Cerita Ramadan: Menjadi Manusia Mulia dengan Terus Berusaha adalah sebuah kisah nyata tentang pria paruh baya yang tak lelah berdagang demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Menjadi Manusia Mulia dengan Terus Berusaha

Sore itu, udara dingin menyergap kota Bandung yang langitnya sudah mulai menggelap.

Angin yang tadinya sepoi-sepoi berubah kencang, menerpa dedaunan di pohon-pohon besar di pinggir kota.

Tapi cuaca jelek itu tidak menghalangi seorang bapak tua untuk keluar dari rumahnya, memanggul dua buah boks berisi kantung-kantung plastik yang diikat ujungnya.

Ia berjalan melawan arah angin, dengan tubuh kecilnya. Bertemankan sebuah topi usang dan sepatu yang sudah tipis, bapak tua ini duduk di pinggir jalan yang penuh debu.

 

 

Tak berselang lama, ia langsung menata kantung-kantung plastik yang ternyata berisi kolak dan tutut di atas boks tersebut.

Tutut atau keong sawah yang direbus dengan kuah kuning merupakan makanan tradisional khas Bandung.

Setiap pagi, bapak tua ini memasak tutut untuk dijual di sore hari dengan harga yang amat terjangkau, yakni 2.500 rupiah per bungkusnya.

Di bulan Ramadan, ia pun mencoba memanfaatkan peluang dengan menjual jajanan yang sering dicari orang untuk menemani mereka berbuka puasa, yakni kolak.

Usai memasak dan membungkus dagangannya, ia pun berangkat dari rumah usai menunaikan solat Ashar.

Pria paruh baya berusia 65 tahun ini mengaku membawa sekitar 50 bungkus tutut dan 30 bungkus kolak dari rumah.

Meski waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, namun bungkusan tutut dan kolaknya masih belum laku terjual.

Urat-urat di keningnya terlihat berkerut, tatapan matanya menerawang ke jalanan yang mulai basah karena rintik air dari langit.

“Biasanya mah di bulan puasa rame yang beli, Neng…”

 

Bapak ini harus memasak sendiri karena istrinya sudah lama tiada. Padahal, ia memiliki 3 anak, dan usianya bisa dibilang sudah dewasa. Tapi, entah apa alasannya, bapak tua ini masih harus mengais rezeki di jalanan kota Bandung.

Tak berselang lama, rintik hujan semakin deras membasahi permukaan jalanan. Bapak tua ini pun bangkit dari duduknya seraya berujar:

“Punten, Bapak pindah dulu ke situ ya.”

 

Dengan sergap, badannya yang kecil membawa makanan dagangannya dan menggelar lapak di depan ruko kosong.

Meski terlihat lelah, bapak tua ini tetap khusyuk menunggu orang-orang datang dan membeli dagangannya. Walaupun tidak ada yang menjamin apakah pembeli akan datang di tengah guyuran hujan sore itu.

 

Iklan Perencanaaan Hari Tua - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Menjadi Manusia yang Lebih Mulia di Mata Tuhan

Yang ia inginkan tak muluk-muluk, ia hanya ingin mengisi perutnya yang keroncongan dengan beberapa suap nasi. Ia hanya butuh atap untuk berteduh dari rintik hujan, sinar mentari, dan angin malam.

Ia melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk bertahan hidup di dunia ini, seperti ajaran agama yang menyerukan untuk selalu berusaha dan berikhtiar dalam menjalani hidup di dunia.

Orang dilarang bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha.

Meski selalu bekerja dan berusaha, tidak ada yang tahu apa yang ada di pikiran bapak ini.

Mungkin di dalam benaknya, ia berpikir, betapa beruntungnya orang-orang yang bisa hidup tenang tanpa takut diusir dari rumah kontrakannya karena telat bayar. Betapa beruntungnya orang-orang yang bisa mengisi perutnya tanpa harus berpanas-panasan di bawah terik matahari. Betapa beruntungnya orang-orang yang bisa tidur nyenyak tanpa harus khawatir apakah ada makanan untuk esok hari.

Kisah hidup bapak tua ini dapat Anda jadikan sebagai bahan renungan di kala Anda sedang lelah karena pekerjaan di kantor yang menumpuk, atau ketika Anda sedang mengeluh karena tabungan Anda masih belum cukup untuk membeli smartphone keluaran terbaru.

Sebagai manusia, tentunya ada hasrat di dalam diri kita yang selalu menginginkan apa yang tidak kita miliki. Tapi, alih-alih memberi makan hasrat tersebut, akan lebih mulia bila kita selalu memanjatkan syukur atas apa yang kita miliki.

 

Apakah artikel ini menginspirasi Anda? Mari bagikan kisah ini kepada sahabat Anda yang sedang butuh motivasi dalam bekerja!

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up