Investment Outlook 29 Nov -3 Desember 2021: Turun sejenak untuk terbang lebih tinggi lagi! Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga p2p lending berikut.

 

IHSG Review dan Outlook

Kombinasi Covid-19 Omnicon & Revisi UU Ciptakerja Berikan Sentimen Negatif IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan minggu kemarin di level 5.751.

Sedangkan pada hari Jumat (26/11) terjadi penurunan yang tajam efek sentimen negatif global terkait dengan munculnya varian baru Covid-19 di Afrika selatan, yaitu varian B.1.1.529 atau yang disebut Omicron yang dikhawatirkan akan memicu lockdown lagi di beberapa kawasan dan negara.

Baik Bursa Asia – Eropa – dan Bursa Amerika mengalami penurunan rata-rata di 2-2,5% pada hari jumat. (Black Fridays Sale Off Bursa)

 

 

Dalam pergerakan IHSG seminggu kemarin, IHSG sesuai dengan analisa mengalami mencoba naik  ke batas resisten di 6.814 setelah dibuka 6.720, namun hanya sampai di 6.751 kenaikan IHSG.

Setelah itu ada 2 sentimen yang membuat negatif baik dari Global (case Covid-19 varian Omnicron) dan keputusan dari MK untuk merevisi UU Cipta kerja (Omnibus Law) selama 2 tahun agar UU tersebut dapat di revisi oleh Pemerintah Indonesia.  

[Baca Juga: Cegah Varian Omicron, Akses Dari Negara Ini Bakal Dibatasi]

 

Outlook IHSG Minggu Ini (29 November- 3 Desember 2021)

Outlook IHSG Minggu Ini

IHSG akan menguji batas support minggu ini di 6.500 dan 6.450, efek dominan tekanan jual seller.

Namun jika tidak tembus 6.450 maka IHSG akan berbalik arah naik menyambut awal desember dengan fenomena Windows Dressing dengan resisten di 6.630 dan 6.730 minggu ini. Secara Outlook, minggu ini akan Mix.

 

Kinerja Sektoral IHSG Secara Mingguan

Kinerja Sektoral IHSG Dalam Sepekan (22-26 November 2021)

No Sektoral Senin (22/11) Jumat (26/11) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.569,86 1.522,37 47,49 -3,03%
2 IDXBasic 1.248,62 1.215,07 33,55 -2,69%
3 IDXEnergy 1.041,43 1.033,94 7,49 -0,72%
3 IDXCyclic 874,19 850,61 23,58 -2,70%
5 IDXNonCyclic 703,36 687,78 15,58 -2,22%
6 IDXHealth 1.421,38 1.435,18 13,80 0,97%
7 IDXProperty 861,91 816,14 45,77 -5,31%
8 IDXTechno 9.495,27 9.023,15 472,12 -4,97%
9 IDXInfra 991,53 983,16 8,37 -0,84%
10 IDXTrans 1.433,12 1.427,47 5,65 -0,39%
 11 IDXIndustri 1.083,33 1.047,05 36,28 -3,35%
IDX30 513,83 502,82 11,01 -2,14%
LQ45 963,64 941,11 22,53 -2,34%
IHSG 6.720,26 6.561,55 158,71 -2,36%

Sumber: IDX

 

11 sektoral dari IHSG, 10 sektor mengalami penurunan yang dipimpin oleh sektor properti yang turun -5.31% dan sektor teknologi yang turun -4,97%.

Aksi sell off di bursa secara merata terjadi di semua Bursa, Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dicerminkan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami koreksi atau penurunan tajam sebesar -2,36% pada Jumat kemarin.

Indeks LQ45 juga mengalami penurunan -2,34% dan Indeks IDX30 turun -2,14%.

Hanya sektor kesehatan yang mengalami kenaikan sebesar 0,97% karena efek case baru Covid memicu kekhawatiran Investor dan sektor yang menarik jika kondisi covid-19 adalah sektor kesehatan.

Secara umum sifat penurunan ini hanya sementara yaitu 1-2 hari saja.

 

Investor Asing

Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (16/11) melakukan penjulan (net sell) pada semua market sebesar Rp -185  miliar yang terdiri dari pasar reguler sebesar -198 miliar sedangkan di pasar Tunai dan Negosiasi terjadi pembelian (Net Buy) sebesar Rp 13 miliar saja sehingga total asing net sell sebesar Rp 185 miliar.

Minggu ini investor asing telah melakukan Investor asing masih melakukan pembelian total di semual pasar (all market) adalah Rp 291 miliar yang terdiri dari penjualan bersih (Net sell) di pasar Reguler sebesar Rp -602 miliar dan di pasar Negosisasi, Tunai terjadi pembelian bersih (Net Buy) sebesar Rp 291 miliar.

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (26/11) (Rp) % Mingguan
1 Telkom Indonesia (TLKM) 308 Miliar  4.010 2,82%
2 Bank Mandiri ( BMRI) 63 Miliar 7.100 -2,07%
3 Elang Mahkota Teknologi (EMTK) 59 Miliar 1.860 -7,92%
4 Unilever Indonesia (UNVR) 59 Miliar  4.710 1,07%
5 Digital Mediatama Maxima (DMMX) 44 Miliar  2.880 3,60%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh Telkom Indonesia (TLKM) yang diakumulasi beli sebesar Rp 308 milliar.

Sisanya akumulasi di Bank Mandiri, Elang Mahkota, Unilever dan Digital media maxima yang pembeluan kurang dari Rp 100 miliar.

