Walaupun virus COVID-19 membawa dampak negatif pada sektor perekonomian, terdapat beberapa jenis industri paling kebal krisis tersebut.

Finansialku akan memberikan daftar industri tersebut dan menjelaskan mengapa industri tersebut menjadi kebal krisis.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Start It Up

 

Daftar Industri Paling Kebal Krisis

Tahun 2020 diawali dengan virus corona yang menggegerkan seluruh dunia. Tidak hanya masalah sosial, virus ini juga menyerang dan memberikan imbas negatif pada sektor perekonomian.

Tidak hanya di Indonesia, seluruh dunia pun merasakan dampak buruk yang didatangkan oleh virus ini. Namun, ternyata tidak seluruh industri di Indonesia terkena imbas corona.

Pasalnya terdapat beberapa industri yang dapat bertahan dan malah berkembang selama adanya penyebaran virus corona. Di bawah ini adalah daftar beberapa sektor bisnis yang kebal krisis dan anti resesi.

 

#1 Industri Paling Kebal Krisis: Makanan dan Minuman

Siapa sangka ternyata virus COVID-19 tidak mampu meredam panasnya industri makanan dan minuman.

Walaupun pemerintah memberikan kebijakan untuk melarang restoran dan rumah makan beraktivitas, industri makanan pun dapat tetap bertahan.

Banyak alasan mengapa industri ini tetap bertahan. Yang pertama adalah jenisnya yang beragam, mulai dari makanan berat hingga makanan ringan dan minuman pun banyak macamnya.

Hal ini memungkinkan industri tersebut menjangkau lebih banyak orang. Kedua, makanan termasuk dalam kebutuhan pokok seseorang. Ini berarti selama seseorang hidup, makanan dan minuman akan menjadi penunjang mereka.

Harga Kertas Merosot! Bagaimana Peluang Industri Pulp & Paper Indonesia 05 Kertas Kemasan Makanan 2 - Finansialku

[Baca Juga: Ini Inspirasi Usaha Jasa yang Bisa Ditekuni Saat New Normal]

 

Ketiga dan yang paling penting adalah mudahnya industri makanan untuk beradaptasi.

Karena banyaknya masyarakat yang memilih untuk tetap di rumah, rumah makan dan restoran berinovasi untuk membuat makanan kemasan sehingga mudah dipanaskan di rumah.

Selain itu, rumah makan dan restoran memastikan bahwa konsumen tetap dapat menyantap makanan mereka tanpa harus berada di restoran, misalnya dengan ‘drive through’ atau makan di dalam mobil.

 

#2 Industri Teknologi

Yang kedua adalah industri teknologi. Pada masa corona, tentu teknologi adalah salah satu hal yang dapat membantu Anda untuk dapat terus menjalankan keseharian dengan normal.

Anda mulai bekerja di rumah dengan menggunakan laptop dan jaringan internet. Tidak hanya pekerjaan, proses belajar mengajar pun membutuhkan teknologi untuk membantu kelancarannya.

Kebutuhan masyarakat akan teknologi juga didukung dengan kebijakan untuk tetap di rumah dan teknologi adalah salah satu hal yang dapat membantu masyarakat untuk tidak suntuk.

Bahkan berdasarkan rekapitulasi data ekonomi makro terakhir, industri TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) tumbuh 9,81% pada saat yang bersamaan dengan ekonomi makro Indonesia yang hanya tumbuh 2,97%.

 

#3 Industri Farmasi

Obat-obatan dan alat kesehatan tidak hanya kebal terhadap resesi di zaman corona ini, tetapi juga mampu berkembang dan menjadi penopang neraca perdagangan.

Hal ini tentunya dipengaruhi dengan adanya kebutuhan masyarakat akan alat kesehatan seperti APD (Alat Pelindung Diri), masker dan obat-obatan. Namun tidak hanya dipengaruhi oleh adanya virus corona, industri farmasi juga memang merupakan salah satu industri yang kebal resesi.

Obat-obatan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan penelitian terbaru. Selain itu, munculnya penyakit baru pasti juga diikuti dengan munculnya obat atau vaksin terbaru.

Sehingga dapat dikatakan bahwa industri ini adalah salah satu industri yang cukup kebal resesi.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

#4 Industri Sawit

Industri ini termasuk salah satu industri yang dapat tetap beroperasi dengan baik selama pandemi Covid-19. Kegiatan operasional industri sawit tetap berjalan normal dan tetap memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri.

Hal ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat akan minyak sawit. Selain dijadikan sebagai salah satu bahan pokok, minyak sawit juga dijadikan sebagai bahan aktif pada sabun dan gliserin untuk bahan hand sanitizer.

Kontribusi minyak sawit bagi devisa ekspor mencapai US$ 3,5 miliar (sekitar Rp 51 triliun) sampai Februari 2020 di kala melemahnya ekonomi global akibat pandemi covid-19.

 

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Kanya Lakshmi.

Beliau pun mengatakan industri sawit tetap bisa beroperasi cukup baik hingga saat ini di tengah pandemi Covid-19.

Kontribusi tersebut menopang surplus neraca perdagangan Indonesia 2020 surplus 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 27 triliun).

Surplus berasal dari pendapatan ekspor non migas sebesar 4 miliar dolar AS (sekitar Rp 58,5 triliun) dan pengeluaran devisa untuk impor migas sebesar 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 31 triliun).

 

Industri yang Terkena Dampak Negatif

Selain industri di atas, terdapat beberapa industri yang terkena dampak cukup parah. Misalnya industri tekstil, industri otomotif dan industri pariwisata. Tentunya hal ini akan berangsur membaik.

Namun sebagai pelaku bisnis yang cermat, industri pun harus dapat beradaptasi dengan cepat dan mudah memenuhi demand dari masyarakat.

Bisnis yang mudah beradaptasi merupakan bisnis yang dapat bertahan melewati cobaan pandemi ini.

 

Setelah membaca artikel ini, semoga Anda mengetahui dengan jelas industri yang dapat bertahan dan cara mereka untuk dapat bertahan melewati Corona ini.

Bagikan artikel ini agar lebih bermanfaat dan berikan komentar Anda di kolom bawah ini.

 

Sumber Referensi:

  • Taufik Fajar. 7 Juli 2020. Industri Sawit Kebal Virus Corona, Ekspor Lancar Jaya. Economy.okezone.com – https://bit.ly/38BW15H
  • Ai Rika Rachmawati. 4 Juni 2020. Kebal Dampak Pandemi Covid-19, Sektor Ini Mengalami Pertumbuhan 9,81%. Pikiran-rakyat.com – https://bit.ly/2VXg1KZ