Simak berbagai nasihat, petuah dan kata-kata bijak Buya Syafii Maarif yang memberikan inspirasi untuk menjadi insan pembangun bangsa yang berakhlak luhur berikut ini.

Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Fin Quotes

 

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif

Buya Syafii Maarif adalah salah satu tokoh pembangun bangsa dimana setelah Reformasi 1998 hingga 2005, beliau adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah. Sebagian orang kerap menyebutnya dengan Buya Syafii.

Beliau adalah seorang doktor lulusan Universitas Chicago dengan disertasi berjudul “Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia” (1983).

Berbagai tulisan dan nasihatnya sangat dinanti dan didengar oleh para murid, termasuk para penggagumnya sekadar untuk mendapatkan nilai-nilai luruh sebagai insan Tanah Air yang menjunjung tinggi Pancasila dan Kebhinekaan. 

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 02 - Finansialku

[Baca Juga: Kata-Kata Bijak Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Menghargai Perbedaan dan Keberagaman Kebudayaan]

 

#1 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Soal Pilpres

“Ya, isi dakwah itu yang sejuk dong, yang damai yang membangun kesadaran manusia. Jangan menghina dengan berbagai hoaks, pakai ujaran kebencian dan segala macam. Itu menurut saya tidak beradab.

Jangan diajak lagi organisasi (Muhammadiyah) itu untuk pro ini pro itu lah. Menurut saya no-lah. Tidak sehat. Apalagi Muhammadiyah itu masyarakat sipil yang menopang keberadaan bangsa dan negara ini sejak ratusan tahun yang lalu. Jangan dirusak untuk kepentingan politik sesaat.

Bodohnya ulama itu kalau mau jadi rebutan para capres. Kenapa mereka (ulama) mau jadi mainan politik? Seharusnya ulama itu kan jadi penjaga moral, penjaga persatuan dan penjaga hidup yang bermartabat, kan begitu (perannya). Itu sama saja menggadaikan eksistensi mereka sendiri.

Jangan berspekulasi siapa pemenang siapa yang kalah sebelum KPU mengeluarkan keputusan.

Klaim-klaim itu biarkan saja, kita menunggu saja hasil KPU bulan depan.

Pemilu Indonesia ini luar biasa, kita punya pulau lebih dari 17 ribu dan tidak mudah dijangkau naik perahu kapal pesawat kecil, pemilu ini untuk mencari para pemimpin sangat luar biasa.

Secara umum pemilu Indonesia, luar biasa, maka siapapun pemenangnya harus kita terima, siapapun yang kalah juga harus legowo, mari sama-sama menjaga keutuhan bangsa perdamaian bangsa kebinekaan sehingga bangsa tetap utuh bersatu untuk mencapai tujuan kemerdekaan itu.

Kalau ada sengketa selesaikan melalui jalur hukum, jangan di luar hukum, kita punya Mahkamah Konstitusi, kita punya aparat hukum, jangan di luar itu karena kita negara-negara hukum tidak boleh main hakim sendiri tidak boleh mengadu domba.

Walaupun ada sedikit gangguan umpamanya karena banjir karena alam tidak bersahabat (itu) masalah kecil. Secara umum pemilu Indonesia luar biasa. Harus kita syukuri.

Saya sebagai orang tua, siapa yang berkunjung ke sini, saya terima dengan baik sebagai orang tua, dan tadi saya sampaikan kepada cawapres, bahwa nanti kalau terpilih, jadilah cawapres rakyat Indonesia.

Janganlah membajak Tuhan untuk kepentingan politik.”

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 03 - Finansialku

[Baca Juga: Kata-kata Bijak Ratu Elizabeth II, Wanita Hebat Kerajaan Inggris]

 

#2 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Bagi Para Pemuda Indonesia

“Yang muda-muda harus mengerti betul persoalan bangsa berbasis data. Banyak membaca dan ikut terlibat membenahi negeri.

Al-Quran memberi optimisme. Tuhan tidak netral sepanjang sejarah. Ada intervensi Tuhan kepada kelompok tertentu. Tuhan berpihak kepada orang-orang yang mau bekerja keras dan berusaha. Kalau tidak belajar, Tuhan diam, tidak berpihak. La yughaiyyiru ma biqaumin hatta yughaiyyiru ma bi anfusihim.

Selama matahari masih ada, harapan itu masih ada.

Kalau Anda hidup, jangan hidup kepalang tanggung.

Jika ingin menjadi pengusaha, maka jadilah pengusaha besar sekali. Kalau jadi pemikir, pemikir besar sekali. Kalau kita melihat ke dalam kita sudah tenang sekali. Tapi kalau kita lihat bangsa secara keseluruhan, kita tidak semakin baik. Kalau bangsa runtuh, kita tidak bisa apa-apa.

Sekarang, Anda orang terdidik semua. Saatnya berpikir radikal tapi dengan data yang kuat dan jelas. Berpikir itu melelahkan. Tapi akan menghindari dari pikun. Otak manusia jika dibiarkan menganggur maka akan rusak.”

 

#3 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Bagi Kader Perserikatan

“Jadi aktivis itu harus, tapi nilai juga harus tinggi.

Muhammadiyah telah mengisi otak masyarakat dengan ilmu, hati masyarakat dengan iman, sekarang harus menggencarkan mengisi perut masyarakat dengan perekonomian.

Jadi pemimpin itu sangat berat, tapi mulia dan menantang. Pelajari riwayat pendiri Negara, agar tahu kenapa bangsa dan negara kita harus merdeka.

Jadikanlah politik untuk menegakkan keadilan bukan mata pencaharian. Harus mampu bergaul dengan siapa saja, bahkan yang mengaku tidak beriman. Lakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dimanapun.

Setengah kepala Daerah adalah “Pasien KPK”, menjadi tugas kita memperbaiki. Jadilah ikan laut, hidup di air yang asin tapi dagingnya tidak ikut asin. Ratap tangis tidak akan menyelesaikan masalah. Dunia harus diubah dan bukan ditangisi.

Mengurus Muhammadiyah itu sungguh melelahkan, tapi jika niatnya benar sungguh membahagiakan. Muhammadiyah 1 abad membantu bangsa dan negara. Tapi ketika kondisi negara tidak baik seperti saat ini, tidak cukup hanya dengan membantu.

Berkemajuan adalah memperbanyak kawan dan meniadakan musuh. Di semua unit peradaban, minoritas yang berkualitas adalah penentu.

Banyak membaca, banyak merenung, banyak menulis.”

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 04 - Finansialku

[Baca Juga: Kata-Kata Bijak Ridwan Kamil yang Inspiratif, Kreatif dan Inovatif!]

 

#4 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Bagi Pemerintah Soal Kericuhan di Papua

“Tingkatkan kearifan lokal dan kearifan nasional. Semua pihak harus saling menerima.

Pemerintah harus memahami betul rakyat Papua, memahami asal usul dan kultur di daerah tersebut.

Kalau kita kuat dari dalam, yang menunggangi tak akan berhasil. Kita masih kuat dari dalam.

Harus dicegah dengan dengan cara yang arif dan bijaksana, sehingga Papua dan Papua Barat kembali tenteram di bawah NKRI.”

 

#5 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pluralisme Dalam Kehidupan Kenegaraan

“Sebuah bangsa dapat mengalami kehancuran bila toleransi sosial, agama, dan budaya tidak mantap.

Agama dipakai tidak untuk mengarahkan pemeluknya kepada hal-hal yang lebih baik. Orang memakai tasbih saja seakan-akan sudah Islam. Ini pembodohan.

Muslim yang non Arab itu pada umumnya tidak mampu mempelajari ajaran Islam dari sumber aslinya dalam bahasa Arab. Maka kebergantungan rumusan Islam dalam bungkus Arabisme itu tidak dapat dielakkan lagi.

Kepentingan politik sempit yang menutup ruang untuk mengembangkan budaya toleransi di kalangan elit. Kemudian di bawah sistem politik otoritarian selama empat dasawarsa (1959-1988), demokrasi telah dibunuh secara sadar.

Terasalah kekecilan diri ini berhadapan dengan luas dan dalamnya lautan jelajah yang hendak dilayari.

Rendah hati adalah refleksi dari iman.

Janganlah kita berlama-lama berada dalam iklim ketidakpastian masa depan, sebab itu berarti kita membiarkan bangsa ini berkubang dalam proses pembusukan sejarah. Sungguh memalukan dan melelahkan!

Kita kehilangan hati nurani, lumpuh. Dalam survei-survei, dalam penelitian-penelitian itu, lembaga paling korup justru lembaga yang ada di Senayan. Yang kedua kejaksaan. Yang ketiga kepolisian. Kepolisian agak naik sedikit, lebih baik. Saya nggak tahu itu ya.

Sekarang sudah terlambat, tetapi kesadaran muncul. Tidak semata-mata dengan pendekatan keras, tetapi harus dilakukan dengan bahasa hati.

Pelajaran agama harus afektif, mengedepankan rasa dan etika. Selama ini agak kering karena hanya mengandalkan masalah otak.

