Ini penting buat diketahui oleh para pebisnis! Begini cara menggaji diri sendiri agar keuangan nggak berantakan!

Bagaimana caranya? Informasi selengkapnya dapat diketahui di artikel video Finansialku di bawah ini.

 

Apa kabar? Masih di rumah aja, ‘kan? Masih patuh protokol kesehatan saat berada di luar rumah, ‘kan?

Sekedar mengingatkan, pandemi belum selesai, corona masih ada di sekitar kita. Lebih baik diam di rumah kalau tidak ada keperluan mendesak, ditemani dengan ratusan video dari kanal youtube Finansialku yang dijamin nggak bakal bikin bosen.

 

 

Jangan lupa juga untuk tekan tombol subscribe di bawah ini dan nyalakan lonceng agar Sobat Finansialku tidak ketinggalan video-video terbaru dari Finansialku, ya!

 

 

 

Cara Menggaji Diri Sendiri Untuk Para Pebisnis

Para pebisnis, terutama pebisnis UMKM sering menyepelekan ini, lho! Ya, perkara menggaji diri sendiri, buat beberapa orang adalah hal yang tidak terlalu penting.

“Toh, itu masih uang saya juga, ‘kan?”

Biasanya, sih, itu alasan yang mereka lontarkan. Padahal, itu bisa menjadi salah satu faktor ancaman yang bisa menghancurkan bisnis mereka, lho!

Oleh karena itu, penting banget buat para pebisnis untuk mengetahui bagaimana cara menggaji diri sendiri, di antaranya adalah:

 

#1 Menggunakan Sistem Komisi

Cara menggaji diri sendiri adalah dengan menggunakan sistem komisi, di mana besaran gaji yang didapatkan bergantung pada jumlah omzet yang didapatkan pada bulan tersebut.

Sistem komisi ini salah satu sistem penggajian yang cukup fleksibel dan dalam praktiknya sering digunakan untuk memindahkan beban usaha ke ongkos variabel.

 

#2 Sistem Gaji Tetap

Cara yang kedua adalah dengan menerapkan sistem gaji tetap, di mana Sobat Finansialku bisa menentukan nominal gaji dari awal.

Tidak ada cara saklek untuk menentukan besarannya, tapi yang perlu diingat adalah pastikan gaji ini diambil dari keuntungan bukan uang modal.

 

#3 Sistem Dividen

Sebagaimana kita tahu, setiap bisnis pada umumnya punya pencatatan laporan keuangan di mana di dalamnya terdapat laporan laba rugi, pemasukan, pengeluaran, dan sebagainya.

Jika Sobat Finansialku menggunakan sistem ini, ada beberapa masukan dari pemilik bisnis dan ahli, yaitu pastikan gaji tidak melebihi 10 persen dari total omzet per bulan.

Tapi ini bukan hukum telak, artinya pebisnis bisa mengubahnya tergantung dari kebijakan keuangan perusahaan.

Sistem ini bisa dikatakan sedikit berisiko, karena saat menentukan gaji untuk diri sendiri, maka akan tercatat dalam ongkos tetap.

Yang mana artinya, bisnis itu sendiri harus sudah cukup kuat untuk bisa membayar gaji tersebut.

 

#4 Sistem Gaji Kombinasi

Sistem gaji keempat ini adalah kombinasi dari sistem-sistem sebelumnya, yaitu sistem komisi dan dividen.

Caranya adalah dengan memberikan gaji dan semacam bonus insentif atau variable scheme.

Tidak sedikit dari para pemilik bisnis mengacu pada sistem penggajian ini karena bisa menekan biaya variabel.

 

Harus Diingat

Hal yang harus diingat adalah owner atau pemilik juga berhak dan wajib mendapatkan gaji, karena pemilik bisnis tentu punya kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi.

Tapi, harus diingat juga, meski pemilik bisnis berhak mendapatkan gaji, sebaiknya dana tersebut berasal dari hasil laba bukan pendapatan.

 

Apakah Sobat Finansialku punya cara menggaji diri sendiri yang berbeda dengan empat sistem di atas? Yuk, bagikan tipsnya di kolom komentar!

Jangan lupa untuk bagikan informasi ini kepada teman-teman pebisnis lainnya lewat pilihan platform di bawah ini, ya. Terima kasih!