Value investing adalah teknik investasi yang dapat dilakukan siapa pun, termasuk investor pemula.

Dengan analisis fundamental yang tepat, cara ini bisa meningkatkan profit. Agar tidak bingung, simak manfaat dan strateginya dalam berikut!

 

Summary:

  • Seorang value investor harus harus bisa menganalisis rasio fundamental, nilai intrinsik, dan margin of safety.
  • Value investing dapat maksimal bisa investor bisa menerapkan strategi dengan tepat.

 

Apa Itu Value Investing?

Istilah value investing pertama kali Benjamin Graham gunakan pada abad ke-20. Hal ini mengacu pada strategi membeli saham perusahaan potensial yang sedang mengalami penurunan nilai.

Untuk melakukan langkah ini, investor perlu melakukan menganalisis beberapa aspek. Seperti rasio fundamental perusahaan, nilai intrinsik (intrinsic value), dan margin of safety agar tidak salah langkah.

Investor juga dapat melakukan top-down analysis, yakni pemahaman mengenai kondisi ekonomi makro, industri, perubahan kondisi fundamental, dan pergerakan harga saham.

 

Manfaat Value Investing

Value investing memiliki sejumlah manfaat untuk investor. Berikut adalah beberapa keuntungan yang akan investor dapatkan:

 

#1 Modal Terjangkau

Daripada metode investasi lain, modal value investing cenderung lebih rendah. Hal ini karena investor membeli saham yang tengah terjun bebas dengan analisis tertentu.

 

#2 Risiko Lebih Rendah

Harga saham yang rendah mengartikan bahwa investor tidak mengeluarkan banyak uang. Dengan begitu, risiko kerugian yang terjadi juga lebih kecil.

Tetapi, investor tetap bisa menyiasati kondisi demikian jika memiliki kepekaan yang baik dan update dengan perkembangan pasar.

 

#3 Memiliki Kesempatan untuk Mendapat Keuntungan Lebih Tinggi

Strategi value investing memiliki modal yang lebih kecil. Kendati begitu, potensi keuntungan yang didapat bisa tinggi jika saham mengalami peningkatan nilai.

Tetapi, perlu Anda catat bahwa proses ini bisa saja memakan waktu lama. Sehingga investor perlu menentukan waktu yang tepat dan rutin memantau saham yang dimiliki.

 

#4 Bisa Dilakukan Siapa Pun

Semua orang yang mampu menganalisis saham dapat melakukan value investing.

Investor dapat membaca laporan perusahaan secara berkala agar cara ini menguntungkan. Selain itu, mereka juga perlu mengamati tren pasar terkini.

 

Perbedaan Value Investing dan Growth Investing

Value investing memiliki sejumlah perbedaan dengan growth investing. Value investing fokus pada nilai intrinsik saham. Sedangkan growth investing lebih cenderung ke kinerja saham di masa mendatang.

Kedua metode investasi ini sebenarnya sama-sama berorientasi untuk mendapat keuntungan yang sama.

Bedanya, growth investing tidak menganggap harga saham. Dengan kata lain, mereka membeli saham saat harga naik atau turun.

Sementara itu, value investing mengutamakan harga saham yang murah saat pembelian.

[Baca Juga: Cara Investasi Reksadana untuk Pemula, Mulai Rp100 Ribuan Aja!]

 

 

Langkah-langkah Melakukan Value Investing

Pendekatan yang digunakan dalam value investing yakni menggunakan Analisa Fundamental. Ada pun langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut: 

  1. Investor perlu membaca laporan keuangan, public expose (pubex), laporan pemegang saham dan berita.
  2. Kemudian investor melakukan analisa laporan keuangan, analisa laporan keuangan dan akhirnya menentukan valuasi sebuah perusahaan.
  3. Investor value investing akan menentukan intrinsic value berdasarkan perhitungan dan menentukan margin of safety (MOS).
  4. Terakhir mengambil keputusan untuk beli/tidak sebuah saham, pada harga tertentu. Dan menentukan harga jual saham.

 

Rasio Keuangan yang Digunakan

Selanjutnya, rasio keuangan yang digunakan dalam value investing antara lain sebagai berikut :

  • Liquidity Ratio: Tujuannya untuk mengetahui likuiditas suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
  • Laverage Ratio: Bertujuan untuk mengetahui posisi utang perusahaan. Apakah masih dalam keadaan wajar atau sebaliknya.
  • Activity Ratio: Bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi perusahaan. 
  • Profitability Ratio: Mengetahui performance secara keseluruhan dan efektivitas perusahaan dalam mencetak laba.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa simak gambar di bawah ini:

Rasio Keuangan dalam Value Investing

Rasio Keuangan dalam Value Investing

 

Strategi Valuasi Sederhana

Di sisi lain, terdapat strategi sederhana yang umumnya digunakan dalam value investing yakni relative valuation. Contohnya adalah price to book value (PBV) dan price to earning (PER).

Berikut ini beberapa strategi valuasi yang umum digunakan:

Screenshot 2023-04-17 at 4.05.54 PM.png

 

Tips Investasi Value Investing

Supaya bisa memperoleh cuan dan meminimalisir kerugian dalam melakukan value investing, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

 

#1 Cari Saham Dengan Fundamental Saham yang Bagus

Anda dapat mencari saham dengan fundamental yang baik dan diskon pada indeks IDX Value 30. Anda bisa mengaksesnya melalui website resmi Bursa Efek Indonesia.

IDX Value 30 adalah indeks yang terdiri dari 30 perusahaan dengan kinerja yang baik dan harga sahamnya sedang terdiskon.

 

#2 Cek Laporan Keuangan

Kemudian Anda perlu melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan data saham-saham di IDX Value 30 coba perhatikan beberapa hal:

  • Makro ekonomi dan analisis sectoral.
  • Baca laporan keuangan perusahaan, khususnya pada sumber pemasukan, pengeluaran, utang dan ekuitas.
  • Lakukan valuasi sederhana misal dengan PER, PBV atau proyeksi EPS.
  • Tentukan margin of safety dan perhitungan beli pada harga berapa dan jual pada harga berapa.

 

#3 Manajemen Portofolio Investasi

Yang tak kalah pentingnya adalah, Anda perlu melakukan manajemen portofolio investasi. Perhatikan ilustrasi berikut:

  • Satu saham bobot maksimalnya adalah 30%.
  • Satu sektor maksimal dua emiten.
  • Margin of safety minimal 35%.
  • Di prioritaskan memiliki dividen.
  • Jumlah saham maksimal adalah 10 emiten.

Disclaimer: Contoh di atas hanyalah sarana edukasi belaka, bukan saran investasi!

Setelah Anda membeli saham, maka Anda perlu melakukan review secara berkala. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan meliputi:

  • Cek kinerja saham pilihan Anda.
  • Ikuti perkembangan perusahaan yang Anda beli sahamnya.
  • Lakukan rebalancing (beli lagi, jual sebagian) jika diperlukan.

 

 

Strategi Value Investing

Metode value investing menekankan pada harga pembelian. Harapannya, nilai tersebut bisa meningkat di masa depan.

Jadi, sebaiknya investor perlu melihat arus kas perusahaan, termasuk aset lancar-tidak lancar serta laporan laba-rugi. Berikut adalah beberapa strategi yang digunakan dalam value investing:

 

#1 Pilih Metode Analisis yang Cocok

Investor dapat menerapkan strategi analisis saham. Salah satunya mengamati ekonomi makro kemudian disempitkan ke aspek fundamental suatu emiten. Teknik analisis tersebut disebut top-down analysis.

Sebagian investor juga menggunakan strategi lain, yakni bottom-up analysis. Pertama-tama, investor akan menilai aspek fundamental perusahaan.

Setelah itu, investor melanjutkannya dengan pengamanan terhadap masalah ekonomi yang berpotensi mempengaruhi harga saham di pasar modal. Misalnya seperti suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, dan daya beli masyarakat.

 

#2 Memantau Tren

Sebelum membeli saham, investor perlu mengamati tren yang sedang berlangsung. Misalnya, saat ini, pemerintah sedang mengembangkan ibukota baru bernama Nusantara di Kalimantan.

Sampai saat ini, media massa banyak memberitakan tentang pembangunan tempat yang rencananya akan menjadi pusat pemerintahan RI.

Dari sana, banyak perusahaan sekuritas, private equity, dan pihak lain yang menganalisis efek dari pembangunan tersebut.

Dampaknya, saham perusahaan yang berkaitan dengan sektor tersebut, seperti pengembang properti, asuransi, hiburan, dan transportasi mengalami kenaikan.

Sektor yang masuk dalam lingkaran tren pun berpotensi mendatangkan keuntungan, baik dari capital gain atau dividen.

 

#3 Melakukan Skrining Saham dengan Fundamental Bagus

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki lebih dari 600 emiten aktif. Agar strategi value investing efektif, investor perlu melakukan skrining.

Caranya, silakan amati emiten yang memiliki Retur non Equity di atas 15%, Price to Boom Value di bawah 1 kali, atau Price to Equity Rasio di bawah 10.

Dari proses skrining, investor mungkin akan mendapat lebih dari lima saham yang sesuai kriteria.

Selanjutnya, mereka perlu memeriksa saham satu per satu untuk menentukan emiten yang paling cocok untuk investasi.

 

#4 Memahami Valuasi dan Nilai Intrinsik Saham

Investor harus bisa mengetahui cara menilai harga saham. Dalam strategi value investing, penilaian yang investor lakukan bertujuan untuk mengetahui harga sebenarnya dari sebuah emiten (book value).

Dua rasio yang kerap investor top dunia, Warren Buffet, gunakan untuk melakukan langkah ini adalah Price Earning Ratio dan Price to Book Value.

 

#5 Menganalisis Faktor Fundamental Perusahaan

Aspek fundamental perusahaan dapat Anda ketahui dari laporan keuangannya.

Investor perlu tahu pernyataan direktur, aset lancar-tidak lancar, liabilitas, ekuitas, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan catatan keuangan lain yang relevan.

Tidak semua laporan harus investor analisis. Aspek yang paling penting untuk investor pelajari misalnya adalah laporan laba-rugi.

Selanjutnya, silakan pantau perkembangan perusahaan selama beberapa waktu.

Anda harus meninggalkan perusahaan yang memiliki laba minus. Laporan keuangan lainnya dapat Anda pelajari jika memang memerlukannya.

 

#6 Membeli Saham di Waktu yang Tepat

Value investing akan maksimal jika investor membeli saham di waktu yang tepat, yakni saat nilainya turun.

Perlu Anda catat, nilai saham tidak ditentukan hanya dengan harganya saat ini, melainkan perkembangannya selama beberapa waktu terakhir.

Setelah menentukan waktu membeli saham, investor bisa memperkirakan keuntungan investasi melalui Simulasi Investasi Finansialku, caranya:

  • Di laman yang muncul, silakan masukkan informasi yang dibutuhkan pada bidang yang tersedia, meliputi Investasi Awal, Keuntungan Bulanan, dan Keuntungan Investasi.
value investing_1 Memasukkan informasi investasi

Memasukkan informasi investasi. Sumber: Finansialku

 

  • Setelah diisi, klik tombol Lihat Hasil Perhitungan berwarna oranye.
  • Selesai. Anda akan dapat menggunakan hasil perhitungan simulasi untuk melihat prospek saham. Perlu dicatat, informasi yang tercantum adalah potensi keuntungan, bukan kinerja saham sebenarnya.
value investing_2 Hasil perhitungan simulasi investasi Finansialku

Hasil perhitungan simulasi investasi Finansialku. Sumber: Finansialku

 

#7 Memantau Perkembangan Saham

Selain analisis saham, hal penting harus investor perhatikan adalah perkembangan saham.

Informasi ini bisa investor lihat dari kinerja saham selama beberapa tahun terakhir. Silakan lihat perkembangan saham di situs IDX.co.id.

 

#8 Menjual Saham di Waktu yang Tepat

Investor perlu menganalisis waktu yang tepat untuk membeli saham. Sebab, fase ini berpengaruh terhadap keuntungan yang investor dapatkan.

Misalnya, salah satu saham yang investor miliki terjun bebas lantaran terkena masalah. Dari sana, investor harus bisa menentukan waktu ideal untuk menjual aset tersebut.

Nah, buat Sobat Finansialku yang ingin dapatkan cuan di pasar saham dari metode satu ini. Yuk, tonton video Finansialku berikut:

 

Risiko Menerapkan Value Investing

Selain manfaat, terdapat beberapa risiko dari strategi tersebut. Yuk, simak risiko value investing berikut:

 

#1 Keuntungan dan Kerugian Sama Besarnya

Dalam beberapa kondisi, ada insiden dalam laporan laba rugi yang dianggap sebagai kejadian luar biasa.

Misalnya seperti masalah hukum, bencana alam, atau restrukturisasi. Hal-hal demikian membuat analisis value investing tidak berguna.

 

#2 Pengabaian Cacat Rasio

Ada banyak cara yang dapat investor gunakan untuk melihat rasio keuangan. Namun terkadang ada beberapa hal yang mempengaruhi interpretasi rasio tersebut, misalnya:

  • Rasio bisa ditentukan dengan nomor sebelum atau setelah pajak.
  • Rasio tidak memberi hasil akurat, melainkan prediksi.
  • Rasio bergantung pada pendapatan serta laba per saham.
  • Praktik asuransi tiap perusahaan bisa jadi berbeda-beda. Akibatnya, proses pembandingan rasio tidak maksimal.

 

#3 Membeli Saham Overvalued

Saham overvalued bisa berisiko menghilangkan sebagian atau seluruh dana. Jadi, investor perlu fokus pada tujuan value investing, yakni mewujudkan margin keamanan di semua investasi.

Artinya, pembelian saham dilakukan dengan maksimal dua per tiga nilai intrinsiknya.

 

#4 Melibatkan Emosi

Melibatkan emosi saat berinvestasi menyebabkan dangkalnya analisis.

Oleh karena itu, investor harus menjaga mood-nya selalu netral agar tetap jernih mengambil keputusan.

[Baca Juga: Bingung Beli Emas Antam di Mana? Simak 7 Rekomendasi Tempat Terbaiknya]

 

Saatnya Terapkan Value Investing, Yuk!

Demikian penjelasan seputar value investing yang perlu diketahui oleh investor. Strategi value investing bisa investor lakukan dengan membeli saham saat harganya turun.

Agar tidak terjebak langkah yang salah, investor perlu memahami teknis analisis saham secara umum.

Selain itu, pastikan Sobat Finansialku selalu memperkaya literasi keuangan, termasuk ekonomi makro untuk mendukung keberlangsungan karier di bidang ini.

Investasi saham adalah bidang yang memiliki risiko tinggi. Anda bisa meminta bantuan Perencana Keuangan Finansialku untuk mendapatkan arahan yang tepat.

Yuk, buat janji temu sekarang dengan menghubungi nomor WhatsApp 0851 5866 2940.

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Agar bisa memaksimalkan strategi ini, pastikan Anda memahami saham secara keseluruhan. Jika ada pertanyaan lain, yuk sampaikan di kolom komentar!

Jika informasi ini berguna, Anda juga bisa bantu membagikannya ke media sosial Anda. Terima kasih!

 

Editor: Omri Cristian

Sumber Referensi:

  • Abraham William. 31 Maret 2023. Kenali Apa Itu Value Investing, Pengertian dan Cara Kerjanya. Tanamduit.com – https://bit.ly/3PgkKnq
  • Admin. 17 Mei 2021. Strategi dan Risiko Menerapkan Value Investing. Amartha.com – https://bit.ly/3CzgWpH
  • Sylvana Oktia Susaningtyas. 20 Juli 2022. Apa Itu Strategi Growth Investing? 5 Penerapan Growth Investor. Landx.id – https://bit.ly/3CwHUP1