Tertarik untuk berinvestasi? Reksadana bisa menjadi pilihan yang tepat! Sebelum berinvestasi, yuk ketahui pengertian Reksadana dan cara membelinya.

Mari simak artikel berikut ini selengkapnya.

 

Pengertian Reksadana

Saat ini, banyak berbagai jenis investasi yang tersedia untuk masyarakat luas. Setiap jenis investasi tentunya memiliki peluang dan risiko yang berbeda. Namun, tujuan utama investor berinvestasi untuk memperoleh keuntungan bukan?

Ya tentu saja, Anda bisa memulainya dengan berinvestasi Reksadana. Sudahkah Anda kenal dengan Reksadana?

Lalu, apa Pengertian Reksadana? Pepatah bilang ‘Tak kenal maka tak sayang’ jadi harus kenal dulu, agar dapat berinvestasi dengan lebih maksimal!

 

So, Apa itu Pengertian Reksadana?

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana atau modal yang asalnya dari investor, dan investasinya dalam bentuk portofolio investasi.

Kewenangan menginvestasikan modal tersebut ke dalam bentuk portofolio pelaksanaannya oleh perusahaan perantara yang kita sebut Manajer Investasi.

Daftar Reksadana Juara 2017 - Finansialku

[Baca Juga: Gak Ada Waktu, Ilmu, Modal Terbatas? Saatnya Mengenal Reksadana]

 

Peran Manajer Investasi

Manajer Investasi di sini bertugas untuk melakukan pengelolaan terhadap modal yang telah terhimpun dari para investor, kemudian menempatkannya pada surat berharga seperti saham, obligasi, pasar uang dan lain sebagainya.

Periode yang Reksadana tawarkan terbagi menjadi dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

Investor bisa memilih periode investasi mana yang rasanya cocok dengan keadaannya sebelum berinvestasi.

banner -mudah cara memilih reksa dana yang tepat

 

Investor nantinya akan mendapatkan keuntungan lewat pembagian dividen atau bunga yang telah terbukukan pada NAB (Nilai Aktiva Bersih).

 

Kekayaan yang investor dapatkan dari Reksadana wajib tersimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi. Bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif.

Manajer Investasi akan mendapatkan fee yang hitungannya berdasarkan persentase yang telah ditentukan dari nilai aset.

Biasanya persentase ini tercantum secara terbuka pada prospektus Reksadana yang dapat semua calon investor baca.

Mengetahui pengertian Reksadana saja tentunya tidak cukup, agar lebih jelas Anda bisa mendengarkan penjelasan Reksadana melalui Fintalk Podcast dari CEO Finansialku berikut ini:

 

Sejarah Reksadana

Bagaimana? Setelah mengetahui pengertian reksadana, apakah Anda sudah lebih kenal dengan investasi Reksadana? Eits, tapi belum lengkap loh kalau Anda belum mengetahui sejarah dari investasi yang satu ini.

Reksadana yang pertama kali terbit bernama Massachusetts Investors Trust pada 21 Maret 1924 di Amerika Serikat, dengan total nilainya yang mencapai US$ 392.000 (setara dengan Rp 5,6 miliar) milik 200 investor.

Pada tahun 1929, nilai investasi saham jatuh sehingga mengakibatkan pertumbuhan dari Reksadana turut melambat.

Kejadian ini mendapatkan respon dari pemerintah Amerika yang akhirnya mengeluarkan aturan tentang saham ini, sehingga terbitlah Securities Act of 1933 (UU tentang Surat Berharga 1933) serta Securities Exchange Act of 1934 (UU Bursa Saham 1934).

Dengan terbitnya aturan tersebut, informasi tentang pengelolaan Reksadana sendiri menjadi lebih transparan.

Pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap investasi Reksadana ini menjadikannya terus berkembang hingga pada saat ini.

 

Keuntungan Reksadana

Reksadana merupakan instrumen investasi yang memberikan return yang lebih tinggi. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Reksadana menjadi salah satu kendaraan investasi yang banyak investor minati. 

Selain itu, berinvestasi reksadana tidak memerlukan modal yang besar. Hanya perlu modal sebesar Rp100.000 (Seratus Ribu Rupiah), bahkan kini ada juga yang hanya membutuhkan modal Rp10.000 (sepuluh Ribu Rupiah) untuk bisa berinvestasi di instrumen investasi satu ini.

Dalam berinvestasi dan menanamkan modal, setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda.

Ada yang tipe konservatif, cenderung tidak suka dengan risiko yang tinggi, ada pula tipe agresif yang cenderung kebalikan dari tipe pertama yaitu sangat berani dengan risiko , ada pula tipe moderat yang tingkat keberaniannya lebih tinggi dari tipe konservatif namun tidak setinggi tipe agresif.

Peluang-Keuntungan-dan-Risiko-Berinvestasi-Reksa-Dana-01-Finansialku

[Baca Juga: Yuk Ketahui Keuntungan Investasi Reksadana]

 

Reksadana memiliki berbagai macam jenis yang bisa kita pilih sesuai dengan karakter dari investor atau penanam modal terhadap tingkat toleransi risiko. Jadi kamu bisa memilih jenis Reksadana yang cocok sesuai dengan karakter tingkat toleransi risiko.

Reksadana juga tidak memiliki risiko kehilangan karena bank custodian akan menjamin keamanan dari aset reksadana, seperti bunga dan dividen.

Keuntungan berikutnya adalah investasi yang fleksibel dapat Anda cairkan, jual, atau pun beli sesuai kebutuhan. Karena diatur oleh Manajemen Investasi (MI), maka investasi reksadana mudah dikelola.

Selain itu, hasil keuntungan reksadana sudah bersih dari pajak, jadi hasilnya tidak terpotong pajak, dan transaksinya pun mudah.

banner -mudah cara memilih reksa dana yang tepat

 

Jenis-jenis Reksadana

Berbicara mengenai peluang dan risiko dari Reksadana, Anda bisa mempelajarinya melalui jenis-jenis Reksadana yang tersedia.

Terdapat lima jenis Reksadana yang perlu Anda ketahui. Kelimanya memiliki karakteristik risiko dan jangka waktu yang berbeda.

Ingin tahu? berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis Reksadana:

 

#1 Reksadana Saham

Komposisi Reksa Dana Saham

Komposisi Reksadana Saham

 

Reksadana saham merupakan cara investasi yang disarankan bagi orang yang memang sudah terbiasa dengan dunia investasi berbentuk portofolio.

Sekitar 80% dari portofolio terkelola ke dalam efek bersifat ekuitas (saham).

Jenis investasi yang satu ini tidak disarankan untuk orang yang masih pemula, karena keberhasilannya baru akan terasa jika dalam jangka panjang.

Investasi ini memiliki peluang keuntungan dalam jumlah besar, tetapi tentu memiliki risiko yang besar pula.

Dalam jangka pendek, bisa jadi terjadi kerugian. Namun saat sudah mencapai jangka panjang, akan tercapai keuntungan dalam jumlah besar.

 

#2 Reksadana Pendapatan Tetap

Reksa Dana Pendapatan Tetap - Perencana Keuangan Independen Finansialku

Komposisi Reksadana Pendapatan Tetap

 

Reksadana pendapatan tetap merupakan investasi dalam bentuk efek utang.

Dengan investasi ini, investor akan menerima pendapatan dengan nominal tetap setiap periodenya.

Tentunya hal ini lebih cocok bagi orang yang masih pemula dalam investasi Reksadana.

Orang yang masih pemula cenderung akan memilih ini karena peluang kerugiannya lebih kecil dari Reksadana saham.

Keuntungan yang Anda dapatkan dari Reksadana pendapatan tetap juga lebih kecil daripada reksadana saham.

Pemula yang memiliki waktu dan uang yang cukup bisa memilih reksadana dengan risiko tidak terlalu besar ini.

 

#3 Reksadana Campuran

Reksa Dana Campuran - Perencana Keuangan Independen Finansialku

Komposisi Reksadana Campuran

 

Reksadana campuran merupakan perpaduan antara reksadana tetap dan reksadana saham.

Investasi yang dilakukannya berupa efek utang dan juga efek ekuitas.

Reksadana jenis yang satu ini bisa menjadi sebagai salah satu alternatif pilihan untuk berinvestasi di dunia efek.

Dengan memilih reksadana campuran, investor berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada reksadana pendapatan tetap.

Akan tetapi, jika kita bandingkan dengan reksadana saham maka peluang keuntungan yang kita peroleh lebih kecil.

Tentunya risiko kerugian saat mengambil investasi reksadana campuran ini lebih kecil dari reksadana saham.

 

#4 Reksadana Pasar Uang

Reksa Dana Pasar Uang - Perencana Keuangan Independen Finansialku

Komposisi Reksadana Pasar Uang

 

Reksadana pasar uang ini bisa menjadi pilihan bagi orang-orang yang ingin berinvestasi dalam jangka pendek dalam waktu kurang dari satu tahun.

Tentunya jangka waktu ini sangat pendek untuk ukuran sebuah investasi berjangka.

Berbagai bentuk dari reksadana yang satu ini biasanya adalah SBI maupun deposito.

Tingkat risiko dari investasi yang satu ini memang yang paling rendah jika kita bandingkan dengan jenis reksadana lain yang sudah tertera di atas.

Risiko yang rendah ini berbanding lurus dengan pendapatan yang investornya terima, di mana keuntungan yang ada juga tidak besar.

 

#5 Reksadana Index

Reksadana index merupakan salah satu jenis investasi yang dikelola secara pasif.

Pengelolaan secara pasif ini menjadikannya tidak turut serta dalam jual beli yang ada dalam bursa.

Keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan oleh investor biasanya sejalan dengan index yang selisihnya kecil.

Baca juga, Cara Investasi Reksadana Online

 

Reksadana Syariah

Produk reksadana syariah merupakan jenis investasi reksadana di mana yang keseluruhan prosesnya sudah pasti memenuhi syarat halal.

Terdapat beberapa istilah pada reksadana syariah yang mungkin tidak kenali jika berinvestasi pada reksadana konvensional biasa.

Dalam reksadana syariah terdapat proses cleansing, di mana proses ini merupakan proses pembersihan dari hal-hal yang dapat mengganggu kehalalan  uang yang didapat selama proses investasi berlangsung.

Jika reksadana konvensional hanya tercantum dalam Daftar Efek Biasa, maka reksadana syariah ini dikeluarkan langsung oleh OJK melalui Daftar Efek Syariah (DES).

Dalam DES ini dicantumkan nama dan jenis perusahaan yang telah dan bisa memperjualbelikan reksadana syariah.

Dengan demikian, keuntungan yang akan diterima oleh pemilik modal sudah pasti bisa dipertanggungjawabkan kehalalannya karena perusahaan yang tercantum telah melalui verifikasi dari Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Produk reksadana syariah yang ada di pasaran sudah sangat banyak dan sangat bervariasi. Tentu saja Anda pun akan memetik keuntungan dari berinvestasi reksadana syariah.

 

Risiko Investasi Reksadana

Berikut adalah beberapa risiko investasi dalam reksadana yang perlu diperhatikan:

 

#1 Penurunan Nilai

Risiko ini terjadi ketika terjadi perubahan harga aset di dalam reksadana. Jika harga saham dalam reksadana mengalami penurunan, maka akan berdampak pada Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP).

 

#2 Likuiditas

Risiko likuiditas terkait dengan kemampuan reksadana untuk melakukan pencairan dana. Jika manajer investasi terlambat menyediakan dana bagi investor yang ingin mencairkan investasinya, hal ini bisa menjadi risiko likuiditas. Pembayaran pencairan reksadana harus dilakukan oleh manajer investasi maksimal dalam 7 hari kerja, tidak termasuk hari libur.

 

#3 Wanprestasi

Risiko ini terjadi jika manajer investasi tidak mampu membayar kupon dan uang pokok yang telah diinvestasikan karena mengalami kerugian investasi.

 

#4 Ekonomi dan Politik

Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia dapat mempengaruhi kinerja investasi reksadana. Jika kondisinya tidak kondusif, nilai keuntungan reksadana dapat mengalami penurunan. Sebaliknya, jika kondisinya baik, keuntungan yang diperoleh juga dapat meningkat.

 

#5 Pertanggungan Harta

Risiko ini berkaitan dengan potensi pencurian data pada bank kustodian. Namun, umumnya bank dan perusahaan investasi telah memberikan asuransi terhadap aset yang dimiliki, sehingga investor tidak perlu khawatir. Penting untuk memilih reksadana di bank dan perusahaan yang kredibel.

 

Cara Membeli Reksadana

Untuk membeli reksadana, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

 

#1 Pilih Penyedia Reksadana

Pilihlah penyedia reksadana yang terpercaya dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Terdapat berbagai penyedia reksadana online yang menawarkan beragam produk. Berbagai platform online penyedia reksadana terpercaya di Indonesia seperti Bibit, Bareksa, Ajaib, dan lainnya.

 

#2 Pilih Jenis dan Produk Reksadana

Setelah memilih penyedia reksadana, pelajari berbagai jenis reksadana yang tersedia. Di Indonesia, terdapat empat jenis reksadana umum, yaitu reksadana pasar uang, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran. Pilih jenis dan produk reksadana yang sesuai dengan profil risiko Anda.

 

#3 Kenali Manajer Investasi

Ketahui dengan baik manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut. Mencari informasi tentang rekam jejak manajer investasi, strategi pengelolaan, dan pembatasan investasi yang terdapat dalam prospektus produk reksadana merupakan langkah penting.

 

#4 Periksa Dana Kelolaan (AUM)

Periksa jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) dari perusahaan manajer investasi tersebut. Jumlah AUM yang besar menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap perusahaan manajer investasi.

 

#5 Tentukan Jumlah Investasi

Sesuaikan jumlah investasi yang ingin Anda lakukan. Anda dapat memulai investasi reksadana dengan modal yang terjangkau, seperti Rp10.000.

 

#6 Lakukan Pembelian

Setelah Anda menentukan reksadana yang diinginkan dan jumlah investasi, ikuti prosedur pembelian yang disediakan oleh penyedia reksadana tersebut. Pembelian reksadana bisa dilakukan secara online maupun offline.

 

Simulasi Investasi Reksadana

Untuk memberikan contoh simulasi investasi reksa dana pendapatan tetap, misalkan seseorang, A, berinvestasi sebesar Rp 1 juta pada reksa dana A dengan harga Rp 1.000 per unit. Maka A mendapatkan unit penyertaan sebanyak 1.000 unit. Jika dua tahun kemudian harga NAB (Nilai Aktiva Bersih) menjadi Rp 1.200 per unit, berikut adalah perhitungan keuntungannya:

Rp 1.200 x 1.000 unit = Rp 1,2 juta Nilai pembelian awal Rp 1 juta, maka: Rp 1,2 juta – Rp 1 juta = Rp 200.000. Dengan demikian, besaran untung yang didapatkan adalah Rp 200.000 atau 20 persen dari pembelian awal.

Selain itu, jika Anda ingin melakukan estimasi keuntungan investasi reksa dana secara umum, Anda dapat menggunakan kalkulator reksadana.

 

Syarat dan Proses Penjualan Kembali Reksadana

berikut ini adalah gambaran umum mengenai persyaratan dan proses penjualan kembali reksa dana di Indonesia:

 

#1 Syarat Jual Kembali Reksadana

Investor harus memiliki unit reksa dana yang ingin dijual kembali. Persyaratan identifikasi diri seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau identitas resmi lainnya mungkin diperlukan untuk melakukan penjualan kembali. Beberapa reksa dana mungkin memiliki persyaratan minimum jumlah unit yang dapat dijual kembali.

 

#2 Proses Penjualan Kembali

  • Investor harus menghubungi atau mengunjungi perusahaan manajemen investasi yang mengelola reksa dana tersebut.
  • Investor kemudian akan diminta untuk mengisi formulir penjualan kembali yang disediakan oleh perusahaan manajemen investasi.
  • Formulir penjualan kembali biasanya meminta informasi seperti jumlah unit yang akan dijual kembali dan nomor rekening bank investor.
  • Setelah formulir diisi, investor harus menyerahkan formulir tersebut ke perusahaan manajemen investasi.
  • Proses penjualan kembali akan memakan waktu beberapa hari kerja sebelum dana penjualan dikirimkan ke rekening bank investor.

 

 

Anda juga bisa tonton video panduan investasi Reksadana di Aplikasi Finansialku melalui channel Youtube Finansialku berikut ini:

 

Sudah siap menjadi investor Reksadana yang sukses?

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat Anda ya! Semoga bermanfaat, terimakasih.

 

Sumber Gambar:

  • Logo Reksadana – http://bit.ly/2OKwpxc
  • Reksadana – http://bit.ly/33f1axk