Pendidikan multikulturalisme semakin penting dalam era ini, tekankan terus agar tidak mengkhianati sumpah pemuda karena virus intoleransi itu muncul karena mungkin ada rantai pendidikan yang terputus. Contoh kecilnya, kalau ada seorang murid di sekolah itu sudah merasa tidak nyaman bersama dengan murid lain yang berbeda agama dengannya.

Bangsa ini memang plural, itu sebuah keniscayaan yang harus diakui, jadi jangan sampai virus itu dipakai untuk merusak kebangsaan.”

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 05 - Finansialku

[Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Motivasi Mohammad Hatta, Proklamator Dan Bapak Bangsa Indonesia]

 

#6 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Dalam Tulisan

“Jika orang hendak berbicara tentang masalah integrasi nasional, pengetahuan sejarah Indonesia yang memadai sangat diperlukan. Tentu semua pemangku kepentingan tidak perlu menjadi ahli sejarah, tetapi cukup memahami tonggak-tonggak sejarah utama dalam perjalanan bangsa dan negara ini.

Saya tidak setuju dengan pandangan bahwa untuk menciptakan sebuah sistem demokrasi yang sehat dan kuat perlu waktu ratusan tahun.

Biasa yang dijadikan rujukan adalah Amerika Serikat yang harus menunggu sekitar 250 tahun setelah kemerdekaannya pada 1776, baru bangunan demokrasinya berada pada tingkat yang sekarang ini, dan itu pun bukan tanpa masalah pada era politik pascakebenaran ini.

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi informasi yang luar biasa pada abad ke-21 ini, upaya mempercepat menjalarnya ‘virus’ demokrasi yang sehat itu bisa dilakukan dalam tempo per detik dengan syarat para politikus sebuah negara mau meninggalkan posisi manusia sumbu pendek.

Indonesia perlu secepatnya melahirkan para politikus yang berwawasan luas, berintegritas, berlapang dada, dan siap menyatakan talak tiga terhadap segala sesuatu yang berasal dari kultur sumbu pendek, yang salah satu karakternya adalah rabun ayam.

Jauh sebelum Indonesia merdeka hampir 72 tahun yang lalu, para pendiri bangsa sudah berbicara tentang dua kekuatan nasional kembar yang tidak bisa dipisahkan: nasionalisme politik dan nasionalisme ekonomi.

Nasionalisme politik bertujuan untuk mengubah status bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka, dan cita-cita mulia itu telah tercapai dengan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Tonggak 17 Agustus adalah deklarasi lahirnya sebuah negara baru di gugusan kepulauan Nusantara: negara Indonesia merdeka yang berdaulat penuh.

Dengan kemerdekaan bangsa ini, nasionalisme politik tidak berarti telah rampung dengan tugasnya. Sama sekali belum, karena untuk mengisi kemerdekaan bangsa nasionalisme politik harus bergandengan tangan dengan saudara kembarnya berupa nasionalisme ekonomi.

Bagi saya kezaliman penguasa atas diri Bung Karno dalam keadaan sekarat itu adalah kejahatan kemanusiaan terburuk yang mengkhianati sila kedua Pancasila: “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”

Hubungan Bung Karno dan Bung Hatta pernah renggang, tetapi tidak pernah putus. Keduanya adalah negarawan dalam caranya masing-masing. Keduanya pembela gigih persatuan nasional dan musuh besar bagi penganut mazhab pesantren nasional (jika memang gejala itu dirasakan) yang bisa menghancurkan bangsa dan negara ini!

Abad medsos (media sosial) adalah abad yang sarat dengan kegaduhan dan huru-hara, di samping banyak pula sisi positifnya jika digunakan oleh manusia beradab dan lapang dada. Di tangan manusia tunaadab dan sesak dada, medsos dijadikan sarana untuk mengumbar kebencian, sakit hati, dan dendam kesumat.

Mengapa Negara Pancasila harus ditancapkan pada judul “Resonansi” ini? Mengapa tidak hanya cukup menyebut Negara Indonesia saja?

Alasannya terang benderang, karena sila kelima Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” telah lama diabaikan dalam strategi pembangunan nasional, kecuali dalam kata dan wacana. Drama ini sudah berlangsung sejak proklamasi kemerdekaan lebih 71 tahun yang lalu.

Akibatnya juga terang benderang dalam makna yang sangat fatal; ketimpangan sosio-ekonomi di Negara Pancasila ini sudah berada di lampu merah, pada tikungan tanda bahaya bagi kelangsungan masa depan bangsa ini.

Presiden, wakil presiden, menteri keuangan, dan banyak pengamat sudah sering menyebut masalah ketimpangan ini. Sekadar membincangkan, manfaatnya nol, manakala tidak diterjemahkan dalam kebijakan pembangunan sosial-ekonomi nasional yang berkeadilan berdasarkan Pancasila.

Ini adalah akhlak mulia yang diajarkan Al-Quran dalam menghadapi pihak yang kejam sekalipun. Insya Allah, saya tidak kejam. Sekiranya tuan dan puan tak terbiasa menyusun tutur kata yang lemah lembut, buatlah yang wajar saja, sebab saya sendiri sebagai manusia yang lemah belum tentu selalu dapat menjalankan akhlak Al-Quran itu, sehingga ada saja pihak yang tersinggung karena merasa sedang berada di titik sasaran.

Mohon saya dimaafkan atas segala kelancangan saya dalam bertutur.”

Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 06- Finansialku

[Baca Juga: Simak 74 Kata-kata Mutiara Jokowi, Presiden Republik Indonesia]

 

Setelah membaca kata-kata bijak Buya Syafii Maarif sampai akhir, apa pendapat dan komentar Anda? Apakah Anda juga ingin membangun negeri dan bangsa Indonesia lebih baik lagi?

Kira-kira apa yang akan Anda lakukan sebagai penerus Indonesia?

 

Anda dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan Anda yang membutuhkan!

Apabila Anda memiliki kesulitan dalam perencanaan keuangan, Anda dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku yang siap membantu Anda.

 

Sumber Referensi:

  • Desi Aditia Ningrum. 4 Desember 2018. Petuah-Petuah Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii pada Tahun Politik. Merdeka.com – https://bit.ly/2lC40Lr
  • Suara Muhammadiyah. 24 Oktober 2016. Petuah Buya Syafii Maarif untuk Generasi Muda: Tuhan tidak Netral dalam Sejarah. Suaramuhammadiyah.id – https://bit.ly/2kqpESI
  • Suara Muhammadiyah. 14 April 2016. Nasehat Syafii Maarif Untuk Kader Persyarikatan. Suaramuhammadiyah.id – https://bit.ly/2lZeepF
  • Imanuel Nicolas Manafe. 3 September 2019. Pesan Buya Syafii Maarif kepada Pemerintah Terkait Persoalan di Papua. Tribunnews.com – https://bit.ly/2lXf3zg
  • Syafii Maarif soal Pilpres: Kalau Elitenya Mengompori, Itu Tidak Sehat. Kumparan.com – https://bit.ly/2k34om4
  • Purnomo Edi. 19 April 2019. Buya Syafii Minta Siapapun yang Kalah Pilpres 2019 Legowo. Merdeka.com – https://bit.ly/2lZf7yv
  • Pribadi Wicaksono. 19 April 2019. Soal Hasil Pilpres 2019, Buya Syafii: Jangan Berspekulasi. Nasional.tempo.co – https://bit.ly/2kgLjwV
  • Kabar 24. 25 Maret 2019. Buya Syafii: Ulama Terseret Pilpres Bodoh dan Gadaikan Profesi. Kabar24.bisnis.com – https://bit.ly/2kgFK1s
  • Imam Hamdi. 29 Agustus 2019. Megawati Kritik Polusi Udara Jakarta, Anies Baswedan: Lihat Data. Metro.tempo.co – https://bit.ly/2kgKQLb
  • Kompasiana. 27 Mei 2019. Buya Syafii Maarif, Tokoh Islam dari Muhammadiyah. Kompasiana.com – https://bit.ly/2ktqAG7
  • Petrik Matanasi. 25 Mei 2018. Buya Syafi’i Maarif: Membangun Islam Indonesia dengan Toleransi. Tirto.id – https://bit.ly/2jY0lr7
  • Muhammadiyah. Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif (Ketua 1998 – 2005). Muhammadiyah.or.id – https://bit.ly/2kgFijM
  • Islam Indonesia. 31 Maret 2017. Pidato Kebangsaan Buya Syafii Maarif di Milad ke-34 MIzan. Islamindonesia.id – https://bit.ly/2lXfBVQ
  • Ahmad Syafii Maarif. 20 Juni 2017. Nasionalisme Ekonomi dan Kemerdekaan Bangsa. Republika.co.id – https://bit.ly/2jYdcJT
  • Ahmad Syafii Maarif. 13 Juni 2017. Persatuan Atau Persatean Nasional (V-habis). Republika.co.id – https://bit.ly/2kgU1LA
  • Republika. Ahmad Syafii Maarif. Republika.co.id – https://bit.ly/2lCH9iQ

 

Sumber Gambar:

  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 01 – https://bit.ly/2mbXfQT
  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 02 – https://bit.ly/2kefZP4
  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 03 – https://bit.ly/2mjauzq
  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 04 – https://bit.ly/2kNNesL
  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 05 – https://bit.ly/2kj4q9v
  • Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif 06 – https://bit.ly/2kBp593