Ancaman krisis ekonomi karena corona covid-19, apakah akan ulang krisis 2008 lalu? Apa kata Sri Mulyani?

Simak informasi selengkapnya di berita Finansialku satu ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Pertumbuhan Ekonomi Negeri di Tengah Pandemi

Pandemi Corona COVID-19 di Indonesia semakin ganas menyerang. Mulai dari jumlah pasien positif yang mencapai angka 4.000 lebih per hari ini, hingga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin merosot.

Presiden Jokowi bahkan menyebutkan kalau target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi tajam.

Dikutip dari laman republika.co.id, Selasa (14/04);

“Kita harus berbicara apa adanya, target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi tajam. Tapi ini bukan hanya terjadi di negara kita, tapi di negara-negara lain juga sama, mengalami hal yang sama. Hampir semua negara di dunia.”

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

Chatib Basri, seorang ekonom sekaligus Menteri Keuangan RI periode 2013-2014 juga turut memprediksi kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya menyentuh 0,3 persen saja, sebagaimana dilansir laman cnbcindonesia.com, Selasa (14/04).

Sebuah skenario dia kutip dari Australian National University dengan pertimbangan efek pandemi virus corona skala global.

Dalam skenario pertama kategori sedang, dikatakan kalau ekonomi Indonesia tahun ini hanya mencapai 2,2 persen saja.

Adapun dalam skenario dalam kategori terburuk, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya 0,3 persen saja.

Virus Corona dan Ancaman Krisis Ekonomi, Ulang Krisis 2008_ 02

[Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dalam Paparan COVID-19]

 

Sementara di lain kesempatan, PT Bank UOB Indonesia memberikan prediksi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mampu tumbuh 2,5 persen.

Enrico Tanuwidjaja, Kepala Ekonomi dan Riset UOB Indonesia, dikutip laman cnbcindonesia.com, Selasa (14/04), mengatakan;

“Saya pikir model inhouse kami mengatakan bahwa GDP (Gross Domestic Product) akan konservatif sekitar 2,5 persen.”

 

Hal ini karena permintaan domestik adalah aspek yang akan paling terasa pengurangannya, sementara ekspor dan impor sudah cukup banyak dimatikan.

Karena perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 ini, Jokowi juga meminta agar pemerintah untuk menyiapkan berbagai skenario sebagai antisipasi.

Salah satu bentuk antisipasi yang harus dilakukan adalah melakukan refocusing dan realokasi APBN 2020.

“Potong rencana belanja yang tidak mendesak, perjalanan dinas, rapat-rapat, belanja-belanja lain yang tidak dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat. Fokuskan semuanya, fokuskan semua kekuatan kita pada upaya penanganan Covid-19. Baik di bidang kesehatan maupun penanganan dampak sosial ekonominya.”

 

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ≠ Krisis 2008

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dilansir laman bbc.com, mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi bisa pecahkan rekor menjadi yang terburuk sejak 2009.

Tapi untuk diketahui, perlambatan ekonomi tahun ini, berbeda dengan yang dialami Indonesia pada 2008-2009 silam.

Hal ini dipaparkan langsung Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia. Dia mengatakan kalau krisis yang disebabkan oleh virus corona ini menyangkut multi-aspek di antaranya adalah aspek kemanusiaan yang mengganggu aktivitas ekonomi dan pasar keuangan.

Seperti penuturannya yang dikutip dari laman money.kompas.com, Senin (06/04);

“Pewabahan pandemi COVID-19 bergerak sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia. Wabah COVID-19 juga telah menyebar ke berbagai daerah, seperti seluruh Jawa, Bali, Riau, Kepri, Babel, Kaltim, Kalteng, Kaltara, Sulsel, dan bahkan Papua.”

 

Ekonom Chatib Basri juga mengatakan hal serupa. Dia menilai kalau krisis 2008 murni disebabkan oleh subprime mortgage di Amerika Serikat.

“Situasi COVID-19 saat ini saya lihat sangat berbeda. Karena dalam krisis keuangan 2008 itu dipicu oleh subprime mortgage di AS. Dan itu memukul ekonomi Indonesia hanya pada sisi permintaan karena perdagangan global runtuh pada saat itu.”

 

Jadi, apa yang dilakukan oleh Pemerintah saat krisis 2008 tidak bisa diaplikasikan pada keadaan Indonesia terkini.

Karena pada perlambatan pertumbuhan ekonomi 2020 ini, terjadi karena ketidakmampuan masyarakat dalam meningkatkan daya beli karena ruang gerak yang dibatasi.

Selain itu dari sisi demand, barang di Indonesia juga mengalami gangguan. mengingat, bahkan baku industri yang dipasok dari China harus tersendat.

“Jadi jika menanggapi situasi ini dengan menggunakan semua kebijakan tradisional seperti apa yang kita lakukan 2008, dengan meningkatkan permintaan, ketika produksi melambat maka akan menyebabkan inflasi.” Tuturnya.

 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga mengatakan pendapat serupa. Penanganan kerutuhan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 ini akan lebih rumit.

Seperti dikutip dari cnnindonesia.com, Kamis (05/03), Menteri Keuangan tersebut berkata;

“Karena ini menyangkut manusia. Harus diberikan ketenangan dulu apa yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap mereka.”

 

Covid-19 memang belum puas tunjukan kemampuannya dalam mengobrak-abrik kestabilan hidup sebuah negara. Semua terkena imbasnya, bahkan negara adidaya pun dibuat bertekuk lutut.

Sobat Finansialku, untuk menjaga agar kondisi ekonomi kalian tidak ikut terjerembab kondisi ekonomi dunia, Finansialku memberikan kesempatan bagi kalian untuk Konsultasi Gratis selama 20 menit!

Yuk, gunakan kesempatan ini untuk menyelamatkan masa depanmu! Klik tombol di bawah ini untuk mendapatkan Konsultasi Gratis-nya.

 

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai fenomena ini? Menurut Sobat Finansialku, berapa lama Indonesia akan pulih ke keadaan sebelumnya? Sampaikan pada kami melalui kolom komentar di bawah ini, ya!

Sobat Finansialku juga bisa mendiskusikan informasi ini bersama rekan dan keluarga, dengan membagikannya terlebih dahulu melalui pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 5 Maret 2020. Sri Mulyani Sebut Soal Corona Lebih Rumit dari Krisis 2008. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/2wHs0TC
  • Fika Nurul Ulya. 6 April 2020. BI: Kondisi Ekonomi akibat Corona Beda dengan Krisis 2008. Money.kompas.com – https://bit.ly/2V4FX7e
  • Trio Hamdani. 14 April 2020. Beda Dampak Krisis 2008 dengan Efek Corona. Finance.detik.com – https://bit.ly/2xk6wMW
  • Admin. 3 Maret 2020. Virus Corona: Dampaknya ‘Lebih Buruk Daripada Krisis Finansial 2008’ dan Pertumbuhan Ekonomi Dunia Bisa Tinggal Separuh. Bbc.com – https://bbc.in/2yZlJTZ
  • Admin. 14 April 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dipastikan Terkoreksi Tajam. Republika.co.id – https://bit.ly/34DeE7s
  • Cantika Adinda Putri. 14 April 2020. Chatib: Skenario Terburuk, Ekonomi RI Hanya Tumbuh 0,3%. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2Vq3u1F
  • Admin. 14 April 2020. UOB: PDB RI Diprediksi Tumbuh 2,5% di 2020 Gegara Corona. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2Vv4jGx

 

Sumber Gambar:

  • Krisis 01 – https://bit.ly/2y8lJk5
  • Krisis 02 – https://bit.ly/2wDoIAL