Investment Outlook 25-29 April 2022: Apa kabar IHSG ketika rencana The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 0,5% pada Mei 2022?? Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga p2p lending berikut.
IHSG Review: Inflow Asing Nipis, Apa Bisa IHSG Break High Lagi??
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Jumat (22/4) ditutup mengalami penurunan sebesar 50 poin atau -0,70% ke level 7.225.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di 7.251, setelah itu mengalami kenaikan ke titik tertinggi di 7.291 dan titik terendah perdagangan hari itu di 7.174 serta ditutup pada level 7.225 dengan nilai perdagangan Rp 38 triliun serta market caps sebesar 9.484.
[Baca IHSG Hari Ini]
Ada beberapa fokus berita minggu kemarin yaitu:
- Sinyal The Fed menaikkan suku bunga acuan 50 basis atau 0,5% di Mei 2022 makin kuat. Gubernur bank sentral AS Jerome Powell pada Testimoni 21 April 2022 mengatakan bahwa kenaikan 50 basis poin mungkin diputuskan dalam pertemuan the Fed pada 3-4 Mei 2022.
Komentar tersebut makin menegaskan arah The Fed yang semakin agresif (hawkish) untuk meredam inflasi yang sudah mencapai level 8,5% yang merupakan level tertinggi sejak 1981.
The Fed diperkirakan akan memangkas neraca mereka sebesar US$ 95 miliar per bulan atau lebih dari US$ 1 triliun per tahun dan dapat mengumumkan keputusannya pada bulan Mei.
Pejabat The Fed lainnya, Lael Brainard, mengatakan bahwa bank sentral dapat memulainya lebih cepat sebelum bulan Juni 2022. Hal ini membuat pasar keuangan secara global bergejolak.
Indeks Wall Street (Nasdaq, Dow Jones, S&P 500) mengalami penurunan harian yang tajam lebih dari 2%.
- Program greenshoe saham GOTO dengan tujuan stabilitasi harga sudah 98,49% terpakai. Baru 9 hari melantai di Bursa Efek Indonesia, mekanisme greenshoe untuk menjaga harga saham GOTO sudah digunakan sebesar 98,49%.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia selaku agen stabilisasi mengungkapkan laporan harian per hari kemarin yaitu Jumat (22/04) sudah membeli 3.461.998.700 saham GOTO di harga rata-rata di Rp 336,7 per saham.
Dengan demikian, jumlah akumulasi GOTO yang dibeli hingga jumat kemarin sebesar 6.000.010.000 atau 98,49% dari jumlah 6.092.258.400 saham.
Nilai akumulasi saham yang dibeli hingga tanggal pelaporan adalah Rp 2.021.995.129.800, kata Sugiharto Widjaja, Direktur CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dalam keterbukaan informasi pada Jumat (22/4). Selama seminggu ini fokus transaksi bursa lebih di GOTO karena menyumbang 20-30% transaksi harian BEI.
Dengan market caps GOTO di Rp 402 triliun dibawah saham TLKM indonesia, maka pergerakan saham GOTO akan signifikan mempengaruhi IHSG.
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (18-22 April 2022)
IHSG pada minggu kemarin (18-22 April) ditutup mengalami penurunan tipis sebesar 9 poin atau -0,14% ke 7.225.
Sedangkan indeks acuan IDX30 dan LQ45 masih mengalami kenaikan sebesar 2,33% dan 2,05%, hal ini dikarenakan IHSG seminggu kemarin lebih dominan dipengaruhi saham GOTO yang mengalami penurunan sebesar -5%.
Sedangkan IDX30 dan LQ45 didorong oleh kenaikan saham sektor keuangan yaitu Bigbank misalnya BBRI, BBNI dan BBCA, serta saham sektor infrastruktur yaitu Telkom.
Sektor yang menjadi penggerak kenaikan indeks yaitu sektor infrastruktur sebesar 4,10% dan sektor keuangan yang juga mengalami kenaikan sebesar 1,92%.
Sedangkan sektor yang menjadi pemberat IHSG adalah sektor energi turun -4.23% dan sektor teknologi yang turun 1.5% ( efek saham GOTO).
Investor Asing
Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (22/4) melakukan aksi pembelian bersih (net buy) di semua pasar sebesar Rp 2.23 triliun dengan perincian; net buy di pasar reguler sebesar Rp 1,39 triliun, dan net buy di pasar negosiasi tunai sebesar Rp 839 miliar.
Selama seminggu kemarin aliran dana asing masih cukup deras sebesar Rp 5,37 triliun di seluruh pasar. Dengan di pasar regular sebesar Rp 5,37 triliun sendiri, dan secara Year to Date (YTD) tahun 2022 sebesar Rp 46,74 trilIun di seluruh market.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (dibeli asing)
Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), saham Bank BNI (BBNI), saham Telkom, saham Bank BCA, dan saham Astra.
Dari 5 Top saham yang diakumulasi oleh investor asing, 3 saham merupakan saham perbankan (BBRI, BBNI dan BBCA).
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (dijual asing)
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham Tower Bersama (TBIG), saham ITMG, saham ACES, saham MDKA, dan saham INKP. Secara penjualan atau distribusi asing masih kecil, masih dominan akumulasi pembelian investor asing.
Investment Outlook: IHSG (25-29 April 2022)
IHSG akan bergerak dominan turun efek bursa global dan regional yang koreksi tajam. Support IHSG minggu ini di 7.150 dan 7.000 (sebagai support kuatnya) sedangkan resisten masih di 7.350.
Secara outlook IHSG negatif atau koreksi minggu ini.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
Fokus market global masih dominan negatif, terkait dengan rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 0,5% pada Mei 2022, dan lockdown di Tiongkok (Shanghai) yang masih terus terjadi.
Dari dalam negeri, isu yang masih jadi fokus adalah kebijakan pelarangan ekspor CPO oleh Jokowi.
Rekomendasi Saham
Minggu kemarin sudah take profit BBCA di harga 7.900-7.925.
Tidak ada rekomendasi saham minggu ini, kita tunggu kepastian The Fed menaikkan suku bunga acuan 0,5% pada awal Mei 2022. Secara umum, efeknya akan dominan negatif ke saham.
#BBCA
Pembelian bertahap di BBCA dengan target pembelian di 7.650 dan 7.550 dengan target take profit di 7.900-8.000 (tahap II setelah minggu kemarin take profit)
Sobat Finansialku, kalian bisa ngobrol dengan saya, Gembong S., CSA, CFP®, QWP®, AEPP, QFE, sebagai salah satu Perencana Keuangan Finansialku, yang bisa bantu kalian dalam merencanakan investasi sampai bisa cuan, dengan cara klik banner berikut untuk langsung terhubung dengan admin whatsapp dan buat janji ketemu.
Yuk, sambut masa depan lebih aman. Saya tunggu, ya! 😄
Investment Outlook: Reksa Dana
Berikut ini adalah analisis teknikal dan produk-produk reksa dana terbaik yang telah dianalisis. Untuk sobat Finansialku yang belum pernah berinvestasi reksa dana, kalian bisa saksikan video satu ini untuk memahami investasi reksa dana.
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Break high dengan didorong sektor keuangan terutama saham Bigbank dan inflow asing minggu kemarin besar. Batas resisten minggu ini di 1.080 dan batas support di 1.030. Secara outlook bergerak mix.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX30 mengalami kenaikan mingguan didorong oleh kenaikan Bigbank, batas resisten di 580 dan support di 540. Secara outlook masih mix.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
Secara teknikal, JII masih di titik resisten 620, sedangkan support masih di 600 dan 590. Secara outlook masih mix.
Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 Miliar
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi dana kelolaan
Rata-rata reksa dana yang kinerjanya bagus adalah reksa dana yang penempatan di saham-saham bluechip-nya tinggi. Sama seperti kenaikan IHSG, IDX30 dan LQ45.
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- BNI-AM IDX30: Jenis reksa dana pasif yang pengelolaannya mengikuti bobot saham di IDX30.
- HPAM Ultima Ekuitas: Alokasinya sekarang adalah 83% saham, time deposit 3% dan cash sebesar 14%. Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBRI, BRPT, TPIA, TLKM.
Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 miliar
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di Pasar uang 11%, Obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BBTN, BBNI, TLKM.
- Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 73,1%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 25,6%.
Sedangkan top holding sahamnya adalah ASSA, ARTO, ERAA, HRUM, LINK, MDKA, FREN, EXCL.
- Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3% sedangkan untuk
top holding sahamnya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 miliar
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 miliar
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Minggu ini yield obligasi tenor 10 tahun kembali naik ke area 7,031% karena kuatnya rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Mei 2022 sebesar 0,5% dan kekhawatiran beberapa investor global terkait dengan isu inverted yield curve AS yang mengalami kenaikan (yield Obigasi jangka pendek 2 tahun lebih tinggi daripada obligasi 10 tahun).
Hal ini akan menjadi sentimen negatif untuk produk obligasi negara dan reksa dana yang berbasis obligasi negara terutama jenis FR.
Untuk sobat Finansialku ingin berinvestasi obligasi, tapi masih kurang paham bagaimana cara investasinya, kamu bisa baca ebook Finansialku berikut ini secara gratis. Klik banner untuk download ebook-nya ya.
Ikuti juga online course-nya di aplikasi Finansialku agar semakin paham dan investasi semakin cuan.
Selain ebook investasi obligasi, Finansialku juga punya banyak ebook lainnya tentang keuangan yang bisa kalian download secara gratis.
Kunjungi Perpustakaan Finansialku untuk baca lebih banyak ebook mengenai perencanaan keuangan, investasi, hingga trading.
Investment Outlook: Peer-to-Peer (P2P) Lending
4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 99-100%.
TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.
Disclaimer ON: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman. Segala instrumen investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)!!
Bagaimana pendapat Anda mengenai Investment Outlook di atas? Yuk, tulis pandangan Anda dalam kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk membagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Eunice
Leave A Comment