Ternyata industri keuangan membuka banyak kesempatan para pekerja di industri sekuritas. Pengalaman bekerja di industri sekuritas gimana sih rasanya?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Beli Reksadana Atau Saham?

Bekerja di industry sekuritas ternyata ada tips dan triknya! Kali ini dalam Podcast Finansialku, Melvin bersama seorang rekannya akan membagikan pengalaman dan masukan bagi kamu yang mau berkarier di industri sekuritas.

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu curhatan kali ini tentang lebih untung mana beli reksadana atau saham? Kalau untung beli saham, kenapa perlu beli reksa dana?

 

Jawaban Melvin Mumpuni:

Menurut saya investasi adalah kendaraan untuk mewujudkan tujuan keuangan seseorang. Reksadana atau saham adalah instrumen dapat kamu pakai untuk mencapai tujuan keuangan kamu tersebut. Saya akan jelaskan mengenai dua kendaraan tersebut.

Reksadana adalah wadah untuk mengumpulkan dana investor untuk dikelola oleh manajer investasi ke efek, bisa saham, surat utang jangka pendek atau surat utang jangka panjang. Sedangkan saham adalah kepemilikan perusahaan.

Sebenarnya dua produk ini berbeda secara nature, karena ketika kamu beli reksa dana, kamu beli portofolio investasi. Kebanyakan investor fokus pada keuntungan (return) dan lupa dengan faktor risiko.

Portofolio investasi itu dibangun dengan prinsip-prinsip risiko seminimal mungkin dan return sebesar mungkin atau dikenal dengan modern portfolio theory. Kalau di reksa dana ada Risk Return Analysis.

Faktanya, ketika seseorang membeli reksa dana, orang itu sudah beli portofolio investasi yang sudah terdiversifikasi. Jadi sebenarnya gak perlu tuh beli banyak-banyak reksa dana.

Menurut saya fokusnya adalah satu reksa dana, cari yang risk return analysis-nya bagus dan sesuaikan dengan tujuan keuangan kamu. Kalau kamu mau tahu tentang risk return analysis, gabung aja di Webinar Reksadana Finansialku.

Untuk saham, saya prefer investasi jangka menengah dan jangka panjang. Saya sendiri lebih cocok menggunakan value investing, artinya saham-saham yang harganya sedang terdiskon dan jual saat harga intrinsiknya.

Secara sederhana, “Make money when buy, not when you sell.”

 

Pengalaman Bekerja di Industri Sekuritas

Di podcast kali ini Melvin ditemani oleh Philip Mulyana, yang tahun ini sudah 11 tahun di industri sekuritas, dengan latar belakang bukan orang manajemen atau akunting, tapi dari IT. Berawal dari bosan ngoding, lalu tertarik dengan investment dan sempat masuk Forex.

Menurutnya, waktu itu kebetulan ada seorang temannya yang masuk di sekuritas dan Philip tertarik dan memutuskan untuk masuk sekuritas dan menjadi equity sales di Bogor. Equity sales adalah broker.

Apa itu broker? Kalau kamu mau investasi saham, kamu gak bisa langsung bawa uang ke BEI, tapi harus lewat perantara yaitu broker.

Nah, pada waktu itu begitu pindah ke sekuritas, market sedang parah-parahnya dan sempat terpikir salah pilih karir.

Di industri sekuritas sebagai equity sales biasanya fixed salary-nya kecil. Fixed salary mempengaruhi target kita, begitu kita lewat target baru dapat commission. Dan commission lebih besar dari gaji.

 

Lebih Menyenangkan Fixed Income Atau Commission Based Income?

Menurut Philip, Commission based lebih menyenangkan karena gaji diukur berdasarkan performa atau kinerja. Gak enaknya kalau di saham, dalam satu tahun ada 2 bulan yang sepi, yaitu bulan mendekati puasa dan bulan Desember.

Jadi dalam setahun kita kerja cuma 10 bulan. Harus pintar-pintar mengurus cashflow. Commission based risikonya kamu gak bisa berharap gaji tetap stabil.

Setiap entrepreneur itu permainannya commission based, tidak pernah gajian tetap. Dan tidak semua orang cocok di commission based.

 

Keuntungannya bekerja di industri sekuritas yaitu bisa membuka pintu untuk kenal banyak orang dari tiap nasabah dan belajar melek investasi.

 

Apa Itu Perusahaan Sekuritas?

Seperti yang diceritakan di awal, mau beli saham harus lewat perusahaan sekuritas, nanti dibantu broker. Tapi di sekuritas juga bisnisnya macam-macam, ada juga yang mengurus IPO, merger and acquisition, corporate finance, restructuring, dan lain-lain.

Di industri sekuritas, ada dua jenis nasabah, yaitu nasabah ritel (perorangan) dan nasabah institusi (perusahaan).

Sebagai broker harus proaktif dan belajar sendiri. Seperti belajar membaca laporan keuangan, technical pola pergerakan harga. Dan dari situ baru bisa komunikasikan pada klien untuk update.

Nah, bagi kamu yang baru mau gabung ke industri sekuritas, ini dia nasehat dari Philip Mulyana.

 

#1 Kepercayaan Dari Klien

Prinsip di industri sekuritas harus punya trust dari klien. untuk membesarkan client base bukan seperti bangun candi yang satu malam, tapi proses yang harus dilewati dan dinikmati. Walaupun instan, itu tidak akan bertahan.

 

#2 Harus Ada Layover Fund

Kalau kamu mau bekerja dengan gaji commission base industry, make sure harus ada layover fund, posisinya ada di atas dana darurat. Ini penting karena akan diambil saat komisi berada di bawah pengeluaran. Penghasilan boleh turun naik tapi lifestyle harus tetap dijaga.

 

#3 Integritas yang Utama

Di industri mana pun integritas adalah nomor satu. Kamu tidak boleh jual sesuatu yang bisa merugikan klien.

Seperti yang ayah Philip katakan, “Client is always no. 1. Kita tidak berada di posisi perusahaan tapi kita adalah perwakilan nasabah. Jadi jangan sampai menyalahgunakan kepercayaan nasabah.”

 

Itu tadi diskusi mengenai industri sekuritas, semoga penjelasannya bermanfaat untuk kamu. Akhir kata, Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify