Apa sih Growth Mindset dan Fixed Mindset itu? Diantara keduanya, mindset mana sih yang seharusnya kita miliki?

Simak artikel berikut ini, karena kita akan membahasnya dengan salah satu pakar mindset. Selain itu kita akan membahas bagaimana cara menambah penghasilan di saat corona.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Growth Mindset dan Fixed Mindset

Kamu pastinya pernah dengar dong dengan yang namanya growth mindset dan fixed mindset

Nah dalam menghadapi kondisi ekonomi yang slowdown, sebenarnya bagaimana sih kita harus bersikap? Apakah dengan marah? Pasrah? Atau mungkin keep positive?

Hmmm bagaimana dengan kamu?

Kali ini saya akan mengundang salah satu pakar mindset yang akan membahas mengenai growth mindset dan fixed mindset.

Saya juga akan menjawab pertanyaan dari salah seorang teman yang ingin menambah penghasilan di saat kondisi ekonomi slowdown.

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu curhatan kali ini,

“Hi Mas Melvin, saya lagi bingung karena usaha sedang sulit. Pemasukan berkurang, sedangkan pengeluaran semakin besar. Nah ini bagaimana ya cara menambah penghasilan?”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Terimakasih telah bertanya melalui Aplikasi Finansialku, nah sekarang saya akan menjawab seperti ini,

Jujur saya tidak tau caranya menambah penghasilan kamu disaat seperti ini, cuma beberapa hal yang bisa saya share melalui sudut pandang saya adalah, “selalu mulai dengan mindset yang benar.”

Jangan cuma berharap semuanya akan berubah, semuanya akan indah pada waktunya, tapi works! Lakuin!

Biasanya kita stres karena banyak hal yang ada di pikiran kita tetapi tidak bisa kita lakukan, so salah satu halnya adalah menyibukkan dirimu dengan kegiatan-kegiatan yang produktif.

Caranya gimana Vin?

 

Ini yang nomor dua, coba liat kembali catatan kamu. Kalau kamu seorang karyawan, coba liat catatan pengeluaran dan pemasukan kamu, mana saja yang bisa di hemat, mana saja yang bisa ditambah pemasukan, dan lain sebagainya.

Kalau kamu pengusaha atau freelance, coba liat laporan keuangan bisnis kamu, dan coba liat laporan keuangan pribadi kamu, dan liat apa aja item-item penjualan yang tidak terdampak dengan corona.

Termasuk jika kamu seorang karyawan sekalipun, dengan kondisi seperti sekarang ini, perusahaan tempat kamu bekerja pun bisa jadi mengalami kesulitan dengan penjualan.

Kalau kamu growth mindset, coba cari cara apakah memungkinkan kalau kamu mampu membantu perusahaan kamu untuk menambah pemasukan atau penjualan.

Kamu juga bisa bertanya kepada bosmu, adakah semacam bagi hasil dan lain sebagainya? Itu win-win solution menurut saya.

Ketiga, kamu juga bisa cek yang lain jika sebagai seorang karyawan kamu tidak bisa membantu perusahaan. Contohnya kamu bisa cek di Instagram, di Facebook, YouTube, atau di media lainnya.

Kamu bisa mencari tentang apa yang dibutuhkan oleh orang-orang saat ini, apa yang mereka cari. Nah kalau kamu bisa sediakan barang-barang yang mereka cari, maka itu adalah peluang bisnis menurut saya.

Keempat, manfaatkan dana darurat. ketika income tidak bisa ditambah, maka kamu bisa memanfaatkan dana darurat.

So sobat Finansialku, saya selalu bicara tentang catat pemasukan, punya anggaran dan dana darurat.

Banyak orang yang bilang gak penting, males mencatat dan lain sebagainya. Tetapi sebenarnya catatan itu berguna agar ketika kita mengambil keputusan sudah ada datanya, jadi gak asal coba.

Dan untuk kondisi yang seperti saat ini, siapa yang sudah ready akan lebih kuat untuk bertahan. Dan siapa yang belum siap, berarti punya kesempatan untuk belajar dari pengalaman kali ini.

Semoga penjelasan saya bermanfaat dan bisa membantu kamu. Dan jika sobat Finansialku memiliki masalah keuangan, investasi, asuransi dan apapun itu, kamu dapat langsung curhat di Konsultasi Keuangan Aplikasi Finansialku, dan beri hashtag #curhatkeuangan agar curhat kamu bisa diangkat ke podcast Finansialku.

 

Mindset yang Harus Dimiliki Ketika Melawan Virus Corona

Kali ini Melvin Mumpuni akan berbincang dengan Christopher Rogito. Ko Christopher ini adalah spesialisnya soal mindset dan merupakan seorang Agency Director termuda hingga saat ini.

Nah bagaimana tanggapan Ko Christopher dengan kondisi ekonomi yang mulai slowdown saat ini?

Di mana kegiatan ekonomi mulai terbatas, beberapa perusahaan penerbangan merumahkan karyawannya, dan perusahaan-perusahaan pariwisata seperti travel agent juga mengalami hal yang serupa.

“Masih perlukah mindset yang benar dalam menghadapi kondisi yang seperti itu?”

 

Menurut Ko Christopher, justru disaat-saat seperti ini lah mindset yang tepat itu akan menentukan kelangsungan hidup ke depannya.

Sebagai contoh, salah satu teman dekatnya yang bekerja di perusahaan travel di Jepang bercerita bahwa dia mengalami penurunan income hampir 50%.

Jadi pendapatan dia dipotong sebegitu besar. Lebih parahnya lagi, dia juga bercerita kalau teman-temannya yang di Indonesia ada yang mengalami pemotongan gaji hingga 80%.

Sedangkan klien Ko Christopher yang lain bercerita bahwa ia mengalami pemotongan gaji hingga 50%.

Jadi kalau misalnya kita menerima income Rp 10 juta, terus tiba-tiba dipotong setengahnya, kalau mindset-nya gak tepat pasti akan panik dan efeknya bisa saja kemana-mana.

Maka dari itulah mengapa mindset yang tepat akan mempengaruhi kelangsungan hidup ke depannya.

Mindset kita ada di dalam kepala, dan mindset itulah yang akan menentukan bagaimana cara kita berfikir, cara kita merespon, dan kemudian ending-nya adalah tindakan kita. kalau sebuah tindakan sering dilakukan, maka lama-lama akan menjadi sebuah habit, dan ujung-ujungnya habit kita akan menentukan masa depan kita.

Sobat Finansialku mungkin pernah mendengar seorang yang belanja di mal dengan menggunakan APD lengkap saat virus corona mulai menyebar di Indonesia, bagaimana pendapatmu terhadap tindakan ini?

Sangat berlebihan bukan? Nah hal ini pun dipengaruhi oleh mindset orang tersebut.

Jika orang ini tidak mengalami perubahan di mindset-nya, maka ia akan sangat mudah menjadi seorang yang reaktif.

Reaktif maksudnya adalah menjadi sangat gampang untuk panik dan semacamnya, sehingga cenderung mengambil langkah yang tidak tepat, dan tentu saja, menjadi reaktif adalah hal yang berbahaya!

Seperti orang yang menggunakan APD untuk mal tadi, tindakannya ini malah bisa membuat orang disekitar menjadi ikutan panik.

Padahal kalau tidak menjadi reaktif, dia bisa keluar dengan cukup menggunakan masker, baju berlengan panjang, dan setelah sampai di rumah ia bisa langsung menyuci baju dan mandi.

Ini pun berlaku untuk kehidupan rumah tangga, jika seseorang memberikan reaktif yang berlebihan seperti cemburu yang berlebihan dan curigaan, maka hal ini akan memicu perpecahan dalam rumah tangga.

Lalu bagaimana tanggapan Ko Chris mengenai growth mindset dan fixed mindset? Apakah ini berhubungan dengan keuangan kita?

 

Menurutnya, Growth mindset and fixed mindset berhubungan banget dengan keuangan kita!

Mengapa demikian?

Kalau orang yang pikirannya fixed mindset, maka dia cenderung akan menempatkan dirinya berpasrah sebagai korban.

Pikirnya: “yaudahlah, emang gua mampunya cuma segitu, yaah semua orang memang lagi seperti ini, dan kalau gua lagi payah ya itu hal wajar”.

Orang seperti ini akan menyerah duluan, bahkan sebelum ia melakukan usaha untuk memperbaiki keadaan.

Sedangkan untuk growth mindset, kita akan cenderung mencari cara atau solusi untuk mengatasi permasalahan atau situasi yang sedang tidak baik untuk bisnisnya.

Ia akan mengutak-atik berbagai hal, memikirkan apa yang harus dikerjakan, dan mencari cara bagaimana income-nya bisa bertambah atau setidaknya terjaga.

Ia tidak mengeluh stres atau pun pasrah dengan kondisi yang ada, tetapi mencari cara untuk mencapai titik normal yang baru.

Sebaliknya, jika kita tidak mau berusaha dan tidak move on dari permasalahan yang dihadapi, kita akan menjadi ketinggalan dari yang lain.

Seperti yang diungkapkan oleh Melvin, bahkan dengan situasi yang seperti sekarang ini, ia malah mendapat kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang sebelumnya ia tidak bisa lakukan, seperti ngobrol dengan saudara, baca-baca buku, dan banyak hal lainnya.

Jika memiliki mindset yang tepat, kita akan bisa lebih menikmati hidup, bahkan bisa menikmatinya dengan cara yang berbeda dari biasanya.

Lalu bagaimana caranya merubah dari fixed mindset ke growth mindset?

 

Menurut Ko Christopher, satu hal yang pasti adalah kita perlu merusak pola pikir kita yang masih menggunakan cara lama, tetapi bukan hanya karena terpaksa.

Kita juga perlu memiliki kemampuan dalam memilih apa yang hendak masuk dalam pikiran kita, dan bukan hanya karena terdorong dari pihak luar.

Mental hidup kita sebenarnya timbul dari kebiasaan saja, dan kalau kita sudah biasa melakukan sesuatu, maka itu akan tertanam di kepala kita tanpa kita sadari. Maka dari itu kita perlu “mengalahkan diri kita sendiri”. Push your limit!

Untuk masa sekarang ini, bisa jadi income kita mengalami penurunan, tetapi kalau kita bisa mengendalikan mindset dan berpikir bahwa kita bisa mengejarnya lagi, sehingga kita bisa menemukan titik normal yang baru dan tidak merasa menyerah dengan masalah yang ada.

Bukan lagi menjadi rahasia kalau disetiap krisis selalu muncul saja orang kaya baru.

Nah apa sih yang membedakan mereka dengan masyarakat pada umumnya? Jawabannya ialah, mereka mampu melihat dunia atau krisis dengan cara yang berbeda.

 

Di akhir podcast, Ko Christopher memberi pesan,

“Kondisi lagi sulit, tapi kita masih bisa bernafas. Jadi selama kita masih bisa bernafas, kita masih memiliki waktu dan kita masih memiliki kesempatan. Jadi gunakan momen ini untuk menemukan hal-hal baru yang mungkin sudah Tuhan siapkan untuk kita, cuma mungkin kitanya saja yang belum sadar.”

 

Semoga sobat Finansialku juga bisa lebih terbuka dan berpikir positif untuk situasi seperti sekarang ini, dan akhir kata, Make A Plan and Get Your Financial Dreams Comes True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify