan kami selalu siap membantu Anda dengan fakta-fakta keuangan yang sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Gunakan menu Tanya Jawab di Aplikasi Finansialku untuk bertanya kepada Perencana keuangan profesional kami.

 

Setelah berkonsultasi, kini Anda bisa memutuskan apakah keputusan itu tepat atau tidak. Jika tepat, tentukan pembiayaan yang sesuai dengan kondisi keuangan Anda.

Jika memungkinkan, Anda bisa memanfaatkan dana tunai sendiri untuk memulai bisnis ini. Namun jika tidak memungkinkan, Anda bisa memanfaatkan fasilitas pinjaman,misalnya peer to peer atau KTA.

 

Bisnis Foodcourt di Mall dengan Cerdas Yuk!

Meskipun memiliki banyak kelebihan, memulai bisnis foodcourt di mall juga tentunya memiliki risiko. Apabila Anda gagal memperoleh keuntungan, atau lokasi tidak mendukung Anda bisa terjebak dengan properti itu selamanya.

Nah, kini Anda sudah memperoleh informasi cukup banyak berikut tips dari Ibu Utik bukan? Segera aplikasikan tipsnya untuk memaksimalkan keuntungan Anda.

Jika artikel ini bermanfaat bagi Anda, jangan lupa bagikan informasi ini kepada teman dan kerabat Anda yang juga berminat dalam berbisnis foodcourt di mall.

Dengan demikian semua bisa sama-sama menikmati manfaat informasi ini. Terima kasih.

 

Disclaimer: Penyebutan merek pada artikel ini hanya bertujuan sebagai sarana edukasi, bukan untuk tujuan-tujuan lainnya.

 

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai gimana cara buka bisnis foodcourt di mall lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah.

 

Sumber Referensi:

  • Om Nip-Nip. 18 November 2015. Usaha Kantin Sekolah? Kenapa Nggak Sekalian Buka Bisnis Foodcourt di Mall? Dokterbisnis.net – https://goo.gl/b7BPwv
  • Robert T. Kiyosaki. 2001. The Cashflow Quadrant (Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial).
  • Alyssa Gregory. 25 Juli 2017. How to Start a Small Business in 10 Steps. Thebalance.com – https://goo.gl/uPJwYc

 

Sumber Gambar:

  • Bisnis Foodcourt di Mall 01 – https://goo.gl/LpuCS2
  • Bisnis Foodcourt di Mall 02 – https://goo.gl/WFfXjc