Apa kamu dan pasangan merasa pengeluaran berantakan? Apa Anda berdua memiliki persepsi yang berbeda soal keuangan? Yuk selesaikan, ini tipsnya!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Antara Pasangan dan Keuangan: Harus Satu Frekuensi

Cara pandang setiap orang soal keuangan memang beraneka ragam. Satu dan lainnya punya cara dan pola masing-masing untuk mengatur dan mengelola keuangan yang dimiliki.

Selama pengeluaran dalam batas aman dan tidak melebihi penghasilan, berarti tidak ada persoalan.

Tapi, lain cerita jika pengeluaran sering bocor dan berantakan. Apalagi konteksnya kamu tak lagi sendiri, melainkan sudah hidup bersama pasangan.

Sering kali permasalahan tidak berhenti sampai bocornya pengeluaran saja. Bisa dibilang itu baru contoh kecil dari yang harus diperbaiki.

Lebih dari itu, ada hal yang lebih serius jika kamu dan pasangan punya perbedaan persepsi soal keuangan. Ini jadi poin permasalahan yang harus segera dibicarakan.

Pengeluaran Berantakan_ Perbaiki Persepsi Keuangan dengan Pasangan 04

[Baca Juga: Memperbaiki Keuangan Keluarga Dimulai Dari Keterbukaan Keuangan]

 

Sayangnya, pada banyak pasangan terkadang muncul hambatan dalam membicarakan soal keuangan karena melihat pasangan kita lebih mampu secara keuangan, entah penghasilan yang besar atau lahir dari keluarga mapan.

Selain itu, mungkin ada perasaan gengsi, takut dinilai matre, menyinggung, dan perasaan tidak enak lainnya. Apalagi kalau statusnya masih pasangan baru atau bahkan calon pasangan.

Padahal, obrolan soal keuangan ini penting untuk dibicarakan karena hidup tidak cukup hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang. Betul?

So, supaya kehidupan keluarga kamu dan pasangan kedepannya berjalan aman, usahakan cara pandang soal keuangan dibuat sejalan dalam satu frekuensi.

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi jika satu sama lain punya argumen yang kuat. Tapi, gak ada yang gak mungkin, kan? Kamu bisa ikuti beberapa tips untuk membicarakan soal keuangan dengan pasangan.

 

Tips Aman Buka Obrolan Dengan Pasangan

Sobat Finansialku, keuangan adalah hal sensitif untuk dibicarakan termasuk dengan pasangan. Tapi, membiarkannya begitu saja juga bukan solusi utama.

Khawatirnya, di kemudian hari ada permasalahan yang menyebabkan cashflow keuangan jadi berantakan.

Jangan ragu dan bimbang, kamu bisa ikuti tips aman membicarakan keuangan dengan pasangan, supaya persepsi jadi sejalan. Berikut tipsnya:

 

#1 Mencari Waktu yang Tepat

Pelajari pasangan atau calon pasangan satu sama lain untuk bisa mencari timing atau waktu yang tepat membicarakan soal keuangan.

Setiap orang dengan pembawaannya masing-masing, mungkin akan berbeda dalam mendapatkan timing yang tepat. Maka dari itu, pelajari dan cari waktu terbaiknya.

Hal ini termasuk dalam fase yang disebut Financially Naked oleh Erin Lowry dari Broke Millennial.

Dalam fase ini, waktu yang tepat untuk satu sama lain terbuka soal keuangan masing-masing. Jangan ada yang ditutupi atau disembunyikan, karena kamu dan pasangan hidup bersama maka terbukalah soal keuangan.

 

#2 Bicara Berdasarkan Fakta

Tips kedua, bicara berdasarkan fakta. Dalam hal ini, ketika kamu dan pasangan tengah membicarakan soal keuangan, mungkin masing-masing punya argumen.

Poinnya, jangan langsung memberikan vonis atau penilaian yang buruk pada argumen pasangan. Sebaiknya, gunakan fakta dari pengalaman orang lain atau informasi akurat lainnya untuk menguatkan opini saat mengambil keputusan.

Ingat, mengatur keuangan keluarga itu tidaklah mudah. Semua butuh proses, dan akan lebih mudah jika kamu dan pasangan satu suara dalam memersepsikan soal keuangan.

 

#3 Jangan Langsung Sebut Nominal

Dalam konteks membicarakan keuangan dengan calon pasangan, sebaiknya kau jangan langsung sebut nominal yang dibutuhkan. Tetapi ajak calon pasangan menentukan dan menghitung porsinya.

Kelak ketika kamu dan calon pasangan sudah resmi menjadi keluarga, kalian akan menjadi team yang mendukung satu sama lain. Bukan lawan yang menjatuhkan masing-masing.

Pengeluaran Berantakan_ Perbaiki Persepsi Keuangan dengan Pasangan 02

[Baca Juga: Pasangan Baru Menikah Apa Mungkin Bisa Beli Rumah Baru?]

 

Nah, itulah tiga tips yang bisa kamu lakukan untuk menyamakan persepsi soal keuangan dengan pasangan. Jika sudah satu frekuensi bukan berarti tidak akan ada masalah yang berarti.

Apalagi untuk pasangan baru, yang masih mengarungi proses adaptasi mungkin kepiawaian dalam mengatur keuangan belum maksimal. Sehingga seringkali pengeluaran tak terkendali bahkan bisa melebihi pendapatan.

Lalu, bagaimana jika pengeluaran melebihi penghasilan secara terus menerus?

 

Pengeluaran Bocor dan Berantakan? Tips Ini Wajib Dicoba!

Mengatur keuangan keluarga bukan berbicara sebanyak apa pendapatan yang dimiliki. Tapi bagaimana kamu melangsungkan hidup baru bersama pasangan, yang seringkali belum piawai mengatur keuangan.

Sehingga tak heran jika di awal-awal masa pernikahan, pengeluaran keluarga seringkali lebih besar ketimbang pendapatan bulanannya.

Padahal, memastikan pengeluaran lebih sedikit dari pendapatan adalah poin terpenting dalam meraih kondisi keuangan yang terjaga.

Jika hal ini dibiarkan berlama-lama, kamu akan menyadari bahwa isi tabungan berangsur-angsur menipis dan akhirnya menjadi masalah keuangan yang fatal.

Karena itulah, pasangan baru harus mencari cara agar keuangan rumah tangga bisa tetap terjaga.

Salah satu solusinya adalah dengan mengetahui pos keuangan apa saja yang wajib dialokasikan demi mendapatkan kondisi keuangan keluarga yang ideal.

Ada beberapa pos pengeluaran keuangan pada umumnya di setiap rumah tangga yang harus dialokasikan dengan baik agar keuangan keluarga bisa berjalan lancar dan aman.

Pengeluaran Berantakan_ Perbaiki Persepsi Keuangan dengan Pasangan 03

[Baca Juga: 5+ Cara Mengelola Keuangan Keluarga dengan Tepat dan Benar]

 

#1 Keamanan Keuangan

Dalam tahap keamanan keuangan, terdapat beberapa aspek yang harus dijaga, yaitu:

 

Cashflow

Cobalah untuk membuat pola pengaturan keuangan berdasarkan skala prioritas wajib, butuh dan ingin.

Kamu bisa memulai membuat skala prioritas ini dengan mengurutkan tingkat kebutuhan yang sifatnya mendesak dan harus kamu bayar. Seperti tagihan bulanan.

Selain itu, kamu juga bisa melihat dari kebutuhan barang setiap bulannya yang harus dibeli. Jadi, kebutuhan tersebut bisa terpenuhi sebelum kamu membeli hal-hal yang sifatnya tidak terlalu diperlukan.

 

Dana Darurat

Sudah punya dana darurat? Dana darurat ini ibarat penyelamat disaat kondisi gawat. Kamu tidak akan tahu kapan kondisi tak terduga itu terjadi. Tapi setidaknya, dengan mempunyai dana darurat kamu akan lebih tenang.

Besaran dana darurat ini berbeda-beda, untuk seorang yang masih single, tidak perlu mempersiapkan dana darurat berlebihan karena yang diperlukan minimal 6 kali pengeluaran bulanan.

Jika setelah menikah tentunya beban keuangan bertambah, begitu juga dengan dana darurat yang harus disiapkan yaitu minimal 9 kali pengeluaran.

Tujuannya, jika kamu mengalami satu kondisi yang kurang baik misalnya sakit sehingga tidak bisa mendapatkan penghasilan, maka kamu dan pasangan masih bisa hidup minimal untuk 9 bulan ke depan.

Lalu, untuk yang sudah mempunyai anak setidaknya kamu perlu menyiapkan 12 kali pengeluaran bulanan untuk pasangan yang sudah punya anak 1 dan 12 kali pengeluaran bulanan untuk yang punya anak 2 atau lebih.

Sementara untuk pasangan yang telah memiliki 2 anak atau lebih, besaran dana darurat dua belas kali pengeluaran bulanan rumah tangga.

