Tersohor hingga ke Jawa Barat, ini yang membawa saya menjemput romantisnya menyaksikan sunrise di puncak Gunung Prau. 

 

Gunung Prau

Mendaki gunung itu seperti kembali menjalani pencarian jati diri. Halah! Sok-sokan.

Sobat Finansialku, kali ini saya bersama saudara tidak seibu ataupun seayah, pergi berkunjung ke daerah Jawa Tengah, demi membuktikan kabar kecantikan dan keindahan Gunung Prau yang tersebar hingga ke Jawa Barat.

Sekalipun Jawa Barat memang memiliki segudang wisata alam yang memukau, seperti Gunung Ciremai, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan dan Gunung Galunggung yang mana semuanya sama indahnya.

Tetapi rasa penasaran saya pada akhirnya menjatuhkan hati pada Gunung Prau yang konon memiliki sunrise paling romantis se-Asia.

Mari saya ajak kamu, untuk sama-sama bernostalgia dengan saya ketika kemarin menaklukkan Gunung Prau.

 

Informasi Utama

Sebagai informasi, kunjungan kali ini saya lakukan masih di tahun ini, di waktu pandemi dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan, seperti masker, hand sanitizer dan menjaga jarak.

Dari Bandung, saya dan seorang kawan yang memang berasal dari sana, seperti berkunjung ke kampung halaman dengan menginap di salah satu kerabat. Kendaraan yang saya gunakan saat itu adalah bus antar kota dengan rute Cimahi-Wonosobo.

Tiket busnya cukup terjangkau, sekira seratus ribuan dan itu termasuk makan (tengah) malam. Yups! Makan tengah malam, sebab busnya saja sudah disebut bus malam, jadi di waktu pemberhentian untuk mengisi perut yang sebenarnya tidak lapar, ya.

Perjalanan Cimahi-Wonosobo memakan waktu 9-10 jam saja, busnya adem dan nyaman sudah dilengkapi AC, air mineral, dan musik dangdut supaya Bapak Supirnya gak ngantuk.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 01 - Finansialku

[Baca Juga: Gemar Mendaki Gunung? Stop Petik Bunga Edelweis Karena 5 Fakta Ini]

 

Namun, perjalanan saya sedikit was-was karena memberanikan diri untuk keluyuran di tengah pandemi. Rasa was-was saya semakin menjadi ketika penumpang di belakang saya terbatuk-batuk tanpa menggunakan maskernya.

Bukannya sok berani dan ngatur-ngatur, sih, tapi menjaga kesehatan itu demi kepentingan orang lain juga, kan. Jadinya penumpang di belakang saya ini harus saya tegur dan saya beri minuman jamu sachet tolak Covid yang menghangatkan tenggorokan.

Saya kira ini adalah cara kita semua saling menjaga, tidak usah ragu menegur jika memang itu demi kebaikan bersama.

Sebelum kita memutuskan untuk liburan di Wonosobo atau tepatnya Dieng dan Gunung Prau, kita memang sudah mencari tahu duluan apakah gunung ini sudah dibuka untuk umum lagi dan bagaimana persyaratannya.

Selain beberapa aturan dan persyaratan yang nanti akan saya sebutkan, satu yang pasti adalah kamu harus memiliki Surat Keterangan Sehat dari dokter untuk menyatakan kamu sehat tanpa gejala demam, batuk atau flu tanpa harus rapid tes ataupun swab.

Beberapa hal lain yang dapat saya jabarkan untuk kamu yang ingin berkunjung ke Gunung Prau, maka siapkan hal-hal ini:

 

Ketentuan Tambahan Mendaki Gunung Paru Di Masa New Normal:

  1. Pendaki sudah harus turun pukul 12.00 WIB
  2. Dilarang melakukan pendakian lebih dari satu hari
  3. Diwajibkan membawa sarung tangan, masker atau buff
  4. Semua pendaki Gunung Prau diharap menyiapkan peralatan pendakian yang lengkap sebagai persiapan cuaca ekstrem.

 

Larangan Dasar Mendaki Di Gunung Prau:

  1. Masuk tanpa izin
  2. Membuang sampah sembarangan
  3. Membuat api unggun
  4. Tidak membawa sampah turun
  5. Menebang pohon
  6. Membawa senjata tajam (dengan bilah lebih dari 30 cm)
  7. Membawa dan menyalakan Kembang api
  8. Membawa dan mengkonsumsi minuman keras/narkoba
  9. Melakukan pencurian
  10. Membawa alat musik dan musik box
  11. Memetik edelweiss
  12. Melakukan perzinahan
  13. Melakukan vandalisme
  14. Kencing di dalam botol
  15. Membawa tisu basah ke atas Gunung Prau.

