Cerita Ramadan: Keterbatasan Fisik Tidak Membatasi Langkahnya adalah cerita seorang pria tua yang selalu bersyukur dan tetap berusaha membahagiakan keluarganya meskipun di tengah keterbatasan fisiknya.

 

Keterbatasan Fisik Tidak Membatasi Langkahnya

Sore itu aku bersama sahabatku sedang pergi menuju ke suatu mall yang cukup terkenal di daerah jalan Merdeka kota Bandung.

Terasa angin berhembus cukup kencang dan langit senja pun sudah menyapa. Ditengah kemacetan saat itu, kami pun bergegas menancap gas agar sampai di mall tersebut sebelum malam tiba.

 

Aku : “Parkir dimana ini?”
Sahabatku : “Dibelakang weh”
Aku : “Aman nggak?”
Sahabatku : “Aman.. ada Abah kok..”
Aku : “Abah?”
Sahabatku : “Iyaa, Abah.. juru parkir disana”

 

Akupun memarkirkan kendaraanku di daerah jalan Sumatera, tepat di belakang mall yang akan aku sambangi.

Disana sudah terlihat, seorang pria yang sudah tidak muda lagi, dengan keterbatasan tangan kirinya yang terlahir tidak sempurna sedang tersenyum menyapa beberapa pekerja yang akan pulang dan ingin mengambil motor yang mereka parkir.

Ya, pria itulah ‘Abah’, seseorang yang sudah tidak asing lagi bagi para pekerja dan orang-orang yang sering pergi ke salah satu mall di kota Bandung ini.

Ia terlihat jelas menggunakan pakaian berwarna oranye dengan penuh semangat sedang mencari pundi-pundi rezeki untuk menghidupi dan membahagiakan keluarganya.

Logo Dishub pun terlihat jelas pada rompi oranye yang Abah kenakan, ini menandakan bahwa ia merupakan juru parkir legal di daerah tersebut.

 

Pria yang bernama asli bapak ‘Ali’ ini sudah menjalani pekerjaan menjadi juru parkir lebih dari 10 tahun.

Meskipun usianya kini sudah menginjak kepala lima dan ditengah keterbatasan fisik yang ia miliki, tapi itu semua tidak membatasi sedikitpun langkahnya untuk tetap bekerja keras.

728x90 hitung sekarang Anggaran Keuangan
300x250 - Hitung Sekarang Anggaran Keuangan

 

Sahabatku pun mengajak untuk menghampiri Abah, Kami pun menghampiri Abah dan membuka sedikit perbincangan bersamanya.

Pria asli Kebon Jati, Bandung ini bercerita bahwa ia memiliki 2 orang anak, Abah ingin anak-anaknya kelak bisa menjadi orang yang lebih sukses dari dirinya, ia bekerja keras agar dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang lebih baik.

Pria yang akrab di panggil Abah ini berkata:

“yang intinya bisa nyekolahin, jangan sampai kayak bapaknya”

Dengan wajah tersenyum dan terlihat mata yang penuh kebahagiaan, Abah menyampaikan bahwa anak pertamanya sudah lulus SMA dan kini sudah dapat bekerja, itu semua atas hasil kerja kerasnya menjadi juru parkir selama ini.

Kini tinggal satu lagi anak bungsu Abah yang sedang duduk di bangku kelas 3 SD yang sedang Abah perjuangkan agar tetap cukup memenuhi kebutuhannya.

Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, abah tidak mengeluh harus bekerja dari pagi sampai malam, bahkan pada hari raya idul fitri nanti pun ia tetap harus bekerja seperti biasa.

Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa ikut mudik dengan istrinya ke Jawa Tengah nanti, tapi Abah tidak mengeluh, ia merasa sudah cukup dengan apa yang ia lakukan dan apa yang ia miliki saat ini.

Bersyukur menjadi kunci Abah tetap semangat dalam menjalani dan menghadapi berbagai cobaan di kehidupan ini.

 

Membahagiakan Keluarga = Syukur Nikmat

Kondisi Abah mengingatkanku untuk tetap bersyukur akan apa yang aku miliki saat ini. Meskipun cobaan setiap orang berbeda-beda namun ada baiknya agar kita tidak selalu melihat ke atas.

Masih banyak di luar sana orang-orang dengan berbagai keterbatasan yang sedang berjuang namun tetap dapat bersyukur dengan apa yang mereka miliki.

Abah pun berpesan:

“Syukur itu, syukur nikmat ya, ketika kita bisa membahagiakan keluarga, bisa menyekolahkan anak-anak, walaupun penghasilan sedikit, tapi kita menyisihkan untuk keperluan yang lain, seperti sekolah untuk biaya membeli buku, ya Alhamdulillah, kita harus bisa mensyukuri semua itu”

 

Keluarga menjadi kunci utama kebahagiaan Abah, keluarga memberikan Abah arti agar dapat lebih bersyukur dan hal ini mengajarkan kita betapa pentingnya menghargai apa yang sudah dimiliki saat ini.

 

Apakah cerita di atas cukup menginspirasi? Semoga cerita di atas bisa membuat kita semua belajar agar lebih bersyukur terhadap apa yang kita miliki ya..

Jika cerita di atas menginspirasi Anda, jangan lupa bagikan kepada teman dan kerabat Anda, semoga bermanfaat, terima kasih.

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up