Cerita Ramadan: Meminta, Berdoa, dan Berusaha adalah cerita seorang penjual aksesoris dan mainan anak yang dihadapi dengan berbagai cobaan, namun ia tetap berdoa dan berusaha untuk kelangsungan hidupnya.

 

Meminta, Berdoa, dan Berusaha

Terik matahari siang itu cukup menusuk kulit, namun semangat Bapak Wahyu Supriatna yang akrab di panggil Pak Nono tidak kalah membara.

Ya, Pak Nono, Pria berusia 63 tahun asli Bandung ini berjualan aksesoris dan mainan anak setiap harinya.

Ia sudah berjualan aksesoris dan mainan anak ini selama 2 tahun ke belakang, sebelum berjualan aksesoris dan mainan anak, Pak Nono merupakan penjual gorengan.

Namun karena musibah yang ia alami sehingga membakar sebagian tubuhnya mengakibatkan ia memilih untuk beralih profesi menjadi berjualan aksesoris dan mainan anak.

 

Ia berjualan sejak dingin pagi menyelimuti, berkeliling daerah kota Bandung mulai dari rumahnya yang berada di daerah Gatot Subroto menuju ke Turangga, Cijagra, Suryalaya, Lodaya, Kosambi, dan kembali lagi ke rumahnya ketika terik matahari sudah menusuk kulit.

Pak Nono mengatakan ia sangat senang disaat ia masih berjualan gorengan, Pak Nono bisa menyekolahkan anaknya sampai SMA.

Ia pun bercerita dengan mata yang berkaca-kaca, kalau bulan Ramadan ini tidaklah sama seperti tahun-tahun sebelumnya, istri Pak Nono baru 5 bulan kebelakang ini meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang dialaminya.

Namun ia sudah mengikhlaskan kepergian istrinya dan harus tetap berjuang menghadapi semuanya. Pak Nono kini tinggal bersama anak dan cucunya.

Meskipun penghasilannya saat ini bisa dibilang belum dapat memenuhi semua kebutuhannya namun ia tetap bersyukur dengan semuanya, dan ia tetap harus semangat mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhannya. Pak Nono mengatakan:

“Kita harus makan, kita tidak bisa diam saja dirumah, kita harus berusaha, meskipun kita sudah banyak berdoa tapi kan rezeki harus tetap dicari, intinya meminta, berdoa, harus sambil berusaha.”

 

Pak Nono mengajarkan bahwa meminta dan berdoa saja tidak cukup, namun semua itu harus diiringi dengan usaha yang maksimal, semuanya akan membuahkan hasil yang maksimal juga. Pak Nono menambahkan:

“Kalau berdoa saja kan tidak akan turun rezeki dari langit, kalau usaha tanpa do’a akan membawa kemunafikan, jadi tidak bersyukur dengan apa yang kita dapatkan, sehingga selalu berpikir kurang bahwa apa yang kita dapatkan itu tidak seberapa. Jalanin saja, apa adanya, Alhamdulillah sudah dikasih sehat juga.”

 

Kesehatan menjadi poin utama ia menjalani hidup. Di usianya yang tidak muda lagi, Pak Nono tetap tidak ingin menyusahkan siapa-siapa, ia tetap ingin berusaha, Pak Nono mengatakan:

“Yang terpenting bagi bapak asal jangan menyusahkan anak saja untuk beli apa-apa, meskipun anak membantu bapak juga untuk makan, namun tetap selagi bapak bisa mencari uang bapak akan tetap mencarinya.”

 

Dari sini kita bisa belajar untuk menghargai apa yang kita punya, dan jangan mengeluh dengan apa yang kita miliki saat ini.

Masih banyak orang-orang yang lebih kurang dari apa yang kita miliki namun memiliki keteguhan hati yang lebih besar. Kalau mereka bisa bersyukur, mengapa kita tidak?

 

Apakah cerita di atas cukup menginspirasi? Semoga cerita di atas bisa membuat kita semua belajar agar lebih bersyukur terhadap apa yang kita miliki ya..

Jika cerita di atas menginspirasi Anda, jangan lupa bagikan kepada teman dan kerabat Anda, semoga bermanfaat, terima kasih.

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up