PT Indofarma TBK. siap memproduksi hingga 4 juta tablet Ivermectin 12 mg per bulan. Namun untuk penggunaan obat ini harus mendapatkan resep.

Baca informasi selengkapnya dalam berita Finansialku berikut.

 

Perkembangan dari Ivermectin Sebagai Obat Terapi Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir tengah mendorong PT Indofarma Tbk. untuk produksi Ivermectin sebagai obat terapi antivirus Covid-19.

Ivermectin adalah obat minum anti parasit yang secara in vitro memiliki kemampuan anti-virus yang luas dengan cara menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.

Saat ini, Ivermectin dalam tahap penelitian di Balitbangkes dan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit, termasuk di antaranya di bawah Kementerian Pertahanan.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa Ivermectin dapat digunakan dalam management Covid-19 baik sebagai pencegahan (profilaksis) ataupun pengobatan.

 

Dengan diperolehnya izin edar BPOM RI bernomor GKL2120943310A1, PT Indofarma siap memproduksi hingga 4 juta tablet Ivermectin 12 mg per bulan. Namun untuk penggunaan obat ini harus mendapatkan resep serta pengawasan dokter.

“Obat ini dirilis pada hari ini seiring dengan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang juga keluar hari ini,” ujar Erick mengutip dari Bisnis.com, Rabu 23 Juni.

[Baca juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Erick Thohir, Sang Menteri BUMN]

Erick menyebut perilisan Ivermectin menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN dan Indofarma dalam menyediakan obat-obatan untuk pasien Covid-19 dan menekan angka penyebaran virus corona.

Ke depannya, Ivermectin dapat membantu terapi penyembuhan pasien virus corona. Harga obat tersebut juga sangat terjangkau, yakni Rp5.000 hingga Rp7.000 per tablet. Saat ini, Ivermectin tengah berada dalam fase uji stabilitas.

Selain itu, Kementerian BUMN melalui Indofarma juga tengah mengurus perizinan untuk dapat memproduksi beberapa obat-obatan yang digunakan dalam terapi penyembuhan pasien Covid-19.

Macam-macam obat yang tengah diproses perizinan produksinya adalah Oseltamaivir, Fapiviravir dan Remdesivir.

Erick mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kebutuhan obat untuk terapi pasien virus corona.

“Kami sedang urus prosesnya untuk bisa produksi 3 obat ini sendiri. September nanti kami akan mendapatkan lisensi,” katanya.

 

Adapun, terkait ketersediaan 3 jenis obat tersebut, Erick mengatakan persediaan obat Oseltamaivir dan Fapiviravir masih mencukupi. Sementara itu, persediaan obat Remdesivir saat ini masih terbatas.

Sekedar informasi, Indofarma telah memiliki ragam produk untuk penanggulangan Covid-19. Untuk kategori obat, perusahaan telah memproduksi dan memperoleh izin edar antara lain Oseltamivir 75 mg kapsul dan Remdesivir 100 mg injeksi dengan merek Desrem.

Sedangkan untuk alat kesehatan, Indofarma telah memproduksi dan memperoleh izin edar antara lain masker medis 3 ply dan Viral Transport Medium.

 

“Saya berharap, meski usaha pemerintah dan juga perusahaan-perusahaan BUMN sudah maksimal dalam memerangi pandemi ini dengan cara mendatangkan vaksin dan memproduksi obat, peran dan kesadaran tinggi dari masyarakat dalam memakai masker, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan mencuci tangan tetap menjadi kunci utama agar kita bisa selamat dari pandemi yang masih tinggi ini,” tegasnya.

 

banner -mengupas pentingnya dana darurat

 

Penyebaran virus corona masih terjadi, untuk itu tetaplah patuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, serta kurangi mobilitas. Stay safe, stay health.

 

Editor: Ari A. Santosa

 

Sumber Referensi:

  • Sri Niken Handayani. 22 Juni 2021. Erick Thohir Dorong Indofarma Produksi Obat Terapi Covid-19. Swa.co.id – https://bit.ly/35KOi4B
  • Lorenzo Anugrah Mahardhika. 21 Juni 2021. Indofarma (INAF) Rilis Obat Terapi Pasien Covid-19, Harga Rp7.000. Bisnis.com – https://bit.ly/2TUsnFF
  • Aji Cakti. 21 Juni 2021. Erick Thohir sebut obat Covid-19 dari Indofarma peroleh izin BPOM. Antaranews.com – https://bit.ly/35IgMvQ

 

Sumber gambar:

  • https://bit.ly/3xKPS2A