Gagal paham! Kenapa masih banyak saja yang investasi Bitcoin? Yuk cari tahu apa alasan berhenti investasi Bitcoin.

Tak jarang banyak pendapat positif tentang Bitcoin yang menggoda investor untuk berinvestasi di dalamnya. Namun saya justru berpendapat sebaliknya.

Penasaran apa alasan berhenti investasi Bitcoin versi saya? Yuk simak disini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Mengapa Bitcoin Naik Daun?

Beberapa waktu lalu, dunia digemparkan dengan serangan malware Ransomware WannaCry yang menyerang komputer dengan sistem operasi Windows.

Dilansir dari sumber Liputan6.com, malware Ransomware WannaCry telah menyerang lebih dari 300 ribu komputer di seluruh dunia dengan cara mengenkripsi data, sehingga data tersebut tidak dapat diakses oleh pemiliknya.

Alih-alih meminta tebusan uang tunai atau logam mulia, Hacker Ransomware WannaCry meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin, senilai US$600 atau setara dengan Rp7,9 juta.

Inilah Alasan Berhenti Investasi Bitcoin yang Saya Pertimbangkan! 02 - Finansialku

[Baca Juga: Dibalik Alasan Mengapa Hacker Ransomware WannaCry Meminta Bitcoin, Mana yang Lebih Mahal: Bitcoin atau Emas?]

 

Muncul pertanyaan: Mengapa Bitcoin? Mengapa bukan uang tunai atau logam mulia?

Ternyata Bitcoin saat ini memang sedang naik daun. Bagaimana tidak?

Selama 7 tahun terakhir, harga Bitcoin sudah naik sebesar 35.500 kali lipat dan kecenderungan pada beberapa tahun terakhir adalah naik turun cenderung naik.

Tak heran banyak orang berlomba-lomba menginvestasikan uangnya pada instrumen yang satu ini.

Harga Bitcoin memang sempat terjun menjadi sangat rendah karena jatuhnya tempat pertukaran Bitcoin terbesar, yaitu Mt. Gox.

Namun setelah itu harga Bitcoin perlahan-lahan merangkak naik karena permintaannya yang semakin meningkat. Bahkan banyak ahli keuangan yang beranggapan bahwa Bitcoin kini sedang memulai era kejayaannya.

Di samping itu, banyak juga kelebihan Bitcoin yang menjadi daya tariknya bagi para investor, antara lain:

 

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

#1 Alat Tukar yang Mudah

Arti mudah disini bukan berarti mudah dibuat atau diperoleh, namun mudah ditransaksikan. Artinya Anda dapat dengan mudah membelanjakan Bitcoin.

Mengapa demikian? Karena Bitcoin sangat populer di kalangan pengguna internet dan diterima sebagai mata uang digital. 

 

#2 Bersifat Anonim

Walaupun seluruh transaksinya terekam dalam blockchain, nama pembeli dan penjual Bitcoin tidak pernah bisa diketahui oleh siapa pun. Yang bisa diketahui hanyalah wallet ID-nya saja.

 

#3 Sulit Dilacak

Karena sifat transaksinya yang rahasia dan anonim, Bitcoin menjadi salah satu alat tukar yang sulit dilacak sirkulasinya.

Oleh karena itulah banyak yang memanfaatkan alat tukar yang satu ini untuk jual beli illegal.

 

#4 Jumlahnya Terbatas

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, setelah mencapai 21 juta Bitcoin, maka tidak akan ada lagi Bitcoin yang akan di generated. Dengan supply yang terbatas, maka jelas bahwa akan muncul kelangkaan dalam alat tukar digital ini.

Dengan adanya kelangkaan, maka harga Bitcoin diramalkan akan terus naik, mengingat banyaknya demand atau permintaan dengan ketersediaan yang terbatas.

6 Strategi Ampuh Menjadi Affiliate Marketer yang Sukses 01 - Finansialku

[Baca Juga: Bitcoin? Apa Manfaat dan Kegunaannya? Ketahui Informasi Selengkapnya!]

 

Nah, jadi tak aneh kan banyak investor yang mau berinvestasi Bitcoin? Namun saya memilih sebaliknya.

Bagi Anda yang penasaran mengapa, yuk simak alasan berhenti investasi Bitcoin yang saya pertimbangkan.

 

Alasan Berhenti Investasi Bitcoin

Perkenalkan nama saya Fransiska Ardela, saya bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai content writer di Finansialku. Izinkan saya bercerita sedikit tentang pengalaman saya dalam berinvestasi Bitcoin.

Bitcoin sendiri sebuah alat pembayaran yang diciptakan oleh sekelompok programmer yang mengatasnamakan dirinya sebagai Satoshi Nakamoto pada tahun 2009.

Disebut-sebut sebagai digital currency pertama di dunia, Bitcoin menjadi cryptocurrency yang sistem pertukarannya tidak dikelola oleh operator manapun, melainkan dilakukan dengan sistem peer-to-peer alias dilakukan langsung antar individual tanpa perantara.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Namun saya baru mengenal Bitcoin sejak tahun 2015, tahun dimana saya menikah. Saya mengetahuinya sejak suami dan teman-teman saya mulai membicarakan betapa luar biasanya kenaikan harga Bitcoin ini, dan sayangnya suami dan teman-teman saya sudah berinvestasi disana.

Nah, di saat yang sama pula saya mulai bekerja menjadi content writer di Finansialku, sehingga sedikit banyak saya belajar juga soal Bitcoin disini. Saya juga banyak mendapat saran dari perencana keuangan Finansialku.

 

Ingin memperoleh saran dan konsultasi keuangan dari perencana keuangan Finansialku juga? Anda bisa langsung menghubungi nomor kontak berikut:

Anda dapat menghubungi kami melalui formulir online, telepon (022 – 2056 5890) atau email (Solusi@Finansialku.com).

 

Lanjut ke pengalaman saya: ternyata setelah banyak mempelajarinya, saya memutuskan untuk justru meminta suami saya untuk berhenti berinvestasi Bitcoin. Dan saya juga menyarankan Anda untuk berhenti.

Teknik-Trading-Bitcoin-agar-Selalu-Untung-1-Finansialku

[Baca Juga: Infografis: Penggunaan Bitcoin di Indonesia serta Prediksi Harga Bitcoin pada Akhir Tahun 2017]

 

Saya tahu pertanyaan pertama yang muncul di kepala Anda adalah, “MENGAPA?”

Mari saya ulas mengenai alasan saya berhenti investasi Bitcoin.

 

#1 Hanya Antusiasme Sesaat

Robert Schiller pernah berkata:

“Dabbling in bitcoin lies somewhere between gambling and investing. after all, true investing requires a rational appraisal of an asset’s value and that is simply not possible at present with bitcoin… It is not just that very few people really comprehend the technology behind bitcoin. It is that no one can attach objective probabilities to the various possible outcomes of the current bitcoin enthusiasm. [Note: “current enthusiasm” = bubble.] … Bitcoin is an example of ambiguity, and the efficient market theory does not capture what is going on in the market for this cryptocurrency… Researchers showed in 2006, for example, that when making decisions involving ambiguity, people do not use the parts of the brain required for calculations of probabilities and expected values… This is fascinating from a psychological perspective. But it isn’t grounded in solid economics.”

 

Pendapat lainnya dari George Soros, yang menjelaskan pendapatnya mengenai Bitcoin sebagai berikut,

“Bitcoin is not a currency because a currency is supposed to be a stable store of value and the currency that can fluctuate 25% in a day can’t be used for instance to pay wages because wages drop by 25% in a day. It’s a speculation. Based on a misunderstanding.”

 

Intinya adalah kedua tokoh tersebut berpendapat bahwa dalam investasi Bitcoin ada beberapa kelemahan. Misalnya saja ada perpaduan unsur judi dan investasi, disebabkan tidak adanya penilaian rasional akan nilai aset itu sendiri.

Selain itu, sulitnya menganggap Bitcoin sebagai mata uang karena adanya unsur spekulasi.

Namun di samping itu, Bitcoin bisa naik daun karena adanya antusiasme sesaat yang timbul akibat kesalahpahaman atau kurangnya informasi yang diperoleh para investor. Jadi keputusan untuk berinvestasi umumnya terjadi akibat ambiguitas.

Jangan Asal Tebak! Lakukan Analisis Fundamental untuk Memprediksi Kenaikan atau Penurunan Harga Bitcoin 01 - Finansialku

[Baca Juga: Investasi Bitcoin di Indonesia menurut Bank Indonesia]

 

Saran saya, saat Anda melihat sebuah investasi yang hanyalah antusiasme sesaat, lari sejauh-jauhnya. Jika Anda masih tidak percaya, mari lanjut ke alasan selanjutnya.

 

#2 Tidak Aman

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, nama pembeli dan penjual Bitcoin tidak pernah bisa diketahui oleh siapa pun. Dengan demikian, sifat transaksinya rahasia dan anonim.

Awalnya, memang itulah tujuan Bitcoin, yakni sebagai mata uang digital yang aman dan sulit dilacak. Namun ironisnya, karena itulah banyak yang memanfaatkan alat tukar yang satu ini untuk jual beli illegal.

Alasan lainnya Bitcoin tidak aman adalah karena Bitcoin sebagai cryptocurrencies telah terbukti bisa di-hack. Sebagai contohnya adalah kasus bangkrutnya Mt. Gox yang menyebabkan kerugian bagi para pengguna Bitcoin.

Hal ini terjadi akibat Bitcoin, yang pada saat itu bernilai US$473 juta, dicuri oleh para hacker, hingga menghalangi akses pengguna akan Bitcoin-nya sendiri, meski jika miliknya tidaklah dicuri.

Kasus lainnya adalah:

  • NiceHash Bitcoin hack, yang hampir mencapai nilai US$70 juta.
  • DAO Ethereum hack, yang menarget “smart contract,” yang bernilai US$70 juta.
  • Bitfinex hack tahun 2016, senilai US$72 juta yang berujung penutupannya akibat cyberattack.
  • Coincheck hack, wallet site Jepang untuk NEM cryptocurrency senilai US$500 juta

 

Saya percaya daftar ini bisa semakin panjang, dan semakin membuat saya yakin bahwa berhenti berinvestasi Bitcoin merupakan keputusan yang tepat.

Harganya Semakin Meningkat, Bank Indonesia Larang Penggunaan Bitcoin 01 - Finansialku

 [Baca Juga: Infografis: Penggunaan Bitcoin di Indonesia serta Prediksi Harga Bitcoin pada Akhir Tahun 2017]

 

#3 Mudah Hilang

“Memang betul mata uang Bitcoin memiliki beberapa kelemahan, misalnya saja tidak tercantum sistem perbankan dan tidak terkait dengan pemerintah karena seluruh pertukarannya terekam dalam sebuah distributed ledger yang disebut blockchain. Tapi saya masih tertarik berinvestasi Bitcoin tuh!”

 

Jika Anda berpikir demikian, pikir lagi!

Saya akan menambah alasan mengapa Anda harus berhenti, yakni karena Bitcoin yang bisa hilang begitu saja.

Hal ini bisa terjadi akibat sifatnya yang anonim, sehingga tidak ada catatan dimanapun berapa jumlah Bitcoin yang Anda beli.

Satu-satunya bukti hanyalah digital key yang Anda peroleh saat membeli Bitcoin, tetapi muatannya digital key ini pun mudah hilang.

Sebuah studi menyimpulkan bahwa hampir seperempat dari total Bitcoin yang pernah ditambang sudah hilang selama-lamanya. Mengapa?

Karena banyak orang yang kehilangan kode digital key-nya, terutama mereka yang hanya memiliki sedikit Bitcoin sehingga dinilai tidak berharga.

PPATK Waspadai Potensi Modus Pencucian Uang Menggunakan Bitcoin 01 - Finansialku

[Baca Juga: Bitcoin? Apa Manfaat dan Kegunaannya? Ketahui Informasi Selengkapnya!]

 

Juga ada kasus menyedihkan lainnya dimana seorang pria di Wales secara tidak sengaja membuang harddisk berisi Bitcoin senilai lebih dari US$100 juta, dan pemerintah melarangnya untuk menggali tanah untuk menemukannya.

Sayangnya, belum ada teknologi pemulihan kode di Bitcoin (seperti contohnya pemulihan password email saat Anda lupa), dan artinya Bitcoin Anda bisa hilang dengan sangat mudah semudah melupakan kodenya.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

#4 Tidak Ramah Lingkungan

Tahukah Anda bahwa dalam menambang Bitcoin, Anda akan menggunakan perangkat tertentu, dimana dibutuhkan pemecahan matematika yang melibatkan sejumlah algoritma dan software.

Seluruh komputasi ini tentunya memakan tenaga listrik, dan listrik yang digunakan tidak sedikit.

Sebuah analisis menunjukkan bahwa menambang Bitcoin mengonsumsi listrik sebanyak pemakaian listrik di Denmark, yang cukup untuk menghidupi 3 juta rumah.

Cryptocurrency Paling Top 04 Bitcoin Cash - Finansialku

[Baca Juga: Haramkan Penggunaan Bitcoin, BI Akan Buat Mata Uang Pesaing]

 

Diungkapkan, estimasi konsumsi listrik akibat pertambangan Bitcoin pada tahun 2020 adalah sebanyak pemakaian listrik di seluruh Amerika Serikat, yang akan mengakibatkan kerusakan energi bersih untuk masa depan.

Mungkin Anda beranggapan ini berlebihan, namun ini adalah kenyataannya.

 

#5 Waktu Transaksi Semakin Lama

Bitcoin blockchain berkembang semakin besar setiap harinya, dan jaringannya semakin berjuang untuk memproses lebih dari 4 transaksi per detik. Artinya:

  • Biaya yang terasosiasi dengan transaksi Bitcoin akan meningkat pesat, sehingga keuntungan Anda akan berkurang.
  • Dibutuhkan waktu berhari-hari untuk memproses satu transaksi, dan dengan adanya huge price volatility, Anda bisa berakhir membayar lebih dari yang Anda inginkan. Dengan demikian, Anda akan menghasilkan keuntungan lebih sedikit dari yang diharapkan.

 

#6 Tidak Jelas Nilainya

Perencana keuangan di Finansialku pernah menjelaskan kepada saya, “Jangan berinvestasi pada sebuah instrumen yang belum jelas bentuk dan nilainya.”

Ini adalah saran yang sangat mendasar bagi semua orang, karena sudah sangat banyak sekali pengalaman investor yang kehilangan semuanya karena kesalahan ini.

Sekarang bayangkan saja, saat Anda berinvestasi emas, setidaknya Anda memiliki wujud fisiknya yang bisa dicairkan kapan saja. Namun dengan Bitcoin, Anda tidak memiliki apapun sebagai bukti kepemilikannya.

Jika suatu saat orang berhenti berspekulasi dan antusiasme akan Bitcoin mati, tidak ada yang mendasari nilai aset Anda.

Public Key dan Private Key, Kunci Mengamankan Bitcoin Anda 01 - Finansialku

[Baca Juga: Konsultasi: 3 Investasi yang Cocok untuk Pemula Tahun 2018, Apakah Bitcoin, Etherum dan Cryptocurrency Lainnya Termasuk?]

 

Lebih dari itu, sesuatu hanya akan memiliki nilai saat kita semua setuju akan nilainya.

Contohnya emas memiliki nilai sangat tinggi sebagai instrumen investasi karena semua orang menganggapnya berharga. Serupa halnya dengan mata uang asing, dan lainnya.

Sementara mata uang digital belum memiliki sesuatu yang bisa dijadikan jaminan (underlying) yang mendasari Bitcoin sebagaimana produk investasi lainnya.

 

#7 Tidak Legal di Indonesia

Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, uang merupakan alat pembayaran yang sah. Sedangkan yang dimaksud dengan mata uang yang sah adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Rupiah.

Dengan kata lain, mata uang merupakan sebuah alat pembayaran yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang. Untuk kasus di Indonesia berupa Rupiah.

Bahkan, menurut Pasal 34 huruf a Peraturan BI 18/2016, Bank Indonesia melarang Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran untuk melakukan pemrosesan terhadap seluruh transaksi pembayaran dengan menggunakan virtual currency (termasuk bitcoin).

Mau Jual Beli Bitcoin Kenali 6 Jenis Harga yang Harus Diketahui Investor Bitcoin 01 - Finansialku

[Baca Juga: Lagi! BI Ancam Akan Menindak Pelaku Usaha Pengguna Mata Uang Digital Bitcoin]

 

Bank Indonesia juga sedang merampungkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait uang elektronik yang akan keluar dalam waktu dekat akan diatur, salah satunya mengenai bitcoin.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Program Transformasi BI Onny Widjanarko.

Kesimpulannya, Bank Indonesia menyatakan bahwa Bitcoin bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia. Atas dasar tersebutlah, BI meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam transaksi Bitcoin di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sepaham dalam melarang lembaga jasa keuangan memanfaatkan dan memasarkan mata uang digital atau “bitcoin” karena tidak adanya legalitas dari Bank Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fithri Hadi.

 

Masih Ingin Berinvestasi dalam Bitcoin?

Melihat pembahasan di atas, saya menjelaskan alasan saya berhenti investasi Bitcoin. Namun, faktanya Anda bisa memutuskan apakah ingin berinvestasi Bitcoin atau tidak menimbang beberapa kelebihan dan kekurangannya.

Jika masih ragu, konsultasikan masalah keuangan Anda kepada konsultan keuangan seperti Finansialku. Anda akan memperoleh solusi keuangan yang solutif dengan seluruh fakta-fakta keuangan yang ada.

Anda dapat menghubungi Finansialku sekarang juga dengan kontak sebagai berikut:

Anda dapat menghubungi kami melalui formulir online, telepon (022 – 2056 5890) atau email (Solusi@Finansialku.com).

 

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai alasan berhenti investasi Bitcoin lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah.

Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Tanja Hester. 9 Februari 2018. Opinion: Why These Early Retirees Won’t Touch Bitcoin or Other Cryptos — and Neither Should You. Marketwatch.com – https://goo.gl/UcfodQ.
  • CNN Tech. What is Bitcoin? Money.cnn.com – https://goo.gl/EzUAHU
  • Hukum Online. 29 November 2017. Legalitas Bitcoin Menurut Hukum Indonesia. Hukumonline.com – https://goo.gl/Nf9K6d.
  • Admin. 6 Desember 2017. BI Larang Bitcoin Ditransaksikan di Indonesia Mulai 2018. Kompas.com – https://goo.gl/wV6Saa
  • Desy Setyowati, Ameidyo Daud. 13 Desember 2017. OJK Sulit Mengatur Investasi Bitcoin karena Tiga Faktor. Katadata.co.id – https://goo.gl/RtZTwA

 

Sumber Gambar:

  • Alasan Berhenti Investasi Bitcoin – https://goo.gl/RHpTuA
  • Hacker – https://goo.gl/EdJ5Ez