Ancaman itu adalah reflasi, yang siap menghantui perekonomian global termasuk Indonesia di tahun 2023.

Lalu, apa reflasi serta faktor yang menyebabkan ancaman ini muncul? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel Finansialku!

 

Apa Itu Reflasi yang Mengancam Indonesia dan Dunia di 2023?

Ancaman resesi sudah menjadi buah bibir di tengah masyarakat Indonesia belakangan ini. Tapi ternyata bukan hanya resesi, sebab ada ancaman baru yakni reflasi.

Reflasi adalah kondisi di mana tingkat resesi serta angka inflasi yang sama-sama tinggi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjoyo.

“Sekarang ada risiko reflasi, risiko resesi dan tingginya inflasi,” ujar Perry pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, melansir Cnnindonesia.com (22/11).

 

Pery menambahkan, inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral mengerek suku bunga acuan mereka. Hal tersebut membuat era suku bunga tinggi akan berlangsung lama dan berlanjut hingga tahun depan.

Faktor utamanya adalah inflasi yang tetap melonjak akibat perang Rusia-Ukraina dan belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sehingga menyebabkan kenaikan harga.

 

Ciri-ciri Gejolak Perekonomian Global

Dalam rapat tersebut, Gubernur BI juga menyampaikan ciri-ciri terjadinya gejolak perekonomian global yang terjadi di tahun ini serta tahun depan.

Gejolak tersebut dapat memicu ekonomi global dalam kondisi yang kian memburuk. Berikut ini beberapa cirinya, yaitu:

 

#1 Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Global

Ciri yang pertama ialah terjadinya perlambatan ekonomi global dan beberapa negara di dunia yang berpotensi mengalami resesi.

Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi dunia akan turun menjadi 2,6% pada 2023.

Bahkan terdapat risiko bahwa pertumbuhan ekonomi global hanya tumbuh sebesar 2% saja, terutama untuk negara Amerika Serikat dan di Eropa.

“Bahkan juga ada risiko-risiko menjadi 2% terutama di AS dan di Eropa. Resesi di AS dan di Eropa. Resesi di AS probabilitasnya mendekati 60% apalagi di Eropa, bahkan kondisi winter tahun ini belum yang terburuk, tahun depan yang terburuk karena ini berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi dan investasi, slowing growth pertumbuhan yang melambat,” ujar Perry melansir cnbcindonesia.com (21/11).

[Baca Juga: Krisis Ekonomi AS Semakin Dekat! Seperti Apa Kondisinya?]

 

#2 Tingginya Angka Inflasi

Ciri selanjutnya adalah terjadinya inflasi yang sangat tinggi. Di tahun ini saja, inflasi dunia berpotensi menyentuh angka 9,2%. Sementara AS menyentuh 8%, Eropa 10%, dan Inggris 11%.

Penyebab angka inflasi tersebut akibat harga energi dan pasokan energi sangat minim, bahkan tidak ada karena permasalahan geopolitik.

“Dari mana inflasinya, tentu saja harga energi dan tidak adanya pasokan energi akibat perang maupun kondisi geopolitik. Inflasi energi, inflasi pangan yang langsung kemudian berhubungan dengan kesejahteraan rakyat, ini adalah yang kedua, high inflation,” tambahnya.

 

#3 Higher Interest for Longer

Ciri yang ketiga adalah adanya kondisi higer interest for longer. Perry menjelaskan, kondisi tersebut merupakan suku bunga tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi ini sudah terlihat di Amerika Serikat, di mana bulan ini kenaikan Fed Fund Rate sudah naik 75 bps menjadi 4%.

Kabarnya pada Desember akan kembali naik 50 bps hingga 4,5%.

[Baca Juga: Investment Outlook: Resesi Menghantui Ekonomi Dunia, Apa Kabar Indonesia?]

 

#4 Dolar yang Kian Menguat

Ciri yang keempat adalah kondisi dollar kian menguat atau strong dollar. Dalam kurun waktu terakhir, indeks dolar terhadap mata uang utama atau dxy kata dia pernah mencapai 11 atau telah menguat hampir 25% setelah tahun berjalan.

Kondisi ini juga dialami oleh banyak negara di dunia.

“Semua negara mengalami tekanan pelemahan karena strong dolar, dolar yang menguat karena Fed Fund Rate yang naik, yield us treasury yang juga naik,” ujar Perry.

 

#5 Cash is The King

Ciri yang terakhir adalah terjadinya fenomena cash is the king. Pasalnya, risiko investasi di portofolio menjadi sangat tinggi dan membuat investor memilih untuk menarik dana investasinya.

“Supaya bisa main aman saja tumpuk aja di alat-alat liquid yang disebut cash sama near cash. Cash is the king ini yang terjadi di hampir seluruh negara termasuk emerging marker dan termasuk di seluruh dunia ini kenapa aliran modal asing ke luar,” ujarnya.

 

Bagaimana Kondisi Indonesia 2023?

Lalu pertanyaannya, bagaimana kondisi Indonesia pada tahun 2023 mendatang? Berdasarkan proyeksi dari BI, RI akan mengalami pertumbuhan ekonomi di angka 4,37%.

Angka tersebut lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya yang mencapai 5,12%.

Pasalnya proyeksi tersebut juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang hanya mencapai 2,6%.

Kemudian Kepala Ekonom BCA, David Sumual, menyebutkan bahwa Indonesia lebih berpotensi untuk mengalami reflesi. Pasalnya ekonomi Indonesia tidak stagnan serta inflasi yang kini sedang naik.

“Ya Indonesia lebih ke reflasi. Ekonomi RI tidak stagnan dan inflasi memang sedang naik,” ujar David, melansir Cnbcindonesia.com.

 

Proyeksi Ekonomi Global

Tidak hanya kondisi perekonomian Indonesia, Perry juga turut memproyeksikan kondisi ekonomi global.

Menurutnya negara AS dan di Eropa hampir pasti terjadi. Bahkan tingkat probabilitas resesi di AS dan Eropa mencapai 60%.

“Resesi di AS dan di Eropa. Resesi di AS probabilitasnya mendekati 60 persen, apalagi di Eropa, bahkan kondisi winter tahun ini belum yang terburuk, tahun depan yang terburuk karena ini berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi, dan investasi,” terang Perry.

[Baca Juga: IMF: Resesi Indonesia 2023 Enggak Gelap-gelap Banget!]

 

Tetap Waspada Hadapi Ancaman

Sobat Finansialku, reflesi adalah salah satu kondisi yang perlu kita waspadai.

Sebab, di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif serta inflasi tinggi, akan memicu dampak yang tidak ideal untuk kondisi keuangan saat ini.

Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Sebab, kita bisa melakukan langkah persuasif agar menjaga kondisi keuangan tetap aman. Salah satunya dengan mempersiapkan dana darurat.

Dana darurat memiliki peran sangat penting dalam menopang kondisi finansial untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Jika kamu masih bingung cara menyiapkan dana darurat dan berapa jumlah dana ideal yang perlu kita miliki.

Yuk, baca ebook gratis dari Finansialku “Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan.” Klik banner berikut untuk download ebook-nya, ya.

Banner Iklan Ebook Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan - PC
Banner Iklan Ebook Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan - HP

 

Selain itu, jika kamu punya pertanyaan ataupun membutuhkan saran seputar keuangan lainnya.

Langsung saja konsultasi bersama Perencana Keuangan Finansialku melalui Aplikasi Finansialku atau buat janji via WhatsApp melalui nomor 0813-1646-8488.

 

Itulah informasi mengenai ancaman reflasi untuk ekonomi Indonesia & global. Jika kamu punya pertanyaan, tulis di kolom komentar, ya.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Anisa Indraini. 22 November 2022. Peringatan Bos BI soal Era Bunga Tinggi Bakal Lama. Detik.com – http://bit.ly/3Vh8K4V
  • Redaksi. 22 November 2022. Apa Itu Reflasi yang Mengancam Indonesia?. Cnnindonesia.com – http://bit.ly/3TWr5TM
  • Arrijal Rachman. 21 November 2022. Gawat! Ada Ancaman Baru di Dunia Bernama Reflasi. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/3OuXLm7
  • Redaksi. 22 November 2022. Seram! Ini Ramalan Resesi 2023 dari Bos BI. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/3TT5FH3