Menurut riset berbasis data BMKG dan GPS tsunami setinggi 20 meter dapat menghantam Pulau Jawa, tepatnya pantai selatan Jawa barat.

Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Pulau Jawa Diprediksi Bakal Diguncang Gempa dan Tsunami

Bencana besar diprediksi akan terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa. Tim riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap potensi gempa besar yang dapat memicu tsunami hingga setinggi 20 meter.

Salah satu anggota tim peneliti ITB, Endra Gunawan mengatakan bahwa selatan Jawa diketahui sebagai lokasi rawan gempa, seperti melansir dari Liputan6.

Faktor lainnya lantaran Pulau Jawa berada di zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

Interaksi antara dua lempeng tersebut yang masih berlangsung hingga saat ini dan masa yang akan datang tentu menjadi isyarat bahwa gempa bisa kapan saja terjadi.

“Nah itu kita bisa deteksi, kita bisa olah, analisis. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa ada potensi saat pengumpulan energi itu yang terjadi di selatan Jawa,” kata Endra dikutip Liputan6.com.

Lebih lanjut, ia memaparkan potensi gempa besar dan tsunami ini terjadi di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa mulai dari barat hingga timur.

Lindu besar ini terjadi dari akumulasi energi yang terkumpul selama ratusan hingga ribuan tahun.

Heboh! Pulau Jawa Diprediksi Tsunami 20 Meter, Begini Jelasnya 02

[Baca Juga: 10 Aplikasi Pendeteksi Gempa dan Tsunami Terbaik 2020]

 

Menurut riset berbasis data BMKG dan GPS tsunami setinggi 20 meter dapat menghantam Pulau Jawa, tepatnya pantai selatan Jawa barat.

Sementara itu, tsunami setinggi 12 meter dapat melanda selatan Jawa Timur. Adapun tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.

Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengonfirmasi riset itu.

“Iya teman-teman dari BMKG dan ITB sudah meriset hal ini bahwa potensi ancaman gempa megathrust dan tsunami akan ada. Ini berada di zona subduksi selatan Jawa,” kata Widjo dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (27/09).

Mengacu pada katalog Wichman, ia mengungkapkan mungkin potensi gempa besar dan tsunami terjadi tidak akan lama lagi. Ini berdasarkan pengulangan 400-500 tahun gempa besar yang terjadi di zona subduksi selatan Jawa.

Gempa megathrust yang berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 20 meter juga bisa terjadi kapan saja. Meski begitu, tinggi tsunami bisa bervariasi baik itu di Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera.

Menilik sejarahnya, beberapa gempa besar tercatat pernah melanda dua kawasan pesisir tersebut. Di Pangandaran, gempa magnitudo 7,5 terjadi dan menimbulkan gelombang tsunami pada 11 September 1921.

Kejadian serupa terulang pada 2006, tepatnya tanggal 17 Juli. Akibat dahsyatnya gulungan gelombang tsunami, tercatat 668 orang meninggal dunia, 65 di antaranya hilang dan jasadnya tidak pernah ditemukan. Sementara sebanyak 9.299 orang mengalami luka-luka.

Pada 3 Juni 1994, gelombang tsunami pernah melanda pesisir pantai selatan Jawa Timur di Kabupaten Banyuwangi yang merenggut sekitar 300 korban jiwa.

Saat itu bencana tsunami menyebabkan kerusakan permukiman penduduk di pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi seperti Pantai Plengkung, Pantai Pancer, dan Pantai Rajegwesi.

Oleh karena itu, Widjo mengingatkan semua pihak untuk waspada. Sebab, gempa yang berpotensi menghadirkan tsunami ini belum memiliki alat sebagai pendeteksi. Dirinya berpesan kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.

“Perlu diingat, gempa bumi dan tsunami ini merupakan siklus, jadi mereka yang tinggal di pesisir harus siap dan berhati-hati,” ujar Widjo.

Lalu, antisipasi berupa apa yang mesti dilakukan?

Tsunami 03 - Finansialku

[Baca Juga: Belajar Dari Tsunami Selat Sunda: Persiapkan Jiwa Sebelum Tsunami Melanda]

 

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan penelitian potensi tsunami ini jangan disikapi dengan kepanikan.

Pasalnya, kesiagaan dan sikap tanggap bencana menjadi salah satu hal yang perlu ditingkatkan.

“Tidak perlu panik yang jelas secara bijak, harus hadapi gempa bumi belum bisa diprediksi secara akurat. Kalau di prediksi lokasinya memang jelas akan terjadi namun akan kapan terjadi,” ucap Rahmat dikutip dari Wartaekonomi.

 

Saran Mitigasi

Setidaknya untuk mitigasi diperlukan tiga langkah sebagai berikut:

 

#1 Edukasi-Sosialisasi Tsunami

Upaya edukasi dan sosialisasi terkait dasar mitigasi potensi gempa besar yang dapat mengakibatkan tsunami dengan ketinggian tertentu, penting dilakukan di zona rawan tsunami.

Tidak hanya itu, dalam edukasi-sosialisasi ini juga perlu sekali pemangku kebijakan atau lembaga terkait melakukan pelatihan-pelatihan rutin evakuasi dan seterusnya sampai dengan tingkat desa-rumah tangga.

Meski begitu Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko tidak bisa memastikan, apakah edukasi-sosialisasi tentang mitigasi potensi tsunami di Indonesia saat ini sudah maksimal dilakukan.

“Saya tidak bisa mengevaluasi kondisi mitigasi saat ini, tetapi memberi saran agar program ini bisa menyentuh ke tingkat keluarga dan anak-anak, melalui pendidikan atau kurikulum di PAUD, SD, sampai SMA,” jelasnya dikutip dari Kompas.

 

#2 Sistem Peringatan Tsunami Perlu Penguatan

Sebagai bentuk mewaspadai bencana terkait tsunami, maka perlu sekali penguatan mitigasi melalui tata ruang dan sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS), terutama di wilayah-wilayah rawan, termasuk pantai selatan Pulau Jawa itu.

Tidak cukup hanya terpasang, tetapi sistem peringatan itu haruslah terintegrasi secara baik.

“Perlu dibangun dan operasional atau fungsionalnya Sistem Peringatan Dini Tsunami terintegrasi, dari sensor-sendor yang terpasang di laut hingga ke darat,” tegasnya.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS!

15 Ebook Perencanaan Keuangan 20an

 

#3 Tingkatkan dan Sosialisasikan Riset-riset Berkaitan

Merangkum dari Kompas, upaya mitigasi berikutnya yang perlu dilakukan yaitu meningkatkan riset atau kajian terkait dengan sumber ancaman, survei laut, dan aspek sosial.

Menurut Widjo, kajian atau riset terkait potensi bencana ini memang sudah semakin banyak dihasilkan.

“Tetapi, hasilnya perlu disosialisasikan dan dijadikan kebijakan,” tegasnya. Sebab, kebijakan pengurangan risiko bencana (PRB) harus berdasarkan data sains dan riset yang kuat.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Penelitian potensi tsunami ini perlu disikapi secara bijak dengan tidak panik dan tetap tingkatkan kewaspadaan. Ikuti terus perkembangannya.

Oh iya, sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui.

Semoga bermanfaat, ya!

 

Sumber Referensi:

  • Ellyvon Pranita. 26 September 2020. Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Lakukan 3 Saran Mitigasi Ini. Kompas.com – https://bit.ly/2S1UbU7
  • Redaksi. 26 September 2020. Selatan Jawa Bakal Dihantam Tsunami 20 Meter, BMKG: Jangan Panik, Tak Tahu Kapan Terjadi. Wartaekonomi.co.id – https://bit.ly/2S0unYr
  • Ahmad Apriyono. 26 September 2020. HEADLINE: Temuan Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Antisipasinya? https://bit.ly/2HADnlj
  • Lynda Hasibuan & Rahajeng Kusumo Hastuti. 27 September 2020. Geger ‘Ramalan’ Tsunami Jawa 20 Meter, Kapan akan Terjadi? https://bit.ly/3i8zIaM

 

Sumber Gambar:

  • TsunamiJawa 01 – https://bit.ly/366x7vQ
  • TsunamiJawa 02 – https://bit.ly/2S5n81r