Suka jajan dan nongkrong di kafe? Apa kalian catat seberapa kecil pun pengeluarannya? Hati-hati, kamu bisa jadi sedang mengalami latte factor!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Latte Factor

Apa sih latte factor? Banyak sekali orang yang membahas bahkan ngobrolin tentang latte factor ini. Terus memangnya apa sih penyebab dari latte factor ini?

Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita ketahui terlebih dahulu mengenai latte factor ini.

Salah seorang klien saya, seorang karyawan swasta dan masih menikmati masa-masa mendapatkan pendapatan pertama.

Perkenalkan, Rina, seorang first jobber yang mendapatkan pendapatan yang bisa dibilang lebih besar daripada teman-temannya saat mendapatkan pekerjaan pertama.

Memulai Bisnis Kopi 02 - Finansialku

[Baca Juga: #HargaiKerjaKerasmu Biar Hasil Enggak Berkhianat]

 

Memiliki gaji yang besar ternyata sejalan dengan gaya hidup yang besar juga. Dengan tinggal di ibukota dan jabatan, Rina yang sering sekali ketemu orang, menuntutnya untuk berpakaian rapi dan juga menarik.

Tidak disangka, gaji yang besar tidak menjamin Rina untuk bisa menabung rutin setiap bulannya. Rasanya sedih saat mengetahui, sudah 1 tahun kerja, di rekening cuma punya 5 juta aja.

Kalau kamu jadi Rina, apakah kamu ingin mengubah hidup kamu dengan perencanaan keuangan? Tentu saja sama seperti Rina, kamu ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik juga, kan?

Setelah itu, Rina mencari tahu, kenapa sih dia selalu saja boros, padahal teman-temannya juga memiliki gaya hidup yang sama. Tetapi kenapa kok mereka gak mengeluh saat gak punya tabungan sama sekali.

Mereka juga gak pernah share kalau mereka lagi susah banget buat nabung. Apa mereka gak mungkin menceritakan hal sensitif kayak tabungan gitu ya? Rina pun merasa, sudah saatnya dia berubah.

Rina pun mencari informasi tentang bagaimana caranya memiliki tabungan. Akhirnya, Rina pun mencoba menghubungi saya via DM melalui akun Instagram di @artiwidyuli.

 

DM Rina pertama kali pun cukup simple:

“Hi, mba, perkenalkan saya Rina. Saya ingin konsultasi ke mba tentang keuangan saya, apakah saya bisa mengobrol dengan mba?”

 

Akhirnya, kami pun bertemu dan mulailah Rina tertarik untuk dibantu keuangannya. Setelah saya cek kesehatan keuangannya, Rina pun baru bercerita kalau dia banyak banget pengeluarannya.

Pengeluaran yang dia paling banyak, antara lain buat ngopi, belanja lipstick yang gak ada selesainya, belanja make up branded, belanja baju setiap ada sale dan masih banyak lagi.

Lalu saya pun cerita kalau itu pengeluaran kecil-kecil yang gak pernah dicatat sama Rina dan menjadi pengeluaran yang besar dalam jangka waktu yang lama.

Rina pun kaget, gak menyangka kalau pengeluaran yang dia pikir, ‘Ah cuma segitu’, malah jadi salah satu alasan dia gak bisa nabung.

Pengen tahu gak sih apa aja penyebab kamu gak bisa nabung dan gaji cuman numpang lewat aja? Eits, sebelum kamu cari tahu, jangan lupa download aplikasi Finansialku terlebih dahulu ya.

Kamu bisa download aplikasinya dengan klik ikon berikut.

playstore icon
appstore icon

 

Aplikasi Finansialku adalah aplikasi perencana keuangan yang bisa membantu kamu untuk mencatat, menganggarkan, mengecek kesehatan keuangan, hingga berkonsultasi masalah keuangan dengan para Perencana keuangan yang telah tersertifikasi.

BONUS! Dapatkan potongan Rp 50 ribu untuk upgrade aplikasi Finansialku ke premium dengan memasukkan kode CUAN50. Berlangganan aplikasi Finansialku jadi lebih ekonomis!

 

7 Latte Factor yang Bikin Gaji Kamu Numpang Lewat

Berikut ini adalah 7 pengeluaran latte factor yang bikin gaji kamu numpang lewat aja. Jangan lupa untuk cek benet ga pengeluaran kamu banyaknya di latte factor tersebut ya.

 

Factor #1 Kopi

Sebagai generasi milenial, kita dipapar oleh yang namanya kopi. Mulai dari kopi di kafe yang dibanderol dengan harga mencapai Rp 50.000 sampai kopi susu yang harganya mulai dari Rp 10.000.

Karena kita merasa kopi ini, ‘Lah, buat apa diitung? Toh kita konsumsi juga.’

Nah, sebenarnya ini bisa menjadi latte factor kamu lho. Coba ya, semisal kamu yang gak bisa lepas dari kopi, dalam sebulan kamu bisa ngabisin berapa buat ngopi aja.

Misal:

Kopi T = Rp 25.000

Kopi S = Rp 50.000

Kopi F = Rp 15.000

  Kopi T Kopi S Kopi F
Satu Minggu Rp 175.000 Rp 350.000 Rp 105.000
Satu Bulan Rp 700.000 Rp 1.400.000 Rp 420.000
Satu Tahun Rp 8.400.000 Rp 16.800.000 Rp 5.040.000

 

Bisa kamu bayangin kan, kalau kamu jajan kopi Rp 50 ribu per hari dan setahun kamu bisa ngabisin sebesar Rp 16.800.000. Bahkan, kopi yang Rp 15.000 aja, dalam setahun kamu bisa ngabisin Rp 5.040.000.

 

Factor #2 Parkir

Kalian sadar gak sih, kalau parkir ini bisa jadi salah satu latte factor yang mungkin gak kamu sadari. Padahal parkir ini bisa jadi salah satu pengeluaran latte factor kamu lho. Coba kita itung-itungan yaaa.

Parkir gym 2 kali seminggu

Rp 20.000

Parkir di mall tiap weekend

Rp 24.000

Total 1 Minggu

Rp 44.000

Total 1 Bulan

Rp 176.000

Total 1 Tahun

Rp 2.112.000

 

Wah ternyata, kalau misalnya di totalin, dalam setahun kamu bisa ngabisin sebesar Rp 2.112.000. Kalau ga kamu itung dan gak kamu anggarin, lumayan juga ya kalau gak kamu mulai atur.

Maka dari itu, kamu bisa mencoba membuat anggarannya supaya kamu tahu juga berapa sih kamu bisa mengalokasikannya untuk parkir.

Kalau ternyata keuangan kamu belum bisa menyisihkan sebesar ini, maka ada baiknya kamu mulai berhemat atau mulai mencari promo parkir ya.

Pengen tahu gimana cara ngatur keuangan yang simpel? Tonton video ini yuk!

 

Factor #3 Baju Diskon

Memang ya kalau ngeliat tag super sale 70% itu paling susah banget buat dihindari. Bawaannya pengen banget liat dulu dan akhirnya malah belanja. Sayangnya, kebanyakan belanjanya gak sesuai sama kebutuhan kita.

Parahnya, belanjanya bisa melebihi anggaran kamu bulan ini. Coba nih, buat kamu yang suka tergoda baju diskon, misalkan saja per 2 minggu sekali kamu bisa mengeluarkan sebesar Rp 200.000.

Dalam sebulan saja, sudah keluar sebesar Rp 400.000, kalau setahun? Sudah keluar Rp 4.800.000. WOW! Fantastis bukan?

Padahal rekening kita aja belum nyampe angka Rp 4.800.000, tapi baju kamu dalam setahun nyampe segitu, belum kamu beli sepatu dan tas. Hayo ngaku, siapa yang suka tergoda barang sale?

 

Factor #4 Beli Barang di Aplikasi

Seperti yang kita tahu, sekarang aplikasi belanja udah banyak banget. Terkadang ada juga aplikasi yang mewajibkan kita untuk membelinya supaya kita bisa menggunakannya.

Tetapi, terkadang aplikasi tersebut malah sebenarnya jarang kita pakai juga. Nah, uang yang awalnya kita sangka bisa dipakai, eh ternyata setelah beberapa bulan gak kita pakai lagi.

Apalagi kalau kamu suka beli voucher game, hayo siapa di sini yang suka beli voucher game? Mungkin murah ya satu paket hanya Rp 30.000, tapi kalau kamu setiap minggu beli 3 kali?

Bisa bayangin gak sebenernya kamu bisa ngabisin berapa dalam setahun? Kamu bisa ngabisin Rp 4.320.000 dalam setahun lho.

Apalagi kalau ternyata game-nya gak kamu mainkan lagi sekarang, bikin uang kamu udah deh ga tau kemana. Jadi, kamu bisa cek ya pengeluaran untuk beli voucher game, jangan sampai tidak terkendali terus.

 

Factor #5 Rokok

Buat kalian yang ngerokok, apakah sudah kalian anggarkan tiap bulannya berapa rupiah? Apa kalian beli aja tanpa mikirin berapa rupiah yang harus dikeluarkan?

Kalau kalian yang ngerokok nih, misal sebungkus harganya Rp 20.000, terus kamu bisa beli rokoknya seminggu 3 sampai 4 kali. Jadi, dalam seminggu kamu bisa ngabisin sekitar Rp 80.000.

Dalam sebulan, kamu bisa habis Rp 320.000, dalam setahun kamu bisa habisin Rp 3.840.000. Kaget gak liat angkanya? Belum lagi kalau setiap tahun harga rokok naik, pasti pengeluaran kamu juga ikutan naik.

Hayo yang masih ngerokok, apa gak lebih baik mulai coba dikurangin dan kamu bisa alokasikan untuk ngeberesin dana darurat kamu? Yuk, mulai sekarang catat semua pengeluaran kamu ya.

 

Factor #6 Beli Permen

Coba buat kamu yang suka beli permen, pernah gak kamu tulis berapa pengeluaran beli permen kamu. Misalkan kamu beli permen yang harganya Rp 20.000 sebungkus, dalam sebulan kamu bisa habis 2 bungkus.

Jadi, kamu bisa ngabisin Rp 40.000 untuk permen. Dalam setahun, kamu bisa ngabisin Rp 480.000 untuk permen saja. Wah, lumayan juga ya buat menambah pundi-pundi tabungan kamu.

Tapi sebenarnya, bisa kan pemennya kamu ganti ke yang lebih murah?

Atau kamu juga bisa irit-irit makan permennya supaya anggarannya gak bengkak dan nabung kamu pun terus jalan.

 

Factor #7 Minuman

Buat kamu yang cinta akan ke praktisan, pasti kamu lebih memilih membeli minuman botol kan daripada bekal dari rumah. Coba deh kamu hitung, misalkan dalam sehari kamu bisa beli Rp 5.000.

Dalam satu minggu, kamu bisa menghabiskan Rp 35.000 untuk membeli minuman dalam kemasan. Dalam satu tahun, kamu bisa menghabiskan Rp 1.680.000 untuk minuman dalam kemasan.

Kalau memang urgent gak apa apa kamu beli, tapi kalau kamu bisa menghematnya, kenapa ga?

 

Catat Pengeluaran, Kurangi Latte Factor

Terus, gimana caranya supaya kamu bisa mengurangi latte factor? Cara yang temudah adalah dengan mencatat keuangan harian kamu.

Kamu HARUS mencatat berapa saja uang yang keluar baik dari rekening maupun dompet kamu.

Kamu bisa mencatatnya di aplikasi Finansialku lho! Tampilannya pun sangat mudah, kamu bisa melihatnya di bawah ini.

Transaksi Aplikasi Finansialku

Transaksi Aplikasi Finansialku

 

Kamu bisa mencatat uang yang masuk ke rekening atau dompet kamu. Pengeluaran kamu juga bisa dicatat, sehingga memudahkan kamu untuk mengetahui kemana saja uang kamu selama ini terpakainya.

Jangan lupa ya untuk selalu mencatat keuangan kamu setiap harinya. Supaya kamu juga bisa memiliki keamanan dan kenyamanan keuangan.

Kalau kamu bingung mengenai keuangan kamu, jangan ragu untuk meminta bantuan pada ahlinya. Kamu bisa menghubungi saya atau perencana keuangan Finansialku melalui aplikasi Finansialku.

 

Caranya:

  1. Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau Apple Apps Store
  2. Gunakan menu Konsultasi Keuangan
Cara Konsultasi Keuangan dengan aplikasi Finansialku

Cara Konsultasi Keuangan dengan aplikasi Finansialku

 

Setelah membaca artikel ini, saya yakin kamu telah mengetahui 7 latte factor yang menyebabkan gaji kamu hanya numpang lewat saja.

Bagikan informasi ini kepada temen atau saudara Anda yang belum mengetahui 7 latte factor yang menyebabkan gaji kamu hanya numpang lewat saja.. Semoga bermanfaat!