Martua Sitorus, alias Tho Seng Hap, alias A Hok, sosok sederhana yang berhasil menjadi orang terkaya nomor 7 Indonesia versi Forbes!

Penasaran kisahnya untuk bisa sampai di titik ini? Yuk, cari tahu langsung di artikel video Finansialku satu ini!

 

Mari kita bertahan sampai akhir untuk melawan virus corona dengan taat mengikuti protokol kesehatan saat ada kepentingan di luar rumah, dan tetap di rumah kalau tidak ada kepentingan, dan mengisi waktu kita dengan menonton video-video bermanfaat yang ada di kanal youtube Finansialku!

 

Jangan lupa juga untuk tekan tombol subscribe di bawah ini dan nyalakan lonceng agar kamu tidak ketinggalan video-video terbaru dari Finansialku, ya!

 

 

 

Kisah Sukses Martua Sitorus

Martua Sitorus, alias Tho Seng Hap, alias A Hok, sosok sederhana yang berhasil menjadi orang terkaya nomor 7 Indonesia versi Forbes berkat usaha minyak sawitnya.

Sekarang, dia adalah salah satu orang terkaya di Indonesia berhasil punya total kekayaan senilai US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 28.8 triliun.

Untuk mencapai titik ini, Martua Sitorus tentu harus melewati proses yang panjang dan melelahkan, dong. Ini ceritanya!

 

#1 Kerja Keras Demi Bisa Kuliah

Sejak kecil, Martua Sitorus sudah harus berjualan udah dan menjadi loper di Pematang Siantar demi bisa membantu pemasukan keluarga dan bisa menyelesaikan pendidikannya hingga bangku kuliah.

Lulus kuliah, dia juga masih lanjut untuk berdagang kecil-kecilan di Kota Medan, dan bertemu dengan Kuok Khoon Hong.

 

#2 Pertemuan Ajaib

Siapa sangka, ternyata pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong ini membuatnya kepikiran untuk bikin bisnis baru, yaitu pengolahan kelapa sawit yang dimulai pada 1991. Perusahaan ini diberi nama ‘Wilmar’, yang merupakan gabungan dari nama depan mereka.

Awal didirikan, perusahaan Wilmar punya modal 7.100 hektar kebun kelapa sawit yang dimanfaatkan dengan baik oleh keduanya agar menghasilkan hasil bisnis yang maksimal.

 

#3 Tahan Banting

Pada 1997, waktu Indonesia dihantam krisis moneter, perusahaan mereka ternyata masih berdiri sangat kokoh, lho! Bukan cuma itu, perusahaan Wilmar malah bisa memberikan 2.5 persen tunjangan krisis pada semua karyawan mereka.

 

#4 Makin Berkembang

Nggak perlu waktu lama sebenarnya untuk mereka bisa meraup keuntungan yang besar. Bahkan di tahun 2005, perusahaan ini diperkirakan punya total aset sebesar US$ 1,6 miliar dengan total pendapatan US$ 4,7 miliar dan laba bersih.

Meski sudah berhasil mendulang keuntungan triliunan, nggak membuat perusahaan itu berhenti melakukan invovasi.

Perusahaan Wilmar Indonesia juga mulai mengembangkan bisnisnya di sektor lain, yaitu di bidang hilirisasi atau produk turunan yang memiliki nilai yang lebih tinggi, seperti minyak goreng, pengepakan dan penjualan lemak khusus, olokimia, produk biodiesel, dan pengolahan biji-bijian.

 

#5 Pendapatan Terus Meningkat

Setahun berselang, tepatnya pada 2006, perusahaan Wilmar kemudian mengalami kenaikan 7,8 persen yaitu US$3,7 miliar.

Selama sembilan bulan pertama di 2006 pun sudah tercatat laba bersih yang tumbuh sebesar 6,4 persen, atau US$68,3 juta.

6 tahun kemudian, Martua Sitorus juga dikabarkan membangun sebuah rumah sakit di Medan yang dinamai Murni Teguh Memorial Hospital, yang merupakan salah satu persembahan yang diberikan untuk ibunya, Murni Teguh.

 

Bukti Nyata

Melihat kisah sukses Martua Sitorus, kita jadi semakin yakin kalau semua orang bisa mencapai mimpi mereka, siapa pun dia, bagaimana pun latar belakangnya.

 

Sobat Finansialku setuju, nggak? Yuk, diskusi di komentar!

Oh, ya, jangan lupa untuk sebarkan artikel ini kalau dirasa bermanfaat, agar semakin banyak orang yang terinspirasi untuk mengejar mimpinya, ya.