Sebagai Certified Financial Planner (CFP), kami sering mendengar pertanyaan yang sama dari klien:
“Saya sudah punya BPJS dan asuransi kesehatan kantor, jadi masih perlu beli asuransi penyakit kritis?”
Keraguan ini wajar. Namun, yang sering tidak disadari adalah BPJS dan asuransi kesehatan biasa hanya menanggung biaya medis, bukan biaya hidup atau hilangnya penghasilan saat seseorang tak bisa bekerja karena penyakit berat.
Misalnya, seorang ayah usia 40 tahun terkena stroke ringan.
BPJS menanggung rawat inap dan pengobatan, tapi:
-
Penghasilan berhenti selama masa pemulihan,
-
Tagihan rumah tangga tetap berjalan,
-
Anak masih butuh biaya sekolah.
Di sinilah asuransi penyakit kritis menutup celah finansial yang tidak ditanggung oleh proteksi lain.
Apa Itu Asuransi Penyakit Kritis dan Siapa yang Butuh?
Asuransi penyakit kritis adalah perlindungan finansial yang memberikan uang tunai sekaligus (lumpsum) ketika Anda didiagnosis penyakit berat seperti kanker, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan lain-lain.
Anda butuh asuransi penyakit kritis jika:
-
Anda menjadi sumber penghasilan utama keluarga.
-
Anda memiliki tanggungan keuangan besar (anak, cicilan, orang tua).
-
Anda tidak memiliki tabungan besar atau dana darurat yang mencukupi.
-
Anda berusia di atas 30 tahun, di mana risiko kesehatan mulai meningkat.
Menurut survei Finansialku 2024, lebih dari 65% keluarga Indonesia tidak siap menghadapi risiko penyakit kritis dari sisi keuangan.
[Baca juga: Panduan Lengkap Asuransi Penyakit Kritis di Indonesia: Jenis, Manfaat, dan Cara Klaim]
Cara Menentukan Apakah Anda Butuh Asuransi Penyakit Kritis
Gunakan panduan 3 langkah berikut dari perencana keuangan Finansialku:
#1 Hitung Risiko dan Ketergantungan Finansial
Tanyakan pada diri Anda:
-
Jika saya tidak bisa bekerja selama 1 tahun, apakah keluarga saya masih bisa memenuhi kebutuhan?
-
Apakah pasangan saya memiliki penghasilan stabil?
-
Apakah cicilan rumah dan biaya hidup bisa tetap berjalan tanpa saya?
Jika jawabannya “tidak”, maka asuransi penyakit kritis adalah prioritas tinggi.
#2 Evaluasi Proteksi yang Sudah Dimiliki
Banyak orang berpikir asuransi kantor sudah cukup, padahal sering kali manfaatnya terbatas:
-
Tidak mencakup semua jenis penyakit berat,
-
Tidak memberikan uang tunai (hanya reimburse medis),
-
Berakhir saat Anda resign.
#3 Hitung Kebutuhan Dana Pengganti Penghasilan
Sederhananya, hitung berapa besar uang yang dibutuhkan keluarga Anda jika Anda berhenti bekerja 1–3 tahun karena penyakit berat.
Rumus sederhana:
Pengeluaran bulanan × Lama masa pemulihan (dalam bulan)
Contoh:
Rp15 juta × 24 bulan = Rp360 juta.
Artinya, Anda butuh uang pertanggungan minimal Rp350–400 juta dari asuransi penyakit kritis.
Studi Kasus Nyata: Keluarga yang Selamat dari Krisis Finansial
Sebut saja Pak Arif, seorang manajer berusia 42 tahun yang didiagnosis kanker usus besar pada 2023.
Beruntung, ia sudah memiliki asuransi penyakit kritis dengan pertanggungan Rp500 juta.
Dalam 3 bulan pertama setelah diagnosis:
-
Ia menerima uang tunai penuh,
-
Bisa membayar pengobatan dan tetap menafkahi keluarga,
-
Tidak perlu menjual rumah atau mengambil pinjaman.
Tanpa polis itu, kondisi finansial keluarganya bisa hancur.
Berdasarkan data Finansialku, 1 dari 4 klaim asuransi jiwa di Indonesia pada 2024 berasal dari penyakit kritis — dan jumlahnya terus meningkat.
Berapa Premi Ideal untuk Asuransi Penyakit Kritis?
Premi bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan nilai pertanggungan.
Namun, patokan yang sehat menurut CFP adalah:
Premi asuransi tidak lebih dari 10% dari total penghasilan bulanan.
Contoh:
-
Penghasilan Rp10 juta → Premi maksimal Rp1 juta/bulan.
-
Dengan premi ini, Anda bisa mendapat perlindungan Rp300–500 juta, tergantung produk dan usia.
Pilih produk stand-alone untuk premi yang lebih ringan, atau rider asuransi jiwa jika ingin perlindungan menyeluruh.
Kesalahan Umum Saat Memilih Asuransi Penyakit Kritis
-
Hanya fokus pada premi murah.
Padahal, manfaat bisa jauh lebih penting dari harga. -
Tidak membaca definisi penyakit yang ditanggung.
Setiap perusahaan asuransi punya kriteria medis berbeda. -
Menunda pembelian terlalu lama.
Semakin tua usia Anda, semakin tinggi premi dan risiko penolakan.
Asuransi penyakit kritis bukan untuk orang yang sedang sakit — tapi untuk mereka yang ingin memastikan keluarga tetap aman ketika hal tak terduga terjadi.
Sebagai pengingat dari CFP Finansialku:
“Kita tidak bisa memprediksi penyakit, tapi kita bisa mempersiapkan diri secara finansial.”
Jika Anda masih ragu berapa nilai pertanggungan yang tepat,
Konsultasikan langsung dengan Certified Financial Planner Finansialku agar proteksi Anda benar-benar sesuai kebutuhan dan kemampuan. Anda dapat menghubungi Whatsapp 08515 5897 1311 . Klik banner untuk info lengkap.
Demikian pembahasan tentang asuransi penyakit kritis sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Yuk, bantu rekan Anda memahami asuransi penyakit kritisdengan membagikan artikel ini di media sosial. Terima kasih!
Leave A Comment