Pasti Anda pernah menyebut merek seolah nama barang, misalnya saja menyebut air mineral kemasan dengan sebutan “Aqua”.

Memang betul hal ini kerap terjadi di sekitar kita, dan ini disebut majas metonimia. Artinya, merek dijadikan kata benda atau seolah-olah nama barang tersebut. Mengapa bisa begitu? Simak ulasannya berikut ini:

 

Mengenal Konsep Brand, Branding, dan Brand Identity

“Mas, pesan Aqua-nya 3 botol ya, terima kasih.” Dan ternyata muncul mas-mas dengan 3 botol air mineral merek lain.

“Bentar, saya ambilkan Pampers-nya ya.” Ternyata popoknya merek lain.

“Aduh, lagi ngidam Indomie nih” Padahal yang ada di laci dapur dan dimasak akhirnya merek mie instan lain.

 

Pernahkah Anda mengalami hal seperti itu? Kami yakin mayoritas dari Anda setidaknya pernah menyebutkan nama merek seolah-olah nama barang.

Hal ini terjadi karena adanya brand yang melekat pada produk/jasa tertentu. Brand yang dalam Bahasa Indonesia berarti merek merupakan representasi dari sesuatu yang ingin ditampilkan ke orang lain, dengan harapan orang tersebut mendapat kesan untuk terus diingat dengan mudah. Contohnya adalah Aqua, Pampers, dan Indomie tadi.

 

Charlene Li dan Josh Bernoff dalam buku mereka, Groundswell, mengatakan bahwa brand adalah apa yang konsumen katakan mengenai produk Anda.

Brand bukanlah produk, contohnya aqua (brand) adalah salah satu merek air mineral (produk).

Brand merupakan sebuah elemen penting dalam product planning, karena memiliki beberapa fungsi berikut:

  1. Untuk membangun product recognition dan loyalitas konsumen
  2. Untuk menjamin kualitas dan konsistensi
  3. Untuk mengkapitalisasi brand exposure

Sadar Tidak Kamu Sering Sebut 12 Merek Seolah Nama Barang 2 Finansialku

[Baca Juga: Mau Beli Waralaba? Ini Dia 8 Jenis Franchise yang Perlu Anda Ketahui]

 

Sedangkan branding merupakan sebuah upaya atau proses yang dilakukan untuk membuat orang lain mengingat tentang suatu hal. Contohnya adalah marketingcampaignadvertising, inovasi produk, dan lain sebagainya.

Terakhir, brand identity adalah elemen kasat mata dari sebuah brand yang menyampaikan karakter, komitmen dan nilai-nilai produk sebuah perusahaan agar dipahami oleh konsumen melalui aspek warna, simbol atau tipologi. Contohnya adalah logo atau slogan perusahaan.

Brand identity  sangat erat kaitannya dengan reputasi, dan karakterisik dari reputasi sangat membutuhkan waktu yang lama untuk dibangun, namun sangat mudah untuk diruntuhkan ketika telah dicapai.

Nah, ketiga hal ini (brand, branding, brand identity) kerap kali terbangun sangat kuat, entah karena sejarahnya atau karena pengalamannya sebagai pelopor hingga akhirnya mengakibatkan timbulnya fenomena majas metonimia (menyebut merek seolah nama barang).

Apakah Anda juga pernah melakukannya? Yuk simak 12 merek yang paling sering disebut seolah-olah nama barang berikut ini:

 

#1 Aqua

Aqua adalah sebuah merk air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh PT. Aqua Golden Mississippi di Indonesia sejak tahun 1973. Aqua adalah pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia dan merupakan merk air mineral dengan penjualan terbesar yang paling dikenal di Indonesia.

Hal ini menyebabkan Aqua sering disalahgunakan merek generik untuk air minum dalam kemasan.  Jadi, jangan protes saat Anda memesan Aqua di rumah makan lalu yang muncul malah air mineral merek lainnya.

Aqua

 

Sumber kekuatan dari Aqua bukan hanya karena dirinya sebagai pelopor AMDK, namun juga menyangkut citra dan kualitasnya. Tidak diragukan lagi Aqua memiliki kemasan, label atau karton pembungkus yang identik dengannya. Kualitasnya pun selalu konsisten dan dijaga agar selalu memuaskan konsumen.

