PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) perusahaan induk Mitra10 ini berhasil membukukan kinerja yang baik di level 14% yoy di tengah merosotnya kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Apakah layak dikoleksi?

 

Summary

  • CSAP memulai usaha tahun 1966 dan melantai di bursa pada 2007. Sekarang memiliki 11 anak perusahaan, 42 cabang distribusi bahan bangunan, 4 cabang distribusi kimia, 38 area distribusi barang konsumen dan 42 toko ritel modern Mitra10.
  • Per September 2021, CSAP berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 9,9 triliun, naik 14% yoy.
  • CSAP mencatatkan kenaikan laba sebesar Rp 136,8 miliar, naik 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
  • Total utang CSAP di Q32021 sebesar 2,89 kali dari modal perusahaannya.

 

Profil Perusahaan

Sejarah CSAP dimulai dari sebuah toko cat di tahun 1966 yang kemudian melebarkan sayap menjadi perusahaan distribusi material bangunan, bahan kimia, serta barang konsumen.

Pada tahun 1997, CSAP mulai menambahkan segmen ritel pada lini bisnisnya melalui pendirian Mitra10 yang hadir dengan konsep gerai “One Stop Shopping” untuk bahan bangunan.

Perusahaan yang mulai melantai di bursa pada tahun 2007 ini memiliki 11 anak perusahaan, 42 cabang distribusi bahan bangunan, 4 cabang distribusi kimia, 38 area distribusi barang konsumen dan 42 toko ritel modern Mitra10.

Per periode Q32021, market kapitalisasi CSAP sebesar Rp 2,6 triliun, dapat dikatakan nomor 3 pada industrinya setelah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES, market kapitalisasi Rp 23 triliun) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD, market kapitalisasi Rp 5,4 triliun).

[Baca Juga: Apa Saja Isi Laporan Keuangan Usaha Jasa?]

 

Lini Bisnis

Menilik bisnis CSAP, ternyata, Mitra10 dan Atria yang mungkin terdengar lebih familiar bagi investor retail seperti saya dan Sobat Finansialku, nyatanya hanya berkontribusi sebesar 36% pada pendapatan CSAP di tahun 2020, lho.

Penyumbang revenue terbesar bagi CSAP adalah segmen distribusi yang menyumbang 64% pada omzet CSAP per Desember 2020.

Melihat lebih jauh bisnis model CSAP, line of business CSAP terbagi menjadi 3 yaitu segmen distribusi, segmen ritel modern, dan pengembang pergudangan.

Segmen distribusi pun terbagi lagi menjadi beberapa sektor yaitu distribusi bahan bangunan, distribusi kimia, dan distribusi consumer goods untuk produk P&G, Frisian Flag, dan Johnson&Johnson.

Kemudian, ada segmen ritel modern yang menaungi Mitra10 untuk sektor bahan bangunan & home improvement serta Atria untuk sektor home furnishings.

Terakhir di tahun 2017, CSAP mulai mengembangkan lini bisnis pengembang pergudangan melalui anak perusahaannya PT Catur Berkat Bersama di Manado.

[Baca Juga: Analisis Rasio Laporan Keuangan BCA (Q32021)]

 

Kinerja CSAP di Q32021

Lalu bagaimana dengan kinerja CSAP di era new normal dalam periode 9 bulan ini?

 

Omzet CSAP Tembus Rekor Tertinggi Dalam 5 Tahun Terakhir

Per September 2021, CSAP berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 9,9 triliun, naik 14% yoy, dan memecah rekor all time high dalam penjualan CSAP di 5 tahun terakhir ini.

Sebagai perusahaan distribusi, penjualan CSAP masih didominasi oleh penjualan secara beli putus sebesar Rp 9,8 triliun, namun dengan sedikit peningkatan pada penjualan secara konsinyasi menjadi sebesar Rp 576 miliar (+16%yoy).

Penjualan segmen distribusi tercatat meningkat 14% yoy ke level  Rp 6,8 triliun, terutama melalui distribusi keramik dan barang konsumen. Sementara penjualan segmen ritel naik 13% yoy menjadi sebesar Rp 3,1 triliun.

Jika dibandingkan dengan ACES dan WOOD dalam 10 tahun terakhir, perusahaan yang 30% sahamnya dimiliki oleh produsen semen asal Thailand – Siam Cement Group (SCG) Retail Holding Co.Ltd ini selalu tercatat memiliki omzet tertinggi.

Namun, bagaimana dengan laba usahanya?

 

Net Income

Dari segi bottom line alias laba usaha, CSAP mencatatkan kenaikan laba sebesar Rp 136,8 miliar, naik 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Capaian tersebut dapat dikatakan tertinggi dalam 10 tahun terakhir yang rata-rata stagnan di level Rp 70 miliar.

Meskipun demikian, jika kita bandingkan dengan ACES dan WOOD, kedua perusahaan tersebut masih lebih unggul dalam mencetak laba. Pasalnya, meskipun dari segi pendapatan penjualan CSAP adalah juaranya, namun dari sisi laba usaha CSAP masih ketinggalan.

Per Q32021, net profit margin CSAP “hanya” sebesar 1%, jauh di bawah ACES dan WOOD yang masing-masing 7% dan 10% secara berurutan.

Rendahnya net profit margin (NPM) ini tidak hanya untuk tahun buku 2021 saja, jika Sobat Finansialku melihat data historical 10 tahun terakhir, memang rata-rata NPM CSAP stagnan di 1%.

 

Kira-kira kenapa, ya?

Untuk menjawab hal tersebut mari kita lihat Gross Profit Margin dan Operating Profit Margin CSAP pada Q32021 dan beberapa tahun terakhir pada periode yang sama.

  2021 2020 2019 2018 2017
Gross Profit Margin (GPM) 17% 17% 15% 15% 15%
Operating Profit Margin (OPM) 3% 2% 1% 1% 2%

 

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa faktor utama yang menggerus laba usaha CSAP secara signifikan adalah beban pokok penjualan. Sebab, beban pokok penjualan sendiri sudah memakan 80% lebih dari total pendapatan CSAP dalam 5 tahun terakhir.

Artinya, perlu strategi-strategi efisiensi dari manajemen untuk menekan beban, terutama beban pokok penjualan demi mengatrol laba usaha. 

Bagi Sobat Finansialku yang masih bingung mengenai GPM dan OPM, jangan khawatir. Kamu bisa belajar lebih lanjut mengenai rasio keuangan tersebut di artikel saya sebelumnya.

Rasio Profitabilitas dan Rasio Investasi Dalam Laporan Keuangan

 

Berdasarkan kinerja di Q32021, maka Earning per Share (EPS) CSAP adalah sebesar Rp 41 dengan Price to Earnings Ratio (PER) sebesar 14,2x. Sementara PBV sebesar 1,3x (harga saham pada penutupan Q32021 di Rp 580).

Murah atau mahal? Tunggu dulu! Mari kita lihat lebih dalam lagi mengenai CSAP.

 

Rasio Keuangan

Selain dari segi kinerja penjualan, yuk lihat kondisi kesehatan keuangan CSAP di Q32021 ini dengan menggunakan rasio keuangan.

 

Likuiditas

Rasio lancar (current ratio) CSAP pada Q32021 ini terjaga di level 1,1 kali.

Artinya, meskipun utang jangka pendek perusahaan naik 11% ke level Rp 4,5 triliun, per September 2021 ini CSAP masih memiliki 1,1 kali aset yang mudah ditunaikan guna membayar utang-utang jangka pendek tersebut.

Namun sebagai catatan, jika kita melihat dari sisi cash flow CSAP, arus kas dari aktivitas operasi belum mampu membiayai biaya tetap perusahaan (beban umum & administrasi).

Aset kas dan setara kas pun belum dapat menanggulangi kekurangan tersebut. Itu sebabnya perusahaan masih mengandalkan utang jangka pendek untuk modal kerjanya.

 

Utang dan Tingkat Kemampuan Pembayaran

Lebih lanjut lagi mengenai utang, sampai dengan September 2021 lalu debt to equity ratio (DER) CSAP tercatat mengalami peningkatan sampai ke level 2,89, level tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Artinya total utang CSAP di Q32021 sebesar 2,89 kali dari modal perusahaannya.

Sebagai tambahan info, rata-rata DER CSAP dalam 5 tahun terakhir saja sudah cukup tinggi di level 2,4. Level ini mengindikasikan bahwa perusahaan sangat bergantung pada utang hingga nominal utang bahkan melebih modal perusahaan.

Meskipun begitu, dari segi debt ratio (debt to asset ratio) CSAP “agak” tertolong. Tercatat di level 0,7, dapat dikatakan aset CSAP masih mampu membayarkan seluruh kewajiban utang perusahaan.           

Mengacu pada laporan keuangan CSAP, utang-utang tersebut selain digunakan untuk modal kerja juga diperuntukan untuk ekspansi bisnis.

Memang, pengembangan segmen bisnis ritel modern adalah salah satu agenda strategis manajemen, terlihat dari target CSAP untuk menambah 3-6 cabang Mitra10 di tahun 2021. Dalam tahun ini CSAP telah membuka 4 cabang baru.

 

Rasio Aktivitas

Dalam menganalisa emiten dengan bisnis utama di bidang distribusi dan penjualan ritel yang mengandalkan persediaan, tidak lengkap rasanya jika Sobat Finansialku tidak melihat rasio aktivitas.

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) tercatat meningkat alias mengalami perbaikan dari tahun lalu di periode yang sama. Sementara rasio perputaran piutang sedikit mengalami perburukan dengan penurunan dari 1,03 kali menjadi 0,99 kali.

[Baca Juga: Analisis Laporan Keuangan: Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas]

 

ACES vs CSAP?

Sama-sama melantai di bursa pada tahun 2007 pada sektor industri yang sama sering kali membuat ACES dan Mitra10 dibanding-bandingkan.

Apalagi kita, konsumen dan investor ritel, yang tak jarang hanya melihat dari brand serta produk yang dijual plus sering termakan berita.

Namun, nyatanya terdapat perbedaan signifikan yang membuat CSAP tidak dapat langsung dibandingkan head-to-head dengan ACES.

Misalnya saja dari segi bisnis model, ACES berfokus pada penjualan ritel; sementara segmen ritel pada CSAP masih menjadi runner up dalam lini bisnisnya.

Dari kacamata skala bisnis, ACES adalah perusahaan dengan modal Rp 4,9 triliun atau 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan CSAP.

Belum lagi dari struktur permodalan perusahaan dimana 40% dari saham ACES dimiliki publik, sementara hanya 8,16% dari saham CSAP yang diperdagangkan di pasar modal.

Lewat artikel ini, saya ingin menggarisbawahi pentingnya investor untuk mempelajari lebih dalam mengenai saham pilihannya, termasuk memahami reasoning kenapa kita mau membeli suatu saham tersebut.

Apakah karena potongan berita yang saya tuliskan di awal artikel? Atau karena hasil analisis mengenai seluk beluk perusahaan tersebut seperti yang dijabarkan di atas?

Semoga artikel ini dapat membantu Sobat Finansialku investor pemula yang sedang belajar menganalisis emiten. Bagikan ke temanmu yang gampang panik dengan posisi sahamnya setelah melihat berita.

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Demikian analisi laporan keuangan Q32021 emiten CSAP, semoga bermanfaat dalam journey investasi kamu! Share artikel ini pada rekan-rekan investor lain, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

  • Rinaldi Mohammad Azka. 27 Oktober 2021. Laba Bersih Catur Sentosa (CSAP) Melonjak 2 Kali Lipat pada Kuartal III/2021. Market.bisnis.com – https://bit.ly/3mPqgi3
  • Redaksi. PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA TBK [CSAP]. Idnfinancials.com – https://bit.ly/3H7vMnB
  • Ridwan Nanda Mulyana. 15 November 2021. Moncer hingga Q3, Catur Sentosa Adiprana (CSAP) kejar kenaikan penjualan 15% di 2021. Investasi.kontan.co.id – https://bit.ly/3moxHMP
  • Admin. 30 Oktober 2021. Pendapatan Q3 & Laba Per Saham Ace Hardware tak penuhi ekspektasi. Id.investing.com – https://bit.ly/3FoXGv7