Pernahkah kamu bertanya bagaimana caranya menambah income atau penghasilan? Simak kiat menambah penghasilan ini!

Di samping itu kita juga akan membahas bagaimana cara menangkap setiap kesempatan yang ada untuk menghasilkan income. So simak sampai selesai ya…

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Menambah Income di Tengah Pandemi Covid-19

Hallo sobat Finansialku, kali ini kita akan ngobrolin bagaimana menambah income atau penghasilan, terlebih selama masa pandemi Covid-19.

 

Dan seperti biasa, saya akan jawab salah satu curhat dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.

Tetapi sebelum bahas lebih detail, sobat Finansialku juga dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku, dan jangan lupa memberi hashtag #curhatkeuangan.

 

Curhatan kali ini adalah,

“Ko Melvin saya RE dari Jakarta, saya rencana mau menikah tahun depan tetapi jujur saja saya bingung dengan kondisi sekarang. Pasanganku belum pernah jujur atau terbuka mengenai kondisi keuangannya, aku takut kalau mobil, rumah dan traktiran selama ini semuanya adalah utang.

Aku tau pasanganku ini bukan anak orang kaya, serta pekerjaannya adalah sebagai supervisor di perusahaan swasta. Aku mau nanya tapi kok bingung bagaimana cara mulainya ya? Trus apa yang harus ditanyain terkait keuangan dan lain sebagainya? Apakah wajar ya kalau nanyai keuangan sama calon suami?

Oh iya Ko, saat ini kami sudah tunangan.”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Kak RE, masalah yang kamu hadapi ini sebenarnya masalah yang dihadapi oleh banyak pasangan di Indonesia tetapi mereka tidak berani ngomong, karena memang sulit untuk ngobrolin keuangan dengan pasangan sendiri, apalagi kalau sudah tunangan dan bentar lagi nikah itu jadi sesuatu yang penting banget…

Nah menurutku ada beberapa sarang nih,

Satu, kecemasan atau kegalauan seperti yang dialami oleh kak RE itu tidak akan selesai kalau gak dibicarain. Kalau menurutku, kalian berdua ambil waktu untuk tik-tok atau ngomong dalam.

Bangun sebuah suasananya dulu, mood yang bagus dan nanya dari pertanyaan-pertanyaan yang sederhana.

Contoh, “nanti setelah menikah apa aku masih boleh bekerja?” contohnya gitu ke pasangan kamu, kalau sudah kamu juga nanya ke calon pasangan kamu “apa sih rencana keuangan kamu? apa sih goals kamu?”

Setelah pertanyaan yang gampang-gampang itu, kamu bisa tanya ke pertanyaan yang benar-benar ingin kamu tau, terkait tentang utang, terkait nanti mungkin kamu tinggal dimana setelah menikah.

Kedua, kalau kamu tidak enak ngomonginnya, ini cara yang paling sederhana untuk buka diskusi adalah kamu ajak pasangan kamu untuk datang ke webinar, webinar itu web-seminar ya, atau ke seminar keuangan.

Karena menurut aku impactful banget ya kalau misalnya sepasang kekasih itu sama-sama belajar keuangan, supaya sama-sama melek finansial, istilah katanya frekuensi-nya sama ketika ngobrolin keuangan.

Nah dari situ kamu bisa saling terbuka dan ngomong lebih enak lagi.

Ketiga, kalau memang dirasa perlu banget, kamu bisa konsultasi dengan perencana keuangan. Kamu lakukan yang namanya financial check-up, kamu buka data kamu dan pasangan kamu, dan sama-sama diskusi supaya sama-sama ngerti dengan kondisi keuangan masing-masing.

Nah itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan, semoga bisa membantu memecahkan masalah kamu.

 

Buat sobat Finansialku yang lain, kamu juga bisa curhat mau pun konsultasi dengan perencana keuangan yang ada di Finansialku loh.

Masih bingung caranya bagaimana?

Jangan khawatir karena caranya tuh GAMPANG bangeeet!!!

Sobat Finansialku hanya perlu men-download Aplikasi Finansialku di Google Play Store buat pengguna Android ataupun melalui Apps Store buat kamu yang menggunakan iOS.

