3 tahun merambah pasar Tanah Air, Akulaku besutan William Li berhasil jadi salah satu plaform fintech ternama yang layanannya sudah digunakan 2 juta pengguna.

Ini dia kisah sukses dan rekam jejak William Li dalam membangun Akulaku yang disimpulkan Finansialku. Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Langkah Sukses William Li Memulai Akulaku

Baru 3 tahun sejak 2016 silam menjejakkan kaki di Tanah Air, Akulaku sudah menjadi salah satu fintech layanan pinjaman online dengan jumlah peminjam sebanyak 2 juta orang.

Fintech ini melayani sekitar 2 juta transaksi per bulan dengan nilai transaksi rata-rata berkisar Rp50.000-500.000, seperti yang dilansir dari Tech in Asia Indonesia.

Keberhasilan sang CEO, William Li membuatnya ingin melebarkan sayap bisnis ke beberapa negara tetangga di Asia Pasific, seperti Filipina dan Vietnam.

Akulaku, Fintech Besutan William Li yang Melejit 02

[Baca Juga: Ingin Menjadi Pebisnis Sukses, Simak Dulu Kisah Sukses Ray Dalio, Pemilik Perusahaan Hedge Fund Terbesar Di Dunia]

 

Merujuk pengakuan William Li sang founder, yang dilansir dari CNBC Indonesia, ide dari mengembangkan Akulaku datang dari keinginan membuat layanan finansial di negara berkembang di luar China.

Sebelumnya, William Li adalah seorang manajer investasi dari sebuah perusahaan asuransi Ping An Insurance Company.

Dari pengalaman dan latar belakangnya di bidang hukum, William Li menggandeng rekannya Gordon Hu yang berlatar belakang Software Engineer yang pernah bekerja di berbagai perusahaan besar, seperti Oracle, Tencent, HuaTai Securities, dan CITIC Securities untuk membangun fintech ini.

Mereka berdua berhasil mengembangkan sebuah layanan pengiriman uang (remitansi) lintas negara di Hong Kong pada awal 2015.

Berawal di akhir tahun 2014, William Li mendapat suntikan dana awal sebesar US$1 juta atau sekitar Rp12,4 miliar dari IDG Capital untuk bisnis tersebut.

Berkat suntikan dana yang cukup besar tersebut, ia dapat membayar biaya operasional dan melakukan perekrutan karyawan. 

 

Pengamatan William Li Melihat Peluang Pasar

Melihat potensi pasar, William Li mengamati dan mempelajari gaya hidup serta latar belakang para nasabahnya ketika ia melakukan layanan pengiriman uang.

Ia banyak bertemu dengan para nasabah asal Indonesia dan Filipina yang rata-rata mereka adalah Tenaga Kerja Asing (TKA).

Dari pengamatannya itu, William Li mendapatkan ide untuk membuat perusahaan fintech yang memberikan pelayanan finansial secara online di Indonesia.

William Li memiliki peluang untuk bertukar pikiran dan mendapat informasi dari para bankir besar di Indonesia, seperti Bank BRI, Bank BNI hingga Bank Mandiri karena bisnisnya yang bergerak dalam bidang remitansi.

Menurutnya, ada banyak nasabah yang tidak terlayani dengan baik oleh setiap bank di Indonesia.

Karena orientasi bisnis bank pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan untung dalam jumlah yang besar dari setiap sektor yang menjanjikan, seperti properti, sehingga keuntungan mereka dalam posisi yang aman.

Tak heran jika baru di tahun 2018, Akulaku semakin berkembang dan bahkan sedang mengencangkan sabuk untuk berekspansi ke Filipina dan Vietnam.

Akulaku, Fintech Besutan William Li yang Melejit 03

[Baca Juga: Inilah Rahasia-rahasia seorang Miliarder Wirausaha untuk Mencapai Kekayaan]

 

Saham Akulaku dimiliki sebagian oleh Alibaba dan perusahaan fintech online ini disokong oleh beberapa perusahaan e-commerce ternama diantaranya, PT Pintar Inovasi Digital, PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia, serta bisnis pembiayaan atau multifinance lewat PT Akulaku Finance Indonesia.

Akulaku benar-benar laku hingga mampu mengakuisisi bank nasional Indonesia PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dengan investasi dana sebesar Rp500 miliar dan bank kecil yang masuk dalam kategori BUKU I (bank umum kelompok usaha) serta bank yang memiliki modal tidak sampai Rp1 Triliun.


Dilansir dari CNBC Indonesia, dana tersebut digunakan untuk melakukan terobosan penyaluran pinjaman baru.

Bank Yudha Bakti adalah bank fokus pada kredit konsumer pegawai dan pensiunan. Pemegang saham Bank Yudha Bhakti sebelumnya adalah PT Gozco Capital (42,16%), Asuransi Jiwa Adisaranawhanaartha (5,95%), PT Asabri (23,89%) dan investor publik (28%).

Masuknya setoran ini kemudian dilanjutkan dengan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang akan dilakukan BBYB pada April 2019 silam.

 

Akulaku Semakin Melejit

Pada Agustus 2018, manajemen Akulaku sempat mengklaim nasabah mereka sudah tembus 10 juta. Kini penggunanya sudah mencapai 15 juta, dan diklaim menjadi platform peer-to-peer lending terbesar di Asia Tenggara.

Hebatnya, fintech ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp 9,8 triliun.

Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih, mengatakan perusahaan membidik pertumbuhan penyaluran dana mencapai 300% dan peningkatan pengguna hingga 3 kali lipat pada tahun ini dari tahun sebelumnya.

Setidaknya fintech besutan William Li ini sudah menggandeng 120.000 UMKM di Indonesia, dan tersedia di berbagai merchant offline dan online seperti Bukalapak, Shopee, Blibli, JD.ID, dan beberapa lainnya.

 

Pengalaman sukses William Li memang membuat banyak orang terinspirasi, terutama pada kegigihannya dalam membangun usaha dari nol dan mencari peluang di tengah berkembangnya platform online dan persaingan global.

Inspirasi apa yang Anda dapatkan dari kisah sukses William Li dalam membangun Akulaku?

Berikan tanggapan Anda pada kolom di bawah ini! Anda juga dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan Anda yang membutuhkan!

 

Sumber Referensi:

  • Aditya Hadi Pratama. 25 September 2018. Perjalanan Panjang William Li Membangun Akulaku dan Gaet Jutaan Pengguna di Indonesia. Techinasia.com – https://bit.ly/2O6vEMz
  • Akulaku Situs Marketplace Dengan Pembayaran Berupa Cicilan. Thidiweb.com – https://bit.ly/2D1oP8T
  • Kussma P Sitorus. 15 Maret 2019. Akulaku Sang Perusahaan Pembiayaan Online Terbesar di Pasar Asia. Medium.com – https://bit.ly/2DeuSHj
  • Admin. 2 Januari 2019. Jatuh Bangun William Li dalam Membangun Akulaku. Kompasiana.com – https://bit.ly/2D4Db8s
  • Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia. 21 April 2019. Gebrakan Akulaku & Pesan Laten buat Bank Konvensional. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2KDaFP9
  • Admin. Akulaku’s Competitors, Revenue, Number of Employees, Funding and Acquisitions. Owler.com – https://bit.ly/336D5HJ

 

Sumber Gambar:

  • Fintech 01 – http://bit.ly/2Ol6FoL
  • Fintech 02 – http://bit.ly/2OJ56Ag
  • William Li – http://bit.ly/2OkSLD9