Hamil di luar nikah saat ini menjadi fenomena sosial yang banyak terjadi di Indonesia.

Nah pernahkah kamu kepikiran tentang kesiapan mereka secara mental dan Finansial? Kalau ternyata belum, lalu apa yang harus mereka lakukan agar kehidupannya dapat berjalan dengan seimbang?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Hamil di Luar Nikah, Fenomena Sosial yang Tabu

Halo sobat Finansialku, kali ini kita akan bahas satu fenomena sosial yang agak tabu. Apakah itu?

Jadi, hamil di luar nikah bagi remaja Indonesia adalah fenomena sosial yang ada di masyarakat kita. Di podcast FinTalk eps 96, kita akan mencoba membantu memberikan solusi perencanaan keuangan untuk orang-orang yang sedang dalam kondisi terjepit.

 

Dan seperti biasa, saya akan jawab salah satu curhat dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.

Tetapi sebelum bahas lebih detail, sobat Finansialku juga dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku, dan jangan lupa memberi hashtag #curhatkeuangan.

 

Curhatan kali ini adalah,

“Ko Melvin, saya JN dari Bandung. Beberapa waktu lalu saya nonton channel YouTube Finansialku.com yang membahas menabung saham. Saya masih gak percaya diri nih ko untuk memulai saham karena dulunya saya kuliah komunikasi dan sekarang saya kerjanya adalah ibu rumah tangga. Bagaimana ya caranya supaya saya lebih percaya diri untuk menabung saham?”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hi kak JN di Bandung, thank you ya sudah nonton video di channel Finansialku.com dan sudah curhat di tiket Aplikasi Finansialku dan kali ini aku akan coba jawab nih.

Kata orang “kita itu bisa karena terbiasa”. Misal, di awal waktu saya mengendarai mobil itu bingung banget nih ketika mau ganti kopling itu harus dipencet mananya dulu nih, dikurangin dulu kecepatannya atau seperti apa? Apakah injak rem, gas atau bagaimana?

Setelah belasan tahun mengendarai mobil dan biasa nyupir sendiri juga, ya saya sekarang sudah hafal dan malah refleksnya sudah cukup bagus, dan kalau sambil ngobrol pun masih bisa gitu.

Jadi kalau kak JN sekarang ini masih kurang percaya diri maka menurutku itu hal yang sangat-sangat wajar.

Saranku buat kak JN dan teman-teman Finansialku adalah.

    1. Coba buka akun investasi saham di perusahaan sekuritas
    2. Mulai siapkan uangnya, misal nih ya setiap bulan sehabis gajian langsung dibeli sahamnya. Cara yang paling gampang tuh gini, kamu pasang saja pengingat di smartphone kamu supaya ketika harinya maka kamu diingatkan sama smartphone kamu untuk langsung nabung saham
    3. Coba mulai beli saham pertama, kalau saranku ada dua kriteria nih, pertama pilih saja saham yang rajin bagikan dividen atau bagi hasil. Di Bursa Efek Indonesia itu ada yang namanya Index IDX high dividen 20. Pilihan yang ke dua adalah saham-saham yang kinerjanya bagus dan dijual di harga diskon, di Bursa Efek ada yang namanya IDX Value 30.

 

Kalau kamu kurang paham, coba aja gabung ke grup saham Finansialku, dengan menghubungi Finansialku di Instagram @finansialku_com dan bilang saja kalau mau gabung ke Grup Belajar Saham Finansialku.

 

Buat sobat Finansialku yang lain, kamu juga bisa curhat mau pun konsultasi dengan perencana keuangan yang ada di Finansialku loh.

Masih bingung caranya bagaimana?

Jangan khawatir karena caranya tuh GAMPANG bangeeet!!!

Sobat Finansialku hanya perlu men-download Aplikasi Finansialku di Google Play Store buat pengguna Android ataupun melalui Apps Store buat kamu yang menggunakan iOS.

Baru setelahnya, sobat Finansialku langsung saja buka aplikasinya dan masuk ke menu yang namanya menu Konsultasi Keuangan, trus baru deh kamu bisa langsung curhat dengan perencana keuangan dari Finansialku.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Oh iya, teman-teman juga bisa mendapatkan informasi, motivasi dan inspirasi seputar keuangan lebih banyak lagi di akun Instagram @finansialku_com dan juga di akun Instagram pribadi saya @melvin_mumpuni, serta di program Melek Finansial Bersama Melvin Mumpuni di YouTube channel Finansialku.com yang tayang setiap hari rabu.

 

Mengatur Keuangan untuk Membantu Remaja yang Hamil di Luar Nikah

Dalam pembahasan kali ini, saya akan ditemani oleh Robby Christy, Head of Advisor di Finansialku.com, dan dalam podcast kali ini kita akan mencoba mencari solusi mengenai masalah kali ini.

 

Cerita yang ada di tiket Aplikasi Finansialku,

Jadi ini ada cowok yang pacaran dan cowoknya tuh kebablasan, dan kemudian pacarnya itu bilang “aku telat”. Dan kalian tahu itu artinya apa kan?

Artinya akan ada keperluan besar kedepannya, karena aka nada makhluk hidup baru yang akan keluar di dunia ini.

Dan dia nanya “Bagaimana cara mengatur keuangannya?”

Jujur aku tidak ada pengalaman. Bagaimana dengan Robby Christy?

Kata Robby Christy?

Wah ini disclaimer dulu nih, jadi dari kita tidak ada yang pernah melakukannya, jadi kita benar-benar dari sisi kaca mata sebagai financial planner.

 

Menyiapkan Dana Pernikahan

Dan kalau teman-teman ada yang pernah mengalami kejadian ini, boleh saja share pengalamannya di DM Instagram @melvin_mumpuni atau di @finansialku_com atau di Instagramnya Robby di @robbychristy.

Jadi nanti akan kita share tetapi tetap akan kita jaga privasi kalian. Dan kali ini pun aku tidak akan menyebut namanya sama sekali tetapi aku mau bahas ceritanya saja, jadi intinya dia lagi pacaran dan kebablasan trus kemudian ini pacarnya sudah punya baby, ketika di test itu sudah 2 atau 3 minggu umurnya, dan trus gimana nih mengatur keuangannya?

 

Kata Robby Christy,

Menurutku yang pertama kali kepikiran ya harus nikah, jadi secara legal harus disahkan agar sama-sama enak dalam sebuah proses pernikahan.

Nah nanti tinggal pernikahannya strateginya secara apa ya sudah sah secara negara dan sah secara agama aja dulu, sedangkan untuk resepsinya aku rasa sekarang ya bukan menjadi prioritas tetapi kita hanya fokus melindungi biar suami dan istri itu sama-sama enak dalam sebuah pernikahan yang sah dan legal di negara Indonesia.

Berarti yang pertama biayanya itu harus disiapin untuk pernikahan, tetapi kalau tidak memungkinkan untuk pesta ya tidak usah dipaksain pesta, cukup sesimple perayaan singkat seperti makan dengan keluarga dekat.

Karena sesuai undang-undang sepasang suami istri itu dianggap sah kalau sudah menikah secara agama dan juga secara catatan sipil.

 

Menyiapkan Dana Kehamilan hingga Persalinan

“Begitu menikah, itu kan ada perjalanan beberapa minggu ke depan atau beberapa ke depan itu sampai kelahiran, mulai dari check-up, kemudian nanti kelahiran babynya ya Puji Tuhan bisa normal ya, dan kalau tidak ya berarti sesar. Nah itu bagaimana tuh Rob?”

Kata Robby,

Nah itu berarti setelah tadi pernikahannya sudah beres secara legal, fokusnya adalah persiapan untuk melahirkan.

Itu langsung diomongin di awal, coba kalian lakukan Financial Check-Up keduanya antara si cowok dan si cewek, dan harus sama-sama terbuka biar bisa tau mana yang bisa saling bantu, mana yang bisa dialokasikan untuk hal tersebut.

Jadi mau tidak mau ya harus langsung saja buka semua, lakukan Financial Check-Up, baik itu suami maupun istrinya supaya semuanya menjadi jelas.

 

“itu nyiapin uang bulanan untuk pergi ke dokter dan biaya persalinan baby bagaimana? kan sudah lumayan mahal juga tuh.”

Ya sekarang kan kita lihat nih, misalnya si calon ayah atau calon suaminya ini ternyata sudah bekerja begitu kan dan sudah punya penghasilan lain, ya sudah kita liat dong yang sekarang ini mungkin masih punya pengeluaran personal yang buat senang-senang atau pun buat hobi ya sekarang ini sudah harus mulai dikurangin atau malah mungkin di stop.

Jadi dilihat mana sih yang kira-kira urgent, ya dialokasikan untuk ke persiapan si calon baby ini. Ngatur egonya kita pribadi, kita alihkan ke persiapan bayi lahir karena perannya sudah berubah dari seorang cowok single ke sekarang yang bakal jadi seorang ayah. Jadi kamu tidak bisa liat dari kamu doang, kecuali kalau kamu “anak sultan” ya itu beda.

 

Bagaimana dengan Tempat Tinggal?

“So kalau untuk persiapan pernikahan itu biayanya tidak begitu mahal, sedangkan untuk persiapan kelahiran itu biayanya agak mahal tetapi itu masih ada waktu, jadi masih ada nafas tiap bulannya. Tetapi bagaimana dengan tempat tinggal?”

Jawaban Robby,

Nah ini kembali lagi, kalau dua hal tadi ternyata masih ada budget lebih maka saranku ya minimal kalian ada satu apartemen atau rumah yang bisa kalian kontrak, setidaknya tidak gabung dengan keluarga inti kalian sebelumnya, orang tua kalian dan segala macam, karena percaya itu bakalan jadi sensitive.

Tetapi kalau mohon maaf budget-nya benar-benar terbatas, kalian harus ngalah, egonya harus diturunin dan mau tidak mau kalian harus tetap stay dengan orang tua.

 

“menurut kak Robby perlu beli rumah gak?”

Jangan beli dulu sih, karena tadi kita melihat prioritas kan. Karena membeli rumah itu kan long time komitmen kan, butuh waktu panjang dan ribet lagi, jadi aku rasa sewa aja dulu karena takutnya nanti satu dan lain hal itu jadi beban jangka panjangnya akan ganggu cashflow kamu sekarang.

 

Nambah Income

“kalau udah posisi seperti itu, menurut Robby incomenya perlu distabilin atau perlu dinaikin lagi gak?”

Pastinya dong! Karena setelah kita tadi berubah dari dua orang yang single dan tiba-tiba menjadi satu keluarga baru, ya berarti kan banyak kebutuhan-kebutuhan yang harus disesuaikan, dimana kalau ada dua orang yang berbeda akan menjadi satu keluarga ya itu tentunya harus punya income yang stabil karena kalau masalah rumah tangga salah satunya adalah soal finansial, dan tidak cukup soal cinta.

Jadi kamu harus bisa benar-benar mencari alternatif income mana saja yang bisa menjadi sumber income kamu karena di zaman sekarang, di zaman pandemi ini, kayaknya kalau cuma ngandelin satu income itu kayaknya berat ya, jadi kalian harus kreatif.

 

“bagaimana cara menambah incomenya? Investasikah?”

Kalau menurut aku investasi ya tidak sih, karena menurut aku investasi kalau untuk kurang dari setahun tidak terlalu bisa signifikan, kecuali kalau uang kamu sudah miliaran dan p2p lending satu persen setiap bulan pasti terasa.

Tetapi kalau dana terbatas ya mulai aja dari jualan, sesimpel jualan online, reseller, dropship yang tidak perlu stok barang dan segala macam.

Itukan persentase komisinya ya lumayan. Sebagai opsi lainnya, karena kita di industri keuangan ya kamu mungkin bisa jadi agen asuransi karena kita tau kebutuhan asuransi kesehatan orang dan market aware.

Atau kamu punya market yang banyak investor yang senior mungkin kamu bisa menjadi agen properti untuk dapat tambahan lagi. Atau kamu tau ada tetangga yang jago masak tetapi dia tidak mengerti IT ya kamu bisa bantu promosiin kan, tetapi pertanyaannya ya apakah kamu mau atau tidak.

 

Kata Melvin,

Kita punya pemikiran yang sama ya, seseorang itu kalau lebih peka dengan sekitarnya biasanya dia akan menemukan cara untuk nambah pemasukan, walaupun unik seperti bantuin tetangga yang jualan makanan atau kemudian jualin usaha tetangganya yang punya burung atau ikan cupang.

Dan bahkan kemarin ada yang jualan sepeda dan menjadi kaya, sebuah bisnis musiman dan momentum banget. Aku juga bahas gimana caranya mendatangkan atau meningkatkan penghasilan itu di sebuah online course yang namanya Income Breakthrough.

Online course income breakthrough banner

 

Jadi awalnya online course ini mau dibikin sebuah buku dan sudah siap terbit, cuma aku merasa kok disaat covid-19 kok merasa tidak manusiawi banget kalau aku nerbitin buku tentang cara naikin income, kayak seolah-olah disaat begini gua nyari cuan dengan cara begitu. Jadi makanya aku bikinin sebuah online course yang bisa diakses gratis selama pandemi covid-19.

Menurut aku penting banget sih buat nambahin income, apa lagi kalau kebutuhannya tuh udah mepet ya dan Puji Tuhan orang Indonesia itu penganut yang saat-saat kepepet dia semakin kreatif dan dia menjadi lebih powerful alias power of kepepet, sapa tau kan ada yang namanya rezeki anak gitu ya.

 

Merencanakan Dana Darurat

“Rob, begitu incomenya naik apa yang harus ditambahkan?”

Jawaban Robby Christy,

Dana darurat! ini yang sederhana tapi banyak orang kelewatan, “dana darurat sebelum darurat dananya”.

Kenapa harus dana darurat?

Ya itu tadi, karena saat orang punya dana darurat dengan jumlah kalau yang single 6 kali dan kalau yang sudah menikah dan punya anak minimal 12 kali pengeluaran bulanan, pada saat kalian punya angka yang bisa memberikan ketenangan 12 ke depan, kita tidak akan berada di posisi “BO”, karena pada saat orang panik maka rasionalnya menurun, logika kita turun tetapi emosi naik.

Sehingga di posisi ini kita kadang melakukan sesuatu yang bodoh, terutama di hal-hal yang berbau finansial. Tetapi kalau teman-teman selama beberapa bulan ke depan bisa tenang, kalian bisa berfikir jernih “kira-kira rumah tangga ini bisa seperti apa dan mau dibawa kemana?”.

Jadi ini yang harus benar-benar jadi concern dan please jangan bilang dana darurat nganggur, saham lagi murah, ya aku beli saham aja karena nganggur duitnya.

Nah itu juga tidak baik juga, karena kemarin itu banyak banget yang berpikir demikian, tetapi sebenarnya itu tidak baik.

Jadi begitu incomenya bertambah, yang perlu disiapin langsung adalah dana darurat ya, karena lompatnya terlalu tinggi yaitu dari 6 kali pengeluaran ke 12 kali pengeluaran setiap bulan, apa lagi kalau tidak punya dana darurat ya itu lebih parah lagi tuh karena memulai dari nol.

 

Melunasi Utang

“Rob, bagaimana kalau setelah melakukan financial check-up antara pihak pria dan pihak wanita, ternyata tiba-tiba salah satunya itu punya hutang yang gede banget atau kalau istilahnya orang Jawa gueede pol, gimana itu?”

Menurut Robby,

Ini yang harus benar-benar dibicarakan dan dilihat nih apakah utangnya itu hutang produktif atau hutang konsumtif, apakah ini terkait dengan bank atau non-bank seperti pinjol karena tentunya setiap hutang memiliki karakteristik dan punya strategi penyelesaian yang berbeda.

Yang paling umum lah ya, kalau teman-teman terjebak kartu kredit, karena rata-rata di kota besar biasanya punya hutang kartu kredit. Nah kalian lihat nih misalnya punya tiga atau empat kartu kredit dan selama ini hanya dengan minimum payment, itu gak akan kelar walaupun kebijakan relaksasi sekarang ini dengan bunga maksimal 2%, tetap aja kan.

Saranku adalah secara psikologis please kalian menangin dulu, cari mana utang yang paling kecil, nah itu dilunasin dulu tuh sambil yang duanya itu dicoba dinegoin karena kalau pun kalian berdampak misal terpengaruh dari covid, ya kalian bisa ajukan, yang penting kalian ajukan niat baik kalian dan beri tau kalau sedang ada masalah dengan tiga kartu kredit dan kebetulan mau lunasin satu dulu sehingga yang dua ini minta penundaan.

Karena intinya kan bank mau komunikasi dan ada niat baik. Pada saat satu sudah lunas, ya secara psikologi “sip tinggal 2” karena kalau tadi kan satu lawan tiga, dan berbulan-bulan terus-terusan satu lawan tiga dan tidak kelar-kelar.

 

“menurut Robby gengsi tidak sih kalau minta orang tua atau calon mertua untuk menyelesaikan hutang?

Jawabannya,

Kalau lagi punya utang, No! tidak ada gengsi-gengsi lagi boss!

Jadi tolong turunkan kegengsian kamu, dan kalau memang sudah tidak mampu dan tidak bisa ya diomongin, ingat sekarang kalian punya tanggungan anak dan istri dan dari pada nanti kebelakangnya jadi bikin sengsara ya mending kamu berjiwa besar kalau kamu memang tidak sanggup dan mungkin pihak keluarga memang sanggup membantu sehingga kalian mungkin tidak perlu bayar bunga ke orang tua atau ke keluarga yang lain.

 

“tapi kan kepikiran nih kalau misalnya sudah nikahin anaknya, minta tolong orang tuanya beresin utang, itu dihina-hina gak ya?”

Ya tinggal masalah penyampaiannya sih, bisa juga memang tapi kan kamu harus terbuka dong kalau kondisi keuangannya memang

Kan tadi kita sudah jelasin prioritas mana nih yang harus, ada dana darurat juga dan mau tidak mau gitu karena resource-nya pasti terbatas.

Karena ini tuh kan sesuatu yang tidak direncanakan dan tiba-tiba kan,

 

Apalagi yang Harus Dilakukan?

“bagaimana kalau dana darurat sudah oke, hutang-hutang juga sudah dibantu sebagian oleh orang tua, apakah sudah cukup atau masih ada yang lainnya?”

Penjelasan kak Robby,

Masih! Saranku, terutama kalau kamu yang cowok sudah bekerja dan kamu yang cewek belum bekerja, jadi kan sebenarnya ada tanggung jawab dan saranku kalian minimal ada asuransi jiwa untuk memastikan kalau sampai terjadi risiko terburuk, istri dan calon anak kalian tetap bisa hidup normal.

Mungkin tidak perlu yang mahal-mahal dulu, seperti unit link atau yang lainnya, cukup yang sewa saja dulu seperti untuk 10 tahun, 15 tahun atau 20 tahun, yang penting ada aja dulu, dan bahkan ada juga beberapa yang setahunan.

Karena kita maunya jaga aja dulu sampai nanti income kamu membaik, kamu baru bisa perlahan naikin proteksi jiwa kamu.

Karena asuransi jiwa berjangka itu kalau yang tradisional, itu kalau usia cowoknya itu sekitar 20 tahun sampai 30 tahun, itu seharusnya harganya belum terlalu mahal ya, mungkin tiga sampai empat juta rupiah saja per tahun untuk yang Rp1 miliar, dan 6 sampai 8 juta rupiah per tahun untuk yang Rp2 miliar, harga yang masih memungkinkan untuk memproteksi pasangan dan calon bayinya.

 

“Kalau menurut kak Robby, apakah investasi itu jawaban buat orang yang dalam kondisi seperti ini?”

Tentunya tidak! Karena kalau kita melihat dalam piramida keuangan kita, sebelum kita bicara investasi dalam kenyamanan, sudah aman belum paling basic-nya? Jadi prioritasnya bukan untuk investasi.

 

Satu pertanyaan penting, “kalau pihak mertua melihat cowoknya tidak ada masa depan dan masa depannya suram, kalau sudah keputusannya adalah digugurkan saja tetapi kamu sebagai pihak pria merasa jangan digugurin, itu bagaimana?”

Menurut kak Robby,

Kamu sebagai pria jadi gentleman lah, berani berbuat dan berani bertanggung jawab meskipun itu ribet tapi jangan mau enaknya doang. Semua tindakan kamu itu ada konsekuensinya dan kamu mesti pertanggungjawabkan.

Itu kan ada calon baby yang itu adalah dari DNA kamu dan segala macam, maka itu lah yang harus kamu perjuangkan bagaimana pun caranya.

 

“Meskipun nanti harus pecah dengan keluarga atau orang tua gara-gara berseberangan pendapat untuk hal ini?”

Yes, betul!!! Karena kamu sudah terbentuk keluarga inti yang baru, pada saat kamu menikah berarti kan kamu sudah keluar dari keluarga inti kamu yang lama dan kamu sudah membentuk suatu keluarga yang baru.

 

Catatan,

Dalam kasus ini kita bukan masalah benar atau salah tetapi ini sudut pandang kita dan jika teman-teman ada beda pendapat it’s ok, kita tidak mengatakan bahwa paling benar, silahkan share pendapat kamu lewat Instagram @melvin_mumpuni atau juga di @finansialku_com atau di @robbychristy.

 

Wajib Bertanggung Jawab

Di akhir podcast kali ini, Robby Christy sebagai narasumber kita berpesan,

Semua tanggung jawab itu harus kamu pegang, kamu sebagai seorang cowok berani berbuat maka berani bertanggung jawab. Dan ini saat dimana kamu tidak bisa mikirin diri kamu sendiri tetapi jadi gentleman saja!

 

Dalam episode ini kita bisa merangkum beberapa poin penting, yaitu:

  • Pernikahan gak perlu mewah, yang penting legal secara hukum dan agama
  • Lakukan financial check-up dan mulai atur pengeluaran-pengeluaran kamu supaya kamu bisa mempersiapkan kelahiran baby
  • Kalau kamu punya uang kamu bisa sewa rumah atau apartment, tetapi kalau tidak bisa ya tinggal sama orang tua it’s oke
  • Stabilkan income
  • Kejar dana darurat sebanyak kurang lebih 12 kali pengeluaran bulanan
  • Cari jalan untuk lunasin hutang konsumtif
  • Punyai asuransi, setidaknya asuransi jiwa yang berjangka tradisional
  • Investasi bukan solusi karena butuh waktu

 

Nah, semoga episode kali ini bisa membantu siapa pun disana masyarakat Indonesia yang sedang menghadapi posisi kejepit seperti ini, dan kalau ternyata kamu masih bingung dengan situasi ini maka kamu bisa konsultasi pada financial planner Finansialku, caranya dengan mengunjungi website konsultasi.finansialku.com.

 

Thank you buat teman-teman semua, saya harap kamu sedang tidak berada di posisi seperti ini, dan buat yang sudah ada di posisi ini semoga diskusi kita bermanfaat buat kamu. akhir kata, Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify