Sebenarnya apa sih yang membuat milenial sulit beli rumah? Apakah karena keinginan yang terlalu tinggi namun kenyataan nggak mencukupi?

Pada artikel kali ini kita akan membahas diskusi Melvin Mumpuni tentang tips beli rumah pertama buat milenial, so simak sampai selesai ya…

 

Mengapa Milenial Sulit Beli Rumah?

Hallo sobat Finansialku, kali ini kita akan ngobrolin kenapa sih milenial itu sulit beli rumah?

Mungkin karena maunya banyak, seperti harus di tengah kota, minimal dua kamar dan lain sebagainya, dan di sisi lain income atau pemasukannya terbatas.

Lalu apa solusinya?

So dalam episode kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara beli properti yang realistis, khususnya untuk para milenial.

 

Dan seperti biasa, saya akan jawab salah satu curhat dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.

Tetapi sebelum bahas lebih detail, sobat Finansialku juga dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku, dan jangan lupa memberi hashtag #curhatkeuangan.

 

Salah satu curhatan kali ini adalah,

“Ko Melvin, saya PP dari Semarang. Ko saya mau nanya kenapa ya harga properti di Semarang itu selalu naik? Saya kok nabung nggak cukup-cukup ya buat DPnya, apa kah ada saran cara nabung yang benar untuk beli properti?”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Halo PP di Semarang, thank you sudah mendengarkan podcast Finansialku yang hadir setiap hari selasa da juga sudah curhat di Aplikasi Finansialku.

Kita jawab pertanyaan kamu “kenapa harga properti selalu naik?”.

Pada dasarnya harga properti itu mengikuti hukum permintaan dan penawaran atau dalam bahasa inggrisnya supply and demand. Jumlah tanah di Indonesia, itu jumlahnya tetap tetapi permintaannya yang bertambah.

Coba deh kamu hitung ya atau kamu cari datanya menganai berapa jumlah orang butuh beli rumah setiap tahunnya? Angkanya akan cenderung meningkat, tapi jumlah tanahnya itu tetap.

Jadi ketika permintaannya semakin banyak tetapi penawarannya tetap, harga akan cenderung meningkat, itu lah hukum supply and demand atau hukum penawaran dan permintaan.

Lalu bagaimana strategi menabungnya?

Aku punya tiga strategi,

Yang pertama saranku coba hitung dulu berapa sih jumlah uanga yang harus diinvestasikan, dan ingat ketika kamu menghitung gunakan juga atau masukkan juga variable kenaikan harga properti, misal kenaikan harga properti adalah 8% hingga 10% per tahun.

Kemudian yang kedua, cari produk investasi yang cocok untuk mengejar kenaikan harga tersebut, bisa di reksa dana, bisa di saham, atau bisa juga di p2p lending.

Dan yang terakhir, sebisa mungkin tambah pemasukan kamu, khususnya pemasukan aktif atau active income, lebih detailnya aku akan bahas di dalam podcastnya.

 

Buat sobat Finansialku yang lain, kamu juga bisa curhat mau pun konsultasi dengan perencana keuangan yang ada di Finansialku loh.

Masih bingung caranya bagaimana?

Jangan khawatir karena caranya tuh GAMPANG bangeeet!!!

Sobat Finansialku hanya perlu men-download Aplikasi Finansialku di Google Play Store buat pengguna Android ataupun melalui Apps Store buat kamu yang menggunakan iOS.

Baru setelahnya, sobat Finansialku langsung saja buka aplikasinya dan masuk ke menu yang namanya menu Konsultasi Keuangan, trus baru deh kamu bisa langsung curhat dengan perencana keuangan dari Finansialku.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Oh iya, teman-teman juga bisa mendapatkan informasi, motivasi dan inspirasi seputar keuangan lebih banyak lagi di akun Instagram @finansialku_com dan juga di akun Instagram pribadi saya @melvin_mumpuni, serta di program Melek Finansial Bersama Melvin Mumpuni di YouTube channel Finansialku.com yang tayang setiap hari rabu.

 

Milenial Bisa Beli Rumah Sendiri!!!

Untuk topik yang satu ini kita akan berdiskusi dengan Marcellina Mumpuni, adik dari Melvin Mumpuni yang saat ini bekerja sebagai agen properti. Dan tentunya diskusi kali ini adalah tentang bagaimana membeli properti, khususnya untuk kaum milenial.

 

Mengapa Tidak Beli Properti?

Kenapa orang-orang itu susah beli properti adalah karena yang pertama lokasi, pengennya di tengah kota biar deket sama kantor tempat dia kerja padahal tanah yang di tengah kota itu harganya mahal banget, pasti di atas Rp 10 juta, 100meter aja itu sudah Rp 1 miliar, nah itu baru tanah doang dan belum bangunan.

Di sisi lain kemampuannya bagaimana? Bisa gak tuh kalau beli tanah saja Rp 1 miliar?

Nah, salah satu sisi positifnya dari Covid-19 ini adalah adanya sistem kerja di rumah atau WFH. Nah, hal ini membuat kita tak harus punya rumah di tengah kota bukan?

Bisa agak-agak dipinggiran dikit, dan sekarang ini transportasi sudah semakin maju nih, ada MRT, ada LRT.

Sama seperti di Jakarta, yang rumahnya agak di pinggiran Jakarta, sekarang untuk bisa ke kota Jakarta relatif lebih singkat.

Dan seperti yang sudah-sudah, orang tidak tau harga pasaran dan maunya rumah yang tiga kamar tidur, car port ada dua, tapi budgetnya Rp 500 juta.

Itu kan tidak realistis, harga tananhnya di tengah kota saja paling murah mungkin Rp 10 jutaan.

Berarti kalau di tengah kota Rp 500 jutaan itu juga sudah termasuk bangunan yang sangat langka.

Jadi yang pertama adalah lokasi, dan kemudian harga pasaran.

Selain itu menurut Kak Marcellina, alasan lain yang membuat seorang milenial masih kesulitan untuk membeli properti adalah,

Kalau mau beli properti itu harus disesuaikan dulu antara kemauan dan kemampuan, kalau gaji Rp 5 juta ya pilihannya terbatas, kalau gaji Rp 8 juta ya pilihannya lebih banyak, dan kalau gaji di atas Rp 10 juta ya pilihannya lebih banyak lagi.

Satu contoh, ada developer properti di Bandung yang bikin di tengah kota, kira-kira 20 menit ke tol Pasteur, Rp 800 juta rumahnya dan DP boleh 10%.

Kalau 10% dari Rp 800 juta itu kan Rp 80 juta, nah uang Rp 80 juta itu bukan uang kecil kalau buat milenial.

So berarti ada tiga konsen nih mengapa seorang milenial itu tidak bisa beli properti, yaitu yang pertama karena lokasinya, kemudian yang kedua adalah karena dari kita itu tidak tahu harga, termasuk harga pasaran di daerah tertentu, dan yang terakhir itu adalah kemampuan kita, kita berharap bisa beli rumah yang mewah banget padahal kemampuan kita belum segitunya.

Jadi dari sini bisa disimpulkan bahwa masalahnya itu adalah karena tidak realistis antara kebutuhan dia, kemauannya dia, dan kemampuan keuangannya dia.

 

Hitungan Gaji dengan Harga Rumah

Ini aku bantu hitung dengan hitungan sederhana, kalau misal dua tahun lagi mau beli rumah.

Misal gaji Rp 4 juta, paling aman itu sebenarnya kalau beli properti di harga Rp 154 juta karena cicilan per bulannya itu Rp 1,4 juta aku hitung sudah 35% atau lebih dikit dari Rp30%, itu keuanganmu tidak akan berantakan atau masih oke.

Emang ada rumah dengan harga Rp150 jutaan?

Ada, rumah subsidi.

Kalau incomenya lebih tinggi, itu itungannya bagaimana itu?

Kalau misalnya incomenya di Rp 8 juta itu sebenarnya aman banget kalau beli properti di harga Rp 310 juta, karena itu cicilan per bulannya sekitar Rp 2.8 juta, dan kalau lebih lagi incomenya di Rp 12 juta maka itu kamu bisa beli di Rp 465 juta karena cicilan per bulannya Rp 4.2 juta.

Nah buat sobat Finansialku yang tertarik dengan perhitungan ini, teman-teman bisa melihatnya di feeds Instagram pribadi Melvin Mumpuni, @melvin_mumpuni, dengan begitu kamu bisa membuat perhitungan yang lebih baik kedepannya.

Kalau sobat Finansialku juga mau dihitungin, kamu bisa menggunakan Aplikasi Finansialku dan disitu ada menu Perencanaan Keuangan dan ada menu Dana Membeli Rumah. Atau kalau kamu lokasinya di Bandung dan ingin diitungin untuk rumahnya, kamu bisa hubungi Marcellina melalui Instagram di @cellymarcellina.

 

Biaya yang Harus Ditanggung Pembeli Properti

Jadi kalau mau beli properti, baik pembeli maupun penjual itu mempunyai tanggung jawab masing-masing.

Kalau pembeli itu tanggung jawabnya pertama notaris. Notaris akan membantu kamu untuk mengecek sertifikat apakah sertifikat itu bermasalah atau tidak, pernah masuk bank atau tidak, pernah di KPR-in atau tidak, itu semuanya terlihat di sertifikat.

Kemudian notaris juga akan bantu tentang bayar pajaknya itu berapa, karena kan pembeli itu ada pajak dan penjual juga ada pajak, jadi notaris itu akan bantu hitung. Notaris juga akan bantu untuk akta jual beli, di situ ada proses seperti balik nama dan itu bantuan dari notaris.

Kemudian PPN, jadi kalau kamu itu membeli rumah baru dari developer itu ada biaya PPN yang biasanya sebesar 10%.

Terus yang terakhir kalau kamu KPR itu ada biayanya juga untuk KPR itu, 3% sampai 5% dari pinjaman bank. Jadi kalau kamu pinjamnya itu Rp 800 juta ya itu kali saja 3% sampai 5%.

Nah jadi itu lah biaya yang perlu kamu persiapkan saat mau beli rumah, ada biaya notaris, pajak beli rumah, ada PPN, dan juga ada biaya KPR.

 

banner -millennials tidak bisa beli rumah, kata siapa

 

Cara Dapat Duitnya Gimanaaa?

Tentunya pertanyaan ini sering muncul bukan?

Pertama ya kita perlu menambah income, menambah pemasukan, ya karena semakin besar pemasukan maka pilihan kita semakin banyak.

Bagaimana cara menambah income?

Menambah income itu yang paling bisa dilakukan oleh para milenial adalah kerja, kalau kerjaan kamu yang sekarang itu sudah maksimal ya udah kamu coba aja cari side job atau side hustle atau apa pun lah pokoknya yang bisa menghasilkan pemasukan.

Kemudian setelah pemasukan dari kerjaan kamu mulai bertambah, uangnya jangan dibelanjain gitu tetapi diinvestasikan dulu, bisa beli di reksa dana, bisa beli saham, atau bisa beli di p2p lending, intinya strategi-strategi apa pun itu untuk nambah income.

Dan kadang-kadang untuk dapatin duitnya itu bisa lewat join income kalau kamu sudah menikah, contoh kalau kamu incomenya Rp 5 juta dan pasangan kamu Rp 5 juta maka kalau join income total income kamu itu menjadi Rp 10 juta, dan itu salah satu strateginya sih.

 

Bagaimana Jika Ingin Beli Rumah Tapi BP-nya Dari Jual Aset?

Pada dasarnya sih gak ada masalah ya, asalkan orang itu mau nurunin gaya hidup ya, karena ketika mobil dijual lalu bagaimana dia transportasinya? Apakah naik sepeda motor atau pake Go-Car atau Grab-Car? Atau kendaraan umum lainnya?

Intinya seperti itu, kalau memang dia bisa nurunin gaya hidup atau lifestyle nya, gak ada masalah.

Oh iya teman-teman, di Finansialku kita ada Online Course yang bisa kamu akses gratis, namanya Income Breakthrough – Strategi untuk Nambah Pemasukan, kamu bisa nonton video online course itu di aplikasi Finansialku. Klik aja banner berikut.

 

Online course income breakthrough banner

 

Kemudian kamu tonton itu video yang sekarang ini ada 14, dan nanti akan aku tambahin satu per satu, tujuannya untuk menambah income. Misalnya kamu seorang karyawan, gimana sih cara untuk menambah income seorang karyawan?

Atau mungkin kamu seorang freelance yang income-nya tidak stabil atau tidak tetap, gimana nih caranya menambah pemasukan buat freelance yang gajinya tidak tetap?

So langsung saja deh tonton video online course-nya!

 

Yuk Gapai Keinginan Beli Rumah Pertama Kamu

Di akhir podcast Marcellina berpesan buat sobat Finansialku yang ingin beli properti pertama,

“Yang pertama itu survei, jadi muter-muter aja dulu dan juga kenali kebutuhanmu.

Survei itu kalau kamu gak mau keluar-keluar atau bingung mau lewat mana, maka yang paling gampang adalah online, banyak banget situs-situs rumah itu online yang kamu bisa langsung survei, banyak benget itu harganya, tempatnya, rumahnya tipe kayak apa, terus interiornya itu bisa kelihatan semua dari online.

Terus yang kedua adalah, kalau misalnya nemu nih waktu survei “wah ini rumahnya lucu nih, rumahnya oke nih” nah itu kontak agennya, iseng aja kontak karena kontak agen itu gratis dan tidak ada fee apa pun, kalau misalnya sampai kamu pengen liat ke lokasi pun itu gratis.

Trus kalau tidak cocok bagaimana?

Ya tidak apa-apa cari saja yang lain, jalan-jalan lagi, survei-survei lagi, liat-liat online lagi, karena kalau tidak cocok itu wajar dan tidak masalah.

Nah kalau cocok ya tanyakan ke agennya bagaimana prosedurnya setelah ini, kalau misalnya mau KPR atau kalau mau cash, itu kamu bisa nanyain karena agen itu ngerti bank-bank mana aja dan promo-promonya juga biasanya ngerti.

Trus yang terakhir adalah sesuaikan kebutuhanmu dan kemampuanmu, jadi misal kamu adalah pasangan yang dua tahun lagi mau nikah, dua kamar cukup kan? Trus yang kedua kalau misalnya tidak harus yang di tengah kota juga tidak apa-apa kan?

Nah itu lah saran-saran yang diberikan oleh Marcellina, semoga bisa membantu kamu dalam membeli rumah pertamamu.”

 

Kalau misalnya nanti teman-teman memiliki pertanyaan seputar membeli properti, seperti misalnya investasi apa yang cocok untuk beli properti, silahkan saja langsung pakai Aplikasi Finansialku yang bisa kamu untuh di Google Play Store maupun di Apple App Store.

 

Akhir kata, Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify