Buntu dari keadaan burnout yang dialami karyawan bisa bermacam-macam.

Karyawan tersebut mungkin akan berniat untuk resign, sering tidak masuk, produktivitasnya rendah, kinerjanya menjadi tidak efektif, kepuasan kerjanya menurun, dan komitmennya terhadap pekerjaan dan organisasi juga berkurang.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Agar Karyawan Tidak Mengalami Burnout

Ini fakta yang mengherankan dan penting: kelelahan tidak disebabkan oleh pekerjaan mental. Kedengarannya memang membingungkan.

Namun, beberapa tahun yang lalu beberapa ilmuwan mencoba meneliti berapa lama otak manusia dapat bekerja tanpa “menurun dayanya” dan ternyata kalau Anda mengambil darah dari nadi seorang karyawan waktu dia bekerja, akan tampak betapa darahnya penuh dengan “toksin kelelahan” dan produk-produk kelelahan.

Seorang psikiater Inggris yang paling terkenal, J. A. Hadfield, dalam bukunya The Psychology of power, menulis bahwa sebagian besar kelelahan yang kita derita berasal dari mental kita sendiri; kelelahan murni yang berasal dari fisik kita sebenarnya jarang.

Hal seperti ini jika terus dibiarkan tentu akan mengganggu kinerja tim secara keseluruhan. Lantas bagaimana cara mencegah agar karyawan Anda tidak mengalami burnout, berikut ini caranya:

 

#1 Realistis Ketika Menetapkan Tugas

Memberikan tugas atau mendelegasikan tugas kepada karyawan harus dilakukan dengan realistis. Jangan sampai karyawan yang bersangkutan justru merasa terlalu terbebani dan merasa tertekan.

Pikirkan agar karyawan, ketika diberi tugas, di satu sisi tetap merasa tertantang, tetapi di sisi lain juga tidak terbebani.

Untuk membantu Anda tetap realistis, Anda perlu tahu betul beban kerja karyawan yang bersangkutan, serta apa kelemahan dan kelebihannya, sehingga pekerjaan yang Anda delegasikan tidak malah membebaninya.

Kenali Metode Penilaian Kinerja Karyawan yang Efektif dan Efisien 03 Karyawan 3 - Finansialku

[Baca Juga: Waspada 5 Kesalahan Karyawan Pensiun Dini Sebelum Terlambat!]

 

#2 Fleksibel

Salah satu faktor yang kerap membuat karyawan akhirnya merasa burnout adalah lingkungan kerja yang terlalu kaku.

Peraturan memang diperlukan, tetapi sebaiknya peraturan tersebut tidak diberlakukan secara saklek. Alih-alih menciptakan suasana kerja yang kaku, ciptakanlah suasana kerja yang fleksibel.

Biarkan karyawan bekerja dengan metodenya sendiri, atau izinkan karyawan untuk beristirahat sejenak selama 5 menit di sela-sela kesibukan pekerjaan misalnya.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan

Mockup Ebook Karyawan

 

#3 Terapkan Waktu Kerja yang Wajar

Waktu kerja yang wajar untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu adalah 7 jam/hari, sedangkan untuk karyawan dengan 5 hari kerja dalam seminggu, kewajiban bekerja mereka adalah 8 jam/hari; ini sudah termasuk 1 jam untuk istirahat makan siang.

Waktu kerja di luar itu seharusnya dihitung sebagai lembur dan perlu mendapatkan uang lembur. Selain itu, pastikan juga mereka mudah mengajukan cuti sakit, izin untuk hal yang memang penting dan mendesak, serta mengambil cuti tahunan.

 

#4 Terbuka

Sistem kerja yang menutup kesempatan bagi karyawan untuk mengemukakan gagasan juga sedikit banyak akan membuat mereka akhirnya mengalami burnout.

Bagaimanapun, setiap karyawan memiliki keinginan untuk memiliki kesempatan dalam membuat pilihan, keputusan, menggunakan kemampuannya untuk berpikir dan menyelesaikan masalah, dan meraih prestasi.

Maka, jadilah pemimpin yang terbuka, yang dapat menerima ide karyawan dan bahkan memintanya.  

Kelebihan dan Kekurangan Gaya Kepemimpinan Demokratis 01 Karyawan Rapat - Finansialku

[Baca Juga: Info Penting! Sebelum Kamu Sudah Siap Untuk Resign?]

 

#5 Berikan Apresiasi

Kurangnya apresiasi yang diberikan kepada karyawan juga pada akhirnya akan membuatnya merasa diri tidak dihargai. Hal ini lama-lama memicu keadaan burnout.

Apresiasi ini tidak melulu berbicara soal bonus, tapi juga hubungan kerja yang baik antar karyawan dan terutama karyawan dengan atasan.

Bahkan apresiasi berupa kata terima kasih, atau ucapan selamat pun, sudah sangat memberikan dampak positif bagi mental karyawan.

 

#6 Atmosfer Kerja yang Menyenangkan

Karyawan juga cenderung mengalami burnout jika ia tidak merasa nyaman bekerja di tempat ia bekerja. Di antara rekan kerja, tidak ada penghargaan dan keakraban.

Sebab itu, perusahaan perlu menerapkan budaya kerja yang hangat, sehingga keakraban antar karyawan itu pada akhirnya akan tercipta sendiri.

Sesekali, jadwalkan juga untuk berlibur bersama sehingga satu sama lain dapat saling mengenal dan sejenak bisa rileks dari rutinitas kerja.

 

Langkah mengatasi Burnout untuk Diri Sendiri

Stres dan depresi dalam bekerja bisa terjadi pada siapa saja. Biasanya stres ditandai dengan menurunnya tingkat produktivitas dalam bekerja dan perubahan perilaku kerja.

Seorang konselor kesehatan mental di Buffalo, New York, Amerika Serikat, Deborah Legge, Phd. mengungkapkan bahwa ada beberapa aspek yang berkontribusi atau memperburuk stres terhadap pekerjaan.

So, bagaimana langkah mengatasi burnout? Berikut penjelasannya:

 

#1 Offline

Teknologi komunikasi memang membantu kita untuk lebih produktif, tapi ini juga menjadi salah satu stressor (penyebab stres) dalam hidup.

Ketika menikmati waktu bersama keluarga, sedang liburan, atau melakukan kegiatan di luar pekerjaan, ada baiknya offline terlebih dahulu. Intinya, berikan batasan terhadap penggunaan perangkat komunikasi.

 

#2 Jangan Overthinking

Overthinking merupakan suatu sikap yang terlalu fokus pada sebuah permasalahan, mengabaikan hal lain, dan membiarkan diri tenggelam dalam pemikiran sendiri, serta memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi padahal belum tentu terjadi.

Istilahnya adalah lebay. Artinya jangan lebay lah.

Para Karyawan, Ayo Mengelola Stres Kerja Supaya Bahagia Terus! 01 - Finansialku

[Baca Juga: Mau Resign Kerja? Anda Perlu Mengemukakan Alasan Resign Terbaik Supaya Reputasi Anda Tetap Baik!]

 

#3 Cukup Tidur

Penelitian menunjukkan bahwa tidur malam kurang dari 6 jam setiap malam dapat memperbesar peluang terjadinya burnout.

Kurang tidur bisa menyebabkan kelelahan, melunturkan motivasi, membuat kita lebih sensitif, sulit berkonsentrasi, dan hal-hal negatif lainnya.

 

#4 Mengenali Batasan Diri

Dengan lebih menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri, kita akan lebih memahami apa yang sebaiknya kita lakukan ketika dihadapkan pada sebuah masalah atau tantangan.

Ketika kita merasa tidak lagi mampu mengatasi suatu masalah, alih-alih memaksakan diri, kita akan lebih menyadari bahwa ini memang saatnya kita meminta bantuan kepada orang yang sekiranya mampu membantu.

 

#5 Tarik Nafas Dalam-dalam

Teknik mindfulness sangat baik dilakukan ketika kita merasa tegang dan cemas saat bekerja. Anda hanya perlu menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya pelan-pelan.

Meski sederhana, cara ini akan membantu meregangkan syaraf, meringankan pikiran dan memungkinkan otak untuk berpikir optimal dalam rangka mencari solusi dari suatu permasalahan.

 

#6 Hidup Teratur

Sering kali, ketika seseorang dalam keadaan burnout, ia akan menghabiskan banyak waktu mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin ia lupakan atau lewatkan.

Karena itu, jadilah teratur, jernihkan pikiran, dan tulis apa-apa yang harus Anda lakukan dalam sebuah daftar sesuai urutan prioritas.

Ketahui Dulu Tips Memulai Pekerjaan Baru 02 Karyawan - Finansialku

[Baca Juga: Bagaimana Cara Resign Kerja, Hidup Sejahtera, Mencapai Financial Freedom dan Bekerja Karena Passion?]

 

#7 Memiliki Waktu Santai

Artinya, benar-benar luangkan waktu untuk bersantai, entah itu dengan bermeditasi, mendengarkan musik, membaca buku, berjalan-jalan, berkunjung ke rumah teman atau keluarga, dan sebagainya.

Intinya, benar-benar pikirkan bagaimana pikiran dan tubuh Anda bisa rileks, dan luangkan waktu untuk melakukannya.

 

#8 Hiduplah Di Luar Pekerjaan

Temukan sesuatu di luar rutinitas pekerjaan yang Anda senangi dan yang Anda anggap menantang, entah itu hobi, olahraga, fitnes, atau menjadi relawan di sebuah organisasi.

Memiliki kesibukan lain di luar pekerjaan akan membantu hidup Anda menjadi lebih seimbang.

 

#9 Ubah Cara Kerja

Bukan tidak mungkin kita mengalami burnout karena kita bekerja dengan cara yang salah. Mungkin, selama ini kita kurang percaya kepada karyawan atau orang lain sehingga enggan mendelegasikan.

Mungkin, selama ini kita juga mengerjakan sesuatu dengan metode yang kurang tepat sehingga pengerjaannya memakan waktu terlalu lama.

 

#10 Temukan Motivasi Diri

Burnout bukan tidak mungkin juga terjadi karena kita kehilangan motivasi dalam bekerja, karena itu penting untuk kembali menemukan motivasi diri.

Beberapa orang sukses, mendapatkan gairah dan ambisinya dalam bekerja kembali setelah menemukan gambaran mengenai visi misi serta hasil apa saja yang akan mereka raih.

 

#11 Berbagi Pengalaman

Beberapa orang sukses juga mengandalkan cara berbagi pengalaman untuk meredakan burnout yang mereka alami.

Selain dapat merelaksasi pikiran, berbagai pengalaman juga menjadi langkah unik yang membuat mereka jadi mengingat kembali perjalanan hidupnya. Dengan begitu mereka jadi lebih bersyukur.

 

#12 Mengevaluasi Perspektif dari Sebuah Situasi

Kadang kita mengalami burnout karena melihat sebuah situasi dari hanya satu perspektif saja. Alih-alih melihat sebuah situasi juga sebagai sebuah peluang, kita hanya melihatnya sebagai sebuah ancaman.

Karena itu, ketika dihadapkan pada sebuah masalah, sebaiknya lakukan evaluasi dan analisa terlebih dahulu. Mungkin saja persoalan itu sebenarnya ringan dan dapat diselesaikan dengan mudah.

 

#13 Jangan Lupakan Hobi

Apa yang suka Anda lakukan? Kebanyakan orang mengalami burnout karena mereka terlalu larut dalam pekerjaan dan lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Berikan waktu yang terjadwal atau rutin untuk dapat melakukan hobi Anda. Melakukan hobi di sela-sela kesibukan dan tekanan kerja akan membantu menghilangkan kepenatan dari rutinitas kerja.

 

#14 Berolahraga

Jika hobi kita tidak termasuk dalam kategori olahraga, maka kita juga perlu menjadwalkan waktu sendiri untuk berolahraga.

Aktivitas berkeringat ini merupakan kegiatan yang sangat ampuh membunuh burnout, energi-energi yang “terkekang” ketika kita duduk di kantor akan terlepas kan bersama keluarnya keringat. Fisik dan emosi pun biasanya jadi lebih bugar setelah berolahraga.

 

#15 Jangan Lupakan Aktivitas Sosial

Yang terakhir, dan yang tidak kalah penting untuk mencegah burnout adalah dengan menjadwalkan secara rutin aktivitas sosial, entah itu dengan teman, sahabat, rekan kerja, kekasih dan keluarga.

Nonton film, jalan-jalan, makan bersama atau hanya ngobrol santai adalah aktivitas emosional yang menghasilkan dan menyenangkan.  Kegiatan ini akan banyak membantu kita menyeimbangkan pikiran dan tenaga kita dalam aktivitas kerja.

 

Apakah Anda pernah mengalami burnout? Kira-kira apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya? Sharing di kolom komentar ya!

Bagikan juga artikel ini kepada teman dan kerabat Anda. Terimakasih.

 

Sumber Referensi:

  • Kat Boogaard. 5 Telltale Signs You’re Burnt Out at Work (and What to Do About Them). Themuse.com – http://bit.ly/37B39gU
  • Elizabeth Scott. Burnout Symptoms and Treatment. Verywellmind.com – http://bit.ly/2MZBEWB
  • Admin. Burnout Prevention and Treatment. Helpguide.org – http://bit.ly/2uh9lfz
  • Dale Carnegie. How To Enjoy Your Life And Your Job. 2013. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

 

Sumber Gambar:

  • Burnout – http://bit.ly/35sVLCG