Karena hal inilah, Aqua sampai sekarang tetap menjadi merek air mineral nomor satu di Indonesia.

 

#2 Softex

Salah satu contoh lainnya dari penggunaan merek sebagai nama barang muncul dari produk pembalut wanita Softex yang pada zaman dulu yang merupakan top brand di Indonesia.

Dengan brand image yang sangat kuat, Softex juga kerap dijadikan merek generik produk pembalut di Tanah Air.

Softex sempat meraja dan meraih puncak kejayaannya pada dengan menguasai 65 persen pasar Indonesia.

Softex

 

Meski sempat terpuruk karena lamban berinovasi dan tergeser dengan brand lainnya, kini Softex sudah melakukan brand rejuvenation dan masuk lagi ke dalam persaingan.

Pada akhirnya, Softex tetap kerap diucapkan sebagai nama barang atau produk pembalut wanita di Indonesia hingga kini. Luar biasa sekali, bukan?

 

#3 Odol

Hayo, siapa di sini yang suka menyebut pasta gigi dengan sebutan odol? Odol bukanlah nama barang atau produk, melainkan merek pasta gigi yang sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda.

Merek ini berasal dari Jerman, dan beroperasi sejak tahun 1800-an. Merek pasta gigi ini juga jadi yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Odol

 

Meski kini sudah tidak bisa ditemukan di mana-mana, odol tetap kerap disebutkan sebagai pengganti nama pasta gigi karena mudah diingat dan penyebutannya pun lebih pendek daripada menyebutkan “pasta gigi” yang terdiri atas dua kata.

Meski kini masyarakat juga sudah mulai seirng menyebutkan Pepsodent untuk produk pasta gigi, namun nama “odol” tetap lebih umum dan muda diingat.

 

#4 Indomie

Gemar makan Indomie? Tapi kok yang dimakan merek Mie Sedap? Inilah salah satu merek asli Indonesia yang berhasil menguatkan brand-nya sampai sekarang.

Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.

Kemudian penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam pada tahun 1982.

Indomie

 

Puncak kesuksesan Indomie adalah pada tahun 1983, dimana Indomie semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.

Hampir lima puluh tahun sudah Indomie memimpin pasar mie instan Indonesia, dan tampaknya hal ini masih akan terus berlanjut. Dengan inovasi tiada henti hingga kini, Indomie berhasil merajai pasar mie instan dan terus digunakan sebagai merek generiknya.

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku 

 

#5 Pampers

Produk popok sekali pakai atau diaper memang sudah mulai umum digunakan menggantikan popok yang harus terus dicuci. Hal ini karena kepraktisan produk ini yang bisa dibuang setelah sekali pakai.

Namun kenapa ya produk diaper kerap disebut Pampers?

Pampers

 

Sama seperti beberapa nama generik lainnya, Pampers adalah pionir produk popok sekali pakai di Indonesia, dan bahkan dunia. Pampers diciptakan oleh seorang kakek bernama Victor Mills yang kerepotan untuk mengganti popok cucunya.

Seperti biasa, produk pelopor kerap dijadikan merek generik menggantukan nama barang. Makanya banyak ibu-ibu di Indonesia yang sering salah sebut.

 

#6 Hansaplast

“Aduh sakit, tolong ambilkan Hansaplast dong!”

 

Tentunya saat luka Anda langsung ingat produk plester luka steril, tapi lagi-lagi nama Hansaplast (dahulu Handyplast) adalah yang biasanya pertama kali disebutkan. Padahal masih banyak loh merek plester luka steril lainnya.

Hal ini terjadi akibat brand image Hansaplast yang sangat kuat sejak menguasai 90 persen pasar di Indonesia pada tahun 2002. Selain itu, tagline-nya “Tanpa O-oo” benar-benar melekat di pikiran masyarakat karena mudah diingat.

Hansaplast

Kini, meski sudah jarang beriklan, Hansaplast tetap menjadi pemain kuat dalam dunia plester luka steril. Semua itu berkat konsistensinya dalam menjaga kualitas dan inovasi meski sudah banyak pesaing.

 

#7 Pylox

Pylox sering kali disalahgunakan sebagai nama produk cat semprot, meski Pylox merupakan produk keluaran Nippon Paint Indonesia.

Produk cat semprot atau sering disebut Pylox memang sudah sangat populer sejak lama, dan Pylox sudah berkembang menjadi merek generiknya.
Akan tetapi, agaknya tidak banyak yang tahu bahwa Pylox adalah sebuah merek besutan PT Nipsea Paint & Chemicals (Nippon Paint Indonesia).

Pylox

 

Jon Tan, General Manager PT Nipsea Paint & Chemicals memaparkan:

“Pylox diproduksi oleh Nippon Paint yang diperkenalkan Jepang ke Indonesia pada tahun 1968. Pabrik pertamanya di Ancol, Jakarta. Kemudian kami berturut-turut mendirikan tiga pabrik di Surabaya, Medan, dan Purwakarta.”

 

Hal ini disebabkan brand image yang sudah melegenda sejak dahulu kala. Dan sepertinya masih akan berlangsung hingga generasi-generasi berikutnya.

 

#8 Baygon

Produk pembasmi serangga sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lama, namun masyarakat Indonesia lebih suka menyebut Baygon ketimbang pembasmi atau semprotan pembunuh serangga yang sulit disebutkan.

Baygon merupakan produk keluaran S. C. Johnson & Son. Kegunaannya adalah sebagai pembasmi dan pengendali hama rumah tangga.

Baygon

Baygon pada satu waktu sempat menjadi produk pemimpin pasar, yang menguasai pasar obat pembunuh serangga.

Hal ini terus berlanjut hingga kini, sehingga menjadi merek generik bagi obat pembunuh serangga tersebut.

 

#9 Chiki

Saat masih kecil, saya senang sekali membeli Chiki, maksudnya makanan ringan atau camilan dalam kemasan.

Tapi Anda semua pasti mengerti ‘kan jika saya hanya menyebutkan kata Chiki tanpa harus saya jelaskan?

Chiki adalah pelopor makanan ringan di Indonesia yang identik dengan camilan asin nan gurih yang enak dijadikan kudapan.

Harganya sangat murah di zamannya yakni berkisar di angka 500 rupiah saja.

Chiki

Hingga kini, makanan ringan ini sangat digemari berbagai kalangan, tua maupun muda.

Karena keberhasilannya menyasar pasar yang sangat luas, Chiki berhasil membawa brand image yang sangat kuat sehingga menjadi merek generik dari makanan ringan lainnya.

 

#10 Keds

Apakah Anda punya koleksi sepatu Keds di rumah? Pasti jawabannya punya, meski ternyata saat dilihat ternyata mereknya Nike, Vans, Converse, dan sebagainya.

Keds memang salah satu merek sneakers atau sepatu dengan sol fleksibel yang berbahan karet yang populer. Keds adalah merek sepatu sneakers asal Amerika Serikat yang hadir sejak tahun 1916.

Keds

 

Awalnya Keds memproduksi sepatu khusus perempuan yang kerap digunakan oleh artis ternama seperti Marilyn Monroe, Audrey Hepburn, sampai dengan Jennifer Grey. Namun belakangan mereka juga memproduksi seakers yang sangat populer hingga masuk ke Indonesia.

Popularitas ini terus melekat di kepala masyarakat Indonesia meski kini sudah kalah pamor dengan beberapa brand lainnya, hingga tetap digunakan sebagai merek generik dari produk sneakers.

 

#11 TOA

Pernah salah sebuat produk pengeras suara sebagai “toa”? Artinya, Anda juga salah satu korban kuatnya brand TOA, sebuah produk pengeras suara berbentuk corong alias megafon.

TOA adalah merek produk pengeras suara berbentuk corong (megafon) asal Jepang yang sudah hadir sejak tahun 1949.

Toa

 

TOA diklaim sebagai produk megafon listrik pertama di dunia dan hampir 90 persen pasar di Indonesia dikuasai oleh merek ini.

Sehingga, tidak aneh jika merek ini melekat di kepala masyarakat (termasuk masyarakat Indonesia) sebagai produk pengeras suara.

