Umumnya dalam proses seleksi dilakukan tahapan yang disebut wawancara kerja. Tahapan ini biasanya yang paling menegangkan bagi para fresh graduate.
Jangan khawatir, yuk simak serba serbi wawancara kerja serta tips agar bisa diterima kerja berikut ini.
Rubrik Finansialku
Pengertian Wawancara Kerja
Sebuah proses rekrutmen dimulai dari pencarian pelamar dan diakhiri dengan diterimanya sekelompok surat lamaran. Jadi, hasilnya nanti akan berupa sekelompok pelamar yang dipilih melalui proses seleksi.
Tahapan selanjutnya yakni menetapkan calon pegawai mana yang memenuhi syarat untuk bisa diterima, dan pegawai mana yang ditolak lamarannya.
Tahapan ini disebut seleksi, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk dapat mengambil keputusan mengenai siapakah kandidat terbaik yang sesuai dengan syarat-syarat calon pegawai yang diinginkan perusahaan.
[Baca Juga: 20 Cara Seorang Pemimpin Meningkatkan Semangat Kerja Tanpa Mengandalkan Uang. Silakan Anda Buktikan Sendiri!]
Salah satu instrumen dalam proses seleksi adalah wawancara. Wawancara merupakan metode yang paling umum dipakai untuk menyeleksi calon pegawai.
Adapun beberapa pengertian wawancara menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Sumber |
Definisi |
---|---|
Charles Stewart dan W.B. Cash |
Wawancara adalah suatu proses komunikasi dipasangkan dengan sebuah tujuan serius dan telah ditentukan dirancang untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab. |
Denzig |
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka suatu percakapan yang di mana seseorang mendapat informasi dari orang lain. |
Robert Kahn dan Channel |
Wawancara adalah suatu pola khusus dari sebuah interaksi yang dimulai secara lisan untuk suatu tujuan tertentu dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik dengan suatu proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan. |
Lexy J. Moleong |
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan tertentu. Dalam percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu). |
Koentjaraningrat |
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan sebuah informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi secara tatap muka. |
Dengan demikian kesimpulannya wawancara merupakan suatu pertemuan antara individu yang satu dengan lainnya. Biasanya dengan tujuan yang khusus dan diselenggarakan dengan kesadaran akan tujuan tersebut.
[Baca Juga: Para HRD Ketahui 5 Hal yang Harus Dibahas Pada Pelatihan Persiapan Pensiun Karyawan]
Berdasarkan pengertian tersebut, wawancara baru dapat dilaksanakan apabila memenuhi kedua syarat berikut ini:
- Mengharuskan adanya pertemuan pribadi (harus saling melihat, saling mendengar, dan saling memahami bahasa yang digunakan).
- Mengandung suatu sifat formal (dengan pengertian bahwa pertemuan tersebut diadakan dengan suatu tujuan tertentu).
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya, tingkat kesukaran wawancara bisa berbeda-beda.
Wawancara juga merupakan instrumen yang paling banyak menuai kritik meskipun menjadi alat tes yang paling umum digunakan.
Hal ini terjadi akibat reliabilitas dan validitasnya yang rendah, akibat adanya bias yang umum terjadi dalam proses wawancara.
Tujuan Wawancara Kerja
Wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja.
Hal ini mengingat bahwa wawancara kerja merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja).
Maka “performance” wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.
Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
- Untuk mengetahui kepribadian pelamar.
- Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan.
- Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan.
- Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.
Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an
Teknik Wawancara Kerja
Teknik wawancara yang umum digunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral.
Dalam praktiknya, perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
[Baca Juga: Sudahkah Anda Tahu: Tunjangan dan Kompensasi Kerja? Dan Bagaimana Cara Memanfaatkan dengan Benar?]
#1 Wawancara Kerja Tradisional
Teknik wawancara sudah digunakan sejak dulu. Teknik ini umumnya menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti:
- Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
- Apa kelebihan dan kekurangan Anda?
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada teknik wawancara tradisional lebih banyak bersifat untuk mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar.
Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan, yakni sebagai berikut:
- Apakah pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan?
- Apakah pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter?
- Apakah pelamar bisa bekerja dalam tim dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan?
Karena semuanya bergantung pada jawaban pelamar, maka kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan.
Gratis Download Ebook Panduan Investasi Reksa Dana untuk Pemula
#2 Wawancara Kerja Behavioral
Berbeda dengan teknik wawancara kerja tradisional, teknik wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang.
Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian.
Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain sebagai berikut:
- Coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan?
- Berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus?
[Baca Juga: Tahukah Anda Apa itu Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia? Yuk Cari Tahu Sekarang!]
Tips Wawancara Kerja agar Bisa Diterima
Banyak pelamar fresh graduate yang cenderung sudah takut dan cemas dahulu saat akan melakukan proses wawancara kerja. Bagaimana mengantisipasinya?
Tahukah Anda, hal ini dapat diakali dengan mengaplikasikan ilmu sosial dan psikologi lho. Dengan mempersiapkan diri dan menggunakan tips psikologi, Anda bisa memberikan impression yang lebih berkesan.
Tujuannya? Untuk meningkatkan peluang Anda diterima bekerja di perusahaan tersebut. Menarik bukan?
Jika Anda juga sedang berusaha melamar pekerjaan, Finansialku akan menjabarkan 9 cara menghadapi wawancara kerja menggunakan ilmu psikologi berikut ini.
#1 Gunakan Taktik “Power-Priming”
Pernah dilakukan sebuah eksperimen dalam wawancara kerja dimana sekelompok pelamar kerja dibagi dalam dua kelompok dengan kondisi sebagai berikut:
- Kelompok pertama diminta untuk mengingat dan membayangkan masa-masa dimana mereka menjadi pemegang kendali dan saat dimana mereka merasa kuat dalam hidupnya.
- Kelompok kedua diminta untuk mengingat dan merefleksikan masa-masa dimana mereka lemah dan tanpa kendali.
Hasil eksperimen membuktikan bahwa kelompok pertamalah yang sukses dalam wawancara kerja. Hasil wawancara menunjukkan kelompok yang menjadi sasaran “power-priming” lebih baik secara signifikan.
Taktik ini sesungguhnya sangat sederhana, namun membuktikan bahwa manusia dapat memberi hasil berbeda hanya dengan mengingat kejadian yang menguatkan diri mereka.
Anda juga dapat mengaplikasikannya saat mempersiapkan diri untuk wawancara kerja nanti.
[Baca Juga: Ingin Melamar Kerja? Hindari Beberapa Penyebab Kegagalan Wawancara Ini]
#2 Tersenyum Secukupnya
Dalam wawancara kerja, Anda perlu menunjukkan bahwa Anda merupakan orang yang sopan dan bersahabat, namun tidak melulu dengan tersenyum.
Tersenyum itu penting, namun ada masa-masa dimana Anda perlu menunjukkan bahwa Anda juga bisa serius.
Sebuah studi menunjukkan bahwa kandidat pelamar kerja yang tersenyum hanya pada awal dan akhir wawancara lebih berhasil daripada yang terus tersenyum sepanjang sesi wawancara.
Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula
#3 Gunakan Nama Pewawancara (Interviewer)
Selain membantumu mengingat nama pewawancara, memanggil nama membuktikan membuat mereka merasa lebih positif.
Tentunya bukan berarti Anda dapat memanggil dengan nama, namun cukup gunakan sesekali saja. Sisanya Anda bisa menggunakan kata ganti seperti “Bapak”, “Ibu”, atau “Anda”.
#4 Melatih “Reflective Listening”
Jika Anda terbiasa mengulang apa yang diucapkan oleh pewawancara dengan kata-kata sendiri, itu tandanya Anda sudah mengaplikasikan teknik reflective listening.
Sebuah studi membuktikan bahwa reflective listening meningkatkan peluang diterima kerja karena menunjukkan bahwa Anda memahami perkataan pewawancara.
Selain itu, teknik ini juga membuat pewawancara menjadi lebih senang karena pewawancara menganggap Anda menyimak apa yang dikatakannya.
Berikut ini adalah contoh aplikasi reflective listening yang baik.
Pewawancara:
“Posisi yang dibutuhkan adalah penulis yang tidak akan kesulitan dalam menulis mengenai politik, kasus selebriti, bahkan keduanya sekaligus. Bagaimana menurut Anda?”
Anda:
“Maksudnya Anda mencari seorang penulis yang antusias dan siap melakukan apa saja? Itu sangat mendeskripsikan diri saya. Seperti yang dapat Anda lihat dalam CV saya, dan saya sudah melakukan hampir segalanya. Mulai dari menulis kisah travelling hingga investigasi. Saya yakin saya cocok dengan spesifikasi yang dimaksud.”
#5 Pastikan Tangan Anda Hangat dan Kering
Mungkin tips yang satu ini kedengarannya aneh, namun tahukah Anda bahwa tangan yang dingin dan berkeringat merupakan ciri-ciri orang yang sedang cemas dan takut?
Dengan demikian, tangan yang hangat dan kering akan membantu menunjukkan kepercayaan diri Anda.
Sebelum melakukan wawancara, pastikan Anda mengelap tangan agar bisa berjabat tangan dengan nyaman dan memberi kesan pertama yang baik.
#6 Tirulah Gerak Gerik Pewawancara, Namun Secara Positif
Anda bisa mengikuti gerak gerik pewawancara, misalnya Anda ikut tersenyum saat ia tersenyum. Teknik ini disebut juga dengan mirroring, dan terbukti mampu meningkatkan peluang untuk diterima kerja.
[Baca Juga: Pertanyaan Wawancara kepada Penasihat Keuangan untuk Menggunakan Jasanya]
Namun perhatikan dalam meniru gerak gerik tersebut, tirulah yang positif saja. Jika gerak-gerik pewawancara nampak negatif, maka jangan meniru gerakan negatif tersebut ya!
#7 Perhatikan Bahasa Tubuh Anda
Berbagai studi telah membuktikan bahwa terkadang gerak non-verbal lebih efektif daripada verbal. Dengan kata lain, bahasa tubuh sangatlah penting.
Dalam wawancara kerja, biasakan gunakan bahasa tubuh yang sopan dan formal. Beberapa contoh bahasa tubuh yang baik menurut hasil studi adalah sebagai berikut:
- Tunjukan antusiasme tinggi dan energi yang besar.
- Gunakan ekspresi wajah yang positif.
- Pertahankan kontak mata atau tatapan.
- Berikan anggukan sebagai tanda bahwa Anda sudah paham.
- Gunakan gerakan tangan sesekali saat berbicara.
- Usahakan badan Anda condong ke arah pewawancara, namun tetap dalam batas wajar.
- Hindari nada monoton saat berbicara, dan usahakan untuk mengubah nada bicara sesekali.
#8 Gunakan Construal Level Theory (CLT)
Pernahkah Anda mendengar mengenai Construal Level Theory atau disingkat CLT?
Teori ini membuktikan bahwa semakin jauh Anda dari seseorang atau sebuah objek, maka semakin abstrak pikiran Anda, dan begitu juga berlaku sebaliknya. Contohnya adalah sebagai berikut:
- Saat Anda berada di musim dingin dan turun salju selama 6 bulan lamanya, maka Anda akan membayangkan matahari dan pantai yang hangat.
- Saat Anda hanya berada di musim dingin dan turun salju selama 6 hari lamanya, maka Anda akan membuat itinerary secara detil untuk kembali ke musim panas.
[Baca Juga: 30 Hal yang Dapat Anda Lakukan dalam Cara Mempersiapkan Keuangan Untuk Usia 30 Tahun]
Para peneliti melakukan eksperimen dengan mengaplikasikan teori ini pada pelamar kerja. Dimana pelamar kerja dibagi ke dalam dua kelompok:
- Kelompok pertama duduk dekat dengan pewawancara.
- Kelompok kedua duduk jauh dari pewawancara.
Hasilnya sesuai dengan teori CLT, dimana pelamar kerja yang duduk dekat dengan pewawancara mampu berdiskusi secara spesifik dan detail sehingga kemungkinan suksesnya untuk diterima lebih tinggi.
Sedangkan kelompok kedua yang duduk jauh dari pewawancara cenderung berbicara mengenai hal-hal abstrak.
Intinya adalah, berbicara secara spesifik dalam wawancara kerja akan lebih baik dan meningkatkan peluang Anda untuk diterima.
#9 Hindari Menyanggah Atau Memotong Pembicaraan
Menyanggah atau memotong pembicaraan menimbulkan emosi yang negatif. Dengan demikian, jangan pernah memotong pembicaraan atau menyanggah pewawancara saat sedang berbicara.
Mendengarkannya dengan seksama hingga selesai menunjukkan bahwa Anda sejalan dengannya dan juga membuktikan bahwa Anda lebih sopan.
[Baca Juga: Para HRD Ketahui 5 Hal yang Harus Dibahas Pada Pelatihan Persiapan Pensiun Karyawan]
Fresh Graduate pun Siap Menghadapi Wawancara Kerja
Bagaimana? Sudah siapkah Anda menghadapi proses wawancara?
Meski Anda hanya memiliki satu kesempatan dalam memberikan first impression yang baik dalam wawancara kerja, tapi sekarang Anda sudah siap mengakali wawancara kerja dengan mengaplikasikan beberapa tips psikologi di atas.
Dengan beberapa tips tersebut, Anda akan menonjol dibandingkan pelamar kerja lainnya. Mengapa bisa?
Karena secara tidak langsung, tips di atas memungkinkan Anda untuk memberikan big impact dalam wawancara kerja, sehingga Anda memberikan kesan yang lebih mendalam bagi pewawancara.
Kelihatannya sederhana, namun nyatanya dampaknya besar lho! Buktikan sendiri dengan mengaplikasikan tips di atas pada wawancara Anda selanjutnya!
Apabila Anda berhasil, jangan lupa bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar di bawah ya! Terima kasih.
Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai wawancara kerja dan tips agar bisa diterima kerja bagi fresh graduate lainnya? Tinggalkan pertanyaan tersebut dan komentar Anda pada kolom yang sudah disediakan di bawah.
Dan jangan lupa untuk membagikan artikel bermanfaat ini kepada orang lain di sekitar Anda.
Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kami. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.
Sumber Referensi:
- Jimmy L. Gaol. 2014. A to Z Human Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta: Grasindo
- Admin. Pengertian Wawancara Secara Umum, Tujuan, Jenis, dan Ciri-Ciri Pewawancara. Maxmanroe.com – https://goo.gl/eYVbFE
- Mahdan Londo. Jenis Wawancara Kerja. Academia.edu – https://goo.gl/68tzqk
Sumber Gambar:
- Fresh Graduates 1 – https://goo.gl/Cpi4yY
- Fresh Graduates 2 – https://goo.gl/v6pxrL
- Wawancara – https://goo.gl/RyXtTE
Leave A Comment