Suku bunga acuan BI kali ini merupakan angka paling rendah sejak tahun 2016 lalu. Simak alasan penurunannya di artikel Finansialku ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Bunga Acuan BI Turun Ke 4%

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) resmi dipangkas 25 bps menjadi 4%. Angka ini merupakan yang paling rendah sejak 2016 lalu.

Meski begitu, suku bunga kredit di perbankan masih berada dalam kisaran double digit. Walaupun sebenarnya sudah turun, namun dinilai belum signifikan.

Demikian hasil RDG yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Youtube Resmi Bank Indonesia, pada Kamis (16/07) kemarin.

“Keputusan ini juga mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan stabilitas nilai tukar,” kata Perry mengutip dari CNBC Indonesia, Jumat (17/07).

Perry mengatakan penurunan BI 7-Days Reverse Repo Rate ini untuk mendukung ekonomi nasional.

“Keputusan penurunan bunga adalah untuk penguatan bauran kebijakan untuk dukung ekonomi nasional dengan jaga inflasi dan stabilitas nilai tukar,” tambahnya.

Sebelumnya, Tempo mewartakan, Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 3,75 persen.

Bank Indonesia Diperkirakan Tidak Akan Naikkan Suku Bunga 1 Finansialku

[Baca Juga: Selamat Hari Bank Indonesia! Simak Fakta & Sejarah Hari Ini]

 

Satria menilai pemangkasan kali ini perlu dilakukan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kekhawatiran pasar akan PDB Indonesia yang diperkirakan akan turun lebih dalam dari proyeksi sebelumnya.

Menurutnya, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya tidak berada dalam mode bisnis seperti biasa, termasuk BI juga memberikan tindakan yang kuat dalam menanggapi pandemi Covid-19.

“Kami pikir BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga menjadi 3,75 persen, atau lebih besar dari ekspektasi konsensus pemotongan 25 bps,” katanya.

Lebih lanjut, Satria mengatakan dampak dari penurunan suku bunga sebesar 50 bps akan memengaruhi nilai tukar rupiah, yang kemungkinan akan melonjak ke level 15.000.

Namun, menurutnya potensi pelemahan rupiah tersebut tidak perlu menjadi kekhawatiran karena perdagangan tahun ini diperkirakan akan surplus US$ 8 miliar, sehingga cukup untuk menutup outflow di pasar obligasi.

Melansir dari Detikcom dari data BI, sejak penetapan bunga acuan menjadi 7-Days Reverse Repo Rate (BI 7DDR), angka ini merupakan yang terendah sejak 21 April 2016 yang mencapai 5,5%.

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

Adapun BI pernah menetapkan bunga acuan sebesar 4,25% pada periode 22 September 2017 hingga 19 April 2018. Kemudian bunga terus meningkat hingga menyentuh level 6% pada 15 November 2018 hingga 20 Juni 2019.

Setelah periode tersebut, bunga acuan terus dipangkas dan sempat bertahan di level 5% pada periode 24 Oktober 2019 hingga 23 Januari 2020.

Dalam satu tahun, (periode Juli 2019-Juli 2020) BI sudah memangkas bunga acuan sebanyak 175 basis poin atau 1,75%.

 

Bagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan agar mereka tahu apa yang kamu ketahui.

Jika membutuhkan bantuan berupa solusi jitu tentang mengatur keuangan pribadi bisnis atau keluarga, kamu dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku.

Semoga bermanfaat, ya.

 

Sumber Referensi:

  • Sylke Febrina Laucereno. 17 Juli 2020. Bunga Acuan BI Turun Terus, Bunga Kreditnya Kapan? Finance.detik.com – https://bit.ly/3eB4c3D
  • Cantika Adinda Putri Noveria. 16 Juli 2020. Sesuai Ekspektasi, BI Turunkan Lagi Bunga Acuan 25 Bps ke 4% Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/30gverX
  • Fika Nurul Ulya. 16 Juli 2020. BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 4 Persen. Money.kompas.com – https://bit.ly/2DTVTDv
  • Caesar Akbar. 16 Juli 2020. BI Turunkan Suku Bunga Acuan jadi 4 Persen, Ini Sebabnya. Bisnis.tempo.co – https://bit.ly/30nlEmY