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (26/11) (Rp) % Mingguan
1 Bukalapak (BUKA) 363 Miliar  580 -14,07%
2 Bank BCA (BBCA) 342 Miliar  7.275 -2,68%
3 Bank BRI (BBRI) 323 Miliar 4.160 -2,80%
4 MitraTelkomunikasi (MTEL) 255 Miliar 770 0,65%
5 Semen Indonesia (SMGR) 218 Miliar 8.275 -7,28%

Sumber data: RTI

 

Saham yang paling banyak dijual asing selama seminggu kemarin yaitu Bukalapak sebesar Rp 363 miliar dan harga sahamnya terkoreksi cukup dalem sebesar -14,07% selama seminggu, dilanjutkan oleh Bank BCA sebesar Rp 342 miliar, Bank BRI sebesar Rp 323 miliar

Mitratel saham yang baru IPO Jumbo yang merupakan anak perusahaan Telkom juga mengalami penjualan asing sebesar Rp 255 miliar seminggu dan Semen Indonesia yang dijual asing selama seminggu sebesar Rp 218 miliar.

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Data Global

Sumber: Investing.com

 

  • Data Global yang menjadi perhatian minggu ini adalah Testimoni Gubernur Bank sentral AS The Fed, Data Manufakturing China, Indeks Kepercayaan Konsumen AS, Data ISM Manufaktur AS dan Data Tenaga Kerja AS baik NFP dan Claim pengangguran AS.
  • Sentimen yang masih menjadi fokus adalah perkembangan Covid-19 Varian baru Omnicron dari Afrika Selatan namun akan mereda pelan-pelan di minggu ini,
  • Sentimen negatif ada dari Eropa dengan menjadi Episentrum Covid-19 kembali dan beberapa negara memberlakukan LOCKDOWN.

 

Rekomendasi Saham (Menunggu Panen di Desember)  

Untuk saham hanya tinggal menunggu Take Profit alias keuntungan maksimal di Desember 2021 efek Windows Dressing. Saham-saham yang kita rekomendasikan sudah selesai tahap akumulasi (pembelian).

Sobat Finansialku bisa saksikan juga pembahasan Investment Outlook Finansialku dalam webinar gratis setiap hari Jumat pukul 20.00 WIB di channel youtube Finansialku. Subscribe untuk dapatkan notifikasinya.

 

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45 (1)

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 minggu ini masih Mix. Turun sebentar setelah itu NAIK (awal Desember).

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30 (2)

Indeks IDX30 outlook minggu ini masih akan MIX. Turun tipis setelah itu NAIK

 

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks  (JII)

Indeks Syariah Jakarta Islamic Indeks (JII)

Secara teknikal, JII juga akan mengalami kenaikan.

 

Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.174 54,36 66,21 182 M 9,66 0,1616
2 Manulife Dana Andalan 2.530 26,31 32,28 2,27 T 9,74 0,0978
3 Panin Dana Teladan 1.570 13,83 8,31 510 M 9,45 0,0574
4 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.360 10,16 -8,41 316 M 8,81 0,0432
5 Sucorinvest Syariah Equity Fund  2.032 7,61 38,9 699 M 13,86 0,0819

Sumber: Indopremier per 29 November 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: Alokasi bobot investasinya adalah 97,98% saham dan 2,02% pasar uang. Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (20,95%), sektor teknologi (17,36%), sektor layanan komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MDKA, TLKM, TBIG.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (28,99%), layanan komunikasi (20,14%), dan teknologi informasi (13,68%) sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah saham 97% dan pasar pang 3% dengan top holding sahamnya adalah AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi Sektoral produk ini adalah sektor keuangan 34%, sektor infrastruktur 25% dan sektor barang baku 14%. Sedangkan top holding sahamnya adalah ANTM, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BUMI, MDKA, TOWR, TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Henan Putih – HPAM Premium  1.324 58,51 15,79 179 M 7,44 0,1934
2 Jarvis Balanced Fund 1.926 55,11   683 M 13,63 0,1724
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.146 21,73 30,47 230 M 12,29 0,0812
4 Sucorinvest Flexsi Fund  5.862 19,09 40,06 225 M 4,09 0,1381
5 Trimegah Balanced Absolut 1.583 17,39   183 M 7,01 0,0895

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 82,9%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 15,8%. Sedangkan top holding sahamnya adalah ASSA, ERAA, LINK, MDKA, FREN, EXCL
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah saham 67%, obligasi perusahaan swasta 13%, obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL. 
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, obligasi 13% dan cash 32% dengan top holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Makari Abadi  5.909 37,99 79,52 1,49 T  3,99 0,0906
2 Bahana Revolving 1.732 16,81 29,79 503 M 0,56 0,0814
3 Sucorinvest Stable Fund 1.163 8,25   4,84 T 0 1,1329
4 CIMB Principal Bond  38.114 6,86 37,69 1,47 T 1,95 0,1603
5 Equity Dana Pasti  5.186 6,62 25,78 359 M 0 0,5752

 

Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.

Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.607 4,77 20,61 7,44 T 0 0,4134
2 Danamas Rupiah Plus 1.553 4,57 16,94 2,60 T 0 0,3277
3 HPAM Money Market 1.402 4,47 18,22 663 M 0,5 0,0784
4 Mega Dana kas  1.829 4,32 20,13 836 M 0,02 0,2565
5 Sucorinvest Syariah Money Market 1.217 4,13 20,51 2,28 T 0 0,2512

Sumber: Indopremier

 

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik.

[Baca Juga: Reksa Dana Pasar Uang, Aman dan Cocok untuk Pemula]

 

Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:

Obligasi

Obligasi 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan yield Obligasi yang tenor 10 tahun pada sekarang ada di 7.083% dengan harga Rp 103,46.

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 500.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi berdasarkan pemahaman dan pengalaman penulis, segala instrumen investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)!

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor! Jika ada yang tidak Anda mengerti, silakan tanyakan dalam kolom komentar. Kami akan bantu Anda mengerti investasi Anda.