Beberapa perencana keuangan memiliki jargon Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal atau dalam bahasa Inggrisnya fail to plan is plan to fail. Apakah jargon: “gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal” itu benar? Finansialku akan membahas mengenai jargon gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal.

He-Who-Fails-to-Plan-is-Planning-to-FailGagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal

 

Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal

Beberapa profesi perencana keuangan memiliki jargon yang berbunyi Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal, adalah jargon yang tepat untuk mendukung profesi perencana keuangan.

fail-to-plan-plan-to-fail1 Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal

Perencanaan adalah hal yang baik bagi banyak orang, karena tidak semua orang memiliki kondisi keuangan yang mampu memenuhi segala kebutuhannya. Contoh bagi sebagian besar membeli paket perjalanan ke Eropa sebesar 40 juta Rupiah secara kas (dalam kondisi tanpa melakukan perencanaan) adalah hal yang cukup sulit, tetapi tidak bagi orang-orang kaya.

Europe-vacation-planning Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal

[Baca juga : 5 Alasan Kita Harus Belajar Keuangan Pribadi]

 

Bagi orang-orang yang belum mampu membeli secara kas, maka perlu melakukan perencanaan. Jargon gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal sesuai dengan kasus orang-orang yang belum dapat membayar kas paket perjalanan.

Gagal untuk merencanakan biaya perjalanan berarti merencanakan untuk gagal melakukan perjalanan ke luar negeri. Kegagalan untuk perjalanan ke luar negeri bukanlah hal yang sangat berat, lain halnya dengan dana hari tua. Apa yang diharapkan seseorang di hari tua? Pastinya kebanyakan orang ingin hari tuanya diisi dengan kehidupan yang tenang, sehat dan bahagia. Berapa biaya yang diperlukan untuk memenuhi biaya-biaya di hari tua?

 

The Power of Kepepet

Ada sebuah teori yang dikeluarkan oleh penulis bernama Jaya Setiabudi, yang menyatakan tentang the power of kepepet. Teori ini menyatakan manusia akan mengeluarkan kemampuan maksimumnya dalam keadaan kepepet (contoh dalam keadaan hidup atau mati). Kenyataannya di dunia ini tidak mudah merencanakan segalanya, dalam kondisi-kondisi khusus aka nada hal-hal yang terjadi di luar rencana. Penulis menyetujui hal ini, karena setiap manusia memiliki insting untuk bertahan dan melindungi hidupnya, khususnya dalam keadaan kepepet.

Dalam bukunya yang berjudul The Power of Kepepet, Jaya Setiabudi mengilustrasikan kemampuan seseorang yang berada di luar kemampuan pada kondisi biasa, antara perbedaaan iming-iming dan kepepet. Seorang Bapak diminta untuk menyeberangi dua buah bangunan besar. Menurut Anda manakah yang mampu membuah seorang Bapak tersebut dapat menyeberangi bangunan?

  1. dengan iming-iming hadiah sejumlah uang
  2. ada situasi kepepet dimana ada seekor macan dibelakangnya yang siap menerkam

Pilihan mana yang menurut Anda lebih memungkinkan si Bapak mampu menyeberang?

image0014 Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal

[Baca juga :  Apapun Kapanpun Berapapun]

 

Sumber: Buku The Power of Kepepet – Jaya Setiabudi

Apapun Kapanpun Berapapun

Berdasarkan kedua pandangan di atas Penulis lebih setuju untuk menggabungkan keduanya. Ada baiknya Kita merencanakan hal-hal yang dapat Kita rencanakan, karena kenyataannya terbukti orang-orang kaya dan perusahaan-perusahaan besar akan mulai dari melakukan perencanaan (contoh perencanaan bisnis, perencanaan pemasaran, perencanaan produksi dan perencanaan lainnya). Disisi lain Kita juga harus mengasah kepandaian, kecerdasan dan pengalaman Kita untuk menghadapi situasi-situasi kepepet.

 

Kesimpulan

  1. Fail to plan is plan to fail, gagal merencanakan adalah merencanakan untuk gagal.
  2. Manusia mampu mengeluarkan kemampuan maksimumnya, ketika dalam situasi genting, bernama The Power of Kepepet.
  3. Apapun Kapanpun Berapaun mulailah merencanakan.

 

 

 

Jika Anda memiliki pendapatan atau pengalaman mengenai Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal atau pengalaman The Power of Kepepet, silakan sharing pengalaman Anda di comment di bawah ini. Sharing Anda akan sangat bermanfaat.

 

 

Jangan lupa baca artikel-artikel Finansialku:

finansialku Hati-Hati dengan Strategi Buy More Baca
finansialku 5 Alasan Kita Harus Belajar Keuangan Pribadi Baca
finansialku Apa itu Aturan 72 dalam Investasi? Baca
finansialku Menjadi Entrepreneur melalui Bisnis Online Baca
finansialku 8 Usaha Sampingan untuk Perempuan Baca