Menurut data RTI Business per tanggal 10 Maret 2020 jam 10:10 am, IHSG sudah turun 16,98% dan mayoritas saham mengalami penurunan. Apakah ini tanda-tanda market crash?

Apakah market crash ini sebuah kesempatan atau ancaman?  Simak pembahasannya dalam artikel Finansialku berikut ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Market Crash

Menemani kesibukan kamu, kali ini kita akan membahas mengenai market crash.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, IHSG sudah turun 19,53% dan bahkan ada saham yang mengalami penurunan hingga belasan persen per harinya!

Angka yang besar bukan? Lalu apakah ini tanda-tanda terjadinya market crash?

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Kali ini pertanyaan dari salah satu sobat Finansialku adalah,

“Hallo Kak Melvin, Kak sekarang ini kan market sedang crash, saya ingin berinvestasi di properti saja. Properti lebih aman karena tidak terpengaruh dengan market crash. Ketika market crash, harga sewa properti masih tetap oke.

Pertanyaan saya adalah, bagaimana cara memulai investasi properti dan berapa modal yang harus disiapkan untuk mulai investasi di properti? Terimakasih”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hi kak, saya setuju sih investasi properti itu tidak terpengaruh langsung dengan kondisi market, atau maksudnya disini ialah kondisi saham, karena investasi properti itu lebih ke bentuk real asset yang bisa kamu kelola, misal harga sewanya, terus kemudian kamu bisa atur kalau kamu butuh penambahan fitur atau direnovasi dan lain sebagainya.

Investasi properti ini juga investasi yang termasuk aman, tetapi syarat dan kondisi juga harus terpenuhi.

Menurut pandangan pribadi saya, aman atau tidaknya sebuah investasi itu tergantung pada kemampuan si investor itu dalam mengendalikan investasinya, kata kuncinya adalah kemampuan mengendalikan!

Sama seperti misalnya kalau kamu tanya,

“Apakah kalau mengendarai motor itu aman?”

Jawabannya,

“Ya tergantung siapa yang nyetir dan bagaimana caranya dia menyetir”

Begitu juga dengan investasi kita, menurut saya investasi yang aman adalah investasi yang bisa dikendalikan oleh investornya.

Kalau saya investasi saham, saya bisa mengendalikan investasi saya, ya itu cenderung relative lebih aman dari pada saya investasi saham dan saya tidak tau kenapa ini naik dan kenapa itu turun, dan bagaimana cara ngendaliin-nya, panik sendiri, itu jauh tidak aman.

Mengutip kata Robert T. Kiyosaki, beliau pernah mengatakan,

“Before you invest in something, invest time to understand it”

Sebelum kita berinvestasi di satu produk keuangan, investasikan waktunya kita untuk belajar, untuk memahami, supaya bisa mengendalikan investasinya maka seorang investor itu perlu belajar sehingga tau aturan mainnya, sudah tahu cara pakainya, mulai upgrade pengetahuannya, dan cari atau tambah pengalamannya, atur money management-nya dan lain sebagainya, supaya kemampuan mengontrol investasi itu jauh lebih jago.

Dari pertanyaan kakak, saya rasa kakak masih dalam tahap eksplorasi dan saya mengapresiasi, dan bagus banget karena bertanya.

Saya angkat pertanyaan kakak di podcast ini sebagai bentuk apresiasi dan inspirasi bagi teman-teman Finansialku dan calon investor lainnya supaya kita sama-sama upgrade, sama-sama ngerti caranya yang benar untuk mulai berinvestasi.

Lalu saya akan langsung saja jawab pertanyaannya,

“Bagaimana caranya memulai berinvestasi properti?”

 

Yang Pertama, tentukan dulu tujuan investasi kamu apa dan mulai bangun investment plan.

Menurut saya, investasi itu kendaraan, properti itu bisa di investasikan dengan model kamu beli rumah, direnovasi, jual. Atau kamu beli rumah dan kemudian disewakan, bisa!

Atau kamu beli rumah untuk dijadikan agunan di bank untuk dapat uang cash, dan masih banyak banget caranya.

Langkah pertama yang harus ditentukan adalah kemana kakak ingin pergi, apa tujuan keuangannya, apa yang diharapkan dan baru pilih produknya. Strateginya begitu!

Ketika saya konsultasi atau saya memberikan konsultasi ke klien, saya juga akan selalu bertanya seperti itu, jadi saya tidak pernah langsung tutup produk, karena saya independen dan tidak dititipkan oleh produk keuangan apapun.

Jadi saya benar-benar ketika memberikan nasihat atau konsultasi ke klien, itu benar-benar sesuai dengan kebutuhannya klien, bukan kebutuhan yang punya produk.

“Berapa modal yang harus disiapkan untuk mulai investasi properti?”

Modalnya berfariatif, bisa yang ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung strategi investasinya.

So… buat sobat Finansialku, jika kalian mengalami kegalauan mengenai keuangan, investasi, asuransi atau apapun itu, langsung saja curhat ke Podcast Finansialku.

Caranya gampang banget, kalian tinggal download Aplikasi Finansialku dan gunakan menu Konsultasi Keuangan.

Saya juga punya program khusus di YouTube channel Finansialku, yaitu Melek Finansial atau Melvin setiap hari Rabu.

 

Ancaman atau Peluang?

Menurut Wikipedia, “a stock market crash is a sudden dramatic decline of stock prices across a major cross-section of a stock market, resulting in a significant loss of paper wealth.”

Yang intinya, market crash itu terjadi ketika tiba-tiba ada harga saham turun secara dramatic atau langsung turun ke bawah, dan hal itu tidak hanya terjadi di satu saham atau satu emiten, tetapi terjadi di banyak emiten atau di berbagai sektor.

Ya dan tentu saja, hal itu akan menyebabkan portofolio investasi kita akan menurun.

Saya melihat penurunan yang tajam ini pernah terjadi di tahun 2008 dan sekarang ini baru terjadi lagi nih yang penurunannya cukup tajam, berarti sudah kurang lebih 12 tahun dari 2008.

Pada saat market crash, akan menjadi bencana yang luar biasa bagi orang-orang yang gak siap. Jadi market crash itu ibaratnya suatu ombak yang gede banget.

Tapi kalau orang-orang yang sudah siap secara keuangannya, tau cara strategi investasinya, market crash ini malah bisa menjadi peluang! Yes bisa menjadi PELUANG!

Bagi orang yang gak siap melihat portofolionya merah berdarah-darah, minesnya bisa mencapai belasan persen hingga puluhan persen secara angka, ya orang itu bisa langsung panik dan orang itu akan pergi saja, dan kalau gak siap ya bisa jadi langsung jual semua sahamnya, tutup portofolionya dan merasa kurang beruntung di bursa saham.

Tapi buat orang-orang yang sudah cukup siap, mereka liatnya lebih tenang, mereka analisis mana saham-saham yang valuable untuk dibeli.

Jujur saja, kali ini di market crash ini, sebenarnya adalah kesempatan buat saya, karena saya adalah aliran value investing, artinya ketika saya beli saham itu, saya pilih perusahaan-perusahaan yang sehat secara keuangannya, dan sekarang lagi di diskon atau diperdagangkan dengan harga diskon.

Pada saat kemarin bursa efek lagi bagus-bagusnya, sebenarnya pilihan saya terbatas untuk memilih perusahaan-perusahaan yang sehat dengan harga yang diskon, sebenarnya terbatas banget.

Nah… sekarang ini lebih banyak perusahaan-perusahaan yang sehat dan dijual dengan harga diskon.

Contoh, ada saham bank yang saya beli, itu bank BUMN dan termasuk blue chip atau termasuk saham bagus lah, perusahaan dengan market capping gede.

Harga wajarnya itu, kalau dihitung sekitar Rp 11.000an dan sekarang diperdagangkan di harga Rp 5.700an.

Artinya, kalau kamu beli di harga Rp 5.700 dan kemudian dijual di harga wajarnya dia di Rp 11.000an, keuntungan kamu mencapai 92%! Lumayan kan ya?

Ada juga perusahaan spare part yang diperdagangkan di harga Rp 1.020 padahal nilai wajarnya itu di Rp 2.500an.

Artinya kalau kamu beli di harga Rp 1.020 dan dijual di harga wajarnya dia di Rp 2.500, maka keuntungan kamu 145%, potensinya segitu.

Ada juga perusahaan ban yang diperdagangkan di harga Rp 364, padahal harga wajarnya di sekitar Rp 1.800-an, yang artinya jika kamu membeli di harga Rp 364 dan jual di harga wajar, maka keuntungan kamu jadi 394%.

Apakah ini menjadi pertanda positif?

Jujur saja saat ini kondisi keuangan saya ya berdarah-darah, tapi ya stay cool saja, jangan panik karena memang strateginya saya sudah tau nih, kondisi terjeleknya akan terjadi seperti ini dan saya sudah nyiapin kapan waktunya untuk masuk lagi.

Tapi kalau kamu masih belajar saham dan ingin mulai, saya sarankan coba buka dulu rekening saham, supaya ketika nantinya sudah bisa masuk, kamu sudah punya rekening karena buka rekening itu gak sehari atau dua hari biasanya.

Kedua, sebelum berinvestasi apapun, saran saya ya amankan dulu keuangan kamu, cashflow positif, punya dana darurat, punya proteksi, utang lunas khususnya utang-utang konsumtif.

Ketiga, upgrade pengetahuan kamu melalui ikut seminar, baca buku, workshop, atau bisa jadi join grup belajar.

Karena di Finansialku, kita juga punya grup belajar saham bersama saya Melvin Mumpuni dan Ko Rivan Kurniawan.

Ko Rivan ini ialah pakar value investing di Indonesia yang sudah berpengalaman di bidangnya selama lebih dari 5 tahun, tapi setahu saya sih sudah nyampe 8 tahun lebih.

Beliau sendiri sebelumnya bekerja sebagai konsultan di salah satu perusahaan top 5 perusahaan konsultan di Indonesia, dan dia juga analis di perusahaan-perusahaan besar pada waktu itu sebelum dia memutuskan menjadi seorang the real value investing, hidup cuma dari value investing.

Kalau kamu pengen tau, kamu boleh saja DM Instagram Finansialku di @finansialku_com atau di Instagram saya di @melvin_mumpuni, dan bilang saja mau ikut grup belajar saham dan nantinya kamu akan diberi informasi.

Saya yakin kita bisa belajar bersama dan berbagi pengalaman, dan semoga kita bisa sukses bersama.

Kesimpulan saya di episode kali ini, jangan panik dan jangan emosi, buat setiap keputusan berdasarkan data! Jangan terpengaruh dengan running price.

 

So… teman-teman itulah penjelasan saya, dan semoga episode-episode FinTalk ini menjadi semakin membantu kamu, dan akhir kata Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify