Koreksi saham adalah situasi yang kerap dialami investor di pasar modal. Apa saja tanda-tandanya?
Pelajari informasi selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Summary:
- Faktor-faktor seperti gejolak makroekonomi, isu mikroekonomi perusahaan, ketidakpastian geopolitik, sentimen pasar negatif, dan peristiwa tak terduga dapat memicu koreksi saham.
- Investor disarankan untuk melakukan analisis mendalam, mengelola profil risiko, memanfaatkan momentum koreksi, dan melakukan evaluasi serta rebalancing portofolio secara berkala.
- Koreksi saham dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk mengakumulasi aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.
Apa Itu Koreksi di Pasar Saham?
Istilah “koreksi” merujuk pada sifat alami pasar untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi fundamental yang berubah.
Koreksi saham dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk perubahan sentimen investor, kebijakan moneter, gejolak geopolitik, atau perkembangan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi.
Koreksi saham adalah fenomena penurunan harga saham atau indeks pasar sebesar 10% hingga 20% dari puncak sebelumnya. Kondisi ini kerap terjadi setelah periode penguatan pasar yang signifikan, sebagai mekanisme alami pasar untuk menyeimbangkan kembali valuasi aset.
Secara historis, koreksi saham adalah peristiwa selalu terjadi. Studi menunjukkan bahwa koreksi pada indeks S&P 500, misalnya, terjadi rata-rata setiap 19 bulan sejak 1928.
Durasi koreksi saham bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Koreksi tercepat tercatat hanya dalam dua hari pada 1932, sementara yang terlama mencapai lima bulan pada April 2011.
Koreksi saham umumnya menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi trader jangka pendek yang sensitif terhadap fluktuasi harga harian.
Namun, bagi investor jangka panjang dengan horizon waktu investasi minimal satu tahun, koreksi justru dapat menjadi peluang untuk mengakumulasi aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.
[Baca Juga: Calon Investor Merapat, Pahami 10 Risiko Investasi Saham dan Cara Atasinya]
Penyebab Terjadinya Koreksi Saham
Berikut adalah beberapa faktor utama yang umumnya memicu terjadinya koreksi saham:
#1 Gejolak Makroekonomi
Perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi makro seperti inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga, atau perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat memicu sentimen negatif di pasar saham.
Investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko ketika prospek ekonomi menjadi tidak pasti.
#2 Isu Mikroekonomi Perusahaan
Masalah internal perusahaan seperti penurunan kinerja keuangan, perubahan manajemen, atau skandal korupsi dapat memicu penurunan harga saham perusahaan tersebut. Jika isu tersebut cukup serius, dapat memicu gelombang penjualan yang lebih luas di pasar.
#3 Ketidakpastian Geopolitik
Ketegangan geopolitik, konflik bersenjata, atau perubahan kebijakan pemerintah dapat menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan—menyebabkan koreksi saham.
Investor cenderung mencari safe-haven assets seperti emas atau obligasi pemerintah ketika menghadapi situasi yang tidak stabil.
#4 Sentimen Pasar
Sentimen pasar yang negatif, seperti kekhawatiran akan gelembung aset atau ekspektasi penurunan profitabilitas perusahaan, dapat memicu aksi jual yang meluas.
Efek herding behavior, di mana investor cenderung mengikuti tindakan investor lain, dapat memperkuat penurunan harga.
#5 Peristiwa Tak Terduga
Peristiwa tak terduga seperti pandemi, bencana alam, atau perubahan regulasi yang tiba-tiba dapat menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi dan memicu koreksi saham.
[Baca Juga: Cara Kumpulkan dan Kelola Uang Dingin Saham, Pahami!]
Tanda-tanda Saham Mengalami Koreksi
Koreksi saham bisa terjadi dengan sejumlah tanda berikut:
#1 Pelonggaran Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang longgar, seperti penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral (misalnya, Bank Indonesia atau The Fed), seringkali memicu euforia pasar.
Namun, perlu diingat bahwa fase pelonggaran ini tidak bersifat permanen. Ketika bank sentral mulai mengetatkan kembali kebijakannya, aset-aset berisiko seperti saham cenderung mengalami koreksi.
#2 Durasi Bull Market yang Berlebihan
Secara historis, siklus pasar saham cenderung berulang antara fase bullish (naik) dan bearish (turun).
Bull market yang terlalu panjang tanpa adanya koreksi yang signifikan dapat mengindikasikan adanya gelembung aset. Investor sebaiknya waspada terhadap potensi koreksi yang mendadak.
Ilustrasi koreksi saham. Sumber: Freepik/DC Studio
#3 Stagnasi Profitabilitas Perusahaan
Laba perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental yang paling berpengaruh terhadap harga saham.
Jika profitabilitas perusahaan-perusahaan besar dalam suatu indeks mengalami stagnasi atau bahkan penurunan, investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap pasar saham.
#4 Overvaluasi Pasar
Ketika valuasi pasar saham secara keseluruhan sudah jauh melampaui nilai intrinsiknya, kondisi ini disebut overvaluasi. Pasar yang overvalued sangat rentan terhadap koreksi tajam, terutama jika dipicu oleh sentimen negatif atau peristiwa eksternal.
#5 Peristiwa Politik dan Geopolitik
Ketidakstabilan politik, baik di dalam negeri maupun di tingkat global, dapat menciptakan ketidakpastian yang tinggi di pasar keuangan. Peristiwa politik seperti pemilihan umum, perubahan kebijakan pemerintah, atau konflik geopolitik seringkali memicu volatilitas pasar.
[Baca Juga: Strategi Sun Tzu untuk Investor Saham: Menavigasi Pasar yang Berfluktuasi]
#6 Pelemahan Kondisi Makroekonomi
Indikator-indikator makroekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran dapat memberikan sinyal dini mengenai kondisi kesehatan ekonomi suatu negara.
Pelemahan indikator-indikator tersebut dapat mengurangi kepercayaan investor dan memicu koreksi pasar. Tanda-tanda pelemahan ekonomi antara lain penurunan penjualan ritel, produksi industri, dan investasi.
#7 Peristiwa Tak Terduga (Black Swan)
Peristiwa tak terduga yang memiliki dampak signifikan terhadap pasar keuangan, seperti pandemi global atau serangan teroris, dapat menyebabkan koreksi pasar yang sangat tajam dan tiba-tiba. Peristiwa semacam ini sulit diprediksi dan seringkali memicu kepanikan di kalangan investor.
Cara Efektif dalam Menghadapi Koreksi Saham
Koreksi saham merupakan fenomena siklikal yang kerap terjadi. Kondisi ini dapat memicu kepanikan di kalangan investor.
Berikut beberapa strategi yang dapat diadopsi saat situasi ini terjadi:
#1 Analisis Mendalam terhadap Pemicu Koreksi
Sebelum mengambil tindakan, investor disarankan untuk melakukan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang memicu koreksi saham.
Pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi makro ekonomi, kebijakan moneter, serta kinerja perusahaan yang terdampak akan membantu dalam memprediksi durasi dan kedalaman koreksi.
#2 Pengelolaan Profil Risiko yang Efektif
Profil risiko investor merupakan faktor krusial dalam pengambilan keputusan investasi. Alokasi aset yang seimbang dengan tingkat toleransi risiko akan meminimalisasi tindakan impulsif saat pasar bergejolak.
Dengan demikian, investor dapat menghindari kesalahan fatal seperti menjual aset pada harga rendah akibat panik.
[Baca Juga: Saham Gorengan: Pengertian, Ciri, Contoh, Risiko, dan Cara Menghindarinya]
#3 Memanfaatkan Momentum Koreksi
Koreksi pasar seringkali menciptakan peluang untuk mengakumulasi aset berkualitas dengan harga yang menarik.
Oleh karena itu, disarankan bagi investor untuk menyiapkan dana darurat yang dapat dialokasikan untuk membeli aset-aset undervalued.
Perlu diingat bahwa penggunaan leverage, seperti margin trading, dapat memperbesar risiko kerugian dan sebaiknya dihindari.
#4 Evaluasi dan Rebalancing Portofolio secara Berkala
Evaluasi portofolio secara berkala dan melakukan rebalancing merupakan praktik yang baik untuk menjaga kinerja investasi jangka panjang. Kegiatan ini memungkinkan investor untuk menyesuaikan alokasi aset seiring dengan perubahan kondisi pasar dan tujuan investasi.
Selain itu, rebalancing juga dapat membantu dalam mengelola risiko dan meningkatkan diversifikasi portofolio.
Untuk membantu Anda dalam hal ini, anda bisa berkonsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku. Hubungi dan buat janji konsultasi sekarang melalui WhatsApp 0851 5866 2940. Klik banner untuk info lengkapnya.
Pantau Aset Investasi Berkala
Koreksi pasar adalah fenomena alami yang terjadi dalam siklus investasi. Meskipun menimbulkan kekhawatiran, koreksi justru dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk mengakumulasi aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.
Bagi Anda yang ingin memulai perjalanan investasi, konsultasikan dengan Perencana Keuangan Finansialku untuk mendapatkan rekomendasi produk investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, Anda dapat meraih tujuan finansial jangka panjang.
Baca juga ebook gratis: Strategi Praktis Mencapai Impian Masa Depanmu (Goal Based Investment) sebagai tambahan referensi Anda dalam berinvestasi.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. Â
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Demikian pembahasan tentang koreksi saham. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Mari bantu sesama investor pemula memahami informasi ini dengan membagikannya di kolom komentar. Terima kasih!
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Referensi:
- Admin. 12 Januari 2022. Koreksi Saham? Jangan Panik, Ini Cara Menghadapinya! Rhbtradersmart.co.id – https://bit.ly/3XWzbQo
- Annisa Ayu Artanti. 04 April 2024. 7 Faktor Penyebab IHSG Terkoreksi Selama Dua Pekan. Metrotvnews.com – https://bit.ly/3NgIYvu
- Callum Cliffe. What is a stock market correction and how can you trade one? ig.com – https://bit.ly/3XSiTrO
- Tika. 28 September 2020. Begini Ciri-Ciri Saham yang Akan Terkoreksi. Ajaib.co.id – https://bit.ly/4gQ1jx9
Sumber Gambar:
- Cover – Freepik/jcomp
Leave A Comment