Bagaimana cara menentukan proporsi keuangan bulanan? Hampir semua orang mengalami kesulitan dalam mengatur pengeluaran bulanan.

Kali ini Finansialku akan membahas prinsip 50/30/20 untuk menentukan proporsi pengeluaran bulanan Anda.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Pengeluaran Tidak Terkendali = Sumber Kebangkrutan

Bagi setiap orang menerima uang adalah hal yang sangat menyenangkan, tetapi mengeluarkan uang adalah hal yang menjengkelkan. Hanya saja kesenangan-kesenangan yang dapat dibeli dengan uang biasanya sangat menggoda dan seringkali tidak dapat dikendalikan.

Akhirnya uang akan terus menerus keluar tanpa terkendali. Tanpa terasa uang yang tadinya terlihat banyak sudah habis. Hal ini terjadi karena si pembeli biasanya membeli barang-barang dengan sembarangan hingga ia sendiri terkadang tidak mengingat apa saja yang sudah dibeli. Padahal barang-barang yang dibeli belum tentu berguna.

Jika kebiasaan seperti ini terus dilanjutkan, lama-kelamaan keuangan akan berantakan. Dalam keadaan yang lebih buruk lagi Anda bahkan bisa mengalami kebangkrutan. Karena itu Anda memerlukan cara yang tepat untuk mengatur keuangan.

Hal pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengontrol pengeluaran adalah dengan membuat proporsi dan batasan-batasan untuk setiap pengeluaran Anda.

moms-waspada-pengeluaran-lebaran-dan-anak-masuk-sekolah-di-2017-1-finansialku

[Baca Juga: Moms, Waspada Pengeluaran Lebaran dan Anak Masuk Sekolah di 2017]

 

Prinsip 50/20/30

Seorang CFP dari Amerika Serikat yang bernama Alexa von Tobel menggunakan teori 50/20/30 dalam merencanakan proporsi pengeluaran bulanan.

Teori ini mengharuskan Anda untuk membagi seluruh anggaran ke dalam 3 kategori besar yaitu kebutuhan sehari-hari, kebutuhan masa depan, serta gaya hidup.

Mari kita bahas satu per satu mengenai tiga kategori besar tersebut:

 

#1 50% Pengeluaran

50 dalam prinsip 50/20/30 merepresentasikan proporsi 50% dari pendapatan Anda yang sebaiknya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Setiap bulan Anda tentu harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal yang termasuk ke dalam kategori kebutuhan sehari-hari adalah biaya tempat tinggal, makanan, listrik, air, gas, transportasi dan biaya lainnya.

Tetapi Anda harus cermat dalam menentukan hal-hal apa saja yang masuk ke dalam kebutuhan sehari-hari.

Katakan Tidak untuk Pengeluaran - Pengeluaran Ini, Kalau Mau Sejahtera - Pengeluaran Ini - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Katakan Tidak untuk Pengeluaran-pengeluaran Ini, Kalau Mau Aman]

 

Biaya untuk makan di restoran memang berkaitan dengan makanan, tetapi biaya ini sudah tidak termasuk ke dalam kebutuhan sehari-hari. Mengapa? Karena ada alternatif yang lebih ekonomis yaitu jika Anda membeli bahan makanan dan memasaknya sendiri.

Atau jika Anda tidak memiliki waktu untuk memasak, paling tidak Anda membeli makanan dari tempat yang memang fokus untuk menjual makanan, bukan menjual ‘jasa’ maupun tempat yang mewah. Selain itu biaya transportasi yang masuk ke dalam kebutuhan sehari-hari pun hanyalah biaya transportasi dari tempat tinggal Anda menuju ke kantor hingga pulang kembali.

Biaya transportasi dapat ditambah dengan biaya transportasi yang memang menunjang kebutuhan primer Anda seperti belanja bahan makanan atau mengurus hal-hal yang bersifat kewajiban.

Untuk memudahkan Anda menentukan biaya mana yang masuk ke dalam biaya kebutuhan sehari-hari, Anda cukup mempertanyakan setiap pengeluaran. Apakah keberlangsungan hidup Anda akan terganggu jika tidak menggunakan hal tersebut?

Jika memang akan terganggu berarti pengeluaran itu bisa dimasukkan ke dalam kebutuhan sehari-hari. Tetapi jika masih ada alternatif lain yang lebih murah dan efektif, berarti pengeluaran tersebut tidak masuk ke dalam kebutuhan sehari-hari.

Kemungkinan besar pengeluaran yang tidak dibutuhkan  tersebut telah masuk ke dalam kategori gaya hidup.

8 Pengeluaran yang Dapat Dihemat Saat Memasuki Masa Pensiun - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: 8 Pengeluaran yang Dapat Dihemat Saat Memasuki Masa Pensiun]

 

 

Persentase untuk kebutuhan hidup cukup besar yaitu 50%. Padahal dalam kenyataannya angka tersebut bisa saja jauh lebih besar daripada kebutuhan Anda.

Misalnya jika Anda memiliki gaji Rp7 juta, berarti jumlah uang yang dapat Anda gunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah sebesar:

0,5 x Rp7.000.000 = Rp3.500.000 

 

Jika Anda benar-benar menerapkan aturan pengeluaran yang termasuk dalam kategori kebutuhan sehari-hari hanyalah kebutuhan mendasar yang menopang kehidupan, angka ini bisa saja terlalu besar. Karena pada dasarnya biaya yang sangat mahal adalah biaya gaya hidup.

Pepatah mengatakan manusia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya tetapi tidak akan pernah bisa memenuhi gaya hidup. Lalu mengapa proporsi kebutuhan sehari-hari dibuat sangat besar?

Hemat Pengeluaran Anda, dengan Cara Ini - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Hemat Pengeluaran Anda, dengan Cara Ini]

 

Setiap hari Anda dihadapkan dengan risiko kehidupan yang tidak terduga. Mulai dari risiko sakit, kecelakaan, kerusakan mobil, kerusakan rumah dan risiko lainnya.

Jika hal-hal ini terjadi, Anda membutuhkan biaya tambahan yang terkadang sulit untuk diprediksi. Jika anggaran untuk kebutuhan sehari-hari diperbesar maka akan semakin mudah untuk menghadapi risiko-risiko apapun yang bisa terjadi setiap hari. Anda memang tetap harus menyediakan dana darurat yang fungsinya untuk menanggulangi risiko-risiko tersebut.

Hanya saja jika anggaran Anda semakin fleksibel untuk menghadapi risiko, tentu saja Anda akan merasa lebih aman.

Di samping kebutuhan di luar dugaan, memaksimalkan anggaran kebutuhan dasar juga membantu Anda untuk berhemat. Jika Anda terbiasa membuat anggaran untuk gaya hidup yang besar, semakin lama gaya hidup akan semakin meningkat dan semakin mahal.

Padahal biasanya gaya hidup yang dibeli dengan harga mahal tersebut tidak menghasilkan keuntungan dalam yang bernilai uang, dengan kata lain pengeluaran tersebut adalah pengeluaran konsumtif.

Dengan memaksimalkan pendapatan yang dimiliki ke biaya kebutuhan sehari-hari, Anda akan terhindar dari kebiasaan boros tersebut. Selain itu dana yang berlebih pun nantinya bisa disimpan dan tidak habis begitu saja untuk pengeluaran-pengeluaran konsumtif.

6 Pengeluaran Rumah Tangga yang Sebenarnya Bisa Dihemat - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: 5 Pengeluaran Rumah Tangga yang Sebenarnya Bisa Dihemat]

 

#2 20% Kebutuhan Masa Depan

Proporsi yang disarankan untuk menyiapkan kebutuhan masa depan adalah sebesar 20% dari seluruh pendapatan Anda. Ada cukup banyak hal yang termasuk ke dalam kebutuhan masa depan.

Ketika merencanakan keuangan pribadi, Anda pasti telah menentukan tujuan-tujuan keuangan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Tujuan-tujuan keuangan tersebut yang nantinya akan dipenuhi dalam kategori kebutuhan masa depan tersebut. Tujuan-tujuan keuangan tersebut dapat melunasi utang, membeli mobil, membeli rumah, menyiapkan dana pensiun dan hal-hal lainnya.

Misalnya saja Anda berencana untuk menikah dalam beberapa tahun ke depan, biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit sehingga harus dipersiapkan jauh-jauh hari.

Biaya yang disimpan untuk kebutuhan pernikahan tersebut akan dimasukkan ke dalam kategori kebutuhan masa depan. Selain biaya pernikahan masih banyak lagi biaya lain yang dimasukkan ke dalam kategori kebutuhan masa depan.