Baru setelahnya, sobat Finansialku langsung saja buka aplikasinya dan masuk ke menu yang namanya menu Konsultasi Keuangan, trus baru deh kamu bisa langsung curhat dengan perencana keuangan dari Finansialku.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Oh iya, teman-teman juga bisa mendapatkan informasi, motivasi dan inspirasi seputar keuangan lebih banyak lagi di akun Instagram @finansialku_com dan juga di akun Instagram pribadi saya @melvin_mumpuni, serta di program Melek Finansial Bersama Melvin Mumpuni di YouTube channel Finansialku.com yang tayang setiap hari rabu.

 

Ingin Menambah Income? Ini Strateginya!

Untuk pembahasan kali ini, kita akan ngobrol bersama Rista Zwestika Reni, CFP.

Teman-teman ada yang ngomong seperti ini “perencanaan keuangan itu sulit ya, dan lebih sulit lagi kalau tidak ada uang yang direncanakan”.

Jadi teman-teman, aku terima banyak tiket konsultasi perencana keuangan dan biasanya ada tiga masalah keuangan.

Yang pertama masalahnya itu adalah incomenya kekecilan, ya misal katakanlah income-nya sudah Rp 2 juta hingga Rp 3 juta tetapi biaya hidup sudah sampai Rp 2,5 juta, jadinya tidak bisa nabung.

Ini masalahnya bukan karena kamu tidak bisa menata uang, tetapi memang karena incomenya kurang.

Yang kedua adalah karena pengeluarannya terlalu besar, contoh ada single yang income-nya Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, cukup gede untuk seorang single bukan?

Tetapi pengeluaran bulanannya dia Rp 12 juta karena dia single tetapi sebagai sandwich generation yang mana dia harus membiayai kedua orang tuanya, dirinya sendiri dan satu orang adiknya.

Jadi dia kerja satu orang tetapi yang makan ada 4 orang. Jadi incomenya sudah gede tetapi pengeluarannya terlalu besar.

Dan yang ketiga incomenya tidak ada masalah, incomenya Rp 15 juta sebulan, pengeluaran bulanannya cuma Rp 2 juta, tetapi cicilannya sudah Rp10 juta sendiri. Jadi masalahnya adalah incomenya gede, pengeluaran ngirit tetapi cicilannya kegedean.

Nah, hari ini kita akan fokus bahas yang nomor satu simply yang incomenya kekecilan.

“Kalau incomenya kekecilan bagaimana?”

 

Income Pertama

Cerita Kak Rista,

Pertama kali Rista mendapat income dan merasa punya uang sendiri saat kuliah. Jadi saat kuliah itu saya mulai kuliah sambil kerja, kenapa? Karena waktu itu orang tua saya hanya memberi saya Rp 350.000 setiap bulannya, tapi bahkan waktu itu Rp 350.000 juga tidak cukup buat anak kuliahan.

Karena tidak cukup maka aku mulai nih kerja sampingan, mulai jadi model, mulai jadi penyiar radio, mulai jadi MC, dan dari sana aku bisa dapat income.

Nah dulu mau beli apa aja enak, dan aku sudah mikir gitu sejak kuliah “gimana caranya ngasilin duit”.

Jadi aku tidak hanya berpangku tangan dan sedih karena ayah hanya kasih Rp 350 ribu, tapi gak bisa ngapa-ngapain juga, jadi zaman dulu sudah berpikir bagaimana buat nambah income, karena sudah pasti Rp 350 ribu ini bagaimana mungkin cukup.

Buat fotokopi aja tidak cukup, buat ngerjain tugas aja tidak cukup, apa lagi buat makan dan apa lagi buat yang namanya anak baru pertama kuliah dan baru kenal cowok yang jadinya pengen tampil cantik, pengen dandan, dan dengan yang Rp 350 ribu aku sudah berpikir ini tidak akan cukup.

Ternyata Melvin juga sama dengan Kak Rista, yaitu mendapat income pertama saat berkuliah, tepatnya di semester 3 atau 4, tahun ke-2 nya di kampus.

Saat itu Melvin mulai kerja dan kerjanya itu adalah sebagai asisten dosen, jadi dia mulai pegang beberapa mesin karena waktu itu kuliah aku kan di teknik industri.

Nah kata Melvin, itu yang membuat ia happy adalah, pertama karena mendapat uang, dapat pengetahuan, dapat pengalaman, dan yang membuat paling happy adalah dapat kenalan sama dosen-dosen, sehingga sekolahnya jadi lebih gampang.

 

Oke, banyak orang seperti begini dan ini adalah siklus manusia di Indonesia pada umumnya.

Waktu SMP itu cabangnya ada SMK atau SMA, kalau yang ambil SMK habis lulus Sekolah Menengah Kejuruan dia itu langsung ambil kerja, sedangkan yang SMA setelah lulus dia biasanya masih kuliah dan habis dari kuliah baru bekerja, dan biasanya yang SMA ini dia sudah kerja ngotot banget tapi incomenya masih terbatas, katakanlah 1 atau 1.5 kali UMR di kota itu.

Apakah itu wajar?

Bisa dibilang wajar dan bisa dibilang tidak, karena kalau ngomongin income wajar atau tidaknya itu sebenarnya balik lagi ke kitanya.

 

Income Breakthrough

Cerita Kak Melvin,

Aku ketemu sama salah satu teman dan dia sejak kuliah dia itu magang, karena dia suka di industri keuangan maka dia itu magang di perusahaan sekuritas.

Nah dari Cikarang, dalam beberapa hari dalam satu minggu dia sebelum jam 7 sudah harus ada di Jakarta untuk meeting dengan posisi magang.

Dia dua tahun dikerjain seperti itu, bolak balik, uangnya dapat tetapi yang dikejar itu bukan uang tetapi lebih kepada pengetahuan dan skill, nah ketika kerjaannya dia adalah menganalisis saham, membuat report.

Ketika sudah lulus kuliah dan ditawarin di perusahaan yang sama, menurutmu UMR bukan? Ternyata lebih, dua kali dari UMR.

Sejak saat itu aku terbuka banget dengan cara berpikirnya aku mengenai income, dan itu perlu dirombak, tidak bisa dengan cara seperti itu, ada orang lain yang bisa berhasil dengan cara seperti itu yang membuat seseorang itu bisa dihargai lebih banyak.

Aku research di situ, kenapa sama-sama lulusan kuliah S1 dan sama-sama IPKnya tinggi, itu harganya beda banget? Dia sudah langsung dihargai dua kali UMR di usianya dia dan kalau aku dihargai sekitar satu koma dari UMR.

Satu koma dari UMR itu kayak gini, kalau UMRnya itu katakanlah Rp 2 juta, dibayar 1 kali UMR kan berarti kan Rp 2 juta dan kalau satu setengah kali UMR kan berarti dibayar Rp 3 juta.

Waktu aku berfikir “kenapa ya bisa begitu? Kenapa kok ada orang yang dihargai lebih tinggi dari harga rendah, kenapa?”

Ternyata setelah aku research lebih dalam, ternyata setiap orang itu punya value, punya nilai, punya harga yang berbeda-beda.

Finansialku Podcast Eps 95 - Income Breakthrough Strategi Menambah Income 01

[Baca Juga: Begini Cara Pilih Side Job Untuk Karyawan, Cocok Untuk Kamu!]

 

Value Manusia

Kenapa orang dibayar lebih mahal?

Karena orang melihat kita itu lebih tinggi nilainya. Kayak baju ya, sama-sama kamu beli blazer, kalau kamu beli di Uniqlo itu satunya itu bisa jadi kurang lebih Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu lah.

Tetapi barang yang sama dan warna yang sama di online shop seperti di Shopee atau Tokopedia, itu harganya bisa setengahnya dan bahkan lebih dari setengahnya.

Nah waktu barang kedua-duanya datang ya beda, kualitasnya juga waktu kamu pegang beda. Warnanya sama, fotonya sama tetapi ketika dibandingin ya beda.

Apa yang membedakannya? Itu lah yang dinamakan dengan value.

Bagaimana dengan value manusia?

Akhirnya aku research, dan ada tiga yaitu,

Pertama adalah pengetahuan kita, kalau kita punya knowledge di bidang tertentu maka kita akan dihargai lebih mahal. Contoh misalnya nih, aku bukannya merendahkan pekerjaan, aku sangat minta maaf aku arahnya bukan kesana tetapi mau ngasih tau kalau pengetahuan kamu lebih banyak maka kamu akan dihargai lebih banyak.

Jadi contohnya seperti ini, ada dua teller bank yaitu teller A dan teller B, yang satu itu kerjaannya cuma sesuai SOP aja dan dia tidak peduli sama yang lain, dan yang satu dia mau belajar, dia tau “oh ternyata di bank tempat aku bekerja itu ada yang namanya produk reksa dana, ada yang namanya produk deposito, ada yang namanya tabungan, ada yang namanya kartu kredit, KPR.”

Dia pelajarin produknya, dan dia punya knowledge sedangkan yang satu dia ngikutin SOP saja karena SOP-nya tidak ngomongin suruh belajar tentang reksa dana ya dia tidak mau belajar sedangkan yang satu dia mau belajar dan mau coba.

Suatu ketika ada costumer datang ke banknya itu, ngomong ke teller yang tidak ngerti sama sekali, dia pasti bingung kan?

Nah yang satu lagi ngomong sama teller yang ngerti, dan teller yang ngerti ini langsung mengerti dan kemudian dia ngomongin dulu di depan dan kemudian untuk memberi penjelasannya dia mengarahkan ke manajernya.

Nah itu secara pengetahuannya dia lebih banyak, itu dia bisa mengejar targetnya lebih banyak, lebih cepat.

Setiap pekerjaan pasti punya target, targetnya masuk dan dia dibayar lebih banyak, bonus lah dan lain sebagainya. Itu pengetahuan.

Kedua adalah pengalaman, contohnya itu gini, ada yang sama-sama dokter spesialis, yang satu baru lulus spesialis dan yang satu sudah sepuluh tahun di market di spesialis itu, katakanlah spesialis anak.

Sama-sama dokter spesialis, sama-sama dengan lulusan universitas yang sama, cuma yang membedakannya adalah yang satu sudah 10 tahun lebih lama dan yang satu baru lulus kuliah.

Kenapa bisa beda harganya? Ya pengalamannya.

Ketiga itu karena link-nya kita atau kenalan. Pengalaman aku, aku tuh orang yang murni introvert dan orang yang bener-bener pengennya di belakang layer, tidak mau pusing ketemu banyak orang.

Tapi ternyata kalau misalnya value-mu mau lebih banyak maka tugas kita adalah connecting the dors atau nyambung-nyambungin gitu, dan semakin banyak kenalan maka ternyata pintu rezeki itu semakin terbuka lebar.

Nah itu yang ternyata menyebabkan value kita berbeda dan aku baru nyadar, aku akhirnya nulisin dalam bentuk buku.

 

banner -perencanaan keuangan usia 30an

 

Dalam materinya itu bahasan yang pertama “kenapa orang Indonesia income-nya kecil?”, gak ada yang tau kan?

Itu ada dua penyebabnya, intinya yang satu adalah karena Indonesia itu secara sistem sekarang ini kita dimasa kelas menengah itu banyak, kelas menengahnya Indonesia itu banyak banget dan ciri khas kelas menengah adalah konsumerisme.

Di mana ekonominya mau bertumbuh ya konsumsinya harus bertumbuh, dan ketika masyarakat suatu negara kelas menengah itu banyak berbelanja itu ekonominya tumbuh.

Hanya saja tentunya kantong kamu akan berkurang! Lalu bagaimana caranya supaya bisa belanja tapi kantongnya juga bertumbuh? Itu lah yang aku bahas di buku aku.

Yang ke dua itu masalah sandwich generation, dan teman-teman yang sandwich generation aku minta maaf bukan berarti maksud aku mau ngehina orang tetapi ketika aku research aku kecewa banget karena seperti ini, ada pertanyaan “pak sandwich generation itu solusinya apa pak? Sandwich generation itu dia harus ngehidupin mama papanya, dirinya sendiri sama adiknya atau mungkin anaknya dan jadinya ketumpuk”.

Jawabannya adalah, investasi!

Lah bagaimana caranya? Kan uangnya aja gak ada, lalu bagaimana caranya berinvestasi?

Ya makanya jawabannya pasti bukan berinvestasi!

Aku bisa ngomong kayak gini karena salah satu di tiket Aplikasi Fianansialku itu kan nanya kalau dia itu salah satu sandwich generation, kemudian dia melakukan financial check-up, dan dari hasil financial check-up itu kan aku jadi tau kalau kamu gak mempunyai kekuatan untuk investasi banyak, uang kamu tidak bisa bertumbuh banyak karena sisanya cuma Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.

Itu mau investasi mau berapa lama?

Mau investasimu mau naik sampai lima kali lipat dalam setahun pun itu angkanya dikit kan. Caranya bukan begitu, makanya research caranya adalah dengan menambah income tetapi bukan lewat investasi, tahapannya ada.

 

Nah tadi kenapa orang Indonesia tidak bisa punya income gede atau kenapa rata-rata orang Indonesia income-nya tidak bisa gede tetapi berhenti di kelas menengah?