Merek ini melekat sangat kuat sehingga juga mempengaruhi bibir saat menyebutkan produk pengeras suara merek lainnya dengan nama “toa”.

 

#12 Stabilo

Pernah salah sebut produk highlighter atau pulpen penanda berujung pipih dengan nama Stabilo?

Stabilo memang salah satu merek produk highlighter yang cukup populer. Namun sebenarnya masih banyak merek highlighter lainnya, misalnya saja Joyko atau Faber Castel.

Tapi mengapa Stabilo berhasil memantapkan brand-nya sangat kuat hingga menjadi nama barang?

Produk Stabilo merupakan highlighter buatan Jerman yang berada di bawah perusahaan Schwan-STABILO.

Stabilo

Stabilo adalah salah satu pelopor produk highlighter atau pulpen penanda berujung pipih.

Selain itu, kualitas merek Stabilo juga patut diacungkan jempol karena bentuknya yang pas dan nyaman untuk menandai tulisan di atas kertas.

Ditambah lagi, kualitas tintanya pun tidak kalah saing karena tahan lama alias tidak mudah luntur.

Karena konsistensinya dalam kualitas, Stabilo berhasil mempertahankan brand image-nya meski banyak merek lain yang bermunculan.

Stabilo bahkan berhasil tetap eksis hingga lebih dari 40 tahun dan memperoleh banyak penghargaan (misalnya: TOP Brand Award Tahun 2015).

Alhasil, tidak aneh jika banyak lidah yang keseleo dan menyebut Stabilo saat menyebutkan produk highlighter atau pulpen penanda berujung pipih ini.

 

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

Kesimpulan: Pentingnya Brand

Kesimpulan yang bisa diambil dari artikel ini adalah bahwa brand yang kuat dapat mempengaruhi masyarakat hingga menciptakan fenomena majas metonimia.

Jadi, dalam mengembangkan sebuah brand, jangan lupa memperhatikan hal-hal berikut:

  • Brand dan logo atau slogan memang penting, namun perlu didukung dengan konsistensi, komitmen terhadap nilai-nilai pelayanan dan pembeda
  • Mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan target pasar
  • Mampu mengomunikasikan identitas merek (brand identity)-nya kepada masyarakat
  • Jangan terpengaruh dengan kompetitor dan melakukan plagiat, utamakan originalitas
  • Jangan lupakan fokus dengan produk atau layanan yang dirintis sejak awal saat melakukan diversifikasi

 

Apakah artikel ini seru dan bermanfaat? Jika demikian, share artikel ini via Whatsapp atau media sosial lainnya dan biarkan orang-orang terdekat Anda mengetahui juga informasi ini!

 

Disclaimer: Penyebutan merek pada artikel ini hanya bertujuan sebagai sarana edukasi, bukan untuk tujuan-tujuan lainnya.

 

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai 12 merek yang sering disebut seolah nama barang lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah. Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Ryan. 28 Februari 2018. Mengapa Brand Identity Sebuah Perusahaan Sangatlah Penting. Blog.sribu.com – https://goo.gl/9YYjU2
  • Admin. 20 Desember 2017. Brand, Branding, Brand Identity. Apa bedanya? Blog.iscreativeworks.com – https://goo.gl/SMyF8R
  • Helda. 12 Juli 2018. Salah Kaprah, 12 Barang Sehari-Hari ini Sering Disebut Pakai Nama Merek. Moneysmart.id – https://goo.gl/gtsRF6

 

Sumber Gambar:

  • Odol – https://goo.gl/GrUzjq
  • Aqua – https://goo.gl/Pqtsvo
  • Softex – https://goo.gl/dmWNTV
  • Pampers – https://goo.gl/k5zudo
  • Indomie – https://goo.gl/8WPxc6
  • Hansaplast – https://goo.gl/CEsN38
  • Pylox – https://goo.gl/AhCDHd
  • Toa – https://goo.gl/Y5pVjh
  • Chiki – https://goo.gl/2cS2qF
  • Baygon – https://goo.gl/xcEcwh
  • Stabilo – https://goo.gl/jfVwhx
  • Keds – https://goo.gl/w6Jonf
  • Brand Top of Mind – https://goo.gl/WKsMkC
  • Brand – https://goo.gl/9DZghd