Mitos atau Fakta, Rajin Utang Pangkal Miskin? Kali ini salah satu rekan Finansialku akan membahas mengenai utang.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Halomoney Indonesia Logo

 

Mitos atau Fakta, Rajin Utang Pangkal Kaya?

Menurut Anda, mitos atau fakta: rajin utang pangkal kaya? Silahkan tinggalkan jawaban Anda di bawah ini, terima kasih. Perhatikan orang-orang kaya dan konglomerat di Indonesia, mereka adalah orang-orang yang rajin utang dan menjadi lebih kaya. Tapi kenapa kok kalau masyarakat yang rajin utang belum tentu kaya?

Rajin Utang Pangkal Miskin, Mitos atau Fakta - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Fungsi Utang dalam Keluarga]

 

Apakah utang itu harus dihindari jauh-jauh?

Managing Director dari situs pembanding produk keuangan paling populer di Indonesia Halomoney.co.id, Jay Broekman, menyatakan masyarakat dapat belajar dari cara mengelola utang yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar, selanjutnya coba diterapkan dalam skala manajemen keuangan pribadi.

“Saya kira hutang tidaklah selalu menjadi batu sandungan seseorang untuk memperoleh hidup sejahtera. Jika dimanfaatkan dengan bijak, hutang sebenarnya dapat menjadi salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan,” kata Jay melalui keterangan tertulisnya.

 

Dua Jenis Utang

Sebenarnya jika kita perhatikan lebih dalam ada dua jenis utang, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Kebanyakan utang yang diambil oleh perusahaan dan miliarder adalah utang produktif. Sebaliknya masyarakat cenderung memanfaatkan utang konsumtif. 

 

Utang Produktif

Utang produktif adalah utang yang bertujuan untuk diputar dalam bentuk usaha, bisnis. Contoh seseorang yang mengambil utang untuk membeli rumah kos, kemudian rumah kos tersebut menghasilkan keuntungan bulanan. Keuntungan bulanan tersebut kemudian digunakan untuk membayar cicilan utang.

[Baca Juga: Perbedaan Utang Produktif dan Utang Konsumtif]

 

Utang produktif dapat mendatangkan keuntungan finansial secara langsung. Banyak kisah pebisnis-pebisnis sukses yang memulai dari utang produktif, seperti Starbucks, Dell, dan Domino’s Pizza.

 

Utang Konsumtif

Utang konsumtif adalah utang yang sifatnya untuk membeli barang-barang atau layanan konsumtif, misal paket berlibur, cicilan furniture dan lain sebagainya. Biasanya utang-utang konsumtif berasal dari kartu kredit, KTA, kredit kepemilikan kendaraan dan lainnya. Jika memang Anda terpaksa menggunakan utang konsumtif, pastikan Anda memiliki arus kas yang cukup dan stabil untuk melunasi cicilan utang tersebut.

[Baca Juga: Biar Ga Nyesel Kenali Dulu KTA, sebelum Mengajukan Kredit]

Perbedaan utama antara utang produktif dan utang konsumtif adalah pada fungsi utangnya. Seorang pengusaha akan menjadi lebih kaya dengan utang produktif. Sedangkan masyarakat pada umumnya seirngkali menjadi lebih miskin karena utang konsumtif. Jika harus berutang, Anda pilih yang mana?

 

Jadi Pilih Utang Produktif atau Konsumtif?

Dua hal yang dapat menyebabkan orang jatuh dalam masalah utang karena tidak cermat dan salah memanfatkan utang. Mari kita bahas satu persatu kedua permasalahan tersebut. Kesalahan pertama adalah tidak cermat terhadap syarat dan ketentuan utang. Permasalahan kedua adalah salah memanfaatkan utang, biasanya kebutuhan-kebutuhan konsumtif.

Bagaimana dengan utang produktif? Utang produktif dapat digunakan untuk membeli asset (rumah, rumah kos, mesin, kendaraan) dan asset tersebut bekerja untuk mendatangkan uang.

Baca selengkapnya mengenai perbedaan utang konsumtif dan utang produktif.

 

Apakah Anda pernah menggunakan utang untuk kegiatan usaha? 

 

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku