Bingung, gaji dua digit, masih single, tapi belum bisa beli rumah. Apa yang salah, ya?

Cari tahu penyebab utamanya lewat artikel Finansialku satu ini, yuk!

 

Summary

  • Tidak semua orang yang bergaji tinggibisa mewujudkan tujuan keuangannya, apabila pengaturan keuangannya tidak tepat.
  • Walaupun harga properti terus mengalami kenaikan, namun kita tetap bisa memiliki rumah dengan cara membeli rumah bekas.

 

Kenapa Belum Bisa Beli Rumah?

Buat banyak orang, gaji dua digit di usia yang belum atau baru menginjak angka 30 adalah bentuk hoki dari Tuhan.

Hal ini tentu jadi hal yang wajar, ketika kita adalah saksi hidup akan kerasnya dunia pekerjaan, sulit mendapatkan pemasukan tambahan di tengah banyaknya tuntutan.

Sementara apa yang dirasakan oleh mereka yang memang punya hoki bagus, dan berkesempatan untuk dapat gaji dua digit saat atau sebelum usia 30 tahun?

Ternyata nggak seenak itu, lho! Mereka tetap merasa kurang, karena pembagian anggaran bulanan yang besar, membuat mereka merasa kalau gaji dua digit, bukan sesuatu yang patut dibanggakan.

Begitu pula yang terjadi pada Bagas (nama samaran), 32 tahun, yang masih single, dan punya gaji 2 digit, tapi belum bisa beli rumah. 

Dia pikir, dengan gaji Rp 16 juta, dia bisa dengan mudah beli rumah di bilangan Tangerang yang kisaran harganya Rp 800 juta.

Ternyata faktanya nggak begitu. Dana darurat saja baru bisa dia kumpulkan sebanyak 4x pengeluaran bulanan.

[Baca Juga: 3 Strategi Beli Rumah: Kelebihan, Kekurangan, dan Perhitungannya]

 

Sebenarnya, apa yang salah dari pola pengaturan uang Bagas, sampai dia merasa kesusahan untuk memenuhi keinginannya itu?

Sebelum itu, mari kita pecah anggaran bulanan dari Bagas:

 

  • Tabungan: Rp 2 juta
  • Perpuluhan: Rp 500 ribu
  • Biaya hidup: Rp 4 juta
  • Utang: Rp 4,5 juta
  • Orang tua: Rp 2 juta
  • Adik: Rp 2 juta
  • Biaya lain-lain: Rp 1 juta

 

Jika dirinci seperti ini, rasanya Rp 16 juta tidak sebesar itu, ya? Apalagi hal ini belum termasuk dengan anggaran keuangan untuk biaya beli rumah seharga Rp 800 juta.

Perencana keuangan dari Finansialku kemudian membantu Bagas untuk menelusuri permasalahan keuangan Bagas agar bisa mulai fokus pada tujuan keuangannya itu.

 

Apa Masalahnya?

Ternyata, ada tiga masalah utama dalam keuangan Bagas yang berhasil perencana keuangan Finansialku temukan lewat pemeriksaan kondisi keuangan, yaitu:

  • Masih adanya kewajiban untuk membayar utang orang tua setiap bulan, dengan sisa tenor 2 tahun.
  • Kewajiban untuk membiayai adiknya berkuliah hingga satu tahun ke depan.
  • Menjadi tulang punggung keluarga, sehingga masih harus membiayai orang tua.

 

Melalui permasalahan utama ini, berikut adalah tips dan strategi dari perencana keuangan secara garis besar:

  • Mencari pemasukan tambahan.
  • Menekan biaya hidup.
  • Terlebih dulu fokus pada dana darurat setidaknya 12x pengeluaran.

 

Sementara dana membeli rumah, bisa berasal dari:

  • Rp 2 juta yang bisa dikumpulkan dalam waktu satu tahun ke depan setelah selesai membiayai kuliah adik.
  • Rp 6,5 juta yang bisa Bagas kumpulkan dalam waktu dua tahun ke depan setelah selesai membayar utang orang tua.

[Baca Juga: Beli Rumah Cash, Cicil Developer, atau KPR, Ya? Ini Kata Financial Planner]

 

Strategi ini tentu tidak bersifat mutlak, karena Bagas dan perencana keuangan harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang mungkin saja terjadi di masa depan nanti.

Jika kamu memiliki permasalahan yang mirip dan merasa membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan permasalahan keuangan pribadi, kamu bisa melakukan konsultasi bersama perencana keuangan yang bisa dihubungi melalui Customer Advisory Finansialku melalui nomor WhatsApp: +62851 5866 2940.

Atau, kamu juga bisa menghubungi mereka dengan menekan banner di bawah ini sekarang!

Banner Konsultasi WA - PC
Banner Konsultasi WA - HP

 

Bisa Beli Rumah Nggak, ya?

Kalau begitu, apakah kira-kira kita, para milenial dan generasi Z punya kesempatan untuk bisa beli rumah, dengan keadaan harga properti yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya?

Tidak ada yang tidak mungkin, yang penting kamu tidak terlalu terpaku pada satu opsi saja, melainkan membuka kesempatan pada opsi lain yang bisa dipertimbangkan.

Misalnya adalah membeli rumah bekas, yang jarang untuk kita jadikan pilihan atau opsi, terlebih buat sebagian besar milenial atau generasi Z.

Padahal, membeli rumah bekas nggak melulu jadi momok yang menakutkan, malah bisa jadi kesempatan untuk dapat rumah yang masih layak huni dengan harga di bawah pasaran.

Ada beberapa tips yang perlu kamu perhatikan ketika kamu hendak membeli rumah bekas, yaitu:

 

#1 Tentukan Anggaran

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan terlebih dulu mengetahui kondisi keuanganmu, dan menentukan anggaran harga rumah yang sesuai dengan kondisi keuanganmu.

Jangan lupakan pula anggaran untuk biaya renovasi yang perlu kamu siapkan ketika kondisi rumah yang kamu beli dalam keadaan yang tidak 100% sempurna.

 

#2 Pastikan Kelengkapan Dokumen

Tips kedua adalah, pastikan kalau rumah yang akan kamu beli memiliki kelengkapan dokumen yang bisa pemilik sebelumnya buktikan secara fisik.

Beberapa dokumen yang perlu ada di antaranya adalah Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

 

#3 Periksa Kondisi Rumah

Tips selanjutnya, pastikan kamu sudah memeriksa kondisi rumah secara menyeluruh. Jika perlu, kamu bisa membawa ahli saat melakukan pengecekan, seperti tukang atau kontraktor yang bisa menilai secara objektif.

 

Ada 7 tips lain yang harus kamu pertimbangkan sebelum membeli rumah, termasuk memeriksa lingkungan sekitar! Informasi selengkapnya bisa kamu dapatkan dari artikel Finansialku berikut ini!

[Baca Juga: Gaji UMR Bisa Beli Rumah Bekas? Cari Tahu Caranya di Sini!]

 

Apakah kamu punya pertanyaan yang belum terjawab terkait informasi ini? Yuk, jangan ragu untuk sampaikan pertanyaanmu lewat kolom komentar! Finansialku tunggu, ya!

 

Editor: Ratna SH