Tak terasa sebentar lagi Republik Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-76. Saat itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia menandakan babak baru kehidupan bernegara dimulai.

Meski Proklamasi Kemerdekaan sebagai persitiwa penting, tapi tak jarang lho orang yang lupa dengan sejarah kemerdekaan, yuk kita ingat kembali!

 

Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia

Hindia Belanda, sebuah wilayah jajahan yang sekarang telah merdeka dan menjadi Negera Republik Indonesia sejak 75 tahun silam.

Selama kurang lebih 3 abad bangsa kita dijajah oleh kolonial belanda, dan selama tiga tahun terakhir dijajah oleh Nippon (Jepang) yang muncul bak pahlawan padahal sama-sama menyengsarakan pribumi.

Saat itu, organisasi-organisasi pemuda dan para tokoh pergerakan sudah merasa geram dengan apa yang mereka alami. Hidup di tanah nenek moyangnya tapi ditindas bagaikan sapi yang diambil tenaganya, diperah susunya, kemudian dimakan dagingnya.

Semua orang berjuang, para pemuda terus melakukan perlawanan, para diplomat terus melakukan diplomasi, dan para alim ulama terus berdoa agar kemerdekaan Republik Indonesia bisa segera diraih.

Hingga pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.

Keesokan harinya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau “Dokuritsu Junbi Cosakai“, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga “Dokuritsu Junbi Inkai” dalam bahasa Jepang.

Pergantian nama badan ini tak lain untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan sebuah bangsa dalam mencapai kemerdekaannya

Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 02 Finansialku

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada tanggal 1 Maret 1945

 

Penyerangan Amerika terhadap Jepang pun terjadi lagi, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Penyerangan ini menjadi momen Bangsa Indonesia untuk memerdekakan dirinya.

Jepang Isyaratkan Berikan Kemerdekaan Kepada Indonesia

Di saat yang bersamaan, Bung Karno dan Bung Hatta selaku pimpinan PPKI serta Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.

Mereka diberi kabar bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu.

Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI.

Meskipun demikian, Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke Tanah Air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang.

Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 03 Finansialku

(kiri-kanan) Sutan Syahrir, Ir. Soekarno, dan Drs. Moh. Hatta

 

Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah. Ia khawatir proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Sementara itu, Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang.

 

Perdebatan Sebelum Meraih Kemerdekaan

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.

Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.

Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 04 Finansialku

Upacara kapitulasi Jepang (pengakuan kekalahan dalam perang) diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur USS Missouri. Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 ini menandai akhir Perang Dunia II.

 

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo lanjut ke kantor Laksamana Muda Tadashi Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1).

Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.

Keesokan harinya, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.

 

banner -perencanaan keuangan 20an (1)

 

Penculikan Soekarno dan Hatta Ke Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam gerakan bawah tanah, mereka hilang kesabaran.

Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain ‘menculik’ Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) serta Hatta ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.

Penculikan ini bertujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Segenap upaya mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.

Dari hasil perundingan tersebut, Mr. Ahmad Soebardjo setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Ia pun berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah itu, mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.

Setibanya di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

 

Detik-detik Proklamasi

Golongan muda dan golongan tua terus berunding untuk merumuskan naskah/teks proklamasi hingga pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dirumuskan oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Sementara konsep teks proklamasi ditulis oleh Soekarno sendiri. Dan teks proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik.

Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 05 Finansialku

Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

 

 

Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti.

Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian dilanjut dengan pengibaran bendera merah putih, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA dibantu oleh rekannya Soehoed.

Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera merah putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.

Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini bendera pusaka tersebut masih disimpan di Istana Merdeka.

Setelah pembacaan teks proklamasi dan pengibaran bendera merah putih, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.

Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 06 Finansialku

Pengibaran Sang Saka Merah Putih pertama oleh Chudanco (Komandan Kompi) Abdul Latief Hendraningrat dan seorang pemuda dari barisan pelopor, Soehoed

 

Penetapan Undang-undang Dasar 1945

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia PPKI mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.

Terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan ditangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.

 

Apa pendapat Anda setelah membaca artikel ini? Semoga artikel ini dapat membangkitkan kembali nasionalisme dalam diri Anda yang mungkin telah memudar.

Ingat pepatah Soekarno, JASMERAH, jangan sesekali melupakan sejarah. Silakan share artikel ini kepada teman Anda yang mungkin sudah mulai melupakan perjuangan para pahlawan Indonesia.

‘Sekali Merdeka Tetap Merdeka’, salam MERDEKA!

 

Sumber Referensi:

  • Ratna Widihastuti. Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia. Kompasiana.com – https://goo.gl/Bdx8PZ
  • Wikipedia Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Id.wikipedia.org – https://goo.gl/xWSp4

 

Sumber Gambar: 

  • Proklamasi – https://goo.gl/3WMSj7
  • Syahrir, Soekarno, Hatta – https://goo.gl/5KsJz2
  • BPUPKI – https://goo.gl/j4jwvp
  • USS Missouri – https://goo.gl/QcEmXj
  • Naskah Proklamasi – https://goo.gl/q7xzWX
  • Pengibaran Bendera Pertama – https://goo.gl/vKG5Ze