 

Para pendaki sejati, tentu sangat paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat sedang mendaki. Yang pasti, mendaki gunung akan berkawan dengan alam dan menemukan kawan baru. Hal inilah yang membuat para pendaki akan selalu ketagihan untuk mendaki kembali.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 02 - Finansialku

[Baca Juga: Negeri di Atas Awan, Wisata Gunung Luhur yang Mendadak Kebanjiran Wisatawan]

 

Wisata Dieng dan Lokasi Gunung Prau

Wisata Gunung Prau adalah gunung yang berlokasi dekat dengan Dieng Plateau. Dieng sendiri memiliki banyak objek wisata alam yang aduhai.

Karena ada di ketinggian, maka udara di sini pun sangat sejuk. Menuju wisata Dieng Pletau, kamu akan diajak menempuh perjalanan cukup panjang, namun tidak melelahkan. Sebab, jalan-jalan yang kamu lalui seolah-olah kamu sudah berada di objek wisatanya.

Jalan dan akses menuju lokasi wisata sudah sangat baik dan  nyaman dengan menyusuri bukit dan gunung. Jika kamu beruntung, kamu akan melihat awan menutupi dataran rendah, sehingga tanpa ke puncak kamu sudah bisa menikmati rasanya di atas awan.

Tak lupa juga, saya mengabadikan momen di sebuah jalan panjang yang tertata rapi dengan pemandangan langit biru yang cerah. Kalau kamu nanti melalui jalan ini, pasti kamu akan tahu jalan mana yang saya maksudkan.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 03 - Finansialku

[Baca Juga: Suka Mendaki Gunung? Sebelum Berkunjung Ke Gunung Rinjani, Ketahui Dulu Hal Berikut!]

 

Kali ini saya menghabiskan waktu 4 hari untuk kabur dari rutinitas dan mager di rumah. Di hari pertama saya mengunjungi wisata Candi Arjuna.

 

Candi Arjuna

Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Candi Arjuna diperkirakan sebagai candi tertua, candi ini dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.

Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.

Menilik dari simbol kepercayaannya, Kompleks Candi Arjuna merupakan sebuah candi yang difungsikan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa Syiwa, dewa teragung dalam kepercayaan umat Hindu yang terkenal dengan Trimurti (Syiwa, Wisnu, Brahma).

Hal ini terlihat dari relief ketiga Dewa Trimurti yang terpahat di dinding Candi Srikandi yang letaknya berada persis di sebelah utara Candi Arjuna. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut.

Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.

Memang tidak semegah Candi Borobudur ataupun Prambanan, namun menurut saya setiap objek wisata tidak bisa dibandingkan satu sama lain, karena ada keunikan tersendiri.

Seperti Candi Arjuna ini yang berdiri kokoh dengan pemandangan gunung di belakangnya. Ada juga hamparan rumput yang menguning yang terlihat seperti permadani di bawah gunung.

Kamu yang suka hunting foto, akan cukup terpuaskan berada di sini. Tiket masuknya standar-standar saja berkisar Rp 5.000 – 10.000. Jangan lupa untuk membeli oleh-oleh di gerbang masuk, ya!

 

Kawah Sikidang

Jika melihat Dieng dari kejauhan, mungkin kamu akan berpikir sedang terjadi kebakaran di suatu tempat, terlebih saat di malam hari. Padahal, sebenarnya itu adalah asap kawah Sikidang yang menyembur ke atas langit.

Kawah Sikidang adalah salah satu objek wisata unggulan Dieng juga, di mana kamu akan melihat kawah dari jarak sangat dekat dan kamu bisa sekalian mencoba sensasi rebusan telur hasil kawah Sikidang.

Sebelum memasuki area ini, kamu akan dibawa sedikit menyusuri area jualan khas oleh-oleh setempat. Tiket masuknya juga murah hanya Rp 10.000 saja.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS!

15 Ebook Perencanaan Keuangan 20an

 

Batu Pandang Ratapan Angin

Iya, kamu kalau mau meratapi nasibmu, ke sini aja! Cocok banget, kamu datang dan cari tempat yang paling tinggi untuk meratap di sini. Setelah itu pikiran dan perasaan kamu akan menjadi lebih baik.

Batu Ratapan Angin menjadi salah satu destinasi yang saya sukai. Meski harus sedikit mendaki untuk menikmati hembusan angin dan pemandangannya, saya merasa senang berada di kawasan ini.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 06 - Finansialku

[Baca Juga: Hobi Mendaki Gunung? Mahal Atau Murah Ya?]

 

Kamu bisa menyusuri tangga dengan penataan taman dan bunga yang apik. Ada banyak sudut pandang yang dapat kamu nikmati di sini.

Beberapa orang akan mengabadikan moment di ujung batu tepian bukit yang menyajikan langit biru dan dua telaga cantik yang bersebelahan. Kedua telaga ini adalah wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang terlihat dari lokasi Batu Pandang Ratapan Angin.

Jika kurang menantang, kamu masih bisa naik lagi ke tempat lebih tinggi di mana jarak pandang kamu seperti tidak terbatas. Kamu bisa melihat sejauh mata memandang.

Ada sebuah tangga dan jembatan kayu yang disediakan pengelola agar kamu bisa mendapat pemandangan terbaik dari ketinggian ini. Dijamin Instagram kamu akan semakin memukau dengan salah satu foto pemandangan di sini. Keren!

 

Wisata Telaga

Ada tiga Telaga populer di sini, Telaga Merdada, Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Sayangnya, saya tidak bisa masuk sebab masih ditutup untuk umum, terkait efek pandemi Covid-19.

Meski begitu, beruntung kedua telaga sudah saya nikmati dari lokasi sebelumnya.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 07 - Finansialku

[Baca Juga: TOP 10 Tempat Wisata Purwakarta yang Hits: Gunung, Waduk, Curug!]

 

Bukit Sikunir dan Gunung Prau

Kabarnya tempat memburu golden sunrise di Dieng yang paling memesona berada di Bukit Sikunir. Keindahan warna kemerahan di waktu pagi akan membuatmu takjub. Disarankan berada di puncak bukit sebelum subuh atau sebelum jam 5 pagi.

Tetapi saat itu saya dan kawan sepakat untuk menjemput keindahan Gunung Prau, karena tergiur oleh beberapa komentar teman yang menyarankan untuk berkunjung ke sini.

Alhasil, di hari berikutnya kami memutuskan untuk memuncak di malam hari. Di mana dari ketiga orang di antara kita, tidak ada yang tahu rutenya sama sekali. Seru, kan?

Ada banyak jalur yang bisa ditempuh untuk mendaki Gunung Prau, yang populer di antaranya Jalur Igirmranak, Kalilembu, Wates, Patakbanteng dan Via Dieng Kulon.

Jika ingin aman sebenarnya jalur Patakbanteng adalah jalur favorit para pendaki di mana jalurnya lurus dan memakan waktu lebih cepat.

Teman kami yang satu sih pernah lewat jalur ini dan menyarankan jalur ini lagi, tetapi demi alasan kenyamanan kami memutuskan untuk melalui jalur Dieng Kulon.

Mau Berkunjung Ke Ujung Genteng? Ada Tempat Menarik Lho!

[Baca Juga: Mau Berkunjung Ke Ujung Genteng? Ada Tempat Menarik Lho!]

 

Sepertinya kami membuat keputusan yang tepat. Sebab lewat jalur ini, kami diantar langsung menuju puncak Gunung Prau yang sebenarnya, di mana puncaknya berada di ketinggian 2590 mdpl.

Di puncak ini memang tidak boleh mendirikan tenda, area camping berada di lokasi lainnya yang memakan waktu sekitar 30-45 menit lagi dari puncak Gunung Prau.

Mendaki via Dieng Kulon dan turun via Patak Banteng, jika kamu tidak akan mendirikan tenda dan muncak dari malam hari.

Satu hal yang perlu diperhatikan, kawasan Dieng di malam hari berudara sangat dingin, bahkan lebih dingin dari didiemin pacar! Suwer bro!

Malam itupun kami benar-benar tersiksa, sebab kami kurang membawa perlengkapan untuk melawan dingin (dan kesepian kalau lagi jomblo).

Kami berencana untuk muncak dari jam 10 malam dan mungkin akan sampai sekitar jam 2 pagi di puncak, namun petugas basecamp melarang kami sebab udara di atas akan sangat dingin, sehingga kami disarankan untuk mendaki bersama pendaki lainnya jam 3 subuh.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 09 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Daftar Budaya Khas Toraja yang Mendunia Nan Unik]

 

Mendaki di malam hari via Dieng Kulon, kamu akan melihat indahnya lampu-lampu yang ditata di area Dieng Pletau lho, bagus banget. Jika kamu hendak menginap, penginapan akan banyak tersedia di dekat jalur Patak Banteng.

Malam itu kami pun numpang istirahat di basecamp untuk mengumpulkan energi. Namun, kami tidak bisa tidur karena udara di dalam sana saja ternyata benar-benar dingin.

Hot balsem, kaos kaki, jaket dan berdempetan kayak ikan pindang tetap terasa kurang. Bolehlah kamu tertawa sambil membayangkan menit-menit kami yang berlalu terasa sangat lama.

Sementara pendaki lainnya, terlihat membawa alas tidur tebal dengan selimut lembut dan hangat. Sirik Akutu!

Akhirnya jam 3 pun tiba, kita bertiga bergegas bergerak untuk menghangatkan badan, sementara pendaki lainnya terlihat pulas dan sedikit menikmati udara dingin di balik selimut.

Kami yang berencana untuk nebeng lampu dengan pendaki lain, akhirnya nekat pergi duluan dengan modal peta dari basecamp dan lampu handphone untuk penerangan. Karena bukan area pemukiman, maka jalan yang kami lalui benar-benar gelap jika tanpa penerangan.

Maka saran saya, kamu yang mendaki lebih baik membawa perlengkapan lebih walau tidak terpakai daripada tidak ada sama sekali. (Seperti lebih baik disayang walaupun gak pernah jadian.. Halah!)

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 04 - Finansialku

[Baca Juga: Way Kambas National Park, Home for Endangered Species of Sumatra]

 

Menurut informasi, jalur daki via Dieng Kulon adalah yang paling bersahabat dibanding jalur lainnya, walau menyenangkan ternyata tidak semudah menyanyikan soundtrack kartun Ninja Hatori, kawan!

Tetap saja perlu stamina dan perbekalan yang cukup seperti air dan makanan manis untuk pembangkit tenaga.

Tidak ada rintangan yang terlalu berarti saat kami melalui jalur ini, satu-satunya rintangan adalah efek balsem berlebihan yang mulai membakar saat badan kami mulai panas saat digerakan.

Padahal maksudnya supaya gak kedinginan, tetapi malahan kita jadi ngerasa panas terbakar. Haduh!

Menikmati Puncak Prau adalah pilihan terbaik, saya perlu akui jika golden sunrise ini memanjakan mata saya. Masih cukup pagi, kamu bisa melalui jalur Bukit Teletubies menuju area camping ground.

Menyusuri jalan-jalan ini, membuat saya bersyukur gak harus PSBB mandiri karena Covid-19 dan masih bisa keluar-keluar seperti ini.

Saat saya muncak pun, sangat beruntung waktu itu masih musim kemarau, sehingga saya mendapat pemandangan hamparan rumput dengan bunga bermekaran dan menyaksikan embun es yang terkenal itu.

Romantisnya Gunung Prau, Sudah Tahu Aturan Mendakinya 10 - Finansialku

[Baca Juga: 17 World Tourist Destination You Can Find in Indonesia]

 

Sesampainya di area camping, kamu bisa melihat pemandangan permadani awan disertai gagahnya Gunung Sindoro sebagai primadona spot foto para pendaki.

Ada lima gunung yang bisa dilihat langsung ketika menghadap arah timur, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu.

Bila kamu menoleh ke arah barat, terlihat Gunung Slamet. Keindahan puncak Prau dan negeri di atas awan harus kamu buktikan sendiri dengan berkunjung ke sini.

Menuruni Jalur Patak Banteng, saya baru menyadari betapa gigih para pendaki yang membawa perlengkapan tenda ke atas.

Pasalnya, saya yang menuruni jalur saja tidak banyak menemui area landai untuk menarik nafas, maka saya pikir bagaimana semalam tadi jika mendaki jalur ini yang terus naik? (meureun moal nepi, aya ge gempor tuur euy!)

Maka, misi menjemput romatisnya Gunung Prau pun terselesaikan. Jika masih ada waktu, main-mainlah ke area Alun-Alun Wonosobo dan nikmati sajian khas yang bernama Mie Ongklok, untuk rasanya? Juara! Selamat mendaki.

 

Itulah cerita saya ketika mendaki Gunung Prau. Semoga pengalaman saya bisa menjadi motivasi kamu untuk mendaki gunung ini, ya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Ahmad Masaul Khoiri. 29 Juli 2020. Ini Aturan dan Larangan Mendaki Gunung Prau. Travel.detik.com – https://bit.ly/30Ws39M
  • Nicholas Ryan Aditya. Gunung Prau via Dieng Buka, Catat Syarat Pendakiannya. Travel.kompas.com – https://bit.ly/3dfF8Qs
  • Ghozali Qodratullah. 14 Fakta Gunung Prau yang Belum Banyak Diketahui. Phinemo.com – https://bit.ly/34KgpAb
  • Admin. 02 Agustus 2020. Resmi Dibuka untuk Umum, Ini Syarat Pendakian Gunung Prau via Dieng. Travel.tribunnews.com – https://bit.ly/33LG9N2

 

Sumber Gambar:

  • Gunung 1 – https://bit.ly/2TG33je
  • Gunung 2 – https://bit.ly/34KgpAb
  • Gunung 3 – https://bit.ly/35P155B
  • Gunung 4 – https://bit.ly/37T1wi5
  • Gunung 5 – https://bit.ly/2HT0ZSH