Yang pertama adalah karena konsumerisme dan kemudian karena sandwich generation. Nanti kalau research-ku bertambah maka akan aku kasih tau.

Kemudian aku kasih tau sumber income itu dari mana, itu gak cuma dari satu sumber. Kalau kamu sekarang hidup dari satu sumber income maka itu sesuatu yang mustahil!

Contohnya nih ya Rista sumber income-nya adalah dari suami, dan dari dirinya sendiri itu sudah banyak banget, yaitu dari Finansialku, kemudian kan ada juga teman yang minta supaya anaknya diajarin atau ngelesin.

Dari cerita kak Rista, dahulu dia ngelesin anak-anak yang kesusahan dalam matematika dan awalnya tanpa meminta bayaran, hanya saja mama dari anak-anak ini ada yang beliin makanan ataupun beli jajanan dan itu membuat Kak Rista happy banget.

Selain itu, Kak Rista juga melihat peluang-peluang yang memungkinkannya untuk menambah income, contoh kayak adopsi atau mau foto, ataupun kalau ada yang mau endorse, dan itu sebenarnya peluang.

Kata kak Rista, peluang itu akan datang kepada kita kalau orang-orang itu melihat kita punya value untuk itu.

Tetapi kalau kita tidak punya value, kita tidak punya pengalaman dan tidak punya link, maka sehebat apa pun kita maka tidak akan dipakai orang dan orang juga tidak akan tau sehingga ilmunya tidak bisa dibagi buat orang.

Jadi untuk kak Rista sendiri, itu sumber income-nya banyak banget.

 

Nah bagaimana dengan Melvin?

Aku juga sama-sama memiliki income yang banyak seperti Rista, dari Finansialku aku dapat gajian, kenapa seorang entrepreneur dapat gajian?

Kamu bisa liat jawabannya di YouTube Finansialku, kedua aku juga dapat dari endorse di Instagram, disana awalnya menjadi tempat aku untuk berkarya tetapi semakin bertumbuh ternyata ada juga orang yang mau endorse.

Kemudian aku juga dapat dari keuntungan dividen, di saham itu aku sudah punya beberapa dividen, meski tidak banyak ya tetap ada lah, Rp,12 juta untuk setahun tuh ada lah.

Kemudian di p2p lending juga sudah ada sekitar Rp 12 juta sampai Rp 24 juta per tahun, ya aku tau itu belum gede tetapi sudah mulai bertumbuh gitu.

Terus yang ke lima yang sedang aku siapkan tuh gini, kan teman-teman tuh tau kalau aku sebagai founder Finansialku, jadi aku pikir Finansialku ini adalah suatu hari nanti kalau aku mungkin sudah pensiun maka Finansialku ini bisa bikin dividen buatku.

Jadi ketika aku membangun ini, nantinya saat aku pensiun maka salah satu sumber incomeku adalah dari keuntungan dividen, keuntungan dari usaha yang dikasikan ke pemiliknya atau pemegang sahamnya.

Ceritanya itu kan se-simple itu kan, tetapi banyak orang itu tidak mendesain incomenya dia dari mana, cuma murni dari gajian saja dan ini juga yang aku lakukan di tahun awal-awal karirku, dan aku merasa bego banget, kenapa ilmu ini baru tahu sekarang, baru mendalaminya sekarang. Coba kalau dari yang dulu-dulu, aku happy banget tuh.

Finansialku Podcast Eps 95 - Income Breakthrough Strategi Menambah Income 02

[Baca Juga: VIDEO: 3 Cara Menambah Income untuk Milenial yang Incomenya Kekecilan]

 

Nah teman-teman, kalau kamu aktif income semua maka kamu tidak akan ada waktu, capek dan habis tenagamu.

Jadi hati-hati kalau kamu side hustle, kamu harus hati-hati pilih dan selektif, karena kalau kamu kebanyakan side hustle maka kamu tidak akan fokus, tidak ada yang jadi dan value kamu tidak nambah.

Itu juga penting, meski tidak banyak orang yang ngomong. Tetapi kamu perhatiin teman-teman kamu yang sepulang kerja masih ngelesin, kemudian di akhir pekan juga dia masih kerja dimana-mana atau bisnis ini dan itu, dia pasti gak akan ada yang jalan bisnisnya karena dia tidak fokus.

Bagaimana dia mau berbisnis atau buka usaha kalau tidak fokus? Orang yang satu bisnis aja sudah tidak cukup waktunya, apa lagi kalau banyak.

 

Dilema Ketika Value Meningkat

Pembahasan lainnya, aku pernah di masa dilema sendiri, suatu ketika gua sudah merasa berhasil meningkatkan value gua, itu berkali-kali lipat dibandingin Melvin yang dulu, misalkan nih ya Melvin di tahun 2019 atau di 2020 nilainya berkali-kali lipat dibandingin value-nya di tahun 2013.

Dan yang datang untuk penawaran kerja dan pada saat 2018, kan aku punya Finansialku, aku sebagai founder Finansialku, itu penawaran kerja itu digitnya sudah gede banget, sudah sampai tiga digit, dan target gua adalah sampai lima digit.

Gua saat itu menjadi dilemma untuk income, income-nya sebagai seorang karyawan atau income sebagai pemilik bisnis. Bagaimana coba?

Nah buat teman-teman, kalau nanti suatu saat value kamu sudah naik gila-gilaan, itu tuh penawaran yang datang gak masuk akal dan orang-orang tidak akan cuma satu yang minta.

Tetapi untuk aku sendiri, di sisi lain aku punya perusahaan dan lain sebagainya, permainan kita bagaimana?

Aku tanya ke papi “pi ini bagaimana, lebih baik jadi karyawan di tempat yang lain atau gedein Finansialku biar jadi pebisnis?”

Dan jawaban papiku, “kamu yang financial planner ya kamu yang mikir lah”.

Dan saat itu aku mikir lagi dan mikir lagi, dan akhirnya aku mikir gini, oh ternyata antara pemilik bisnis dan karyawan itu mengejar dua hal yang berbeda, karyawan itu kebanyakan ngejar income dan expenses, itu permainannya mereka.

Tetapi kalau pemilik bisnis itu permainannya aset dan liabillity, network, kekayaan fisik.

Jadi itu adalah dua hal yang berbeda, dan itu bikin dilema kalau kamu tidak ngerti finance.

Terus misal orang nih ya yang tipikal gajiannya itu gajian tiap tahun naik gaji, kemudian setelah 12 bulan naik lagi, dan tahun depan naik flat lagi kayak anak tangga kan, nah itu bagaimana caranya akselerasi kenaikan income-nya dia?

Di sisi lain ada orang-orang yang kerjaannya sebagai seorang freelancer, agen asuransi, agen properti, atlet dan apa-apa lah itu, income-nya itu naik dan turun. Nah itu bagaimana caranya dia ningkatin incomenya dia?

 

Ternyata caranya ada dua dan berbeda caranya dapetin income untuk seorang pemilik bisnis dengan karyawan itu berbeda, dan kalau salah maka semrawut ternyata. Dan aku baru nyadar juga ternyata caranya begini ya…

Kalau sudah ngobrolin tentang investasi dan sebagainya pun, aku juga obrolin dikit tentang bagaimana cara berpikirnya untuk investasi. Aku tidak sampai ngobrolin produknya apa, tetapi jalannya dulu.

Kemudian terakhir di online course-ku itu ditutup sama video tentang side hustle, yaitu tentang bisnis sampingan dan memilih bisnis sampingan.

Aku sendiri ada project untuk beberapa orang aku interview supaya teman-teman itu punya sudut pandang, jadi begini kadang di internet itu kan ada banyak yang ngomong kita jualan online gitu, nah itu nguntungin gak sih?

Untuk sekarang aku lagi ngumpulin orang untuk interview.

Salah satu yang aku interview adalah seorang professional trader, yaitu seorang trader atau yang melakukan perdagangan. Dan waktu itu aku minta buktiin apakah ada orang yang mendapat Rp 1 miliar dalam setahun dengan melakukan trading, dan ternyata ada.

Nah nantinya aku juga akan interview orang-orang dengan side hustle lainnya supaya teman-teman dapat referensi yang tepat untuk side hustle.

Nah buat kamu yang ingin mengakses pembelajarannya, kamu bisa cek di https://course.finansialku.com/ pastikan kamu mengaksesnya sebelum covid ini selesai, karena setelah pemerintah mengatakan bahwa covid telah selesai maka ini akan menjadi berbayar.

 

Oke teman-teman, sampai disini pembahasan kita kali ini, semoga bisa membantu kamu dalam menambah income dan akhir kata Make A Plan And Get Your Financial Dreams Come True.

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/3qT0eJP
  • 02 – https://bit.ly/2P4RT8M

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify