Apa itu ekonomi liberalis? Yuk simak artikel Finansialku berikut ini untuk tahu lebih lengkap mengenai ekonomi liberalis.

Semua ada di sini, jadi jangan ke mana-mana lagi ya. Simak sampai tuntas!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Apakah Sistem Ekonomi Liberalis Itu?

Di Indonesia, barangkali sistem ekonomi liberalis banyak diperdebatkan oleh berbagai pihak.

Meskipun sebagian orang beranggapan jika metode ini tidak baik sebab diakui pro kapitalis, tetapi proses ini lumayan sukses dan banyak diterapkan.

Lantas, apa itu sistem ekonomi liberalis? Agar Anda lebih memahaminya, berikut ini penjelasannya.

Sistem ekonomi liberalis adalah wujud proses ekonomi yang memberi kebebasan setinggi-tingginya kepada setiap orang untuk melaksanakan aktivitas ekonomi. Tujuannya demi meraih keuntungan yang besar.

Sistem Ekonomi Liberalis_ Pengertian, Ciri-ciri, Kelebihan, Kekurangan 02 Finansialku

[Baca Juga: BAHAYA!! Ternyata Selama Ini Hidup Kita Enggak Aman!]

 

Sederhananya, ini adalah suatu metode ekonomi yang mana tiap-tiap ketetapan perekonomian di dalamnya mengacu terhadap ekonomi pasar.

Termasuk menjunjung tinggi hak kepemilikan pribadi. Metode ini sering dikaitkan bersama dengan proses ekonomi kapitalis.

Di mana pemerintah mempunyai potensi untuk melaksanakan intervensi. Hal ini mengakibatkan tidak ada monopoli antar pihak swasta yang dapat halangi kebebasan orang banyak dalam mengambil keputusan.

 

Ciri, Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Liberalis

Dalam sistem ekonomi liberalis pemerintah selalu menyediakan layanan umum. Meskipun metode ini dapat dinikmati pasar bebas.

Adapun beberapa informasi lain seputar sistem ini adalah sebagai berikut.

 

#1 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberalis

Setelah mengetahui pengertiannya, tentu terdapat beberapa pertanyaan seputar bagaimana sistem tersebut apabila terwujud dalam sebuah kebijakan.

Adapun ciri-ciri metode ini adalah sebagai berikut:

  • Setiap individu berhak untuk memiliki alat produksi serta bebas melaksanakan aktivitas perekonomian.
  • Setiap orang memiliki hak untuk berusaha dan berkompetisi antar sesama pelaku ekonomi.
  • Campur tangan pemerintah dibatasi. Namun, pemerintah bisa saja melaksanakan intervensi untuk menghindari terjadinya monopoli.
  • Setiap harga-harga barang di pasar ditentukan oleh permintaan serta penawaran secara bebas.
  • Setiap aktivitas produksi yang dilaksanakan bertujuan untuk meraih keuntungan. Pelaku ekonomi dapat mencari keuntungan sebesar-besarnya.

banner -pengelolaan keuangan pribadi dan bisnis

 

#2 Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal

Beberapa keuntungan metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, produksi barang berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Pengusaha selaku produsen tidak bakal membuat barang apabila barang tersebut tidak diperlukan oleh masyarakat.

Barang yang beredar di pasaran akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat itu.

Kedua, produk yang beredar adalah produk berkualitas. Karena kompetisi bisnis terlalu ketat, maka tiap-tiap produsen akan berusaha meningkatkan kualitas produknya.

Tujuannya untuk memenangkan kompetisi pasar. Ketiga, memicu produsen agar meningkatkan kreativitas dan inovasi.

Ketatnya kompetisi termasuk memaksa tiap tiap produsen untuk terus berusaha mengembangkan kreativitas dan inovasi  produknya.

Tujuannya agar produknya lebih unggul dan punyai nilai tambah dibandingkan milik kompetitornya.

 

#3 Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal

Beberapa kekurangan dalam metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, orang kaya lebih gampang mendapat keuntungan.

Karena produsen sadar apa yang harus diproduksi dan apa yang dibutuhkan, maka mereka lebih gampang memonopoli pasar dan meraih keuntungan.

Kedua, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Semakin tinggi permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap produk tertentu, maka memicu produsen mengolah produk yang sama.

Hal ini dapat memicu terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Ketiga, persaingan yang tidak sehat antar produsen.

Sistem ekonomi liberal dapat membangkitkan kompetisi yang tidak sehat. Karena kondisi pasar yang bebas, maka orientasi produsen seutuhnya lebih kepada keuntungan saja.

Tidak jarang, produsen pun berlomba-lomba menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan langkah apa pun itu.

 

#4 Sejarah Sistem Ekonomi Neoliberalisme

Sistem ekonomi liberalis yang diterapkan terhadap berbagai negara di Eropa dan Amerika sempat tidak bisa menggapai kesuksesan.

Pasar diklaim mempunyai kemampuan yang hebat dalam mengurus dirinya sendiri. Untuk itu, pemerintah dan negara tidak turut andil dalam mengurus perekonomian negaranya.

Namun, pasca perekonomian dunia menurun hingga mencapai jurang besar depresi di tahun 1930, tingkat keyakinan atas metode ini menurun tajam.

Kala itu publik menganggap bahwa pasar bukan cuma tidak bisa mengurus dirinya sendiri, tapi termasuk jadi suatu sumber bencana untuk mereka.

Depresi besar terjadi di semua negara sampai banyak orang yang menganggur dan perusahaan yang bangkrut.

Sistem Ekonomi Liberalis_ Pengertian, Ciri-ciri, Kelebihan, Kekurangan 03 Finansialku

[Baca Juga: Biaya Hidup Termahal Ada di 10 Kota Ini]

 

Dengan menyadari adanya kelemahan terhadap proses ekonomi liberalisme tersebut, sejumlah ekonom yang dipimpin oleh Rustow dan Eucken berkumpul di Jerman.

Pada bulan September tahun 1932 mereka mengusulkan untuk menjalankan perbaikan terhadap proses ekonomi dunia.

Caranya yaitu dengan menambah peran negara untuk membuat kebijakan ekonomi. Dalam proses perkembangannya, ide berikut lantas dibawa ke Amerika oleh Ropke dan Simon ke Universitas Chicago.

Tujuannya untuk bisa dikembangkan lebih lanjut lagi, sampai institusi pendidikan tersebut dikenal dengan sebutan Chicago School.

Akhirnya, Chicago School bisa melengkapi rencana ekonomi neoliberal. Di mana metode ini diklaim bisa menangani dan menekan tingkat depresi terhadap suatu negara.

 

#5 Contoh Negara Bersistem Ekonomi Liberal dan Dampaknya

Beberapa negara layaknya Jerman, Perancis, dan pimpinan negara lain banyak yang menerapkan sistem ekonomi liberalis.

Peraturan metode ini yang telah diciptakan oleh Thatcher dan Reagan pun tambah nyata dengan adanya peraturan yang terkait dengan pasar global. Contohnya, liberalisasi dan privatisasi.

Washington Consensus yang mempunyai peran besar terhadap kebijakan ekonomi yang telah dibuat oleh International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Di samping itu juga adanya pengutamaan di dalam segi materialistis.

 

Jadi, Apakah Sistem Ekonomi Liberal Cocok di Indonesia?

Untuk di Indonesia sendiri, proses pelaksanaan berbagai agenda metode ini berjalan secara masif. Tepatnya pasca adanya badai krisis moneter di tahun 1997-1998.

Beberapa kebijakan ekonomi yang terdapat di pemerintahan sementara ini  tampaknya masih cenderung mengikuti metode tersebut.

Hal ini tampak dari adanya kebijakan yang tidak berpihak terhadap rakyat. Misalnya, diwajibkannya PT Pertamina untuk bisa bersaing dengan perusahaan minyak asing dengan standar harga yang tinggi.

Selain itu, kebijakan memberi tambahan ruang bebas untuk pihak asing agar dapat menempati posisi penting di dalam sektor BUMN. Ditariknya subsidi listrik untuk kalangan kelas bawah.

Meskipun metode ini berhasil diterapkan di berbagai negara maju, bukan berarti proses ekonomi ini termasuk sesuai diterapkan di negara berkembang layaknya Indonesia.

 

Nah, itulah beberapa penjelasan perihal apa itu sistem ekonomi liberalis.

Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini pada teman-teman yang suka mempelajari ekonomi, terima kasih.

 

Sumber Referensi

  • Ibnu Ismail. 4 November 2020. Sistem Ekonomi Liberalis: Pengertian, Ciri-ciri, Tujuan dan Dampaknya bagi Negara.  Accurate.id – http://bit.ly/3uAZSKQ
  • Admin. 10 Desember 2020. Sistem Ekonomi Liberal: Apa Saja Ciri, Tujuan dan Dampaknya Bagi Bisnis. Harmony.co.id – http://bit.ly/3sBNqsD
  • Uji Agung Santoso. 25 Desember 2020. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberal, Kelebihan dan Kekurangannya. Review.cukalapak.com – http://bit.ly/3q2PiZw

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/2MuDdi5
  • 02 – http://bit.ly/3aYEXJV
  • 03 – http://bit.ly/2ZXw510