5-perubahan-kecil-untuk-masa-depan-keuangan-yang-lebih-baik-finansialku

[Baca Juga: 5 Perubahan Kecil untuk Masa Depan Keuangan yang Lebih Baik]

 

Salah satu poin utama yang terpenting adalah dana darurat. Dana darurat dapat dimasukkan ke dalam kategori ini karena merupakan kebutuhan yang dapat digunakan terus-menerus.

Jika dana tersebut terpakai, maka Anda harus memenuhinya kembali. Dana ini adalah prioritas utama yang harus dipenuhi dalam perencanaan keuangan.

Dalam hal ini dana darurat harus diprioritaskan dalam kategori kebutuhan masa depan. Jika Anda belum memiliki dana darurat yang memadai, sebaiknya jangan berfokus pada dana-dana lain terlebih dahulu.

Anda bisa saja sekaligus merencanakan dana pensiun, dana pernikahan anak, dana membeli rumah, dan dana lainnya. Namun sebelumnya pastikan Anda memfokuskan proporsi 20% dari pendapatan Anda pada dana darurat.

Telah dibahas bahwa dana yang dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari sengaja dibuat cukup besar agar anggaran Anda menjadi lebih fleksibel. Dengan begitu proteksi keuangan Anda dari risiko kehidupan semakin besar. Hanya saja kelebihan dana tersebut bukanlah perlindungan utama Anda. Perlindungan utama dari segala risiko kehidupan yang Anda hadapi setiap hari adalah dana darurat.

Perencanaan Dana Darurat - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Perencanaan Dana Darurat Keluarga]

 

Lalu bagaimana jika dana yang dialokasikan untuk biaya kehidupan sehari-hari ternyata berlebih? Pertanyaan ini pasti muncul dalam benak setiap orang pada umumnya. Apakah dana tersebut harus digunakan untuk melunasi utang jangka pendek, digunakan untuk gaya hidup atau untuk keperluan lainnya?

Dana yang berlebih dari biaya kehidupan maupun biaya gaya hidup yang akan dibahas selanjutnya sebaiknya dimasukkan ke dalam kategori biaya masa depan.

Ketika menyiapkan dana untuk masa depan, sebenarnya Anda sedang membangun sebuah benteng pertahanan yang akan melindungi Anda secara finansial di masa depan.

Semakin besar dana yang dapat Anda siapkan maka semakin kokoh benteng yang Anda bangun. Ketika memiliki perlindungan yang semakin aman, Anda tidak perlu merasa khawatir ketika menghadapi masa depan nanti. Terutama menghadapi masa pensiun dimana Anda tidak lagi memiliki penghasilan aktif.

Bagaimana Cara Bebas Keuangan Dengan Mengandalkan Investasi - Finansialku

[Baca Juga: Bagaimana Cara Bebas Keuangan Dengan Mengandalkan Investasi?]

 

Mengapa 20% dari pendapatan? Jika dibandingkan dengan besarnya proporsi untuk biaya kehidupan sehari-hari, 20% memang terlihat kecil.

Tetapi pada kenyataannya angka 20% bukanlah angka yang kecil. Coba bayangkan, jika sebelumnya dibahas dengan gaji Rp7 juta per bulan Anda harus mengalokasikan Rp3,5 juta untuk biaya kehidupan sehari-hari maka besarnya biaya masa depan yang disarankan adalah:

0,2% x Rp7.000.000 = Rp1.200.000

 

Sekarang coba perhitungkan pendapatan bulanan Anda sendiri. Berapa besar dana yang harus Anda simpan untuk biaya masa depan? Ya, angka yang Anda hitung tersebut memang terlihat sepele jika hanya dituliskan. Tetapi coba bayangkan bagaimana pada prakteknya.

Misalnya dengan gaji Rp7 juta per bulan Anda harus menyimpan dana sebesar Rp1,2 juta untuk kebutuhan masa depan seperti menyiapkan dana pensiun, dana pernikahan dan dana lainnya. Asumsikanlah dana tersebut akan diinvestasikan pada sebuah reksa dana. Kami yakin bahwa ketika akan membeli reksa dana banyak di antara Anda yang akan berpikir:

“Daripada digunakan untuk membeli reksa dana, lebih baik saya gunakan untuk berbelanja’

 

Mana yang Paling Penting Dana Darurat, Asuransi atau Investasi - Finansialku

[Baca Juga: Mana yang Paling Penting: Dana Darurat, Asuransi atau Investasi?]

 

Namun proporsi 20% ini hanyalah angka minimal. Jika Anda sanggup menyimpan dana lebih besar maka akan lebih baik. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menyiapkan biaya masa depan sama saja dengan membangun sebuah benteng pertahanan keuangan Anda di masa depan. Karena itu dana ini tidak bisa disepelekan dan sebaiknya tidak dilanggar.

 

#3 30% Biaya Gaya Hidup

Biaya yang harus dialokasikan untuk gaya hidup dalam prinsip 50/20/30 hanyalah sebesar 30% dari pendapatan Anda. Tetapi pada kenyataannya gaya hidup sering menjadi pengeluaran terbesar dalam keuangan orang pada umumnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, seseorang akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi tidak akan pernah mampu memenuhi gaya hidupnya.

Mengapa? Karena gaya hidup adalah keinginan, bukan kebutuhan. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Sebesar apapun pendapatan Anda tidak akan pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup karena gaya hidup tidak akan pernah ada habisnya.

Inilah mengapa Anda harus membuat batasan yang jelas untuk kebutuhan biaya hidup. 30% dari penghasilan Anda dapat digunakan untuk memenuhi gaya hidup. Anda bebas menghabiskan dana tersebut untuk memenuhi seluruh keinginan Anda. Tetapi ingat, hanya 30% dari pendapatan yang dapat Anda gunakan. Selebihnya telah memiliki peruntukan masing-masing yang sebaiknya tidak dilanggar. Jika dibandingkan dengan dana yang dialokasikan untuk biaya masa depan, biaya gaya hidup cukup besar.

Ini Dia Cara Efektif untuk Menentukan Proporsi Pengeluaran Bulanan #Part 2 - Finansialku

[Baca Juga: Ini Dia Cara Efektif untuk Menentukan Proporsi Pengeluaran Bulanan #Part 2]

 

Setelah bekerja keras sehari-hari, setiap orang pasti menginginkan sesuatu untuk menyenangkan dirinya. Tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut. Jika Anda mampu menyimpan uang dan aset sebanyak-banyaknya serta mampu berinvestasi sebesar-besarnya, keuangan Anda sudah dapat dipastikan ‘sehat’ secara teori.

Tetapi berbeda halnya dengan mental Anda. Tidak perlu muluk-muluk, setiap orang pasti akan merasa bosan jika harus terus bekerja dan berusaha tetapi seolah tidak pernah menikmati hasil dari kerja kerasnya. Jika seseorang tidak pernah memenuhi keinginannya maka lama-kelamaan performa kerjanya akan menurun dan akhirnya memberi dampak negatif juga pada keuangannya.

Hanya saja sebelum Anda mengeluarkan uang untuk bersenang-senang, pertimbangkan juga apakah pengeluaran tersebut sepadan dengan kebahagiaan yang akan Anda dapatkan. Misalnya, seorang wanita biasanya sangat tergoda untuk berbelanja pakaian, sepatu maupun tas baru setiap baru menerima gaji bulanan.

Tidak masalah untuk membelanjakan 30% dari gaji tersebut untuk hal-hal yang diinginkannya. Tetapi coba pertimbangkan dulu, apakah membeli barang-barang tersebut dapat memberikan kebahagiaan yang sepadan bagi Anda? Atau barang tersebut hanya akan menyenangkan sebelum dibeli dan akan terlihat biasa saja ketika sudah dibeli?

Hai Pemilik Bisnis Online, Gini Cara Mengatur Keuangan Anda Agar Tidak Berantakan - Finansialku

[Baca Juga: Pekerja Sosialita, Ini Cara Mengatur Keuangan di Tengah Paksaan Gaya Hidup Glamor]

 

Alexa von Tobel menyarankan untuk menghitung ‘rasio’ biaya gaya hidup terhadap kebahagiaan yang akan Anda dapatkan. Ketika Anda mempertimbangkan untuk apa biaya gaya hidup tersebut akan Anda gunakan, cobalah perhitungkan besar biaya terhadap kebahagiaan yang akan Anda dapatkan.

Mulailah dengan menilai dari angka 1 sampai 10 berapa nilai kebahagiaan yang akan Anda dapatkan dari pengeluaran tersebut. Nilai 1 berarti Anda benar-benar tidak membutuhkan hal tersebut sementara nilai 10 berarti hal tersebut sangat berharga dan dapat menyenangkan hati Anda secara signifikan.

Jika barang atau jasa yang Anda beli tersebut memiliki nilai 1 sampai 5 maka sebaiknya jangan gunakan uang Anda untuk membayarnya. Sebelum dibayar hal tersebut mungkin terlihat menyenangkan, tetapi jika sudah dibayar Anda mungkin akan menyesalinya dan berharap Anda tidak pernah membayar untuk hal itu.

Tetapi jika nilainya 6 sampai 10 maka tidak ada masalah jika Anda mengeluarkan uang untuk hal tersebut karena apa yang dibeli memang bermakna bagi Anda. 

Pelajaran Cara Hidup Sederhana dari Warren Buffet - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Pelajaran Cara Hidup Sederhana dari Warren Buffet]

 

Jika hal yang diinginkan tersebut memiliki nilai 6 sampai 10 maka Anda dapat memperhitungkan berapa perbandingan biaya dengan tingkat kebahagiaan yang Anda dapatkan. Coba perhitungkan berapa jam kebahagiaan yang Anda rasakan karena mendapatkan hal yang diinginkan tersebut. Kemudian gunakan rumus ini:

Biaya Gaya Hidup (Rp) : Jangka Waktu Kebahagiaan (jam) = …

 

Tidak ada indikator yang mutlak untuk menentukan apakah hal tersebut sepadan antara biaya dengan kebahagiaan yang didapatkan. Tetapi Anda dapat membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Misalnya Anda dapat membandingkan apakah akan pergi untuk menikmati layanan pijat refleksi atau pergi menonton di bioskop.

Cobalah bandingkan mana keinginan yang akan membuat Anda lebih bahagia. Hal ini memang terlihat sepele, tetapi tanpa disadari perhitungan ini akan melatih Anda untuk tidak gegabah dalam mengeluarkan uang.

Ada banyak faktor yang membuat Anda ingin memenuhi gaya hidup. Bisa saja Anda memang benar-benar menginginkannya, tetapi bisa juga hanya terpengaruh dengan lingkungan sekitar padahal sebenarnya Anda tidak begitu menginginkan hal tersebut. Karena itu mengambil langkah pertimbangan ini akan membuat Anda lebih berhati-hati dan terkendali dalam mengeluarkan uang.

Rumah Anda Belum Tentu Aset, Bisa Jadi Malah Liabilitas - Tas Merk yang Anda Gunakan- Finansialku

 [Baca Juga: Hidup itu Murah yang Mahal Mereknya]

 

Pandangan Finansialku Terhadap 50/20/30

Pada dasarnya tidak ada satu prinsip keuangan mana pun yang dapat secara mutlak sesuai untuk setiap orang. Hal ini pun dikemukakan oleh Alexa von Tobel bahwa prinsip 50/20/30 hanyalah merupakan indikator yang ideal. Tetapi setiap orang memiliki prioritas dan pilihannya masing-masing yang bersifat sangat personal. Anda bisa saja mengubah proporsi tersebut dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Tetapi pada dasarnya kami menyarankan Anda mengatur proporsi keuangan sesuai dengan prioritasnya.

Prioritas-prioritas utama dalam perencanaan keuangan harus dijadikan pertimbangan utama dalam mengatur proporsi pengeluaran rutin. Jangan sampai kebutuhan utama terbengkalai karena memenuhi keinginan yang sementara. Jika Anda mampu menggunakan prinsip 50/20/30 sebagai patokan proporsi pengeluaran dan mengutamakan kebutuhan-kebutuhan primer, Anda pasti mampu mengatur pengeluaran bulanan dengan baik. Hal yang terpenting adalah disiplin terhadap batasan-batasan yang telah Anda tentukan sendiri. Sebaik apapun proporsi yang Anda buat tidak akan berguna jika tidak dilakukan.

 

Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan gaya hidup sederhana? Berikan pengalaman ataupun tanggapan Anda terhadap gaya hidup sederhana. Silakan gunakan kolom yang tersedia di bawah ini, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Alexa Von Tobel. 2013. Financial Fearless. United States: Crown Business.

 

Sumber Gambar:

  • Happy Asian People – https://goo.gl/4fQd2L

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku

Â