Pernahkah kamu mendengar istilah financial infidelity dan kekerasan keuangan? Sebenarnya apa sih artinya?

Yuk, simak artikel Finansialku berikut ini agar kamu bisa mendapat penjelasan yang lengkap dari ahlinya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Financial Infidelity Itu Apa Sih?

Apa kamu pernah mendengar istilah financial infidelity dan kekerasan keuangan? Mungkin kamu baru tau, intinya financial infidelity dan kekerasan keuangan itu adalah pasangan kita itu curang dalam mengatur keuangan.

Contohnya suami punya penghasilan tapi disembunyiin, istri diem-diem belanja barang yang mahal, dan lain sebagainya.

Yuk simak pembahasan tuntasnya di podcast berikut!

a

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu curhatan kali ini adalah,

“Mas Melvin saya mau nanya, saya mengikuti Finansialku sejak saya single, dan tahun lalu saya sudah menikah, dan bagaimana sih cara merencanakan keuangan untuk keuangan yang baru saja menikah? Saya ingin memulai pernikahan ini dengan positif dan benar. Terimakasih jawabannya mas Melvin”.

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Kalau misal seseorang itu baru menikah atau kita sebutnya itu newly-wed, ada beberapa hal yang menjadi konsen,

    • Satu, diskusikan dengan pasangan mengenai visi pernikahan kamu. Artinya, gol apa sih yang pengen dicapai?

Misal nih ya, kamu gak berharap keluarga kecil kamu ini nanti jadi orang terkaya nomor satu di Indonesia, yang paling penting kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan itu tercukupi semuanya.

Pasangan punya waktu, bisa sayang keluarga, dan tidak curang.

    • Kedua, mulai dengan melakukan financial check-up. Coba lakukan financial check-up dengan menggabungkan keuangan kamu dan pasangan, terlebih kalau pernikahan kamu itu pernikahan yang “harta bersama”.

Bisa jadi sebelum menikah, kamu itu gak tau kondisi keuangan kamu, apakah pasangan kamu punya dana darurat, atau punya utang konsumtif, apakah sudah punya proteksi dan lain sebagainya.

So oleh sebab itu, mulai saling terbuka dan start dari benerin financial check-up.

    • Ketiga, setelah kamu lihat hasil financial check-upnya, kalau memang ada yang kurang sehat, langsung perbaiki.
    • Keempat, jika semuanya sudah sehat, kondisi keuangan kamu sudah sehat, itu Puji Tuhan artinya dua-duanya sudah melek finansial, fokus langsung ke investasi dan mendapatkan tujuan keuangan yang jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Terakhir, saran saya, buatlah kesepakatan mengenai keuangan, jangan asal “kamu gak boleh ini, kamu gak boleh itu, kamu jatahnya cuma segini aja ya…”. Jadi, buat sesuatu kesepakatan bersama bagaimana caranya mengelola keuangan.

 

Oke, semoga penjelasan saya dapat bermanfaat dan membantu, dan buat sobat Finansialku yang juga mengalami kegalauan mengenai keuangan, investasi, asuransi atau apa pun itu, langsung saja curhat ke podcastnya Finansialku.

Caranya, kamu langsung saja download Aplikasi Finansialku melalui Google Play Store atau App Store, dan langsung saja ke menu konsultasi keuangan, dan jangan lupa memberi hastag #curhatkeuangan.

Anyway, kalau ngomongi soal keuangan, khususnya mengenai keuangan keluarga, itu tuh lebih afdol kalau ngobrolnya bersama seseorang yang sudah berkeluarga.

Oleh sebab itu gua undang salah satu perencana keuangan di Finansialku yang sudah berkeluarga, dan usia perkawinannya sudah cukup senior. Siapa dia? Yuk simak kelanjutannya.

 

Terbuka dengan Pasangan, Jauhkan Financial Infidelity

Kali ini saya akan ditemani oleh salah seorang perencana dari Finansialku, yaitu Rista Zwestika.

Nah karena kali ini kita akan ngobrolin tentang relationship dalam sebuah keluarga dan juga masalah duit, maka dari itu saya mengundang seorang yang sudah berkeluarga dan sudah menjalani kehidupan berkeluarga.

Kak Rista ini sekarang sudah punya dua orang anak, dan anak-anaknya juga ada yang sudah SMA. Usia pernikahan kak Rista sendiri saat ini sudah memasuki usia ke 17 tahun.

 

Kesulitan Di Awal Pernikahan Mengenai Keuangan

Rista said,

Kalau ngomongin di awal-awal ada keributan atau tidak, sudah pasti ada. Kalau dulu, kita gak ada yang namanya perencana keuangan, datang ke psikolog atau datang ke penasehat.

Kalau di zaman sekarang, orang yang memutuskan untuk menikah datang ke perencana keuangan, datang ke psikolog, atau ke penasihat perkawinan gitu.

Kalau kita dulu enggak, begitu kita cinta, bucin nih, kita langsung nentuin nih “yuk kapan kita mau nikah?”.

Nah, jadi kalau ditanya ada gak sih masalah di awal-awal, maka jawabannya “sudah pasti”. Banyak juga di luar sana yang ketika memutuskan untuk menikah, awal pernikahan itu adalah masa-masa yang sulit.

Kenapa?

Karena seperti yang tadi, ketika kita lagi jatuh cinta, lagi pacaran, suasananya berbeda dengan ketika kita sudah berada di bawah satu payung rumah tangga.

Satu, saya jadi lebih tau ini pasangan saya seperti apa, kemudian dia juga lebih tau saya seperti apa.

Mungkin ternyata ekspektasi kita pada saat kita pacaran berbeda, dan merasa “wah ternyata dia begini di rumah tangga”. Nah itu juga yang mesti kita sadari sejak awal.

Simak 5 Cara Ampuh Menghadapi Pasangan Gemar Berutang 02

[Baca Juga: Kekerasan Finansial: Korban Tidak Sadar, Pelaku Makin Barbar!]

 

Kalau ditanya apakah ada kendala, sudah pasti ada kendala karena menikah itu bukan hanya soal saya dan pasangan aja, tetapi juga menyatukan dua keluarga dan pola hidup, karakter, serta latar belakang keluarga yang berbeda.

Mau tidak mau, biasanya ketika kita tidak bisa menyesuaikan maka di awal-awal ini akan menjadi berat.

Contohnya lagi saya sendiri, saya dan suami memiliki latar belakang yang berbeda, saya dididik semuanya itu harus mandiri dari nol, sampai pada saat kuliah pun saya menyambi semua pekerjaan, dan biaya kuliah sampai lulus saya biayai sendiri karena orang tua saat itu hanya memberi Rp 300.000 per bulan.

Dengan begitu, saya harus memutar otak bagaimana harus mencari biaya kuliah sampai akhirnya lulus kuliah.

Nah, sedangkan latar belakang suami saya ini dari yang berada, dia adalah salah satu anak direktur BUMN yang segala sesuatunya selalu ada, yang istilahnya kalau dia menjentikkan jarinya maka semuanya sudah langsung ada, sedangkan saya harus cari dulu baru saya ada.

Ketika menyatukan pola hidup, pola asuh, dan mindset yang berbeda, ini menjadi suatu hal yang berat buat saya.

Bagaimana saya mengkomunikasikannya dengan pasangan? Contoh misalnya “yuk kita punya rumah, yuk misalnya nanti kita punya anak seperti ini”, dan itu tuh susah banget.

Tetapi mau tidak mau, ketika sudah memutuskan untuk menikah, ya harus terima pasangan apa adanya, bukan ada apanya.

Karena ketika kita memutuskan untuk menikah, itu pertanggung jawabannya bukan antara saya dengan dia, bukan antara saya dengan keluarga saya atau dia dengan keluarga dia atau kita dengan kedua keluarga, tetapi saya dengan Tuhan.

Ini adalah tanggung jawab yang besar buat saya, jadi mau tidak mau, saya yang “anak komunikasi”, akhirnya ilmu komunikasi yang saya pelajari di kuliah itu saya aplikasikan dalam kehidupan saya.

Jadi kalau bertanya smooth, gak sih di awal-awal, sudah pasti tidak, pasti butuh yang namanya ego itu diturunkan sedikit demi sedikit, kalau perlu ego itu dihilangkan karena biasanya ketika kita ini perempuan yang mandiri biasanya ego ini menjadi lebih tinggi.

Jadi saya terkadang harus memposisikan diri sebagai wanita yang tidak punya ego ketika memulai pernikahan di awal-awal.

 

Ebook Mommy & Money: Panduan Cara Mengatur Keuangan IBU RUMAH TANGGA

Download Sekarang, GRATISSS!!!

7 Ebook Mom and Money

 

Suami Kerja, Istri Kelola Uang, Nyamankah?

Rista said,

Pola pengaturan keuangan rumah tangga itu berbeda-beda sebenarnya, tergantung persepakatan dari antara kedua pasangan.

Nah, kalau zaman dulu suami dapat duit kasih ke istri, nyaman gak? Ya nyaman-nyaman aja istri pegang duit.

Tapi ada satu sisi ketika uangnya itu nanti habis dan belum waktunya gajian, si istri pusing sendiri, ini masalah banget.

Kemudian ketika dia minta duit kepada suami, suami akan bilang “ini gak bisa ngatur uang atau gimana sih?” Nah ini yang bahayanya.

Makanya perlu banget teman-teman memiliki kesepakatan di awal, karena kalau sudah begini, nanti akan ada percik-percik keributan mengenai keuangan atau suami.

 

Cara Mengatur Keuangan Sebelum Menjadi CFP

Rista said,

Betul banget, dulu sebelum ikut menjadi perencana keuangan dan terjun langsung, itu pola yang saya lakukan juga.

Tapi akhirnya pusing sendiri, “gimana nih ya nanti kalau kurang dan minta sama suami, nanti suami bilang: ini kayaknya kamu belanja mulu deh, gak bisa ngaturnya”.

Nah itulah mengapa akhirnya datang ke perencanaan keuangan, karena gak mau kalau gara-gara uang yang gak bisa diatur, jadi ribut sama suami.

 

Suami-suami Takut Istri dan Financial Infidelity

Rista said,

Nah, suka kasihan kalau ngomongin suami-suami takut istri, ini sudah termasuk dengan kekerasan keuangan lho, tanpa disadari. Ini lagi naik daun banget dan sering saya bicarakan ke para pasangan yang datang untuk konsultasi.

Saya bilang kalau ini gak bisa, ini termasuk kekerasan keuangan. Mereka kaget, “kok kekerasan keuangan?”

Sudah pasti! Suami yang cari uang, istri yang mengelola, tapi kok dijatah? Akhirnya suami-suami itu cari pekerjaan-pekerjaan lain yang akhirnya gak jujur, dan ini parah banget lho.

Jadi ketika suami-suami tadi takut dengan isterinya, maka ia akan berpikir bagaimana untuk mengakali istrinya.

Nah, buat teman-teman yang punya masalah seperti ini, ada baiknya teman-teman melakukan komunikasi, tapi misalnya gak bisa komunikasi dengan pasangan dan biasanya ribut, berarti teman-teman butuh saya.

Jadi lebih baik ada pihak ketiga dan perencana keuangan yang bisa bantu untuk menjelaskan.

Kekerasan itu bukan hanya KDRT saja, ini juga termasuk kekerasan dalam keuangan. Ketika suami itu jadi takut dengan teman-teman, teman-teman jangan bangga gitu, karena mereka itu pikirannya banyak dan bisa mengakali kita.

 

Apa yang Rista Bisa Bantu Untuk Kalian yang Kesusahan Masalah Ini?

Rista said,

Ini pertanyaan yang keren banget, dan kalau ada yang datang ke Rista, biasanya ada pasangan yang suka ribut di depan Rista, suka salah-salahan.

Jadi ketika datang ke saya, saya akan bilang gini: “bapak dan ibu datang ke saya bukan untuk ribut di hadapan saya tetapi kita mencari solusinya, solusinya seperti apa? Kan bapak dan ibu memiliki tujuan keuangan, yuk kita cari tujuan keuangan seperti apa yang sesuai dengan pola pikir bapak dan ibu saat ini.

Yang pertama, saya akan menjadi alarm buat bapak dan ibu, jadi kalau bapak dan ibu nanti berbeda pendapat maka saya ada ditengah bapak dan ibu.

Kemudian yang ke dua, kalau bapak dan ibu memiliki tujuan keuangan dan susah banget buat nyampaikan ke pasangan, maka saya adalah pihak ke-3 yang akan membantu bapak dan ibu bagaimana mengkomunikasikannya dengan data, berdasarkan kondisi keuangan bapak dan ibu.

Lalu yang ke tiga, kalau bapak dan ibu datang lagi kepada Rista ngomongin tentang keuangan dan tujuannya, ingat saya menjadi ajang tempat bapak dan ibu curhat.”

 

Nah di akhir podcast kali ini, buat pasangan yang lagi kesulitan berkomunikasi buat ngobrolin tentang keuangan, kak Rista berpesan,

Memang kalau ngomongin keuangan antara pasangan itu susah-susah gampang, kalau dibilang susah akan susah, dan kalau dibuat gampang akan gampang.

Nah, gimana caranya?

Ketika teman-teman baru mau menikah, biasakan untuk membahas tentang keuangan, tidak langsung ke angka nominal, tatapi bawa bahasan yang seperti “liat deh yang, biaya pendidikan saat ini ternyata mahal, kalau kita nanti punya anak seperti apa ya?” gitu… Jadi gunakan case-case di luar sana tapi tidak menjurus ke angkanya.

Kemudian yang kedua, buat teman-teman yang saat ini sudah menikah, sudah pasti ngomongin masalah keuangan buat keluarga yang sudah menikah itu luar biasa susahnya, karena kita juga tidak tau apakah Anda menganggung keluarga atau menanggung adik kakak atau menanggung orang tua, kemudian apakah income Anda cukup.

Anda juga sebagai seorang laki-laki kadang-kadang merasa tidak mau diremehkan oleh perempuan dan perempuan juga tidak mau merasa diremehkan oleh mertua dan keluarganya, jadi kompleks banget tuh.

Jadi intinya, teman-teman duduklah bareng dengan pasangan, kalau misalnya memang tidak bisa mengkomunikasikannya, ada baiknya teman-teman langsung menghubungi Rista di Finansialku karena saya akan segera membantu teman-teman semua.

Tujuan kita antara laki-laki dan perempuan saat ini sudah sejajar, banyak perempuan di luar sana yang membantu laki-laki untuk mencari uang, untuk membantu keuangan keluarga.

So pastikan teman-teman kedudukannya harus sejajar, apalagi kalau ngomongin tentang keuangan, sehingga lebih enak deal-nya.

 

Nah… semoga podcast kali ini membantu teman-teman semua, dan akhir kata Make A Plan And Get Your Financial Dreams Come True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify