Tiga cara mengatasi saham nyangkut adalah cut loss, hold saham dan beli lagi (average down). Ketiga solusi tersebut memiliki konsekuensinya masing-masing.

Sebelum bahas masing-masing konsekuensinya, kita bahas dulu apa yang dimaksud saham nyangkut, ciri-ciri saham nyangkut dan penyebab saham sering nyangkut.

 

Summary:

  • Dalam investasi, bisa saja kita mengalami saham nyangkut yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan investor maupun trader.
  • Ada tiga cara mengatasi saham nyangkut; beli di harga lebih murah, hold, dan cut loss.
  • Investasi perlu direncanakan untuk menghindari saham nyangkut.

 

Apa yang Dimaksud Saham Nyangkut?

Saham nyangkut adalah suatu kondisi dimana kita memiliki saham yang harganya saat ini lebih rendah daripada harga beli kita.

Contoh saham nyangkut di saham Unilever (UNVR)

Cut Loss vs Hold_ 3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut Unilever (UNVR)

 

Beli saham Unliver (UNVR) di harga rata-rata Rp 7.900 per lembar.

Saat ini harga saham Unilever (UNVR) diharga Rp 4.040 per lembar.

Floating loss sekitar

= (Rp 4.040 – Rp 7.900) / Rp 7.900

= -95,5%

 

Ciri-Ciri Saham Nyangkut

Kenali ciri-ciri saham nyangkut, supaya investasi/trading Anda bisa lebih menguntungkan:

  1. Harga saham saat ini berada jauh di bawah harga beli (rata-rata harga pembelian), misal kerugian yang belum direalisasi (floating loss) sudah mencapai 50%.
  1. Belum ada tanda-tanda kenaikan harga dalam jangka pendek, baik dari sisi analisa teknikal maupun fundamental.
  1. Tidak ada kenaikan volume yang cukup besar dari market maker (asing maupun bandar lokal) untuk menggerakan harga.
  1. Saham di-suspend oleh bursa, karena satu lain hal (contoh perusahaan terancam pailit).
  1. Perusahaan ditinggalkan oleh manajemen (pendiri perusahaan), sehingga kepemilikan saham masyarakat lebih besar dari 50,1%.

 

Supaya Anda tidak nyangkut di saham, saran saya pelajari investasi saham yang benar. Silakan download Ebook Investasi Saham untuk Pemula (gratis di Finansialku) dan akses juga video online course-nya ya.

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

3 Penyebab Saham Sering Nyangkut

Fenomena saham nyangkut bisa terjadi pada investor atau trader karena salah menganalisa (atau bahkan tidak memiliki dasar analisa), money management dan mindset-nya.

 

Kesalahan Trader

Berikut ini kesalahan yang dialami oleh trader sehingga niat awalnya trading jangka pendek, kemudian harga turun dan akhirnya saham nyangkut.  

 

Beli Saham Pom-Pom atau Ikut-Ikutan

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah beli saham karena ikut-ikutan grup whatsapp/telegram saham, influencer atau rekomendasi saham harian dari oknum broker. Istilah yang sering digunakan adalah membeli saham pom-pom.

 

Beli Diakhir Rally Saham Tanpa Stop Loss

Beli di akhir rally saham atau orang sering bilang beli di pucuk. Kesalahan ini sebenarnya wajar, karena tidak ada orang yang bisa tahu apakah harga sudah dipucuk atau masih akan naik lagi.

Contoh perhatikan grafik gambar saham berikut ini:

Cut Loss vs Hold_ 3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut grafik gambar saham

 

Jika dilihat sekilas grafik di atas menunjukkan fase strong uptrend di harga Rp 3.700-an dan terjadi golden cross moving average.

Jika trader masuk tanpa stop loss, maka ada risiko saham turun dan nyangkut. Orang-orang sebutnya fenomena cuci piring.

Cut Loss vs Hold_ 3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut Bank Syariah Indonesia (BRIS)

 

Seandainya kita beli saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) di harga puncaknya (misal rata-rata) Rp 3.945 per lembar. Berapa potensi kerugiannya?

Saat ini harga saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) diharga Rp 1.600 per lembar.

Maka floating loss sekitar

= (Rp 1.600 – Rp 3.945) / Rp 1.600

= -146,6%

 

Beli Saat Fase Downtrend

Kesalahan berikutnya adalah beli pada saat fase downtrend dalam, karena asumsi harga sudah murah. Faktanya, harga saham turun belum tentu harganya murah.

Biasanya seorang trader memiliki patokan harga, misal Unilever range harga sekitar Rp 7.000 an. Ketika harga turun ke Rp 6.000 dianggap sudah murah. Padahal harga Rp 6.000 ini belum tentu murah (masih ada potensi turun).

Cut Loss vs Hold_ 3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut Fase downtrend

 

Kesalahan tersebut dapat terhindar, jika disiplin dalam money management, menentukan harga beli, Taking Profit (TP) dan Cut Loss (CL).

 

Kesalahan Investor

Seorang investor juga bisa nyangkut, jika salah memilih saham atau salah menentukan waktu masuk (dan keluarnya).

 

Beli Saham Jelek

Investor kerap kali tergoda oleh saham-saham yang lagi “trending atau dibicarakan”. Informasi yang ada di social media menjadi “noise” ketika melakukan riset saham.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah cek GCG (good corporate governance) perusahaan dan cek kembali laporan keuangannya sebelum memutuskan investasi.

Fokuskan analisa saham pada fakta-fakta yang tersedia di laporan keuangan, laporan tahunan atau public expose

 

Beli Saham Fundamental Bagus, Tapi Harganya Kemahalan

Kesalahan berikutnya adalah membeli saham perusahaan bagus, sayangnya harganya sudah terlalu tinggi (melebihi nilai intrinsiknya).

Contoh, saham Unilever adalah perusahaan yang bagus dan selalu dihargai lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Pertanyaanya ketika pertumbuhannya melambat, apakah saham Unilever masih layak dihargai tinggi?

Oleh sebab itu disiplin dalam strategi investasi, misal alokasi uang investasi, pemilihan sektor saham, analisa perusahaan dan perhitungan margin of safety.

 

3 Cara mengatasi Saham Nyangkut

Seandainya sekarang ini memiliki saham nyangkut, maka jalan keluarnya ada tiga yaitu cut loss (langsung atau bertahap), hold (sampai harga naik) dan average down (beli di harga lebih rendah).

Ketiga solusi di atas pasti ada pro dan cons nya. Satu hal yang paling penting tujuan utama mengatasi saham nyangkut adalah memperkecil kerugian dengan modal seminimal mungkin (dan dalam waktu yang diharapkan).

Keterangan:

  • Memperkecil kerugian, seandainya total kerugian sekarang Rp 10 juta, maka sebisa mungkin kerugian berkurang menjadi 5 juta atau bahkan tidak ada kerugian sama sekali.
  • Modal seminimal mungkin, seandainya harus menambah modal untuk mengurangi kerugian, usahakan modal seminimal mungkin.
  • Waktu yang diharapkan, artinya sesuaikan dengan target waktu (investment horizon).

 

Saya akan gunakan contoh portofolio investasi Andre yang nyangkut di saham Unilever.

Andre punya saham UNILEVER di harga rata-rata Rp 7.718 sebanyak 30 lot.

Harga saham UNILEVER Rp 4.060, maka kerugian sekarang ini adalah 47,39%.

Porsi saham UNILEVER Andre setara dengan 12% portofolio.

Artinya Andre masih punya saham lain ditambah uang cash masih ada 88%.

Perhatikan gambar berikut.

Cut Loss vs Hold_ 3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut Alokasi Saham Andre Cut Loss vs Hold:  3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut

 

Yuk kita hitung dan bandingkan tiga opsi mengatasi saham nyangkut yang dialami Andre.

 

Average Down, Beli di Harga Lebih Murah

Opsi 1 ini sebenarnya opsi yang paling cocok ketika Anda berinvestasi di saham perusahaan bagus.

Contoh Anda pernah membeli saham BBCA di harga rata-rata Rp 7.000.

Saat ini saham BBCA sedang mengalami penurunan hingga Rp 5.000 per lembar saham, karena tiba-tiba kasus COVID-19 naik. Pertimbangkan untuk opsi average down, karena harga saham sedang terdiskon.

Penulis biasa menggunakan average down hanya pada kondisi: perusahaan bagus (kinerja masa lalu, pertumbuhan dan sentimennya) dengan margin of safety (selisih harga dan nilai intrinsik) lebih dari 30%.

Bagaimana dengan kasus Unilever?

Opsi 1 menurut pendapat penulis kurang oke untuk Unilever saat ini, mengingat kinerja perusahaan Unilever belum menunjukkan peningkatan pertumbuhan penjualan.

Seandainya Andre mau keluar dalam keadaan break event point (tidak untung dan tidak rugi) di harga Rp 5.300, maka average down sebanyak 56 lot. Jika average down di harga Rp 4.000, maka modal yang dikeluarkan adalah Rp 22,4 juta.

Cut Loss vs Hold:  3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut 2

 

Jika Andre ingin melakukan average down di Unilever dengan modal Rp 22,4 juta, coba pertimbangkan dua opsi:

Opsi 1 average down Unilever supaya bisa balik modal (tidak ada untung / rugi)

Opsi 2 dibelikan saham value stock lain yang sedang terdiskon 30% – 40%

Coba pertimbangkan opsi 1 dan 2 nya…

Seandainya Anda kesulitan dalam perhitungannya, silakan konsultasi dengan perencana keuangan Finansialku dengan cara Whatsapp ke nomor 0851 5866 2940.

 

Hold: Sampai Harga Balik

Jika Andre menunggu dan berdoa semoga saham Unilever naik, maka ada harga yang harus dibayar yaitu:

#1 Opportunity cost, karena uangnya tertahan di saham Unilever. Alias uangnya tidak bekerja. Kecuali saham Unilever bisa dijadikan agunan dan kemudian dapat fresh money bisa diinvestasikan ditempat lain yang lebih menguntungkan.

#2 Downside risk, masih ada risiko penurunan harga. Seperti yang saya bilang pada bagian analisa teknikal, saat ini harga saham Unilever sedang menguji trendline support, sayangnya terjadi distribusi. Ada kemungkinan harga saham Unilever semakin turun.

Jika Andre siap rugi waktu, maka wait and see bisa menjadi pertimbangan.

 

Average Down: Beli Lagi di Harga Lebih Rendah

Opsi ketiga ada merealisasikan kerugian, dalam kasus Andre adalah rugi sebesar Rp 10,9 juta.

Cut Loss vs Hold:  3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut 3

Jika saham Unilever senilai dengan 12% portofolio, maka total kerugian portofolio adalah 5,69%.

Cut Loss vs Hold:  3 Cara Mengatasi Saham Nyangkut

Ketika melakukan cut loss, Anda juga dapat melakukan cut loss langsung atau cut loss bertahap.

 

 

Kesimpulan: Tahu Kapan Masuk dan Kapan Keluar

Sebelum berinvestasi atau trading sebaiknya tahu tiga hal:

  • Mau beli saham apa?
  • Beli di harga berapa? dan berapa jumlahnya?
  • Jual di harga berapa?

 

Jika kita disiplin dengan strategi investasi atau trading plan, maka kita dapat mengurangi risiko nyangkut di saham.

Kalau Anda membutuhkan bantuan dalam menyusun strategi investasi maupun trading plan, Anda bisa hubungi perencana keuangan Finansialku yang sudah tersertifikasi melalui aplikasi Finansialku.

 

Apa Anda salah satu investor dengan saham nyangkut? Opsi mana yang akan Anda ambil?

Mungkin banyak rekan Anda yang juga memiliki saham nyangkut, yuk jadi penyelamat mereka dengan membagikan artikel ini.

 

Editor: Eunice