Apa yang dimaksud dengan Bank Pembangunan Daerah? Apakah Bank Pembangunan Daerah adalah sejenis BUMD? Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang berfungsi untuk mendukung program kerja pemerintahan di daerah. Adakah Bank BPD yang melantaikan sahamnya di Bursa? Bagaimana Prospek saham-saham BUMD tersebut? Mari kita simak pembahasan berikut.

 

Mengenal Emiten Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Bagi Anda yang bekerja di instansi Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah (Provinsi) sebagai Aparatur Negeri Sipil, pastinya familiar dengan Bank Pembangunan Daerah. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sendiri adalah bank umum yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi di berbagai daerah. Sebagai contoh misalnya Bank Jatim, mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Definisi Emiten

[Baca Juga: Definisi Emiten Adalah]

 

Bank Pembangunan Daerah berfungsi sebagai mitra kerja Pemerintah Provinsi untuk turut mendukung program kerja Pemerintah Provinsi yang membutuhkan layanan jasa keuangan dan perbankan. Pengelolaan APBD sebuah provinsi pun dilakukan melalui BPD. Berikut Daftar Bank BPD yang ada di Indonesia:

  1. Bank Aceh
  2. Bank Sumut (Sumatera Utara)
  3. Bank Nagari (Sumatera Barat)
  4. Bank Riau Kepri (Riau dan Kepulauan Riau)
  5. Bank Jambi
  6. Bank Sumsel Babel (Sumatera Selatan dan Bangka Belitung)
  7. Bank Bengkulu
  8. Bank Lampung
  9. Bank Banten
  10. Bank DKI (Daerah Khusus Ibukota Jakarta)
  11. Bank BJB (Jawa Barat dan Banten)
  12. Bank Jateng (Jawa Tengah)
  13. Bank Jatim (Jawa Timur)
  14. Bank BPD DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
  15. Bank BPD Bali
  16. Bank NTB (Nusa Tenggara Barat)
  17. Bank NTT (Nusa Tenggara Timur)
  18. Bank Kalbar (Kalimantan Barat)
  19. Bank Kalteng (Kalimantan Tengah)
  20. Bank Kalsel (Kalimantan Selatan)
  21. Bank Kaltim (Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara)
  22. Bank Sulselbar (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat)
  23. Bank Sultra (Sulawesi Tenggara)
  24. Bank Sulteng (Sulawesi Tengah)
  25. Bank Sulutgo (Sulawesi Utara dan Gorontalo)
  26. Bank Maluku (Maluku dan Maluku Utara)
  27. Bank Papua (Papua dan Papua Barat)

 

Secara umum, kepemilikan saham BPD mayoritas dipegang oleh pemerintah provinsi yang bersangkutan, namun ada juga Bank BPD yang telah melantaikan sahamnya di bursa. Ada 3 BPD yang telah menjadi perusahaan publik dan mendaratkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, ketiga Bank tersebut yaitu:

  • Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)
  • Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)
  • Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS)

Saham Bank CIMB Niaga

[Baca Juga: Mengukur Peluang Keuntungan Menabung di Saham Bank CIMB Niaga]

 

Apakah sebagai bank BUMD, maka ketiga saham bank tersebut memiliki peluang keuntungan investasi yang sama? Kenyataannya belum tentu demikian, walaupun sama-sama berfungsi untuk membantu pengembangan daerah, namun kinerja dari ketiga bank tersebut tidaklah sama, untuk menjelaskannya mari kita bahas ketiganya satu per satu.

 

#1 Bank BJB (BJBR)

Bank Jabar Banten, atau juga dikenal sebagai Bank BJB adalah bank BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten yang berkantor pusat di Bandung. Bank ini memiliki nama lengkap PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Bank ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan bentuk perseroan terbatas (PT), kemudian dalam perkembangannya berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menjadi bank devisa sejak tanggal 2 Agustus 1990, dan Saat ini Bank BJB memiliki 63 Kantor Cabang, 311 Kantor Cabang Pembantu, 330 Kantor Kas, 1202 ATM BJB, 103 Payment Point, 4 Kantor Wilayah, dan 473 Waroeng BJB.

Bank Pembangunan Daerah BJB

[Baca Juga: Cara Pakai Mesin ATM dan Biayanya]

 

Laporan dan Rasio Keuangan Bank BJB

Laporan keuangan terakhir Bank BJB pada April 2017, membukukan Laba Bersih Rp573 miliar atau turun 4,1% dibandingkan bulan April 2016 yang untung sebesar Rp598 miliar. Gross Profit Margin hingga bulan April ini adalah sebesar 56,41%, Laba kotor pun tercatat sebesar Rp1,9 triliun. Total liabilitas Bank BJB hingga pada April 2017 adalah sebesar Rp86 triliun, sementara nilai asetnya mencapai Rp95,6 triliun. Selengkapnya posisi keuangan dalam jutaan rupiah dan rasio-rasio keuangan bank BJB dapat dilihat pada tabel berikut:

Bank BJB Apr 2017 Dec 2017 (Est.) Dec 2016
Total Pendapatan 3.374.332 10.122.996 9.816.650
Laba Kotor 1.903.394 5.710.182 5.904.588
Laba Operasional 727.521 2.182.563 2.086.953
Laba Bersih 573.206 1.719.618 1.646.856
Total Aset 95.664.147 95.664.147 97.013.015
Total Liabilitas 86.031.881 86.031.881 86.959.967
Total Ekuitas 9.632.266 9.632.266 10.053.048
GPM 56,41% 60,15%
OPM 21,56% 21,26%
NPM 16,99% 16,78%
ROA 1,80% 1,70%
ROE 17,85% 16,38%
Harga Saham 2.260
Jumlah Lembar Saham 9.696.291.166
EPS 177,35 169,84
PER 12,74 13,31
BV 993,40 1.036,79
PBV 2,28 2,18
DER 8,93 8,65

 

Ada beberapa data laporan keuangan yang disajikan dalam tabel di atas, yang bisa digunakan sebagai perhitungan untuk menganalisis kinerja Bank BJB tersebut apakah lebih baik atau lebih buruk dari tahun sebelumnya. Data laporan keuangan yang kami ambil antara lain:

  1. Total Pendapatan, yaitu Total penghasilan yang didapat.
  2. Laba Kotor, adalah total pendapatan dikurangi oleh biaya bahan baku. Dalam contoh bank, maka bahan bakunya adalah beban bunga deposito.
  3. Laba Operasional, yaitu Laba kotor dikurangi dengan berbagai beban operasional seperti pemakaian listrik dan lain-lain.
  4. Laba Bersih, yaitu laba operasional yang masih dikurangi lagi oleh beban lain-lain seperti misalnya beban pajak.
  5. Total Aset, yaitu seluruh aset atau aktiva yang dimiliki
  6. Total Liabilitas, yaitu seluruh utang atau kewajiban yang ditanggung
  7. Total Ekuitas, yaitu kekayaan bersih, yang dihitung dari total aset dikurangi total liabilitas dan kepentingan non pengendali.

 

Dari data-data tersebut juga diketahui ada 10 rasio yang dapat digunakan sebagai indikator keuangan perusahaan, yaitu GPM, OPM, NPM, ROA, ROE, EPS, PER, BV, PBV, DER. Berikut Perhitungannya:

  1. Gross Profit Margin (GPM), rumusnya:
    • GPM = Laba Kotor : Total pendapatan
  2. Operating Profit Margin (OPM), rumusnya:
    • OPM = Laba Operasional : Total Pendapatan
  3. Net Profit Margin (NPM), rumusnya:
    • NPM = Laba Bersih : Total Pendapatan
  4. Return On Asset (ROA), rumusnya:
    • ROA = Laba Bersih : Total Aset
  5. Return On Equity (ROE), rumusnya:
    • ROE = Laba Bersih : Total Ekuitas
  6. Debt to Equity Ratio (DER), rumusnya:
    • DER = Total Liabilitas : Total Ekuitas
  7. Earning Per Share (EPS), rumusnya:
    • EPS = Laba Bersih : Jumlah Lembar Saham
  8. Price to Earning Ratio (PER), rumusnya:
    • PER = Harga Saham : EPS
  9. Book Value (BV), rumusnya:
    • BV = Total Ekuitas : Jumlah Lembar Saham
  10. Price to Book Value (PBV), rumusnya:
    • PBV = Harga Saham : BV

 

Analisa Fundamental Rasio Keuangan

[Baca Juga: Kenali Apa itu Analisa Fundamental, Beserta Rasio Keuangan Penting Yang Dipakai Dalam Berinvestasi Saham]

 

Dari data-data keuangan dan rasio-rasio keuangan Bank BJB, dibandingkan dengan kinerja keuangan pada tahun 2016, hingga April 2017 bank BJB telah memiliki kinerja laba yang lebih bagus. Perkiraan EPS-nya pun ada pada Rp177,35 per lembar, dibandingkan pada realisasi 2016 yang sebesar Rp169,84 per lembar.

Di harga penutupan Senin, 5 Juli 2017 pun, saham BJBR ditutup pada harga Rp2.260, dimana artinya diperdagangkan pada PER 12,74x, dan berada di PBV 2,28x. Secara valuasi PER, saham BJBR masih terlihat wajar, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, sedangkan secara PBV, saham BJBR telah diperdagangkan di harga lebih dari 2x lipat dari kekayaan bersihnya.

 

Pergerakan Harga Saham BJBR

Pergerakan saham Bank BJB sempat mengalami kenaikan signifikan pada akhir tahun 2016, dan hingga sekarang Bank BJB telah dihargai pada level yang cukup tinggi. Kenaikan tersebut kemungkinan didasarkan pada dilaksanakannya tax amnesty, karena hanya Bank BJB lah satu-satunya bank BPD yang menjadi penampung uang tebusan tax amnesty. Berikut grafiknya dalam setahun ke belakang.

Grafik Saham BJBR Bank Pembangunan Daerah

 

#2 Bank Jawa Timur (BJTM)

Bank Jawa Timur, atau juga dikenal sebagai Bank Jatim adalah sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Jawa Timur. Bank ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan bentuk perseroan terbatas (PT), kemudian dalam perkembangannya berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Bank Jatim memiliki nama lengkap PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk dan telah menjadi bank devisa sejak tanggal 2 Agustus 1990. Pada tanggal 1 Mei 1999, dalam upayanya untuk meningkatkan profesionalitas dan independensi sebagai pelayan masyarakat di bidang jasa keuangan, Bank Jatim mengubah bentuk badan hukum dari BUMD menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Bank Pembangunan Daerah Bank Jatim

[Baca Juga: Apa Iya Pajak Bisa Mengintip Data Nasabah Bank?]

 

Laporan dan Rasio Keuangan Bank Jatim

Laporan keuangan terakhir Bank Jatim pada Maret 2017, membukukan Laba Bersih Rp340 miliar, atau naik 8,6% dibandingkan bulan Maret 2016 yang untung sebesar Rp313 miliar. Gross Profit Margin hingga bulan Maret ini adalah sebesar 78,31%, laba kotor pun tercatat sebesar Rp871 miliar. Total liabilitas Bank Jatim hingga pada Maret 2017 adalah sebesar Rp43,4 triliun, sementara nilai asetnya mencapai Rp50,3 triliun. Selengkapnya posisi keuangan dalam jutaan rupiah dan rasio-rasio keuangan bank Jatim dapat dilihat pada tabel berikut:

Bank Jatim Mar 2017 Dec 2017 (Est.) Dec 2016
Total Pendapatan 1.113.220 4.452.880 4.904.378
Laba Kotor 871.780 3.487.120 3.458.006
Laba Operasional 456.416 1.825.664 1.451.582
Laba Bersih 339.993 1.359.972 1.028.216
Total Aset 50.316.988 50.316.988 43.032.950
Total Liabilitas 43.392.154 43.392.154 35.823.378
Total Ekuitas 6.924.834 6.924.834 7.209.572
GPM 78,31% 70,51%
OPM 41,00% 29,60%
NPM 30,54% 20,97%
ROA 2,70% 2,39%
ROE 19,64% 14,26%
Harga Saham 700
Jumlah Lembar Saham 14.946.299.182
EPS 90,99 68,79
PER 7,69 10,18
BV 463,31 482,37
PBV 1,51 1,45
DER 6,27 4,97

 

Dari data-data keuangan dan rasio-rasio keuangannya, Bank Jatim memiliki prospek kinerja yang cerah pada tahun 2017, di mana hingga maret 2017 Bank Jatim mencatatkan nilai GPM, OPM, dan NPM yang lebih bagus dari tahun sebelumnya. ROE dan ROA disetahunkan pada tahun 2017 pun naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. EPS disetahunkan pun tercatat sebesar Rp90,99 per lembar dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp68,79 per lembar.

Di harga penutupan Senin, 5 Juli 2017 pun, saham BJTM ditutup pada harga Rp700, dimana artinya diperdagangkan pada PER 7,69x, dan berada di PBV 1,51x. Secara valuasi PER, saham BJTM cukup murah, karena rasio PER-nya berada di bawah 10, artinya bila laba bersihnya stabil, dengan memegang saham BJTM, hanya butuh waktu 7,69 tahun untuk kembali modal. Sedangkan secara PBV, saham BJTM telah diperdagangkan di harga lebih dari 1x lipat dari kekayaan bersihnya, namun hal ini wajar saja bila ekuitas Bank Jatim bisa terus bertumbuh. 

 

Pergerakan Harga Saham BJTM

Pergerakan saham Bank Jatim pada tahun lalu tidak sefantastis pergerakan harga saham bank BJB, namun pada tahun ini pergerakan harga saham Bank Jatim pun masih tetap melanjutkan kenaikannya. Bank Jatim sendiri melakukan Buy Back saham pada tahun 2017, dan kemungkinan kenaikan harganya pun dipicu oleh hal ini. Berikut grafiknya dalam setahun ke belakang.

Grafik Saham BJTM Bank Pembangunan Daerah

 

#3 Bank Banten (BEKS)

Bank Banten, adalah sebuah bank di Indonesia. Bank ini diresmikan pada 4 Oktober 2016 dan berkantor pusat di Jakarta Selatan. Nama lengkap dari Bank Banten adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

Dalam sejarahnya, bank ini berdiri dengan nama PT Executive International Bank (Bank Eksekutif), dan telah melantaikan sahamnya di bursa sejak 2001. pada tahun 2010, Bank ini sempat diakuisisi oleh Recapital Securities dan berubah nama menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Akhirnya pada tahun 2016, bank ini pun kembali diakuisisi oleh pemerintah provinsi banten, dan namanya pun kembali berubah menjadi Bank Banten.

Bank Pembangunan Daerah Bank Banten

[Baca Juga: Apakah Investasi Saham dan Saham Perusahaan Dapat Diwariskan?]

 

Laporan dan Rasio Keuangan Bank Banten

Laporan keuangan terakhir Bank Banten pada Maret 2017, membukukan Rugi Bersih Rp39,9 miliar atau membaik 50,1% dibandingkan dengan bulan Maret 2016 yang merugi sebesar Rp80,1 miliar. Gross Profit Margin hingga bulan April ini sebesar 36,73%, laba kotornya pun tercatat sebesar Rp56,65 miliar. Total liabilitas Bank Banten hingga pada April 2017 adalah sebesar Rp5,7 triliun, sementara nilai asetnya mencapai Rp6,5 triliun. Selengkapnya posisi keuangan dalam jutaan rupiah dan rasio-rasio keuangan bank Banten dapat dilihat pada tabel berikut:

Bank Banten Apr 2017 Dec 2017 (Est.) Dec 2016
Total Pendapatan 154.245 462.735 471.752
Laba Kotor 56.651 169.953 84.334
Laba Operasional -43.219 -129.657 -510.373
Laba Bersih -41.848 -125.544 -405.122
Total Aset 6.537.181 6.537.181 5.251.398
Total Liabilitas 5.714.459 5.714.459 4.386.820
Total Ekuitas 822.722 822.722 864.578
GPM 36,73% 17,88%
OPM -28,02% -108,19%
NPM -27,13% -85,88%
ROA -1,92% -7,71%
ROE -15,26% -46,86%
Harga Saham 50
Jumlah Lembar Saham 66.178.765.255
EPS -1,90 -6,12
PER -26,36 -8,17
BV 12,43 13,06
PBV 4,02 3,83
DER 6,95 5,07

 

Bank Banten dalam sejarah berdirinya adalah dengan mengakuisisi Bank Pundi yang pada waktu itu memiliki kinerja yang buruk. Hingga April 2017 pun, Bank Banten masih belum bisa mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Hal ini terlihat dari laporan yang sampai saat ini, Bank Banten masih mencatatkan kerugian operasional. Selain GPM, semua rasio yang berhubungan dengan laba mencatatkan nilai negatif.

Meskipun demikian, hingga April 2017 Bank Banten mencatatkan kerugian yang semakin tipis dari bulan ke bulan. Kerugian yang dialami pada perkiraan akhir 2017 pun diharapkan tidak sebesar pada tahun 2016. Ekspektasi kerugian pada tahun 2017 hanya sebesar Rp1,9 per lembar saja dibandingkan tahun 2016 yang mencetak rugi sebesar Rp6,12 per lembar saham.

Di harga penutupan Senin, 5 Juli 2017 pun, saham BEKS ditutup pada harga Rp50, di mana artinya diperdagangkan pada PER -26,36x, dan berada di PBV 4,02x. Secara valuasi PER, saham BEKS masih mencatatkan nilai negatif. Sedangkan secara PBV, saham BEKS telah diperdagangkan di harga lebih dari 4x lipat dari kekayaan bersihnya, yang berarti di harga Rp50 pun sebetulnya sudah sangat mahal sebagai sebuah bank, sehingga bukanlah keputusan yang bijak untuk membeli saham ini sekarang, kecuali apabila ada perbaikan fundamental yang signifikan ke depannya. 

 

Pergerakan Harga Saham BEKS

Pergerakan saham Bank Banten pada tahun lalu mengalami fluktuasi yang tidak biasa. Dipicu oleh rumor akuisisi, banyak investor dan trader yang berspekulasi mengenai pergerakan harga saham Bank Banten ke depannya, tanpa memperdulikan valuasi yang sebenarnya. Berikut grafiknya dalam setahun ke belakang.

Grafik Saham BEKS Bank Pembangunan Daerah

 

Bagaimana Kinerja Keuangan Rata-Rata BPD?

Setelah melihat kinerja keuangan 3 bank BPD yang melantai di bursa, mari kita bandingkan dengan kinerja Bank BPD yang lainnya. Apakah mungkin sebuah bank BPD bisa merugi? Berikut adalah data-data keuangan dari ke-27 bank BPD yang ada di Indonesia:

Dalam Jutaan Aset Ekuitas Laba (Apr 17) ROE ROA
Bank Aceh 20.202.540 2.166.914 151.794 21,02% 2,25%
Bank Sumut 31.594.582 2.985.253 241.100 24,23% 2,29%
Bank Nagari (Sumbar) 21.867.114 2.369.277 78.409 9,93% 1,08%
Bank Riau Kepri 24.350.424 2.580.143 172.172 20,02% 2,12%
Bank Jambi 8.876.887 1.233.452 111.063 27,01% 3,75%
Bank Sumsel Babel 22.000.394 2.786.388 115.865 16,63% 2,11%
Bank Bengkulu 7.263.674 617.755 45.517 22,10% 1,88%
Bank Lampung 7.073.595 781.149 47.101 24,12% 2,66%
Bank Banten 6.537.181 822.722 -41.848 -15,26% -1,92%
Bank DKI 45.917.343 7.737.258 161.428 8,35% 1,41%
Bank BJB 95.664.147 9.632.266 573.206 17,85% 1,80%
Bank Jateng 65.269.154 6.305.481 474.837 22,59% 2,18%
Bank Jatim 50.316.988 6.924.834 339.993 19,64% 2,70%
Bank BPD DIY 10.698.499 1.508.183 118.801 23,63% 3,33%
Bank BPD Bali 22.219.008 3.451.370 181.688 15,79% 2,45%
Bank NTB 9.670.183 1.330.379 72.831 16,42% 2,26%
Bank NTT 10.380.956 1.538.446 74.075 19,26% 2,85%
Bank Kalbar 16.207.245 2.085.932 123.835 17,81% 2,29%
Bank Kalteng 7.471.185 1.160.847 80.989 20,93% 3,25%
Bank Kalsel 13.475.944 1.674.329 65.100 11,66% 1,45%
Bank Kaltim 23.073.509 4.191.389 212.315 15,20% 2,76%
Bank Sulselbar 21.326.188 2.628.845 123.079 18,73% 2,31%
Bank Sultra 5.914.869 841.147 46.771 22,24% 3,16%
Bank Sulteng 5.969.958 588.494 23.223 11,84% 1,17%
Bank Sulutgo 14.467.343 1.269.087 103.389 24,44% 2,14%
Bank Maluku 6.201.740 808.293 50.380 24,93% 3,25%
Bank Papua 25.492.617 2.463.387 -139.416 -16,98% -1,64%
Rata-Rata 22.203.825 2.684.556 133.618 16,45% 2,05%

 

Dari data di atas, hingga April 2017 diketahui hanya 2 BPD saja yang mencatatkan posisi kerugian, yaitu Bank Banten dan Bank Papua. Rata-rata ROE yang dimiliki 27 BPD tersebut adalah sebesar 16,45%, sedangkan rata-rata ROA sebesar 2,05%. Hal ini berarti rata-rata BPD sebetulnya membukukan keuntungan yang lumayan. Dari 27 BPD tersebut pun, hanya 4 bank yang mencatatkan nilai ROE di bawah 10%. Bila perekonomian negara dan provinsi berkembang dengan baik, bisa dipastikan bahwa BPD memiliki peluang keuntungan yang lebih besar daripada kerugian.

Khusus untuk Bank Banten yang baru diakuisisi, sehingga masih mencatatkan kerugian, juga memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan, dan bila melihat rata-rata ROE bank BPD yang sebesar 16%, ini berarti bank Banten sebetulnya potensi untuk mencatatkan keuntungan sebesar kurang lebih Rp130 miliar.

Sementara untuk Bank Jatim dan Bank BJB, keduanya memiliki ROE di atas rata-rata BPD, dan bahkan Bank Jatim memiliki ROA di atas rata-rata BPD, sehingga saham BJTM sendiri merupakan saham BPD yang paling menarik untuk diinvestasikan untuk saat ini. Pertumbuhan keuangan Bank Jatim pun terlihat paling baik dibandingkan 2 BPD lainnya yang melantai di bursa. Bank Jatim pun merupakan salah satu perusahaan yang rajin memberikan dividen dengan yield yang besar.

 

Saham Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Itulah pembahasan mengenai saham Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Bank Pembangunan Daerah adalah Bank yang dimiliki oleh pemerintah provinsi, sehingga merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan sebagai Bank BPD memiliki keunggulan untuk mengelola APBD daerah yang bersangkutan.

Namun demikian, Anda tetap perlu berhati-hati dalam menentukan keputusan berinvestasi pada bank-bank tersebut. Selain melihat pembahasan di atas, Anda juga perlu meneliti fundamentalnya lebih jauh lagi untuk memastikan apakah bank-bank tersebut betul-betul layak untuk Anda investasikan.

Anda sebagai investor perlu memeriksa kembali kondisi fundamental perusahaan tersebut, jangan sampai Anda salah membeli saham. Karena itulah, Data yang kami sajikan sebaiknya Anda gunakan hanya sebagai sebatas referensi, bukan sebagai alasan mutlak untuk membeli saham, karena bagaimanapun pergerakan harga ditentukan oleh banyak faktor, dan faktor bulan puasa hanya salah satu di antaranya saja. Selamat Berinvestasi!

 

Disclaimer: Artikel ini adalah sebagai edukasi, bukan sebagai saran investasi apalagi rekomendasi. Keputusan pembelian saham tetap ada pada masing-masing investor. Pada saat menulis artikel ini, penulis tidak memegang ketiga saham BPD di atas.

 

Apakah sebelumnya Anda tahu bahwa ada bank BPD yang melantaikan sahamnya di bursa saham? Apakah Anda berminat menginvestasikan uang Anda di saham BPD di atas? Mari ceritakan pendapat Anda mengenai prospek saham-saham yang memiliki peluang naik di bulan puasa tersebut. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Bank Indonesia. Bank Pembangunan Daerah. – https://goo.gl/YNFYt6
  • Bursa Efek Indonesia. Pengumuman. – https://goo.gl/ZYvMgc
  • StockBitNews. 2017. StockBitNews. – https://goo.gl/Hfl3uv

 

Sumber Gambar:

  • Grafik Saham – Aplikasi HOTS Mirae Asset
  • Bank Award – https://goo.gl/ynZsk3
  • Bank BJB – https://goo.gl/CyMHMa
  • Bank Jatim – https://goo.gl/2kJ48Z
  • Bank Banten – https://goo.gl/MT46IG

 

Download Ebook Investasi Reksa Dana untuk Pemula

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula Finansialku.com