Cerita Ramadan: patah kaki ku tetap bisa berlari adalah sebuah kisah nyata dari seorang insan manusia yang terus bersemangat menjalani hidup demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Patah Kaki Ku Tetap Bisa Berlari

Bercermin dari orang-orang kaum marginal nampaknya bisa membuat kita lebih bersyukur. Lihat saja kehidupan dari tukang parkir yang satu ini.

Dengan berbekal sepasang tongkat yang ia dapatkan dari hasil menjadi tukang parkir dan juga belas kasihan para tetangganya, bapak berumur 58 tahun ini masih bisa bertahan menghadapi kerasnya tantangan hidup.

Menengok kehidupannya tiga tahun silam, nampaknya itu adalah lembaran kelam yang pernah ia alami.

Sekitar pukul 7 malam ia ditabrak oleh seorang pengendara motor saat ia sedang ada di pinggir jalan. Ia menuturkan bahwa ia masih beruntung bahwa ia hanya patah kaki saja. Ia bersyukur ia masih diberi kesempatan untuk hidup, walaupun ia harus menanggung biaya yang tidak sedikit karena sang pengendara motor tidak bertanggung jawab.

Ya… Itu adalah kasus tabrak lari yang pernah ia alami.

Selain bantuan dari beberapa saudara dan keluarga, para tetangga dan juga orang-orang yang mengenalnya memberikan iba melalui sumbangan yang membuatnya masih bisa membayar tukang urut untuk kakinya.

Anda mungkin bertanya kenapa tukang urut?

Karena biaya pengobatan yang begitu mahal dan pada waktu itu belum ada BPJS seperti saat ini yang memudahkan rakyat kecil untuk berobat dengan biaya yang murah.

Habis jatuh tertimpa tangga. Musibah berat nampaknya masih harus ia hadapi.

Tak berselang lama saat ia belum pulih benar dan bisa bekerja karena kakinya yang patah akibat kasus tabrak lari, musibah kebakaran rumah ia alami dan membuatnya harus kehilangan beberapa barang yang ia anggap berharga.

Di tengah musibah yang terjadi, bapak dengan 6 orang anak ini masih bisa mensyukuri keadaannya karena ia masih diberi kesempatan untuk hidup.

Sekali lagi, para tetangga dan kenalannya yang merasa iba memberikan bantuan walaupun tidak seberapa. Namun, bantuan itu ia anggap sebagai tangan Tuhan yang sedang menolongnya.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Sudah 36 tahun ia bergelut sebagai seorang tukang parkir. Dari seorang tukang parkir dengan anggota tubuh yang lengkap hingga sepasang tongkat yang menemaninya untuk bekerja dan melakukan aktivitasnya selama 6 jam sehari menjadi tukang parkir di daerah Pasir Kaliki, Bandung.

Pekerjaannya sebagai tukang parkir ia jalani karena ia merasa tidak ada pilihan lain untuk bekerja. Sempat ia berdagang sambil menjadi tukang parkir, namun ia tidak melanjutkannya.

Setelah menamatkan beberapa anaknya untuk lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia bersyukur karena anak-anaknya itu sudah bisa membiayai hidup mereka sendiri, bahkan bisa membantu sedikit keperluan keluarga sehari-hari.

Di usianya yang sudah cukup senja, yakni 58 tahun, ia bisa melihat 5 orang anaknya telah memulai keluarga baru sehingga ia hanya tinggal menunggu 1 anaknya yang paling bungsu untuk masuk dalam pelaminan.

Berjalan tertatih dan terkadang mengejar pengendara motor yang tidak membayar biaya parkir, sempat ia alami.

Tak mengapa, rezeki bisa dari mana saja. Itulah yang menjadi salah satu prinsip dalam hidupnya.

Peluh yang sering kali membasahi dahi, hembusan debu yang menyesakkan dada atau hujan deras dan dinginnya udara malam, tak perlu ia keluhkan lagi karena inilah hidup yang harus ia jalani dengan rasa tegar.

 

Tetap Semangat!

Masih berpikir untuk mengeluh karena hidup yang sepertinya tidak adil? Mari bercermin dari hidup bapak tukang parkir berkaki timpang satu ini.

Apa jadinya jika ia berpikir untuk mengakhiri hidup ketika musibah berat yang Tuhan izinkan datang bertubi-tubi dalam hidupnya?

Life must go on, keep on spirit that God still provide for our life! (Hidup harus terus berjalan, tetap semangat karena Tuhan akan menyediakan yang terbaik untuk hidup kita!)

Khawatir karena beban hidup yang berat dan mengeluh atas ketidakadilan yang Anda alami?

Burung di udara saja yang tidak menanam tetap terpelihara dan tetap bernyanyi dengan kicauan yang indah, kenapa kita harus bersusah hati dan mengeluh atas ketidakberuntungan yang kita alami?

 

Mari bagikan inspirasi dari cerita ini kepada teman Anda yang sedang redup semangatnya!

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku

Â