Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mengatakan telah terjadi penurunan harga sepeda, khususnya model sepeda lipat 20%-30%.

Simak selengkapnya dalam berita Finansialku berikut.

 

Trend dan Oversupply Unit Jadi Pengaruh Harga Sepeda Turun

Trend gowes sempat menggila di awal pandemi Covid-19 sehingga itu membuat harga sepeda jadi mahal. Namun, trend hanya sementara dan kini berimbas pada merosotnya harga sepeda.

Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mengatakan telah terjadi penurunan harga sepeda, khususnya pada model sepeda lipat 20%-30%.

“Range (harga) turun 20%-30%, itu realita yang harus diterima. Barang yang lama sampai di grosir akhirnya jual barang saja, yang penting ngejar cashflow. Harga modal saja dilempar supaya terjadi perputaran. Pasar menyesuaikan diri dengan keadaan. Tapi demand tetap ada,” kata Ketua Apsindo, Eko Wibowo Utomo mengutip dari Cnbcindonesia.com.

 

Sebagai jalan keluar, produsen mulai mencari kesempatan untuk mengekspor hasil produksinya misalnya ke China. Upaya lainnya adalah menurunkan harga jual.

“Rp 2 jutaan dari harga Rp 3 juta – Rp 4 juta di sebelumnya. Contoh sepeda dengan frame, sama dia downgrade sparepart untuk kejar harga Rp 2 juta. Dulu harga Rp 3 juta – 4 juta bisa beli. Sekarang sensitif sama harga,” terangnya.

Lebih lanjut, Eko Wibowo Utomo juga mengatakan permintaan akan sepeda kini tidak sebanyak tahun 2020 lalu yang ekspektasinya bisa mencapai 7-8 juta unit per tahun, tahun ini paling mentok di 5 juta unit.

[Baca juga: Harganya Sampai 83 Juta, Apa Kelebihan Sepeda Lipat Brompton?]

“Kalau kita lihat di pasar, kan gini, ada upnormal price karena harga digoreng (di 2020), karena permintaan tinggi harga dinaikin. Tapi dari harga di importir maupun produsen plus minus itu antara 20-30%, kalau ada yang lebih dari itu, tadinya harganya tidak normal,” ujar Eko.

Selain karena permintaan yang merosot, masyarakat juga semakin melek harga dan cenderung lebih memilih sepeda dengan harga terjangkau ketimbang yang di atasnya.

“Mulai daya beli masyarakat di bawah itu sudah mencari harga yang, ya udah price sensitive lah, lebih cari yang (murah). Contoh beberapa sepeda lipat yang tadinya harga Rp 4 juta lebih sekarang sudah menyesuaikan di Rp 2 juta malah ada yang Rp 2 juta ke bawah,” terangnya.

 

Faktor lainnya yang membuat harga sepeda merosot adalah terjadinya oversupply unit sepeda.

Tingginya permintaan akan sepeda pada 2020 lalu mendorong produsen memproduksi lebih banyak sepeda, namun belum semua terjual, akhirnya terjadi oversupply di produsen. Ditambah, ada serbuan sepeda impor yang pada akhir 2020 lalu sempat tertahan tak bisa masuk ke Indonesia dan baru bisa masuk awal 2021 ini.

“Jadi masuk 2021 itu kan ada masa di mana stok barang yang tadinya tertahan di 2020 itu mulai masuk lagi di 2021 awal dan itu menyebabkan terjadinya oversupply di pasar,” terangnya.

 

Perbandingan Harga Sepeda Terkini

Melansir dari Bisnis.com, berdasarkan situs perbelanjaan daring (e-commerce), penurunan harga terjadi antara 7 hingga 10 persen. Berikut pemerinciannya:

  • Police Folding Bike Milan 8 Speed Edisi Rans 2.0 dijual dengan harga Rp1,95 juta. Sebelumnya harga mencapai Rp2,1 juta.
  • Police Folding Bike Texas 8 Speed Edisi Teh Botol Sosro dibanderol dengan harga Rp2,65 juta, turun 10 persen dari harga sebelumnya yang mencapai Rp2,95 juta.
  • lement Folding Bike Ecosmo 8 Speed dijual dengan harga Rp3,03 juta, atau turun 10 persen dengan harga sebelumnya senilai Rp3,37 juta.
  • Element MTB Ecosmo Z8 Folding Sepeda Lipat edisi Black Panther dijual seharga Rp3,91 juta dari sebelumnya Rp4,35 juta.
  • Element Folding Bike New Troy X 9 Speed saat ini harganya Rp4,18 juta dari sebelumnya mencapai Rp4,5 juta.
  • Element Folding Ecosmo 10 Speed Shopia Latjuba Edition harga semula Rp8,45 juta, kini menjadi Rp7,6 juta.
  • Camp Folding Bike Hazy 16 inch 11 Speed turun 10 persen dari Rp9,37 juta menjadi Rp8,43 juta.
  • Element Folding Bike Pikes Gen 2 Chico Jericho Edition menjadi seharga Rp10,93 juta dari harga semula Rp12,15 juta.

Untuk diketahui, varian sepeda lipat di segmen Rp8 jutaan hingga Rp10 jutaan, terdapat sejumlah sepeda lipat dengan bahan kerangka dari alloy dan sistem perpindahan gigi belakang mulai dari 9 hingga 11 percepatan.

 

Tertarik beli sepeda setelah mengetahui harga sepeda sedang turun dan merasa mampu? Eitss, tunggu sebentar.

[Baca juga: Daftar Harga Sepeda Lipat Terbaru dan Terjangkau]

Sudahkah Sobat Finansialku mencatat keuangan dengan benar? Sebab beli sepeda juga perlu dananya sendiri. Jangan sampe sepeda kebeli sedangkan anggaran buat yang lain yang lebih penting malah keganggu.

Mengatur anggaran untuk kebutuhan sehari-hari maupun jangka panjang, tentu bakal jadi perkara gampang kalau Sobat Finansialku pake aplikasi pencatatan keuangan Finansialku yang bisa langsung diunduh di bawah ini.

 

Download Aplikasi Finansialku

 

Segera biasakan catat keuangan dengan aplikasi Finansialku, supaya tak lagi ada pengeluaran tak jelas ke mana arahnya.

 

Apa pendapatmu Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kalian bisa tulis  lewat kolom komentar di bawah ini.

Bagikan informasi ini lewat berbagai platform yang tersedia, kepada kawan atau sanak-saudara mu, agar mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.

 

Editor: Ari A. Santosa

 

Sumber Referensi:

  • Soraya Novika. 06 Juni 2021. Harga Sepeda Ambyar, Tren Gowes Memudar?detik.com – https://bit.ly/3imoK5j
  • Yuni Astutik. 05 Juni 2021. Harga Sepeda Terjun Bebas, Produsen Mau Ekspor ke China. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3guB29t
  • Rahmi Yati. 05 Juni 2021. Harga Sepeda Anjlok, Apsindo: Produsen Harus Lebih Inovatif. Bisnis.com – https://bit.ly/3inyEnu

 

Sumber gambar:

  • https://bit.ly/3cnNAxP