Resiko Investasi Saham menjadi alasan bagi banyak orang untuk memulai berinvestasi di pasar modal. Apa saja yang mempengaruhi resiko? Bagaimana cara mengurangi risiko? Berikut ini penjelasan Ibu Imelda, Senior Vice President – Retail Equity di CIMB Securities Indonesia.
Resiko Investasi Saham
Saya bekerja di sebuah perusahaan sekuritas, dalam divisi perdagangan saham untuk nasabah Retail. Saya sering mengajar di kelas Pengenalan Saham. Dalam banyak kelas yang saya pimpin, sering kali terjadi dialog seperti ini:
Saya
Menurut Ibu/Bapak, apa karakeristik investasi saham?
Peserta
Beresiko tinggi
Saya
Oya? Kenapa anda berpendapat investasi saham beresiko tinggi?
Peserta
Karena harganya berubah setiap hari
Saya
Menurut anda, mengapa harga nya berubah setiap hari?
Peserta
Tidak tau
Saya
Apakah hanya saham yang harganya berubah setiap hari?
Peserta
Tidak juga sih.. harga dolar juga berubah setiap hari, harga emas juga..
Saya
Kalau begitu, investasi dolar dan emas juga beresiko?
Peserta
Iya beresiko..
Saya
Sama resikonya dengan investasi saham juga dong?
Peserta
Ya ngga sama… karena kalau dolar atau emas itu kita tau barangnya dan sejak dulu pegang emas dan dolar itu harganya naik terus.
Saya
Harga cabe bagaimana Pak? Berubah tiap hari ngga?
Peserta
Ya… berubah juga tiap hari..
Saya
Kalau begitu, cabe juga beresiko tinggi dong..? Kan harganya berubah tiap hari.
Peserta
Hehehe… ya nggak juga sih… kalau cabe kan kita tau kenapa harganyanberubah, misalnya karena petani gagal panen atau ada hambatan transportasi dari petani jadinya cabenya tidak nyampe ke pasar, jadi harganya naik.
Apa itu Resiko?
Melihat dialog di atas, apakah dalam benak anda memiliki asumsi yang sama dengan Peserta tersebut? Sebenarnya apa yang menjadi tolak ukur sehingga kita menilai suatu investasi itu beresiko lebih tinggi atau lebih rendah?
Baiklah, mari kita mulai dengan mendefinisikan RESIKO terlebih dahulu. Dari ensiklopedia di Wikipedia, didefinisikan RESIKO sebagai bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Jadi sebenarnya, resiko adalah suatu persepsi dari kemungkinan akan timbulnya sesuatu akibat.yang tidak mengenakkan. Resiko belum tentu pasti akan menjadi kenyataan. Berarti, resiko sebenarnya lebih banyak berhubungan dengan persepsi. lalu persepsi itu apa sih?
Persepsi Orang terhadap Risiko
Walaupun saya seorang Psikolog, namun agar tulisan ini tidak berubah menjadi sebuah tulisan ilmiah di bidang ilmu Psikologi, maka saya memilih mencari referensi yang umum dari pemahaman yang awam saja tentang Persepsi. Dari Wikipedia, dijelaskan bahwa Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi pemaknaan yang dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Berarti persepsi itu sifatnya sangat subjektif individual, karena pembelajaran dan pengalaman satu orang dengan orang lainnya bisa saja tidak sama.
Persepsi si A tentang resiko investasi saham bisa berbeda dengan Persepsi Ibu si B . Perbedaan persepsi ini biasanya karena perbedaan pengetahuan, pengalaman dan lain-lainnya.
Hubungan antara Pembelajaran dan Persepsi terhadap Risiko
Seperti dialog yang di atas tadi, Peserta tersebut sepertinya punya pengalaman dan pembelajaran yang khusus tentang investasi dolar atau emas atau bisnis cabe, namun sepertinya dia kurang punya pembelajaran tentang investasi saham, sehingga dia mempersepsi resiko investasi saham lebih besar dari pada resiko investasi lainnya.
Hal ini sungguh wajar. Pak Warren Buffet, seorang investor kelas dunia yang sangat sukses berkata :
resiko datang dari ketidaktahuan.
Jadi apapun bisnis atau investasi anda, resiko nya akan semakin besar jika anda tidak memiliki pengetahuan mengenai bisnis atau investasi itu, apapun itu bentuknya.
Untuk saya, bisnis cabe itu jauh lebih beresiko ketimbang bisnis saham, karena pemahaman dan pengalaman saya di bisnis saham itu jauh lebih banyak dan nyata hasilnya ketimbang di bisnis cabe.
Jadi, sebenarnya investasi yang baik adalah investasi yang dipahami oleh investornya. Dengan demikian, managemen resiko nya juga dapat lebih efektif, sehingga potensi keuntungan bisa lebih optimal. Dalam hal ini tentu saja yang dimaksudkan adalah pemahaman yang factual yang merupakan hasil pembelajaran yang actual sistematis, bukan pemahaman dari pengalaman pribadi yang bisa saja menjadi ambigu karena factor hubungan emosional.
Khususnya untuk pemahaman investasi saham, sekarang ini perkembangan teknologi sudah sangat mendukung, sehingga banyak sekali informasi dan bahkan metoda analisa saham yang tersedia gratis, yang bisa anda peroleh tanpa perlu ke mana-mana, cukup di rumah saja. T
entu saja banyak juga kelas training yang tersedia, ada yang berbayar ada juga yang gratis, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter belajar anda. Yang terpenting adalah kemauan untuk belajar. Tanpa pemahaman yang baik, bukan hanya investasi saham, investasi apapun akan sangat besar resikonya. Ibarat pilot, semakin banyak jam terbangnya, maka semakin mahir keahliannya, investasi juga begitu. Jangan takut memulai, agar jam terbang anda semakin banyak.
Menurut Anda apakah investasi saham itu beresiko? Berikan komentar Anda mengenai risiko investasi saham.
Download Slide Kecerdasan Keuangan Keluarga
Baca E-Magazines #IndonesianDreams
Edisi Mei 2015
Setuju Bu Imelda. Kita-kita yang awam tentang saham jadi rada enggan untuk ikut bisnisnya. Selanjutnya ditunggu tulisan praktisnya tentang langkah awal kalo orang belum tahu apa-apa mau ikutan ngesaham, terus bagaimana cara mengendalikan saham kita, monitoring saham-saham perusahaan yang prospektif dan tentunya bagaimana biar mendapatkan keuntungan buat kita.
Tenkiyu