 

Pengaturan Utang Produktif dan Konsumtif

Selain dana darurat, kamu juga harus memperhatikan soal utang. Jika ada utang yang harus dibayarkan, sebaiknya utang tersebut bersifat produktif. Tapi, jika ada utang konsumtif, segera lunasi. Lebih cepat lebih baik.

FYI, utang produktif, yaitu utang yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat keuangan. Misalnya, utang tersebut digunakan untuk suatu hal yang bisa menghasilkan income.

Sementara uang konsumtif, yaitu utang yang pemanfaatannya digunakan untuk kebutuhan konsumsi atau tidak terlalu berdampak positif.

 

Mitigasi Risiko/Asuransinya

Selanjutnya, dalam aspek keamanan keuangan yang harus diperhatikan soal mitigasi risiko atau asuransinya.

Hal ini sangat penting karena dalam hidup ini kita berdampingan dengan ketidakpastian. Tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari atau masa yang akan datang.

Maka dari itu, mitigasi risiko seperti asuransi harus dipersiapkan Manfaatnya mungkin tidak dirasakan saat ini, tapi kelak di masa yang akan datang.

Kamu dan pasangan, bisa mendiskusikan hal ini lebih lanjut untuk menentukan asuransi apa saja yang diperlukan.

Jika dirasa memerlukan pandangan lain dalam menentukan proteksi yang tepat untuk kamu dan pasangan, saya sebagai perencana keuangan Finansialku, dengan senang hati siap membantu.

Kamu bisa berkonsultasi dengan saya melalui Aplikasi Finansialku atau melalui konsultasi.finansialku.com. Selain tentang asuransi, melalui kedua platform tersebut, kamu pun bisa konsultasi terkait hal keuangan lainnya ya.

 

#2 Kenyamanan Keuangan

Setelah menjamin keamanan keuangan, selanjutnya untuk memperbaiki bocornya pengeluaran kamu bisa melihat kembali aspek kenyamanan keuangan.

Dalam hal ini, kamu harus membuat tujuan keuangan. Apakah untuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

Tujuan jangka pendek, seperti rencana liburan, membeli rumah, atau membeli kendaraan.

Sementara tujuan jangka menengah, misalnya mempersiapkan dana pendidikan anak. Selain itu juga tujuan jangka panjang, yakni mempersiapkan dana pensiun.

Selain menentukan tujuan keuangan, kamu dan pasangan juga membicarakan soal strategi atau kendaraan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya bisa dengan berinvestasi.

 

#3 Distribusi Kekayaan

Last but not least, hal penting lainnya untuk mengatur keuangan adalah soal distribusi kekayaan.

Menurut Risen Yan Piter, merencanakan distribusi kekayaan adalah proses merencanakan pemindahan kekayaan kepada orang yang diinginkan sebelum atau sesudah pemilik kekayaan meninggal dunia.

Sedari dini, kamu dan pasangan sebaiknya sudah mulai mempersiapkan aset untuk keberlangsungan hidup keluarga.

Berdasarkan ilmu perencanaan keuangan, disarankan seseorang mulai memikirkan distribusi kekayaan pada tahap seseorang sudah memiliki kekayaan (wealth accumulation).

Usia berapa?

Sebenarnya usia tidak dapat dijadikan patokan utama, karena sangat memungkinkan seseorang sudah mencapai puncak kekayaan pada usia yang berbeda-beda.

Oh ya, untuk distribusi kekayaan pun cara caranya bisa dengan menggunakan waris dan hibah. Waris dapat dijalankan setelah pemilik kekayaan meninggal. Hibah dapat dijalankan baik sebelum atau setelah pemilik kekayaan meninggal.

 

banner_cara_mengelola_keuangan_keluarga_dengan_tepat_dan_benar (1)

 

Yuk, Perbaiki Sekarang Juga!

Sobat Finansialku, itulah beberapa tips dalam memperbaiki pola pengelolaan dan perencanaan keuangan dalam keluarga.

Mengenai cara pandang soal keuangan, ibarat pondasi yang harus dibangun kuat supaya kamu dan pasangan lebih mudah merencanakan berbagai tujuan keuangan dan mewujudkannya.

Jika ada yang belum sejalan, jangan hanya dibiarkan. Yuk perbaiki sekarang juga, dan wujudkan keuangan keluarga yang merdeka. Semangat…

 

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bisa memberikan manfaat. Jangan lupa bagikan artikel kepada teman dan kerabat terdekat supaya mereka juga bisa memperbaiki keuangan keluarga. Terima kasih.

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/37Z6VDi
  • 02 – https://bit.ly/30793oe
  • 03 – https://bit.ly/3qgXmpX
  • 04 – https://bit.ly/2NVPnkT